"umurku 26 tahun, jika ingin melakukan seks knpa memang walau hanya main main, Tak semua seks itu dengan perasaan serius" sahut Jovanka ketus. Sean cukup tercekat mendengarnya, bahkan terdiam, hanya tangannya semakin erat mencengkram pinggang Jovanka tanda bahwa emosinya mulai terpancing. "Kau telat sekali ingin memulai di umur 26 tahun" ejek Sean, . "Tidak ada yang telat jika menyenangkan" ucap Jovanka seolah membalas ejekan sean. "Jadi kau senang melakukan nya dengan ku?" tanya Sean dengan wajah yang sangat menyebalkan Skak, jovanka tidak Bisa berkata-kata lagi, " Bukan begitu jugaa" sahut jovanka gugup mengalihkan pandangannya ke arah lain. **** "Astagaaaaaaa aku juga akan menjalani kontrak pernikahan" teriak Jovanka tak terima. "Jovanka, siapa tahu saat berjalannya waktu kalian bisa saling jatuh cinta" ucap Vivian ibunya dengan lembut. "Itu lebih tak mungkin lagi,! teriak jovanka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lian14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hantu Cantik
Sean masuk dan duduk kembali di samping Samuel,Tingkahnya terlihat gelisah, berkali kali mengusap dahinya karna salah tingkah.
"Kau kenapa?" tanya Sam yang menyadari perilaku Sean yang aneh
"Tidak , tidak apa apa" jawab Sean cepat.
"Kau kerasukan hantu mushola ?" tanya Morgan yang juga menyadari sikap aneh sean yang menatap nya dengan tatapan aneh,, "di mushola mana ada hantu" gumamnya. .
"Hantunya di luar mushola" sahut Sean sekenanya.
"Hantu telisik" Sam pada Sean.
"Iyaa" sahut Sean lagi, singkat dan masih fokus ke laptopnya
"Dimana?" Tanya Sam lagi
"Taman" sahut Sean sekenanya.
"Apa?Tidak pernah ada hantu dirumah ku" ucapnya tak percaya
"Ada tadi" sahut Sean masih fokus dengan laptopnya.
"Semengerikan apa?" tanya Morgan penasaran, pun dengan Sam yang juga tak kalah penasaran menunggu jawaban Sean. .
"Rambutnya panjang,kulitnya putih" ucap sean lagi.
"Wajahnya seram" tanya Sam lagi."Seseram apa Sean?" sambungnya penasaran.
"Cantik" sahut Sean singkat.
"Cantik? Hantu apa cantik?" tanya nya bingung
"Iya, cantik, seperti nona Belanda" ucap Sean dengan sudut bibirnya yang tersenyum tipis,"dia hantu yang cantik" gumam Sean mengingat wajah Jovanka yang sangat dekat dengan wajahnya tadi.
"Nona belanda?Apa itu jelmaan nenek ku?" sahutnya lagi,Neneknya memang dari negri Belanda,lalu Menikah Dengan tuan wijaja yang blasteran Bali dan spanyol lalu melahirkan Jeremy dan Jordan ayah dari Morgan dan jovanka ,
"Apa nenekmu bermata indah bulat dan coklat?" Tanya Sean menatap Morgan.
"Benaaaar" sergah Morgan lagi. Nenek wijaja memang memiliki mata besar bulat dan coklat terang yang sangat indah dan dari semua anak dan cucunya hanya jovanka yang mewarisi mata indah dari neneknya. Bahkan sebagian banyak wajahnya sangat mirip dengan neneknya.
Sean menegang, jangan jangan tadi hantu neneknya beneran fikir nya meraba tengkuk ya takut.Tapi masa hantu bisa di pegang gumamnya mengingat memegang tangan jovanka.
"Nenek maafkan aku, aku tidak bermaksud memarahi jovanka, Sungguh" ucap Morgan mengatupkan kedua tangannya seperti bertapa dan memejamkan matanya,membuat Sean menatap nya bingung,.
"Sungguh aku hanya khawatir pada penyakitnya, jika kau mau marah, marah saja pada Sam dia tidak becus mengatur Jo" sambungnya
"Heh kenapa aku?" sahut Sam ikut mengatupkan tangannya dan bicara sendiri.
"Tidak nenek, aku tidak tahu apa apa, aku hanya sekertaris, aku hanya melakukan sesuai perintah tuan muda" sahut Sam lagi. .
"Sam jangan menyudutkan ku" kesal Morgan
"Kau yang menyalahkan ku, jika Nenek marah pada ku bagaimana " sahut Sam lagi mengusap tengkuknya takut.
"sungguh nenek, Sam yang tak becus mengurusnya, kau kan tahu aku tak suka sabar!tapi Jo selalu menguji kesabaran ku!" sahut Morgan lagi.
" tidak nenek, aku tidak ikutan, tuan muda yang keras kepala, aku sungguh sudah memperingatkan nya" sahut Samuel lagi.
" Sam ku bilang jangan menyudutkan ku, bukannya kau selalu jadi tameng untuk ku?" tajam Morgan
" itu kalau dengan musuh manusia dan peluru, ini hantu! Aku takut!" sergah Samuel
Astagaaa pantas saja adiknya tadi random seperti itu, tak jauh beda dengan dua kakak nya ini gumam Sean menggeleng melihat tingkah 2 bos nya itu.
***
Kita makan malam dulu ucap Morgan, menghentikan meetingnya berdiri dari duduknya di ikuti Sam dan Sean.
Semua anggota keluarga juga sudah menunggu di meja makan. "Om sini" panggil Jo menepuk bangku di sampingnya dengan riang,
Sudut bibir Sean tertarik samar menuju bangku di samping Jovanka dan duduk di sana, dia sudah mulai terbiasa di panggil om oleh gadis yang begitu ceria jika melihatnya itu. .
Baru saja mendudukan dirinya di bangku, Debaran jantungnya kembali terasa lebih kencang, apa lagi dia bisa menghirup bau tubuh jovanka di samping nya.
Ya jovanka dan maira memang sewangi itu, bahkan jika jaraknya jauh wanginya sudah keciuman dan orang akan tahu itu mereka.
Karna parfum mereka masing masing di racik lngsung oleh nenek wijaja,khusus untuk wanita keturunan wijaja.
Hessa yang duduk di samping Hana melirik Sean sekilas, mencuri pandang Sean yang selalu duduk di samping jovanka.
"Sebelum makan, aku mau minta maaf dulu padamu" ucap Morgan datar ,dia benar benar mengira neneknya datang karna dia memarahi Jovanka
"Pada siapa?" sahut Hana bingung
"Pada jovanka!" sahut Morgan dingin membuat Semua orang terperangah memandangnya, tumben sekali dia menta maaf fikir semua orang.
"Kenapa niih?" sahut Jo bingung.pun dengan Hana yang langsung bergerak memegang dahi suaminya, "Tidak panas sih" ucapnya bingung.
"Memang aku kenapa?" sahut Morgan
"Kau minta maaf kak, itu tidak ada dalam sejarah" sahut maira. .
"Nenek datang pasti karna marah padaku , karna tadi aku memarahi mu" ucapnya tersungut.
"Neneeek" ucap Jovanka ,maira dan Vivian berbarengan.
"Apa sih Morgan" ucap Vivian bingung.
"Astagaaaaa" gumam Sean yang duduk di samping Jovanka mengusap menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Iyaa tadi aku memarahi Jo,lalu nenek datang" ucapnya.
"Morgan jangan mengada Ngada yaa" bentak Vivian yang juga takut,
"Apaa sih kak" kesal maira meraba tengkuk nya.
"Datang di mana kak?" ucap Jo takut sekaligus penasaran."Aduh aku merinding" sambungnya mengusap tangannya.
"Sean bilang di taman" ucap Morgan menunduk seolah berbisik.
"Taman" ulang Vivian. .
"Taman?" ucap Jo, tadi sore aku di taman sampai mau gelap fikirnya.
"Benarkan Sean?" tanya Morgan mencari pembenaran pada Sean.
"Tuan ku rasa bukan" sahut Sean salah tingkah.
"Tadi Sean sholat ma, dia bilang melihat hantu cantik seperti nona Belanda di taman" sahut Sam semangat bercerita pada Vivian
"Benar Sean?" tanya Vivian penasaran. .
"Astagaaaa aku hanya bercanda" sahutnya tak enak.
"Bercanda?" ulang Morgan ,"Kau bilang tadi hantu perempuan cantik rambut panjang putih , mata besar coklat dan indah?" ucap Morgan tajam. .
Jovanka mengerutkan keningnya.Kenapa ciri-cirinya seperti aku fikirnya memutar matanya menatap Sean tajam .
"Hanya nenek yang berwajah seperti itu kan ma ?" tanya Morgan lagi.
"Iyaa nenek yang seperti itu " ucap Vivian mengingat wajah mertuanya
"Kapan melihatny" tanya Jo menelisik Sean yang melirik mata jovanka yang tajam mencari jawaban.
"Tadi sore setelah dia sholat " jawab Sam lagi.
Mata Jovanka membulat mendengarnya, "hantuuu yaaa" tekannya pada Sean.Itu bukan nenek tapi aku geramnya dalam hati, dia mengatai ku hantuuu, Walau dia bilang hantu cantik ya tetap hantu kesalnya dalam hati melotot pada sean
"Karna nya tuan muda akan mengijinkan mu lagi untuk menjadi dokter, karna nenek mu datang" ucap Sean menatap Jo takut, wajah Jo seperti ingin menggigit nya, dia tahu Jovanka sadar yang di bicarakan dan di sebut hantu adalah dirinya.Baik baikin saja Sean fikirnya.
Seketika raut wajah Jovanka berubah berbinar "Benarkah?" teriak Jo pada Morgan bersemangat, namun Morgan hanya diam,
"Benarkah kak?" Sergah Jo lagi.
"Iyaaa ,tapi ingat jaga batasan mu,jangan membuat kesalahan " ucap Morgan kembali dingin
" Oh my, terimaksiih nenek sudah dataaang dan menyadarkan kak Morgan " ucap Jo menatap langit langit sambil mengatupkan tangannya.
"Jooo" tegur Vivian.
"Tapi kak Jo juga nona Belanda, putih rambut panjang bermata coklat besar dan indah" ucap maira menatap Jovanka di hadapannya."Dia kan mirip nenek, kata kakek" ucap nya lagi.
Morgan menatap Jo tajam, "benar" gumamnya, "Bukan jo yang kau lihat ?" ucap Morgan tajam pada Sean yang terdiam, mati aku , bisa mengamuk dia padaku jika tahu aku berbohong fikir sean
"Bukan laaah, aku tidak ada ketaman tadi sore" ucap Jo menatap Sean ,"benarkan om" sambungnya meminta pembenaran sambil tangannya mencubit keras paha Sean. Jika dia tahu itu bukan nenek dia akan melarang ku lagi jadi dokter fikirnya.
"Benarkaaan" ulangnya melotot memperlihatkan mata indahnya pada Sean. .
"Iya bukan" ucap Sean meringis merasakan cubitan Jo di pahanya.
" baiklah, Ayo kita makan" titah Morgan menyerah.
yg sabar ya jo... 😍
untung aja dia gk tantrum lagi, bang sean udh ketar ketir itu🤭