NovelToon NovelToon
Prahara Rumah Tangga Pelakor

Prahara Rumah Tangga Pelakor

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Mengubah Takdir
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: misshel

Sania pernah dihancurkan sampai titik terendah hidupnya oleh Irfan dan kekasihnya, Nadine. Bahkan ia harus merangkak dari kelamnya perceraian menuju titik cahaya selama 10 tahun lamanya. Sania tidak pernah berniat mengusik kehidupan mantan suaminya tersebut sampai suatu saat dia mendapat surat dari pengadilan yang menyatakan bahwa hak asuh putri semata wayangnya akan dialihkan ke pihak ayah.

Sania yang sudah tenang dengan kehidupannya kini, merasa geram dan berniat mengacaukan kehidupan keluarga mantan suaminya. Selama ini dia sudah cukup sabar dengan beberapa tindakan merugikan yang tidak bisa Sania tuntut karena Sania tidak punya uang. Kini, Sania sudah berbeda, dia sudah memiliki segalanya bahkan membeli hidup mantan suaminya sekalipun ia mampu.
Dibantu oleh kenalan, Sania menyusun rencana untuk mengacaukan balik rumah tangga suaminya, setidaknya Nadine bisa merasakan bagaimana rasanya hidup penuh teror.
Ketika pelaku berlagak jadi korban, cerita kehidupan ini semakin menarik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anda Orang Luar, Tuan Denver!

Sania memang mengantar jemput Mutiara sendiri karena ia tak percaya siapapun sejak Mutiara diculik dulu. Mutiara terus menempel padanya, tak pernah lepas dari pandangannya sedetikpun. Sejak saat itu pula, Sania bekerja serabutan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain begitu datang teror dari Nadine.

Hingga usia Mutiara 4 tahun dan lelah hati juga trauma, Sania memutuskan pindah ke Diora Street, meski ia harus membiarkan Nadine merasa menang. Ia pindah bukan karena kalah, tapi demi kenyamanan Mutiara.

Diora Street tidak begitu buruk ternyata, banyak keluarga menengah bahkan hidup mereka jauh lebih nyaman dengan adanya subsidi dari pemerintah di segala bidang. Biaya rumah sakit gratis, listrik subsidi, bebas pajak bangunan, sewa apartemen disubsidi hingga 75%, bahkan tidak dipungut biaya jika mau tinggal di rumah susun. Pendidikan gratis dan uang saku jika memiliki prestasi yang bagus.

Ini kenapa banyak yang memanipulasi data dan tidak mempedulikan cap "miskin" ketika tinggal di Diora Street. Namun, karena Sania warga baru, ia memilih tinggal di apartemen kecil di sebuah gang sempit dan sedikit kumuh. Ia mulai bekerja dengan mengambil cucian dan menjahit.

Kebanyakan keluarga menengah memilih memperbaiki pakaian ketimbang beli baju baru. Hebatnya orang-orang sini adalah mereka sebaik mungkin memperlihatkan betapa sederhananya mereka, tanpa gengsi, padahal mereka bisa hidup dengan layak di distrik mewah lain.

Sayangnya, area ini dijadikan tempat judi ilegal, dikarenakan pusat perjudian legal mengharuskan pelakunya membayar biaya keanggotaan yang tidak sedikit.

Meski mereka tidak pernah membuat keributan, Sania tetap saja tidak nyaman dan memilih menyekolahkan Mutiara di sekolah asrama wanita sejak umur 6 tahun. Jaraknya hanya sekitar 30 menit dari rumah, biayanya juga cukup mahal, tapi Sania memetik hasilnya ketika Mutiara kini menjadi siswa yang cerdas dan berprestasi.

Kini, karena Sania sudah stabil secara finansial, Sania melakukan graduasi mandiri untuk program menginap di asrama, membiarkan hak tinggalnya dipakai oleh siswa lain yang lebih membutuhkan.

Mercedes-Benz hitam klasik milik Sania terparkir di area parkir khusus yang disediakan sekolah. Memakai kacamata hitam, ia sibuk membaca file penting yang berurusan dengan pekerjaan.

Email dari Rey mengenai keikutsertaan mereka dalam audisi yang diadakan oleh Brick Internasional juga telah tiba. Mereka di-acc tak lama setelah sample demo dikirimkan.

Seseorang yang kenal Sania di dunia industri kreatif ini mengabari bahwa setengah dari jumlah peserta telah tereliminasi, lalu seleksi tahap kedua dengan konsep berbeda juga diumumkan dalam waktu kurang setengah hari.

Setengah dari orang-orang yang ikut audisi merasa kagum dan mewajarkan keadaan ini karena berpikir betapa profesional teamwork Brick ini. Namun, tampaknya hanya Sania yang menilainya begitu sinis dan malas-malasan.

Pintu mobil di ketuk dari luar, membuat Sania mendongak dan langsung membuka kaca mobil. Sania lagi-lagi dibuat terkejut melihat siapa yang datang dengan membawa dua cone es krim. Namun, ia mampu tertawa ketika menerimanya.

"Sample dari Sunice, mohon beri kritik dan saran demi kemajuan usaha hamba, Your Highness."

Sania mencicipi es krim rasa stroberi ini masih dengan tawa jenaka. Robert Denver adalah pria yang pintar berkelakar.

"Mentang-mentang aku suka rasa stroberi, sample yang kau bawa hanya rasa ini saja!" protes Sania sambil terus menikmati es krim yang sudah pasti lezat ini. Semua bahan baku diambil dari Denver Farm di kaki gunung, kampung halaman nenek Rob yang konon katanya nyaris setengah wilayah itu adalah milik nenek Rob.

Definisi kaya dari lahir ya begini. Bekerja hanya karena gabut. Rob bahkan hanya fokus mengurus Lumivia sejak 4 tahun terakhir, pekerjaannya sendiri sudah dihandle oleh orang-orang profesional yang dibayar mahal oleh Rob.

"Tenaga ahli biar punya gaji yang sepadan dengan tenaga dan biaya yang mereka keluarkan untuk bersekolah dulu."

Rob orang yang berpikiran unik dan kreatif. Sania kagum sekali padanya.

"Jadi kenapa Yang Mulia memandangi saya? Apa saya ganteng sore ini?"

Sania tertawa keras hingga es krim di mulutnya nyaris menyembur kemana-mana.

"Ada es krim di hidungmu, Rob ... kamu jadi mirip badut."

"Benarkah?" Rob mencoba mengusap hidungnya, tetapi tidak menemukan jejak es krim seperti yang dikatakan Sania. Karena itu, Sania berinisiatif mengambil tisu dan mengusap hidung Rob tanpa basa basi.

Rob semula menyandar santai di pintu, kini dibuat tegang dan panas dingin karena ulah Sania ini.

"Mutiara saja lebih rapi daripada kamu." Sania membuang tisu di tempat sampah yang selalu tersedia di dalam mobilnya. Ia tidak menyadari ada yang berubah pada diri Rob.

"Jadi, Sania ...." Rob akhirnya bisa bersikap normal kembali setelah salting brutal karena perhatian Sania barusan, mencoba mengalihkan topik pembicaraan. "Apa kau sudah tau motif Brick?"

Sania menggeleng pelan, tidak mau memikirkan apapun selain menikmati nikmatnya es krim stroberi yang sedikit asam ini. "Tapi biar saja mereka ungkap sendiri nanti, aku hanya harus berhati-hati jika mereka berulah! Toh aku tidak akan pailit karena kamu yang memodali usahaku sekarang."

Rob membeku, hatinya membengkak karena merasa tersanjung. Sania ini apa menganggap dirinya suami? Dimana ketika sang istri kehabisan modal dalam usahanya, ia tinggal minta suaminya modal baru lagi. Biasa tapi Rob dengan sadar mengartikan lain ucapan Sania ini.

Rob benar-benar khawatir pada dirinya sendiri yang terhanyut begitu mudahnya. Sebelumnya, ia selalu hati-hati pada wanita.

"Kurasa aku harus mulai memikirkan kompensasi agar kamu benar-benar mau berusaha mempertahankan usahamu."

Rob menjejalkan sisa es krim ke mulutnya, khawatir dirinya meleleh karena Sania.

Disaat yang sama, Mutiara muncul di depan gerbang bersama siswa tingkat 6 lain. Ia melambai ringan ke arah Rob lalu berlari kecil ke arahnya.

"Teman-temanku bertanya, apa Uncle itu Daddy ku, dan aku jawab iya! Uncle adalah Daddy terbaik di dunia. Nanti pas launching produk baru, aku undang semua teman ke gerai Uncle, boleh, kan?"

Sania mengerutkan matanya, penuh peringatan ia menatap putrinya tersebut. "Mutiara, Momy bilang apa? Nggak boleh bohong dan nggak boleh merepotkan Uncle Rob."

"Siapa yang repot?" Rob merangkul Mutiara sudah selayaknya sahabat sendiri. "Undang semua teman sekelasmu dan selama sebulan, Uncle siapkan truk es krim gratis di Deliora Park untuk semua anak sekolah ini tanpa terkecuali."

"Yeey ...." Mutiara bersorak. "Uncle memang uncle terbaik di dunia."

Sania syok sementara Rob dan Mutiara saling adu tos. Astaga, Mutiara malah melunjak.

Rob dan Mutiara tertawa melihat Sania frustrasi seperti ini. Sania hanya akan terganggu jika Rob dan Mutiara kompak mengerjainya, selain itu tidak ada lagi masalah yang dianggapnya besar.

"Selamat sore, maaf menyela." Sapaan yang berhasil membuat tawa mereka surut seketika.

Mutiara langsung cemberut dan Rob beralih ke mode profesional. Sementara Sania masih dalam proses beralih mode. Antara kaget dan tidak tahu harus segera merespon atau tidak.

"Saya ingin bicara dengan Sania." Irfan berekspresi datar menatap Rob, namun ketika menatap Mutiara, Irfan terlihat merasa bersalah.

"Rob, bisakah kau antarkan Mutiara pu—"

"Aku ingin bicara dengan Mutiara juga." Irfan menghela napas dalam ketika Rob sigap memegang tangan Mutiara. Tampak protektif seolah Irfan adalah seonggok daging berbahaya. "Aku ingin mengatakan sesuatu padanya."

Sania menatap Rob sejenak setelah itu beralih ke Mutiara. Dia akan setuju dengan apa yang dikatakan Mutiara nantinya.

Mutiara mengepalkan tangannya tanpa sekalipun menatap Irfan, justru ia merapatkan pegangan pada Rob. Sesaat kemudian, Mutiara mengangguk, lalu perlahan lepas dari Rob untuk masuk ke mobil Sania.

"Aku menyusul di belakang—"

"Kami membahas hal yang bersifat pribadi ... orang luar tidak boleh bergabung, Tuan Denver!" Irfan tampaknya begitu marah atas inisiatif Rob. "Ini privasi kami, saya mohon, beri kami ruang. Anda orang terpelajar dan terkenal, pasti tidak perlu diajari lagi tata krama seperti ini."

Rob tertawa sumbang di sudut bibirnya. "Astaga apa itu tadi?" gumamnya kesal karena diejek pria pecundang seperti Irfan.

"Saya tidak perlu mengulanginya lagi, Tuan Denver!" Irfan segera menuju mobilnya tanpa menghiraukan apapun yang Rob umpatkan.

Melihat itu, Sania berinisiatif memohon maaf atas sikap Irfan yang tidak sopan pada Rob. Bukan untuk Irfan tapi untuk dirinya sendiri yang membuat Rob tersinggung.

"Rob, jangan dipikirkan kata-kata orang kaya dia, tapi sebaiknya kamu pulang, aku bisa handle ini." Sania tidak ingin membuat keributan yang hanya akan membuat martabat Rob jatuh. Irfan tidak layak diladeni oleh pria tinggi seperti Rob.

Rob sadar posisi—Irfan benar, dia orang luar, jadi dia tidak memaksa. Ketika mobil Irfan melintas di sebelahnya, Rob melepas mobil Sania mengikuti mobil Irfan. Melambaikan tangan setengah hati.

"Hati-hati, Say—nia!"

Rob mengusap bibirnya hingga ke dagu karena benar-benar salting sekaligus kesal. "Ya ampun, Sania ... kapan kamu sadar kalau aku suka kamu! Stop anggap aku teman SD mu di desa dulu."

Rob mengerang, lalu mengumpat gemas. Wanita kalau mati rasa susah sekali ditaklukkan.

Sabar Rob, sabar!

1
🅡🅞🅢🅔
Nadine, kamu pikir Sania masih sania yg dulu apa gimana?
🅡🅞🅢🅔
bilang aja elu gak ada apa2nya Nadine, hadeh🤣
🅡🅞🅢🅔
iyuuuuw🤣
🅡🅞🅢🅔
bjir, drama banget😀🤣
🅡🅞🅢🅔
sampe ke ginjal kali kak🤣🤣🤣
🅡🅞🅢🅔
lawaknyeee🤣🤣
🅡🅞🅢🅔
Ya ampun, ada gitu orang udah ditolak mentah2 masih aja ngeyel? mau jadi laki2 baik, tapi dia ayah yg gak punya pendirian. plin-plan

tp gk apa2 sih kl mau cerai juga, Nadine pasti nyesek🤣
🅡🅞🅢🅔
Aku rasa, Irfan udah muak sama bapaknya Nadine, kek apaan gitu, udah puluhan tahun gak dianggap,, br dianggap setelah mereka kena kasus, kan asem😌
Ratu Tety Haryati
Nah kan beneeer??? Hobi banget nih perempuan menghancurkan sesuatu...
Ratu Tety Haryati
Bukannya dihadapan Rob kemarin , Irfan beserta kopinya sudah ditolak, Sania mentah2 ya???
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
akal bulus Nadine berhasil gak yaa? 😁
🅡🅞🅢🅔: eaaaa, penasaran kek apa Sania akan menjatuhkan Nadine kali ini, Thor 🤣
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸: oh, kasian... 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 3 replies
YPermana
Irfan kamu terlalu haluuuu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
penyesalanmu percuma Irfan. Nadine, jangan salahkan sania jika Irfan kembali mencintainya
Ratu Tety Haryati
Terima kasih Upnya, Akak Othor🥰🥰🙏
Sifat dasar Nadine suka menghancurkan. Bukan hanya benda, pernikahan orang lainpun dihancurkan.
Dan sekarang rumahtangganya mengalami prahara akibat ulahnya yang memuakkan.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
panik nadia panik.
Ratu Tety Haryati
Selamat Rob.... Anda pria beruntung.
Ratu Tety Haryati
Tapi obsesi memiliki seseorang, dengan cara tak patut. Dan mempetahankan sampai harus seperti orang tak war*s
☠ᵏᵋᶜᶟ⏳⃟⃝㉉❤️⃟Wᵃfᴹᵉᶦᵈᵃ🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️
yeeess akhirnya Sania milih rob,aku suka aku suka😀karna aku kurang suka sama max
YPermana
gercep rob.... sebelum sania berubah fikri 😁😁😁
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Sania sudah memilih. pilihannya rob. disampaikan secara lugas, benar-benar wanita berkelas, tak perlu menunggu lelaki untuk mengungkapkan rasanya dulu..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!