NovelToon NovelToon
Blow Me

Blow Me

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: nadhi-faa

Cinta yang di nanti selama delapan tahun ternyata berakhir begitu saja. Harsa percaya akan ucapan yang dijanjikan Gus abid kepadanya, namun tak kala gadis itu mendengar pernikahan pria yang dia cintai dengan putri pemilik pesantren besar.

Disitulah dia merasa hancur, kecewa, sekaligus tak berdaya.

Menyaksikan pernikahan yang diimpikan itu ternyata, mempelai wanitanya bukan dirinya.

menanggung rasa cemburu yang tak semestinya, membuat harsya ingin segera keluar dari pesantren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadhi-faa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27

Setelah mandi dan menunaikan ibadah sholat magrib, harsa berguling-guling diatas ranjang, gadis itu masih menggunakan mukenanya dan asyik bermain ponsel.

"seharusnya gue baca al-quran dulu."

gumamnya penuh penyesalan, namun dia juga tak tahan dengan godaan kebebasan pertamanya.

ini hari pertamanya terbebas menggunakan ponsel tanpa batas, tidak ada penyitaan, dan aturan jam untuk pemakaian, namun batasan itu menjadi sesuatu yang ada pada diri harsa.

kosong, sepi, itu yang dia rasakan saat ini.

"apa seperti ini rasanya jadi orang dewasa..."

gumam harsa sambil menatap lampu kristal di atap kamar tidurnya yang menggantung indah diatas sana.

tok tok tok.

ketukan pintu membuat harsa terperanjat dan bangun dari posisi terlentang.

"iya siapa?."

"saya non, anna. ini waktunya makan malam, anda di tunggu tuan untuk makan malam bersama, di sana juga ada tuan besar."

"tuan besar?."

tanya harsa, dahinya mengkerut penuh dengan ekspresi kebingungan. panggilan formal itu terdengar begitu asing ditelinga, ini bukan budaya . ah dunia yang terlihat formal itu membuat dia merasa aneh dan lucu ketika panggilan-panggilan itu masuk ke telinganya.

"sebentar aku akan turun bibi anna."

"baik nona."

harsa melepaskan mukenanya dengan cepat, menggantinya dengan hijab hitam. dia tidak membutuhkan waktu lama untuk menyusul kepala pelayan mansion keluarga Frederick.

"bibi anna tunggu."

wanita yang di panggil itu menghentikan langkah, menoleh dengan senyum kecil melihat tingkah nyonya muda baru.

"siapakah tuan besar yang anda sebut tandi bi?"

harsa begitu penasaran dan cepat-cepat bertanya.

"tentu tuan bastian non..."

"ah, aku sudah memikirkan hal yang tidak baik. ternyata kakek bastian ya, kamu menakuti ku dengan panggilan itu bibi anna." harsa menghela nafas kasar, dia pikir ada tamu penting yang akan makan malam dirumah besar suaminya itu.

anna kembali mengangguk dengan senyum kecilnya, sungguh menggemaskan memiliki nyonya seperti harsa, dia akan semakin muda jika meladeni anak remaja yang akan menginjak dewasa. anna membiarkan harsa menggandeng lengannya.

anna dan harsa berjalan bergandengan layaknya cucu perempuan dan neneknya.

dan itu menjadi pemandangan baru bagi penghuni mansion keluarga Frederick.

seorang nyonya muda yang bergelayut manja di lengan pembantu tua dirumahnya.

Sampai di ruang makan barulah harsa melepas lengan anna. harsa segera menghampiri sebastian dengan menyalami pria tua itu dengan takzim.

"apa kakek sudah lama?."

tanya harsa berbasa-basi sebelum mendekati pria tua kaya raya itu.

"ya baru saja datang lima menit yang lalu. bagaimana? apa kamu sudah betah tinggal di sini sayang."

tanya sebastian lembut, layaknya seorang kakek yang bertanya pada cucu perempuan kesayangannya.

"saya masih beradaptasi kek."

Sebastian mengangguk kecil dengan senyum.

"tapi, rumah sebesar ini dihuni berdua sangat tidak efisiensi kek."

"begitu ya, kakek pikir juga begitu?."

harsa senang dengan jawaban sebastian. rumah berlantai tiga dengan kamar seluasnya itu membuat dia merasakan dingin karena terbiasa tinggal diruang sempit dengan banyak orang.

"jika kamu tak suka, kakek bisa membelikan apartemen untukmu."

kini harsa yang melongo, dia segera melambaikan kedua telapak tangan, menandakan dia menolak usulan tersebut. baginya itu terlalu mengejutkan, mengatakan akan memberikan apartemen seperti akan membeli seblak lima ribuan saja.

"itu tidak perlu kek, siapa yang akan menempati rumah ini nanti jika kakek beli apartemen."

ucap harsa cepat, pembicaraan mereka yang didengar oleh para pelayan menjadi suatu hal yang menarik. istri seorang Business man yang dengan lantangnya menolak pemberian apartemen. setiap wanita yang ditawari itu pasti akan mengangguk cepat untuk menerimanya.

"ini sudah cukup kek, tidak perlu menambah apartemen segala."

"hmm. kamu benar sayang, tapi sayangnya property apartemen suamimu banyak, jika kamu ingin, tinggal memilihnya salah satunya."

kini harsa baru melirik keberadaan axel disampingnya, setelah memperlakukan suaminya bagaikan makhluk tak kasat mata.

dia kini hanya menjawab ucapan sebastian dengan senyum dan anggukan.

siapa aku, sampai berani meminta apartemen padanya?

batin gadis itu dalam balutan senyum sederhana yang menawan.

"harsa."

sebastian kembali memanggil cucu menantunya, menatap gadis itu dengan lembut dan penuh harapan.

"iya kek."

"aku harap kamu betah tinggal di sini, kakek suka memiliki cucu menantu sepertimu. jika kamu merasa sepi dengan mansion ini, kalian bisa segera membuat cicit untuk ku. bukan kah itu solusi yang tepat sayang?."

mata coklat harsa melebar seketika, namun hanya sesaat. dia melirik suaminya sebelum menjawab pertanyaan sebastian. untungnya dia tidak posisi meminum atau memakan sesuatu, mungkin jika dalam kondisi itu, harsa sudah menyemburkan makanan atau minuman dari mulutnya, kini dia hanya mampu menelan air liurnya dengan pelan agar tidak tersedak.

"ah, itu..."

"kakek, harsa masih muda. dia ingin fokus pada pendidikan-nya untuk saat ini. pertanyaan mu itu hanya akan membuat istriku terbebani."

sebastian menatap sekilas cucu menantunya yang menunduk.

"baiklah, itu terserah kalian. tapi jangan lama-lama. umurku tidaklah muda lagi, sebelum pergi, aku hanya ingin melihat cicitku terlahir ke dunia."

harsa jadi merasa tak enak.

"kamu jangan terbebani dengan perkataan ku harsa, fokus saja pada pendidikan mu dulu."

"ah, iya kek. terimakasih sudah mengerti."

ucap harsa sopan.

sebenarnya sebastian tak ingin mengatakan itu yang membuat wajah sedih gadis muda didepannya, tapi dia tahu betul pernikahan macam apa yang dijalani mereka saat ini.

para pelayan sudah menyelesaikan tugasnya menghidangkan makanan.

"mari makan, dan jangan bersedih lagi, wajah muram itu membuat hati kakek jadi tidak enak."

harsa kembali mengangkat wajahnya dan mengangguk kecil. jemari kecilnya membuka piring yang ada didepannya. untung dia sering melihat drama korea tentang kehidupan orang-orang yang memiliki status sosial tinggi, dan bagaimana gaya hidup mereka, termasuk cara makan yang sopan, meski sebenarnya harsa sendiri tidak begitu tahu table manner yang benar.

kini kondisi meja makan yang penuh hidangan itu hanya disisi oleh denting pelan suara sendok.

ah, jadi rindu makan bersama dengan teman-temannya satu kamar. dalam ketenangan itu, dia melirik suaminya sesaat yang sedang menyuap makanan dengan tenang.

ternyata di dunia ini ada yang pria matang yang makan setenang itu, bukan bapak-bapak yang makan di warung pinggir jalan yang ketika makan terlihat menyedihkan.

Batin harsa sambil melirik meja makan yang begitu banyak hidangan.

Dia jadi ingat sahabatnya talita.

1
Miss nana
❤️
Miss nana
harsa gak dapat mas abi, masih ada mas axel yang siap otw melamar kamu hehehe...
Salsa Bila
lanjut kak......
Lusy Purnaningtyas
ditunggu updatenya kakak cantik. semangat...🥰
Lusy Purnaningtyas
g terasa,habis maraton seharian. ditunggu updatenya kak....🥰
Lusy Purnaningtyas
aku sukak....
semangat harsa alex....
Lusy Purnaningtyas
holla...
Merryati Sakoi koi
terlalu lama iklanx jelek jg.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!