Siti tak bisa mencegah sahabatnya berbuat tak senonoh bersama kekasihnya di sebuah pemandian air panas Gunung Keramat.
Kejadian memalukan itu mengundang kemurkaan para penunggu gunung. Masyarakat setempat sejak dulu percaya ada sejenis siluman ular pertapa di tempat itu, yang mana jika menggeliat bangun longsor tercipta, jika membuka mulutnya maka mata air deras membuat banjir bandang melanda desa-desa di bawahnya.
Malam itu Siti yang nekad menyusul temannya ke pemandian air panas mengalami kerasukan. Rohnya ditukar oleh Siluman ular pertapa itu, Roh Siti ada di alam jin, dan tubuh Siti dalam kendali Saraswati Sang Siluman berkelana di alam manusia, berpura-pura menjadi mahasiswi pada umumnya.
Di alam manusia, Saras dikejar-kejar oleh Mekel dan Jordan, wakil presiden BEM dan Presiden BEM itu sendiri. Sedangkan di alam jin, Siti malah membuat seorang Pangeran harimau bernama Bhre Rakha jatuh hati.
Bhre Rakha mau membantu Siti mendapatkan kembali tubuhnya, asal mau menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Lions, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Aku Memang Bajingan Yang Jatuh Cinta Padamu
Rakha meringis geli, Siti rupanya memang punya sifat begitu, suka rewel dan mudah dijahili, "trus aku harus gimana, Princess ?"
"Jalan 5 langkah ke sana ! 5 langkah doang ! Trus balik badan, jangan hadap ke sini ! Awas klo ngintip !!" ucap Siti sembari menunjuk rerimbunan.
"Hmmm yaudah," Rakha menuruti saja. Ia berjalan langkah tegap maju 5 langkah seperti pasukan pengibar bendera kemudian memunggungi sungai.
Siti memastikan sejenak sebelum menaikkan jarik yang ia gunakan. Ia mulai berkonsentrasi sambil terus mengawasi Rakha. Rakha sendiri mesam-mesem sekarang, pikirannya menerka-nerka bagaimana seandainya ia… hehe, menoleh sejenak saja.
"Bisa-bisa aku ditampar, atau… aku akan dihajar olehnya, tapi sekuat apa sih memangnya perempuan ? Hehehehe," batin Pangeran bucin ini.
Setelah beberapa menit, Rakha mulai garuk-garuk kepalanya, "intip dikit aja lah, intip dikit aja dia gak akan marah," batinnya.
Pelan tapi pasti ia mulai menoleh ke belakang, "eh lho ? Kok gak ada ?" gumamnya bingung karena sungai hanya ada air dan ikan.
"Dooor !! Hahahaha," Siti mendadak keluar mengagetkan dari samping kiri, ia terbahak dengan riangnya.
Rakha gak kaget sama sekali, "hmmmm dasar anak nakal, kukira ilang kamu, Sit," katanya.
"Aku udah selesai, yuk balik, Bang !" ajak gadis itu sambil elus-elus perut.
Siti dan Rakha berjalan berdampingan kembali ke istana. Sepanjang jalan gadis ini mengoceh dan bertanya, "elu umurnya berapa sih Bang ? Kita kayak seumuran gitu."
"25," jawab Rakha singkat.
"Gua 19, kita sama-sama masih muda ya ternyata," ujar Siti.
"Iya," jawab Rakha singkat lagi sembari menikmati suasana malam jalan berdua begini.
"Bang, kenapa sih jin itu ada yang serem ada yang enggak ?" tanyanya lagi. Gadis yang pintar adalah gadis yang selalu penasaran.
"Yaaa, kami bangsa jin diberi kemampuan mengubah-ubah fisik sesuai situasi dan kondisi," jawabnya.
"Enak ya," katanya.
"Ya… tergantung," kata Rakha menambahkan. Benar-benar obrolan retceh.
"Kenapa hanya di alam manusia hanya orang indigo yang bisa ngeliat jin ?" tanya si Siti lagi.
"Gak tau juga, mungkin matanya spesial kali, atau dibantu jin makanya bisa liat hal gaib, yang jelas di alam manusia jin itu gak akan keliatan, kecuali… dia minjem badannya manusia, kayak yang terjadi sama kamu ini, badanmu dipinjem jin, dirasuki," jawab Rakha.
"Ooh gitu, trus, kenapa orang indigo hanya bisa liat jin, kagak bisa ngeliat malaikat ? Padahal malaikat juga makhluk gaib," ucap Siti bertanya lagi. Memang sudah merasa akrab makanya banyak omong.
Akan tetapi pertanyaan itu tak kunjung mendapat jawaban, Siti celinguk ke sebelah kanan dan mendapati Pangeran Rakha sudah menghilang, "lho ? Baaang ! Lu dimana Bang ? Oooi !"
Gadis ini mulai panik, mana baru setengah jalan, ia terus mencari muter-muter tetapi jin tengil penggoda itu tak terlihat batang hidungnya. "Baaaang ! Bang Rakha ! Eh gak lucu anjiir, Bang gue takut, tega amat si Ya Allah."
'Gggrrhhh grrrrhh,' malahan suara geraman binatang buas yang terdengar menyahut.
Siti terdiam sejenak, ia mulai melangkah dengan hati penuh kekecewaan, "begini ini yang namanya jin, bener kata Pak Ustadz, mereka kagak bisa dipercaya," ucapnya.
"Aarrrg arrrg," suara geraman mirip harimau itu kian terdengar jelas, Siti mempercepat langkahnya, bahkan menjinjing-jinjing jariknya. Sesekali ia menoleh ke belakang, keringat dingin mengucur deras.
'Ssstt ssst,' Siti sempat melihat ular bermata 4 merayap di batang pohon, ia semakin sadar tempat yang ia jelajahi ini kurang aman, mana gak ada listrik dimana-mana, hanya ada nyala api obor. Penerangan utama di alam ini lampu, penduduk sepenuhnya bergantung pada alam.
Tiba-tiba terdengar suara gemerisik dari rerimbunan, 'krusak krusak,' Siti langsung berlari kencang, 'tap tap tap tap tap.' "Whaaaaaa !! Setaaan !" jeritnya.
Mendadak sesosok tinggi berdiri menyergap, "DOOORRR !"
"AAAAAAAHHHH !" Siti ketakutan dan langsung jongkok menutupi wajahnya, jika ia punya penyakit jantung, wassalaam, syukur ia tak ada penyakit apapun.
"Hahahahahha, yeee cemen, ternyata penakut kamu, haha," ucap Rakha terbahak.
"Huhuhuhu hiks hiks," Siti masih terus berjongkok seperti anak kecil, menyembunyikan wajahnya di balik tangannya.
Rakha mencoba mengajak gadis itu bangun, tapi Siti mengelak, "hei ! Ayo pulang ! Gitu aja nangis, ayo !" ajaknya.
"Hiks… hikss," Siti masih terus terisak, ketakutan. Ada 1 kelemahan yang selalu wanita miliki, mereka cengeng.
Rakha jadi gak enak dan merasa bersalah, "Sit, oke maaf ya, masak gitu doang nangis sih ?"
Siti berdiri dan membuka wajahnya, ia benar-benar menangis, air mata deras di wajahnya. Rakha tak menyangka bercandanya jadi terlalu melukai, "kok sampai begini ? Aku cuman bercanda, kan kamu yang mulai tadi."
"Hiks… gue udah bilang… gue takut dimakan pocong, dari kecil gue hiks… gue phobia sama pocong, hiks," katanya.
"Owalaaaah, semua manusia kalau mati ya jadi pocong, addduuuuh, maaf ya, aku gak tau, maaf maaf, cup cup," ujar Rakha paham.
Pocong, hantu yang paling lucu sekaligus paling seram sih versi Indonesia, entah mengapa diantara makhluk-makhluk yang seram pocong tetap mendapat peringkat nomer 1 soal keseraman. Gara-gara sewaktu kecil dikasih info macem-macem soal pocong, liat film pocong, sering ditakut-takuti soal pocong, Siti jadi takut sekali dengan hantu itu, malah kalau ada tetangga meninggal gadis ini memilih sembunyi di dalam kamar rapat-rapat gak berani keluar, takut liat tetangganya jadi pocong.
Siti mulai mengusap-usap wajahnya, Rakha melihat situasi yang tepat sekarang, lengannya terulur ke punggung Siti pelan-pelan sekali dan mendekap, ia rekatkan tubuh kurus itu ke dadanya yang bidang, "gak papa, gak ada poci di sini, kita pulang sekarang."
"He em," jawab Siti.
Sekembalinya ke rumah. Siti masuk ke dalam kamar. Gadis ini duduk sejenak di tepi ranjang memandang ruangan, ia ingat sesuatu, "gue belom sholat," gumamnya.
Lemari pakaian itu penuh dengan kain-kain jarik, Siti meraih 2 lembar warna putih motif bunga, melebarkannya dan berpikir mungkin kain itu bisa dijadikan mukenah. Kemudian ia meraih air minum di kendi dan ia buat wudhu sebentar, sisa air wudhu masuk ke dalam gentong besar isi tanaman. Selanjutnya tanpa sajadah lagi gadis ini melaksanakan sholat.
Rakha di dalam kamar semakin tak bisa tidur, matanya kedip-kedip menatap atap, tubuhnya terasa hangat menggelora. Ia bangun, bingung harus apa, "Siti lagi ngapain ya ? Ya jelas tidur lah, udah malem juga. Tapi… tapi nyenyak nggak tidurnya ? Jangan-jangan dia sama-sama nggak bisa tidur, hehe."
Akhirnya Pangeran bucin ini memutuskan bangkit, ia membuka jendela besar yang mengarah ke taman di kamarnya kemudian celingukan, penjaga menjalankan tugasnya, ada yang patroli berkeliling, ada yang duduk-duduk sembari main catur.
"Jangan sampai ada yang tahu," gumam Rakha menyelinap ke arah kamar Siti. Ia berjinjit-jinjit saat berjalan seperti langkah kucing.
Setibanya di depan jendela kamar Siti, Rakha termenung lagi, sunyi sepi yang ia dengar saat ia tempelkan telinga ke jendela kayu jati itu. Jarinya menyelip ke gorden jendela, menyibak dikit untuk mengintip di antara celah-celah lubang udara. Ia melihat Siti sedang jungkir balik memakai mukenah jarik dari belakang, tampak khusyuk.
"Dia lagi ibadah rupanya, oooh calon istri sholehah," batin Rakha.
'Deg deg deg deg,' mendadak jantung pangeran usil ini berdegup kencang, otaknya memikirkan hal-hal yang ia simpan rapat di dalam hati.
"Bagaimana jika aku menembus masuk ke dalam kamar ? Bagaimana jika aku… aku jujur saja mengungkapkan ? Dia sudah akrab denganku, kami berdua sama-sama dewasa, mungkin juga menyukaiku, dan… hehe… mau… melakukan… ahhh," batinnya.
Tiang listrik bertegangan tinggi mendadak mengeras dari tubuh itu, masih tertutup kain celana hitam pendek dilapisi jarik, tak seberapa kelihatan tapi terasa sesak. Rakha pikirannya melayang tak bisa menahan, apalagi kini ia melihat Siti melepaskan mukenanya dan menggerai rambutnya yang panjang, menyibaknya bak iklan shampoo.
"Uuuh baju ini sesak rasanya, gue lepas aja kali ya ? Gak bisa gue tiduran pake baju nggak longgar begini," ucap Siti mulai melepaskan lilitan kemben dan jarik di tubuhnya.
Rakha melongo, ia hampir lupa meneguk air liur sendiri, ia melihat tubuh itu jadi polos bak sampul buku anak sekolahan. Kemudian Siti mulai merangkak ke atas ranjang, ia bersiap tidur begitu saja bertutup selimut tebal. Rakha tak bisa menahan diri lagi, ia lelaki… semua lelaki itu diciptakan untuk mengejar-ngejar kaum hawa. Yah, bahkan ayam jantan akan mengikuti ayam betina setiap hari kemanapun ia pergi.
'Zleeeb,' Rakha menembus masuk ke dalam kamar. Siti terkejut dan merapatkan selimut ke tubuhnya.
"Mau apa lu Bang ?" tanyanya berbisik.
"Siti… aku… maaf," jawab Rakha terbata, bingung juga mau alasan apa.
Rakha mendekat dan merangkak ke atas ranjang, "mundur lu ! Pergi nggak ? Atau gua teriak nih," ancamnya.
"Gak papa, asal kamu tahu, aku jatuh cinta sama kamu, aku gak bisa sedetik pun nggak mikirin kamu, Siti, ini semua aneh, aku sumpah bisa gila kalau terus-terusan begini," jawab Rakha mendekat dan berusaha memeluk.
Siti memberontak, memukul menendang dada itu, "aaaahhh ! Bajingaaaan ! Lu mau merk0sa gue hah ? Lu janji bakal nolongin gue," katanya.
"Aku memang bajingan yang jatuh cinta padamu, Siti, pukul aja aku pukul ! Sini pukul ! Biar sudah aku babak belur, daripada hatiku yang terus-terusan merana menahan sakit, sehari aja aku sama kamu aku gak bisa tidur, dan aku gak akan bisa tidur sebelum aku dapetin kamu, Sayang," jawab Rakha memegangi kedua tangan Siti kemudian ia arahkan untuk memukul-mukul badan dan menampar- dirinya.
Siti terdiam, ia menatap wajah merana itu begitu dekat, membiarkan selimut melorot dari tubuhnya, "kalau boleh jujur, gue juga sebenernya suka sama elu, Bang, cuman… kita ini beda," katanya.
Rakha menatap kedua mata itu, merasakan hembusan nafasnya, "gak papa, kalau kita udah saling cinta, gunung setinggi awan pun akan aku tabrak," ucapnya.
Rakha melepaskan kalung mustika di lehernya, ia kalungkan ke leher wanita yang sudah ia tindih itu. Siti tak paham apa maksudnya, ia elus liontin biru yang indah, bentuknya mirip batu akik, tapi tampak seperti ada guratan mirip harimau di sana. Tanpa banyak bicara kemudian, Rakha menyibak selimut tebal yang menjadi tembok penghalang keduanya, kemudian ia lumat bibir manis itu.
wisss angel2 angel tenan
wahh kasihan siti klo amoe di bunuh yaaa
Siti juga bukannya cari solusi tapi malah mau nambah dosa... ya Tuhan... nggak mikirin nyak babe kayaknya...
cocoklah sama Jordan... sama-sama nggak jelas...
kasihan aja kang mas Mekel...😂😂😂
kek mana yaaaa
alah sittt kabur aja dlu napa ambil tuh emas dr raka hidup mnydrindlu jauh keluarga tau anak udh gede aja gtu dan kmu akan tau klo ank mu membatu mu meyangimu gtu nya sit