Rui Haru tidak sengaja jatuh cinta pada 'teman seangkatannya' setelah insiden tabrakan yang penuh kesalahpahaman.
Masalahnya, yang ia tabrak itu bukan cowok biasa. Itu adalah Zara Ai Kalandra yang sedang menyamar sebagai saudara laki-lakinya, Rayyanza Ai Kalandra.
Rui mengira hatinya sedang goyah pada seorang pria... ia terjebak dalam lingkaran perasaan yang tak ia pahami. Antara rasa penasaran, kekaguman, dan kebingungan tentang siapa yang sebenarnya telah menyentuh hatinya.
Dapatkah cinta berkembang saat semuanya berakar pada kebohongan? Atau… justru itulah awal dari lingkaran cinta yang tak bisa diputuskan?
Ikutin kisah serunya ya...
Novel ini gabungan dari Sekuel 'Puzzle Teen Love,' 'Aku akan mencintamu suamiku,' dan 'Ellisa Mentari Salsabila' 🤗
subcribe dulu, supaya tidak ketinggalan kisah baru ini. Terima kasih, semoga Tuhan membalas kebaikan kalian...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pusaran Traumatis
^^^Isi bab ini 1000k ya Readers. Jangan terburu-buru saat membacanya. Terima kasih 🤗^^^
"Kenapa harus gue turutin?"
"Karena sahabat lo minta gue jagain dia."
"Ray? Dia percaya lo?" liriknya ke Zara dengan penuh ejekan. "Yang ada, kalian bakal saling menghancurkan."
Haru tak menggubris.
"Hoi." suaranya berubah seperti memanggil seseorang yang sama sekali tak dia anggap penting. "Kemarilah." untuk si Zara.
Danish berbisik dari samping, suaranya dingin dan menusuk: "Zara, jangan percaya dia. Dia lebih berbahaya dari siapapun yang pernah lo temui."
Glek!
Jantung Zara berdetak kencang.
Danish melangkah dengan angkuh atau setidaknya, mencoba tampak demikian. Namun, langkah itu berat. Ada ketakutan lama yang ingin ia kubur, tapi tak bisa. Haru, bayangan masa lalu yang selalu ia hindari, kini berdiri di hadapannya.
"Aku akan membun*hmu, Danish!!" Ucap Haru waktu itu. Menc*kik lehernya dengan kuat. Sebab, Danish yang dulu masih berusia 15 tahun itu berani menghina dan merendahkan harga diri Bundanya.
Dan saat ia melayangkan serangan...
Haru bahkan tak sempat berkedip, ia menepis pukulan itu dengan mudah. Seolah Danish hanya angin yang lewat. Satu gerakan cepat, Haru memutar tubuh Danish.
"Agh—!"
Danish tak sempat melawan. Tubuhnya sudah dipaksa membungkuk. Haru mendorong punggungnya dengan satu tendangan, kedua tangan Danish ia tarik kuat ke belakang.
"Sa- sa- sa- sakit, Haru. Lepaskan!"
Tatapan Haru membara. Sorot matanya bukan lagi milik mahasiswa biasa, melainkan sosok yang menyimpan bahaya dan sejarah yang belum selesai.
"Apa niat lo sebenarnya?"
Danish menggertakkan gigi. "Lo nggak perlu ikut campur. Kita udah bukan siapa-siapa lagi."
Kreeek!
Haru menarik tangan Danish lebih. Suara tulang yang mulai meretak memekakkan telinga. Danish mengerang keras, tubuhnya menggeliat kesakitan.
"Jawab atau lengan lo gue patahin."
Napas Danish terengah, keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Tapi yang lebih menyakitkan dari fisiknya... adalah kenyataan bahwa Haru, sekali lagi, menang dengan mudah.
Di sisi lain, tubuh Zara seolah tertancap mati di tanah. Lututnya gemetar hebat, seperti tak lagi sanggup menopang tubuhnya sendiri.
Jemari-jemari dinginnya menekan wajah, namun tak mampu menyembunyikan getar ketakutan yang meledak dari matanya. Napasnya tersengal, dada naik turun seperti disiksa dari dalam.
Haru menatap lekat ke arah Zara. Wajah itu… gaya rambut itu… penampilannya. Mirip sekali dengan Rayyanza.
Haru terpaku.
"Akhirnya gue tahu... Dia memang bukan Ray." pikir Haru dalam diam. "Sekilas, mereka memang mirip sekali."
"Apa dia... beneran cowok?"
Dan tatapan Zara bertemu dengan matanya.
"Dia... ketakutan." batin Haru.
Mata Zara tak mampu lagi fokus. Pandangannya buram, bergetar. Segalanya seperti kabur. Namun satu hal tetap terlihat jelas: Haru.
Pria itu.
Begitu dingin. Begitu kejam.
Cara ia memperlakukan Danish, betapa Mudahnya ia menyakiti... seolah rasa sakit bukanlah sesuatu yang harus dipikirkan, hanya alat untuk mengungkap kebenaran.
Dan di antara suara retakan, erangan tertahan, serta aura kekuasaan yang menekan dari tubuh Haru. Jeritan batin Zara membuncah tanpa suara. Semua itu menelannya ke dalam pusaran yang kelam. Pusaran yang tak asing. Pusaran traumatis.
Perlahan, kelopak matanya tertutup.
Zara pingsan.
Tanpa pikir panjang Haru langsung melangkah cepat dan menangkapnya sebelum jatuh menghantam tanah. "Hampir saja..." eganya.
Zara tersentak.
"Hei? Hei!" Haru panik, menepuk lembut pipi Zara. "Sadarlah... Hei! Ayo buka matamu..."
Ia menggenggam tangan Zara, menekannya perlahan ke atas dadanya untuk menenangkan. Namun justru saat itulah ia membeku.
Jemarinya merasakan lekukan yang tak bisa disangkal lagi. Haru menatap dada Zara yang tertutup kaos hitam itu... tapi garis siluet itu jelas. Dada yang bernafas itu, jelas.
Kepalanya perlahan mengangkat, menatap wajah Zara yang tertidur lemah.
Wajah itu...
"Dia... cewek."
Sekujur tubuh Haru terasa dingin. Dia merasa bersalah memperlihatkan sesuatu yang begitu kejam di mata gadis itu.
"Hei, bangun..." Haru kembali menepuk pipi Zara, lebih lembut. "Hei"
Seperti ada kepingan puzzle yang selama ini tercerai-berai, kini saling menyatu dalam satu pandangan. Haru terus menatapnya.
"Aku... seperti mengenalnya..." bisik batinnya.
Tanpa banyak bicara, Haru mengangkat tubuh Zara dengan kedua tangannya. Ia membawa gadis itu untuk segera memberi pertolongan. Jantungnya masih berdebar tak menentu.
Satu minggu berjalan.
Setelah insiden itu, Ray dan adiknya langsung dilarikan ke rumah sakit. Haru, yang merasa tak bisa tinggal diam, menuntut agar ayahnya bertanggung jawab.
Sebab, ayahnyalah yang memberi tugas pada Ray untuk menyelidiki kasus perjudian online di kalangan mahasiswa. Tugas yang justru menyeretnya ke dalam bahaya besar.
Memiliki jalan pikir rasional dan sikap yang tegas, Haru bahkan menasihati ayahnya secara langsung tanpa ragu, tanpa takut. Ia mendesak sang ayah untuk segera menutup kasus itu sebelum semakin banyak yang terluka.
Rui Naru memahami kekhawatiran putranya. Ia menerima tanggung jawab itu dan berjanji akan menyelesaikannya dengan baik.
Untungnya, kedua orang tua Ray adalah sosok yang bijak dan penuh pengertian. Mereka tidak menuntut ganti rugi atau menekan pihak kampus secara berlebihan. Namun, mereka tetap ingin kasus itu segera ditutup dengan solusi yang jelas dan adil.
Sementara itu, penyelidikan menunjukkan bahwa Bandhi bukanlah otak di balik semua ini. Meski dia pun akhirnya berhasil ditangkap, Bandhi hanyalah pion. Semua jejak mengarah pada satu nama. Dia adalah Soora Danish.
Danish ternyata, adalah sosok yang membekingi semua aktivitas ilegal tersebut dari balik layar. Dan bagi Rui, ini adalah situasi yang begitu rumit. Karena Danish... adalah putra dari sahabat lamanya. Meski putra angkat, Sahabatnya itu menyayanginya seperti anak sendiri.
Rui mengalami dilema besar. "Dilan, Danish telah jauh tersesat. Semua bukti mengarah padanya: jaringan judol, pengaruh terhadap mahasiswa, dan keterlibatan dalam kelompok berandalan yang menyebabkan Ray dan adiknya terluka. Apa yang harus kulakukan?"
Rui Naru dan Dilan Diantoro telah melewati banyak hal bersama. Dan adalah teman seperjuangan saat masa muda, rekan riset terbaiknya, dan sosok yang ia anggap sebagai keluarga.
Namun, persahabatan mereka sebenarnya tak pernah benar-benar mulus. Dilan, yang dikenal sebagai seorang playboy, pernah menaruh hati pada istrinya yang bernama Inara Nuuha jauh sebelum Rui hadir.
Sayangnya, Dilan terlambat mengungkapkan perasaannya. Sementara itu, kehadiran Rui perlahan mengisi hari-hari Nuuha dengan kehadiran yang hangat dan tulus.
Ketika Nuuha akhirnya menerima cinta Rui, benih dendam tumbuh di hati Dilan. Ia merasa kalah, bukan hanya dalam cinta, tetapi juga dalam kepercayaan. Dan semua lingkaran luka lama itu, akhirnya ditutup tanpa ada penyelesaian. Menghindar, adalah jalan satu-satunya.
"Aku seorang suami, aku seorang ayah, aku seorang profesor dan aku bahkan rekan sahabatku. Tapi, kenapa rasanya aku gagal pada semua orang?" keluhnya.
Ia tak ingin menghancurkan nama baik sahabatnya yang kini tengah menjadi Kepala Dokter di Rumah Sakit ternama. Dan tak ingin terlibat lagi dengan Naomi, karena kehidupan istrinya bakal terusik kembali. "Apa yang harus kulakukan?"
Thorr... Haru ngk boleh kenapa2 😭😭😭
,, Zara lagi bahagia2nya,, Haru malah gini Thor...
5 menit bareng Zara: 🤡🤣
Absurd is contagious, beware 🦠✨
Netizen: Bro bukan cemburu lagi, itu kuping lo udah bisa dipake goreng telor saking panasnya. 🍳🔥🤣🤣
Zara: aku useless
Haru: enggak, kamu priceless
Ray di pojokan: priceless kuping gue kebakar dengerin beginian 🔥👂😂”
#SaveRay
Astaga Asyifa, bangun bestie, itu bukan love potion tapi racun bucin (bualan cinta) 🤮