NovelToon NovelToon
Ibu & Saudara Tiri Kalah Telak

Ibu & Saudara Tiri Kalah Telak

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Suami Tak Berguna / Pelakor jahat / Saudara palsu
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Pchela

Aku tidak akan membiarkan, Saudara tiri dan Ibu tiri menginjak-injak harga diriku.

Ikuti kisah Intan, yang berjuang agar harga dirinya tidak injak-injak oleh ibu tirinya dan kakak tirinya. Tidak sampai situ saja, ikuti kisah perjuangan Intan untuk bisa berdiri di kaki nya sendiri hingga dirinya sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pchela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

Sekarang adalah hari minggu, waktunya bagi Intan dan Kedua temannya mengajar di balai desa. Kemarin dia sudah sempat menanyakan pada Kevin perihal jam mulainya, Kevin menjawab jika pembelajaran di balai desa akan di mulai jam setengah sepuluh pagi.

Jadi, Intan masih punya banyak waktu sekarang pun masih setengah enam pagi. Dia biasa bangun pagi walaupun hari libur, bukan tanpa sebab biasanya dulu dia bangun pagi untuk membatu ibunya menyiapkan sarapan. Dan itu berubah menjadi kebiasaan baik baginya.

Intan keluar kamar guna ingin menghirup udara segar sembari berlari kecil keliling kampung dan dia juga mau nyari kang Ari penjual sayur. Intan berniat membeli tempe sama sayur kangkung buat dia masak sendiri.

“Heh.. neng Intan, mau pergi kemana pagi-pagi?” Tanya Tante Yuyu yang habis dari beli sayur di kang Ari.

“Hm, ini tante, mau lari-lari kecil aja, sambil nyari kang ari juga mau beli sayur.” Sahut Intan namun tanye yuyu malah menyuntik bibirnya.

“Tumben kamu mau belanja Intan? Bisanya kamu cuma bisa makan sambil ongkang kaki di rumah! Kasihan tau itu Maya, harus ngerjain pekerjaan rumahs sendiri, terus nyari uang buat kamu sekolah di SMA unggulan itu, belum lagi katanya kamu males banget kalau di rumah. Jangan kayak gitu kamu Intan! Kasihan tuh ibu tiri kamu dia udah baik banget sama kamu!” Kata tante Yuyu yang di timpali anggukan oleh Tante Darmi di sebelahnya.

Intan sontak kaget dengan penuturan Tante Yuyu itu, sejak kapan dia hanya ongkang kaki di rumah. Dan sejak kapan juga dia minta uang ke Maya buat sekolah, uang jajan pun di cekal sama Maya, gimana mau ngebiayain sekolah. Ini pasti Maya sudah cerita yang tidak- tidak tentangnya kepada ibu-ibu gosip.

“Tante.Tante kalau tidak tahu yang sebenarnya jangan menuduh aku ya! Itu namanya fitnah tante. Udah ya! Aku mau ke kang ari aja. Males ngeladein tante yang sudah di cekokin berita palsu sama Tante Maya. Permisi Tante.” Ucap Intan berlalu meninggalkan Tante Yuyu.

Dia tidak mau memperpanjang obrolannya dengan Tante Yuyu. Percuma saja dia nyelasin panjang lebar tapi besoknya Ibu tirinya bakalan ngegosip in dia yang tidak-tidak lagi. Jadi ya, biarin aja sampai dia puas, yang terpenting kenyataannya sebenarnya Intan tidak seperti yang Maya katakan.

Intan itu ulet, rajin dan selalu mencari kesempatan untuk mendapatkan kesuksesan. Dia mencari cara agar bisa menggunakan waktunya sebaik mungkin, mencari celah agar mendapatkan beasiswa buat pendidikannya, dan terpenting dia tidak membebankan siapapun.

“Pagi kang ari, intan mau belaja dong!” Ucap intan tangannya memilih sayuran kangkung dan tempe untuk di jadikan tempe tepung. “Oke neng, ambil saja.” Sahut Kang Ari.

Tanpa Intan sadari Ibu tirinya juga datang berbelanja, padahal saat Intan keluar tadi Maya masih tertidur pulas. Entah mengapa dia sekarang sudah ada di belakang nya, apakah dia tidak cuci muka dulu sebelum keluar rumah.

“Intan, kamu di sini juga? Beli apa kamu tan? Oh cuma beli tempe sama Kangkung doang? Kasihannya, mau gimana lagi kamu kan ngak ada uang. Makanya jangan lanjutin sekolah di SMA unggulan, buang-buang waktu. Mending langsung kerja aja nyari duit buat saya!” Ucap Ibu Tirinya itu, lagi dan lagi dia mempermasalahkan soal Intan yang keterima di SMA Unggulan.

“Tante? Tante kalau mau duit ya kerja! Kenapa suruh saya yang kerja terus kasih ke tante? Tante kira saya atm berjalannya Tante? Dan satu lagi tante, kalau pun saya kerja saya tidak sudi memberikan uang sepeserpun pada Tante.” Ucap Intan lalu membayar belanjaannya dengan lembaran uang dua puluh ribuan.

“Ini kang Ari, kembaliannya ambil saja, makasi ya kang.” Ucap Intan sambil menyodorkan uang kepada Kang Ari. “Waduh rezeki di pagi hari ini neng. Makasi ya neng, neng Intan memang selain cantik baik juga, jarang ngutang lagi nggak kayak…” Jeda Kang Ari, sambil melirik ke arah Maya.

“Heh!! Kang Sayur! Jangan ngatain saya kamu ya! Mana ada saya pernah ngutang sama kamu! Yang ada anak ini selalu ngutang di warung!” Ucap Maya yang kesal di sudutkan oleh Intan dan kang Ari.

“Enak aja tante ngomongnya gitu, di mana aku pernah ngutang tante? Coba sebutin! Biar aku bayar utangku sekarang juga.” Tegas Intan membalas ucapan tantenya itu.

“Elehh!! Jangan sombong kamu intan! Kamu dapat duit dari mana? Kamu dapat uang juga dari suami saya kan! Pokonya saya akan suruh Mas Herman buat tidak kasih kamu uang sepeserpun! Biar mati kutu kamu kelaparan nggak ada uang. Dan merengek di kaki saya!!” Ucap Maya mengebu-gebu, Intan hanya tersenyum mengejek, namun senyumnya itu makin-makin membuat Maya nambah jengkel.

“Nih kang sayur! Kresekin Ayam sekilo, sayur sop sama tahu tempe buat saya lalapan! Jangan minta ya kamu Intan, sama masakan saya nanti! Nih cepat kresekin!” Maya memberikan belanjanya pada Kang Ari. “Tapi bayar kan? Utang Mbak Maya kemarin masih seratus tujuh puluh lima ribu lima ratus rupiah. Saya nggak bisa ngutangin lagi!” Ucap Kang Ari.

Wajah Maya mendadak masam-masam. Dia bingung mau bayarnya gimana soalnya dia kesini memang niat ngutang. Maya tadi baru bangun langsung lari ke kang Ari biar sepi. Jam segini ibu-ibu belum ngumpul jadi dia bisa ngutang dulu.

Intan sengaja diam disana sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada. Dia sengaja menonton ibu tirinya itu yang grasak- grusuk mencari uang di kantong celana, dan akhirnya dia mendapatkan uang lima ribu rupiah, cukup untuk membeli satu potong tempe saja.

“Gimana ada nggak uangnya mbak Maya? Kalau ada saya kresekin! Belanjanya!” Ucap Kang Ari yang masih belum menaruh belanjaan milik Maya. “Itu-itu,Udah! Tempenya aja yang dimasukin!” Ucap Maya yang segera merampas belanjaannya lalu melemparkan sembarang uang pecahan lima ribuan yang nampak sudah kusam.

“Saya heran neng, kok mau ya? papa neng nikah sama modelan kayak gitu? Padahal waktu sama ibunya neng, dia sama sekali nggak pernah ngutang sama saya, malah lebihnya di kasih ke saya, sama seperti neng. Di pelet kali ya? pak Herman, makanya mau sama pelakor modelan dia.” Ucap Kang Ari yang terheran-heran.

“Ya mungkin itu seleranya Papa kali Kang, udah ya! Intan balik dulu, mau masak! Yang laris ya jualannya kang!” Pamit Intan berjalan menjauhi gerobak sayur kang Ari.

1
Diajeng Ayu
alah taik" naif bgt jdi orang cih
Nadira Bugis
kapan updet lagi thor
Tu_
Menarik
Tu_
kok jadi ibu mertuanya? ibu tirinya kali thor!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!