Lindi si anak kaya raya, yang mempunyai segalah nya,
harus menuruti perintah ayah nya, yang ingin ia menjadi mandiri,
akan kah Lindi menuruti perintah dari sang ayah?
(plis yang mau baca, baca sampe habis yah)
#sorry klo kebanyakan typo
#soalny pemula
silakan baca cerita Lindi si tompel........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pocynelv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 hari sial Lindi
"kenalin gw XIVER ABAR VISTOM, panggil aj Xiver, dan gw anak dari pemilik rumah ini" ucap Xiver, dengan bangga kepada Lindi.
Lindi pun kemudian memutar bola matanya.
"gw ngak, nanya kali" jawab Lindi, menyimpan kembali gelas dan berniat untuk pergi dari sana.
"eh gw belom selesai yah bicaranya, main nyelonong aja" ucap Xiver sembari menghalangi Lindi.
"apa lagi sih, lu sok asik banget tau ngak"ucap Lindi setengah kesal, "lama lama ku tendang juga lu" ucap Lindi kembali, dalam hati, sambil menatap sinis ke arah Xiver.
"aelah, biasa aja kali tu, wajah lu, jelek tau mana make tompel juga, puft.."ucap Xiver sembari menahan tawa.
Lindi pun kembali, memutar bola matanya, malas, sungguh dia sangat malas untuk meladeni orang itu.
"oke, oke, lu art baru yah di rumah ini" ucap Xiver kembali, ia menatap Lindi dengan muka tak menyenangkan.
"yah" ucap Lindi singkat, karena ia sudah sangat muak berhadapan dengan pria itu, yang tak lain adalah Xiver.
"hmm, gitu" ucap Xiver sembari mengangguk angguk kan kepalanya.
"oke, lu boleh pergi sekarang, silahkan kan pergi NONA TOMPEL" ucap Xiver sembari menekan, kata nona tompel di ujung kalimat.
Lindi pun kemudian pergi dari sana sembari, mengeram menahan marah,"huh apes, apes banget hari ini yah ampun, mama Lindi sangat muak dengan orang itu" batin Lindi sembari menggerutu.
Lindi kembali masuk ke dalam kamar nya, dan mengunci pintu dengan perasaan kesal setengah mati.
Dia pun membuka kunciran rambutnya, dan membiarkan kan rambut nya itu tergerai dengan indah, kemudian membuka tompel nya, dan menyimpan nya dengan hati-hati takut ia tiba-tiba hilang, atau mungkin bisa saja terbang di bawa angin.
Memikirkan kan nya saja membuat, otak Lindi rumit, apa lagi kalau benar-benar hilang, bisa-bisa, dia hanya bisa berdiam diri saja di kamar.
Lindi yang tadi nya, setelah selesai minum, ingin melihat lihat halaman di rumah itu, terpaksa ia tidak jadi melakukan nya, di karena kan sempat bertemu dengan orang ngak jelas tadi.
"Xiver, namanya Xiver kan" ucap Lindi bertanya kepada dirinya sendiri.
"Iyah, Xiver liat aja lu, gw bakal balas kelakuan lu hari ini, huh" ucap Lindi, ia kembali kesal dengan mengigat kejadian, tadi di dapur.
"dan nona tompel, dia memanggil ku seperti itu, huh dasar pria tak mempunyai etika" ucap Lindi kembali.
Dia pun mulai berjalan ke arah sofa kecil, dan duduk di sana sambil membaca buku yang di bawah nya, agar tak jenuh.
Di sisi lain~~
"dasar nona tompel, ngak jelas, atau art tompel lebih bagus kayak nya yah" ucap seseorang yang tak lain adalah Xiver sembari tersenyum tipis.
Dia pun berjalan menjauh dari dapur, kemudian pergi ke kamar nya yang berada di lantai dua rumah megah itu.
Tapi, di tengah jalan ia berpapasan dengan sang mommy nya, yang tak lain adalah Bu Deria, dia pun kemudian bertanya, kenapa mommy nya menghalangi jalannya.
"ada apa mom" ucap Xiver lembut.
"mommy mau kamu, suruh Kakak-kakak kamu datang untuk makan malam di rumah ini, dan jangan lupa adik kamu juga suruh datang ke sini" ucap Bu Deria, menjelaskan kan nya.
"tumben mom, ada apa, apakah ada acara" ucap Xiver, bertanya.
"lakukan aja apa yang momi suruh ke kamu, jangan banyak bicara Xiver" ucap Bu Deria, sambil menatap jengkel ke arah anak nya itu.
Yah gimana ngak mau jengkel orang, anak nya itu selalu saja membuat masalah, tapi kalau ada yang benar-benar serius, dia pun akan menganggap nya dengan lebih serius lagi.
"Iyah, Iyah mom, Xiver akan melaksanakan perintah sang ibunda ratu ini" ucap Xiver dengan sedikit bercanda.
"terserah nak, terserah kamu saja mau ngomong apa" ucap Bu Deria, ia pun kemudian berjalan menuju sofa di ruang tamu itu.
Xiver pun mengikuti sang mommy dari arah belakang dan ikut duduk di samping sang mommy dengan tenang, seperti tak terjadi apa-apa.
"telpon sekarang Xiver, kenapa kamu mengikuti mommy" ucap Bu Deria kesal.
"yah kan Xiver, mau duduk mommy, masa anak mommy ini di biar kan, berdiri di sana, tanpa di suru duduk" jawab Xiver dengan tenang.
"huh, terserah kamu lah nak, mommy pusing liat kelakuan kamu" ucap Bu Deria sembari memijat pelipisnya.
"maaf, mommy maafkan Xiver" ucap Xiver merasa bersalah kepada sang mommy, sembari memegang tangan mommy nya dengan perlahan.
Bu Deria tak menjawab, tapi ia membiarkan kan saja, Xiver memegang tangan nya.
"mom,"ucap Xiver dengan wajah bersalah.
"telpon sekarang Xiver" ucap Bu Deria akhirnya.
"maaf mom, Xiver lupa" jawab Xiver,"mommy sih, Xiver kan jadi lupa"ucap Xiver kembali.
Yang tadi nya sudah meminta maaf kepada sang mommy, kini kembali berulah,"huuuhhft.. anak ini" ucap Bu Deria pelan, sembari menghela nafas panjang.
Xiver pun kemudian menelfon kakak-kakak nya dan adik satu-satunya nya, setelah selesai ia kembali menghampiri sang mommy yang sedang menatap ke arah nya dengan perasaan, yang ntah, hanya mommy Deria yang bisa merasakan nya.
Kemudian dia pun kembali membujuk sang mommy yang tengah tak ingin berbicara kepadanya.
•••••••••••
Kembali ke Lindi~~
Lindi yang tengah asik membaca buku itu pun kembali, merasa haus" kenapa coba gw haus mulu, huh" batin Lindi. Perlahan ia pun keluar kembali menuju dapur.
Tapi setelah membuka pintu ia melihat, seseorang yang tengah membujuk mommy nya dengan menjongkok ke pada sang mommy sambil memegang tangan mommy nya yang sedang tak ingin bertatapan langsung dengannya.
Seseorang yang tak lain adalah Xiver itu pun, dengan wajah memelas nya, berharap sang mommy mau menatap ke arahnya, "sungguh sangat kasihan kau tuan Xiver" ucap Lindi pelan agar tak di dengar oleh mereka.
Lindi yang tengah asik memperhatikan sepasang anak dan mommy itu, pun segerah pergi ke area dapur untuk mengambil minum, dan mengisi tenggorokan nya yang hampir kering.
Di dapur Lindi bertemu dengan bi Surti, pembantu di rumah itu, yang umur nya sudah 50 tahun sedang menyiapkan makan malam.
Lindi pun berjalan untuk mengambil minum terlebih dahulu, setelah selesai ia menghampiri, bibi yang ia tak tahu namanya itu.
"bi, Lindi boleh bantu" tanya Lindi.
"ehh.. Kamu siapa" tanya bi Surti, kepada Lindi di karenakan belum tahu kalau sang nyonya sudah mendapat kan art, sambil sedikit kaget akan kehadiran Lindi.
"anu bi, saya.., belum sempat Lindi menyelesaikan kan omongannya bi Surti sudah memotong perkataannya kemudian berkata.
"kamu, kamu maling di rumah ini yah, maling... maling.." ucap bi Surti sambil berteriak mengucap kan kata maling.
"Ais bukan, bi" ucap Lindi, ia kemudian berniat untuk menenangkan bi Surti, tapi bi Surti yang sudah terlanjur berteriak dan ketakutan itu pun, tak ingin di sentuh oleh nya.
"maling, kamu maling, maling.. maling" ucap bi Surti kembali berteriak.
Bu Deria pun yang sedang bersama dengan sang anak, yang sedang berusaha membujuk nya itu, pun mendengar teriakan bi Surti dari arah dapur.
"ada apa" tanya Bu Deria pada Xiver.
"Xiver pun tak tahu mom" ucap Xiver dengan wajah bingung.
"ayo ke dapur" ajak Bu Deria kemudian memegang tangan sang anak, untuk mengikuti nya menuju dapur..
selamat membaca 🙏
Abaikan typo 🙏