Aku memang mencintainya tapi aku lebih menyayangimu. Tahukah kamu apa yang akan terjadi saat Dia tahu yang sebenarnya. Berjuanglah, jangan pernah lari dari kodratmu. Belajarlah menerima takdirmu meskipun itu sulit dan menyakitkan.
Bagaimana dengan aku jika kamu bersikeras untuk memilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku bukan anak kecil lagi
Sebelum Mama kembali ke rumah, Stevi sudah mendahuluinya pulang. Sesampainya di rumah Dia langsung masuk ke kamar. Stevi semakin takut kalau Mama mengetahui Dia masih menjadi modelnya Laras.
Dari luar terdengar Mama memanggil-manggil namanya.
"Aliando.... Aliando... kamu di mana?" teriak Mama.
Dengan rasa takut, Stevi keluar dari kamar dan menemui Mamanya.
Kreeeekkk....! Dia membuka pintu dan turun ke lantai bawah.
"Ada apa Ma?" tanya Stevi pelan.
"Semalam kamu ke mana, Mama cari kamu di kamar gak ada, HP kamu dan Laras juga gak aktif, apa yang kamu lakukan?" tanya Mama dengan nada emosi.
"Aku... aku.... Ma...!" Stevi terhenti tidak melanjutkan ucapannya.
"Kenapa ? kamu mau bilang kalau kamu terjun lagi jadi model wanita atau kamu sekarang punya komunitas sendiri? Ingat Aliando, kamu anak laki-laki Mama satu-satunya, kamu harus bisa melanjutkan bisnis Papa kamu!" kata Mama masih dalam keadaan marah.
Stevi duduk di dekat Mamanya, dengan jemarinya yang lentik Dia menggenggam tangan Mamanya.
"Mama... Aliando sudah besar, sudah waktunya untuk mengambil keputusan sendiri tanpa harus menyusahkan orang lain. Aliando ingin mengikuti kata hati sendiri Ma!" kata Stevi dengan wajah memohon.
Mendengar ucapan Stevi, Mama sebenarnya merasa kasihan "(aku tahu tidak mudah menjadi dirimu Aliando, tapi kamu jangan berlari dari takdir kamu yang di lahirkan sebagai seorang laki-laki)"
"Aliando... Mama sudah berusaha sebisa mungkin, dari kecil Mama selalu membelikan mainan untuk anak laki-laki, tapi kamu tetap saja memakai mainan Laras. Tolong Mama sekali ini Aliando, cobalah lagi... coba untuk menjadi pria sejati." kata Mama dengan mata berkaca memohon ke Stevi.
Stevi hanya terdiam , tanpa pamit Dia pergi dengan motor Varionya.
Stevi sadar apa yang ada pada dirinya semua cenderung ke karakter wanita, apalagi penampilannya. Hanya yang membedakan adalah jenis kelaminnya saja. Dari kecil sampai usia dewasa Dia juga tidak pernah merasakan suka pada lawan jenis. Justru Dia kepikiran dengan model pria yang menjadi couple nya di pemotretan kemaren di Butik.
Motor Stevi berhenti di depan Barbershop, Dia berencana akan memotong rambutnya yang sudah sebahu. Dengan bimbang Dia melangkah pelan memasuki Barbershop tersebut.
Tidak hanya satu, tapi ada beberapa yang menyapanya dengan panggilan "Mbak". Karena merasa malu, Dia keluar lagi dan mengurungkan niatnya untuk potong rambut.
Dia memilih untuk pergi ke Butik Laras. Dengan pelan Dia melajukan motornya, hingga tiba di depan butik.
" Kak Stevi cari Bu Laras?" tanya salah satu pegawainya.
"Iya... Bu Laras di mana?" tanya Stevi balik.
"Bu Laras sedang pergi dengan temannya kak." jawab pegawai itu.
Stevi berjalan masuk menuju ruang pribadi koleksi Laras.
Di Butik memang Laras menyediakan kamar pribadi untuk Dia beristirahat saat lembur. Dan yang biasa menempatinya justru Stevi.
Namanya Stevi, Dia tidak bisa diam kalau melihat baju-baju wanita, aksesoris maupun make up. Seperti panggilan hati, Dia membersihkan wajahnya dan dengan fasih memakai make up tipis. Dia melepas kucir rambutnya dan membiarkan rambut hitamnya tergerai. Tidak sampai di situ Dia mengambil baju Laras yang sedikit ketat. Dia berkaca di depan cermin.
"Kenapa seperti ada yang kurang?" tanya Stevi dalam hati sambil berputar-putar.
Setelah mengerti kekurangan dari dirinya, Dia kembali membuka lemari Laras dan mencari Bra yang busa pengganjalnya tebal. Dia pun mulai membenahi diri. Merasa sudah cukup, Dia kembali lagi ke depan cermin.
"Stevi jadilah sesuai apa yang kamu ingin, jadilah diri kamu sendiri" Kata Stevi pada dirinya sendiri di depan cermin.
Tidak lama Laras datang dan masuk ke ruang pribadinya untuk istirahat. Melihat Stevi dengan dandanan wanita Dia terhenti dan memandang kagum Stevi.
"Stevi.... benar kamu kan?" tanya Laras.
"Iya Laras... Aku Stevi!" jawab Stevi dengan senyum.
"Kamu kenapa?" tanya Laras sambil memeluk Stevi.
Stevi pun mulai bercerita ke Laras tentang perdebatannya dengan Mama.
"Stevi... kakak juga bingung, Mama sangat keras kepala." kata Laras.
"Kenapa Mama selalu beranggapan hanya pria yang bisa menjalankan sebuah bisnis, padahal di zaman sekarang banyak pebisnis wanita." kata Stevi.
"Stevi yang dipermasalahkan Mama mungkin bukan pebisnisnya, tapi kamu yang....." Laras tidak berani melanjutkan kalimatnya.
"Laras, aku mau bilang ke Papa aku mau jadi Trans gender." kata Stevi dengan percaya diri.
"Stev... jangan gegabah, kita kasih pengertian ke Mama dan Papa, untuk mengembangkan bakat dan usaha tidak harus terpaku dengan pria atau wanita saja. Kadang di dunia hiburan banyak peran yang mengharuskan kita menjadi pribadi yang bukan sebenarnya." jelas Laras.
Stevi terdiam memikirkan kata-kata Laras."(apa aku menekuni dunia modeling saja ya? itukan juga termasuk dunia hiburan)"
"Laras kalau begitu aku ingin menekuni modeling saja, jadi saat aku berkarya aku bisa menjadi sesuai dengan naluri ku!" Kata Stevi ke Laras.
"Mmm... OK... nanti kita ngomong baik-baik ke Mama dan Papa." Kata Laras dengan senyum manisnya.
"Kamu cantik sekali Stev... aku saja sampai kalah!.....Laras mencubit kecil pipi Merona Stevi.
"" HAAAAAA.... "" Akhirnya mereka bisa tertawa lepas.