~Saat berusia 9 tahun Faisal di tinggal oleh sang ayah untuk selama-lamanya. Dan beberapa bulan kemudian, sang ibu pun meninggalkan dia untuk menikah lagi dan memilih hidup bersama keluarga baru nya. Dan karna itu pula, kini Faisal tumbuh menjadi sosok yang pendiam dan juga dingin~
~Yessi adalah seorang gadis polos dan ceria, yang baru bekerja beberapa hari di sebuah restoran, Namun karna sebuah kesalahpahaman ia di paksa menikah dengan teman yang juga bekerja di restoran tersebut~
Gimana kisah mereka selanjutnya? Yuk baca👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adira amna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10. Kembali ke kostan
Yessi tertidur, setelah perut nya di kompres oleh Faisal. Faisal trus mengamati, wajah manis sang istri yang ia nikahi secara mendadak itu. Mungkin sekarang Memang belum tumbuh rasa cinta di hati nya, namun Faisal akan berusaha untuk menumbuh kan rasa itu untuk istri nya.
Faisal mendekatkan wajah nya ke wajah Yessi, Dan saat bibir itu akan menyentuh pipi istri nya, terdengar ketukan pelan dari pintu kamar.
"Faisal" Bu Mira mengetuk pintu kamar Yessi.
Faisal segera beranjak turun dari kasur, dan membuka pintu, "Iya Bu" jawab nya, saat pintu sudah terbuka.
"Ayo sarapan dulu sama bapak, Yessi biarin aja istirahat" ucap Bu Mira pada menantu nya.
Faisal mengangguk lalu berjalan mengikuti langkah Bu Mira menuju meja makan. Namun di meja makan itu hanya ada bapak, "Pak?!" sapa Faisal.
"Sal, ayo sarapan dulu. Istrimu biar istirahat sendiri, udah biasa dia itu setiap bulan!" ujar pak Ilyas, sambil terkekeh pelan di ujung kalimat nya.
"Mas bhama udah pulang pak?" tanya Faisal.
"Mas mu pulang tadi sekitar jam 6, harus masuk kerja soal nya" jelas pak Ilyas tersenyum.
Akhirnya Faisal hanya sarapan dengan kedua mertua nya, walaupun merasa canggung tapi Faisal berusaha untuk terlihat santai.
Selesai sarapan, bapak pamit untuk berangkat mengajar dan Faisal pun langsung menyalami punggung tangan bapak mertua nya. Saat kedua mertua nya beranjak, Faisal segera membereskan meja makan dan lanjut mencuci piring, namun ia terjingkat kaget mendengar suara ibu mertua nya yang kembali memasuki dapur.
"Ya Allah bang, siapa yang nyuruh abang cuci piring" ujar Bu Mira heboh, dan langsung meletakan piring yang di pegang Faisal.
"Gak papa Bu, biar Faisal bantu" jawab Faisal, dengan wajah sedikit terkejut.
"Udah biarin ibu aja, kamu balik sana ke kamar" ucap Bu mira, dengan sedikit mendorong pelan bahu Faisal.
Faisal hanya bisa menggaruk pelipis nya yang tak gatal, karna merasa tak enak pada ibu mertua nya itu. padahal ia sudah terbiasa, membantu bunda Dewi sewaktu di rumah.
"Maaf ya Bu, Faisal tinggal" ucap nya dengan nada sungkan.
"Iya gak apa-apa, udah sana kamu istirahat lagi" ujar Bu Mira tersenyum lebar pada Faisal.
Faisal membuka pintu kamar, bersamaan dengan Yessi yang hendak keluar juga.
"Mau kemana dek?" tanya faisal.
"Mau ganti pembalut bang..." jawab Yessi lirih dan wajah nya terlihat memerah menahan malu.
"Ayo, Abang anter!" ujar Faisal dengan santai. Namun mampu membuat Yessi gelagapan.
"g-gak usah bang, Yessi bisa sendiri kok" jawab nya gugup.
"Gak papa sini sama Abang, nanti sekalian sarapan" ujar Faisal, yang langsung meraih tangan Yessi.
Yessi pun hanya bisa pasrah, saat Faisal menggandeng nya menuju kamar mandi.
"Yessi udah kaya nenek-nenek gini bang, Ampe di tuntun segala" ujar Yessi terkekeh geli. Faisal hanya tersenyum tipis dan mengusap bahu Yessi.
Ia mengantar Yessi hingga ke depan pintu kamar mandi, Setelah itu segera berbalik ke arah meja makan mengambil piring dan mengisi nya dengan nasi dan juga lauk. Saat Yessi keluar dari kamar mandi, ia melihat Faisal yang sedang duduk di meja makan dengan piring yang terisi penuh.
Yessi duduk di kursi sebelah Faisal, dan langsung menerima piring yang di berikan oleh lelaki itu. Yessi makan dengan pelan, karna ia merasa canggung sebab terus di perhatikan oleh suami nya itu.
"Mau balik ke kostan, sekarang aja bang?" tanya Yessi, setelah menghabiskan makan nya.
"Perut kamu masih sakit kan?" Faisal malah bertanya balik pada Yessi.
"Udah engga kok bang, kan tadi sempet minum obat" jawab Yessi dengan gelengan kecil.
"Beneran udah gapapa?" tanya Faisal ragu. Dan Yessi pun hanya menganggukkan kepala nya.
Setelah membereskan bekas makan nya, Yessi pun menghampiri sang ibu yang sedang berada di halaman belakang rumah. Di halaman belakang rumah Yessi, terdapat beberapa tanaman sayur seperti cabai, tomat, sawi hijau dan juga terong. Semua itu di tanam, oleh Bu Mira dengan bantuan bapak.
"Udah makan dek?" tanya ibu, saat melihat Yessi menghampiri nya.
"Udah Bu!" jawab Yessi singkat.
Lalu Yessi berdiri di sebelah sang ibu, yang sedang menanam bibit cabai. "Bu, siang ini Yessi ikut bang Ical pulang ke kostan " ujar Yessi pelan.
"Iya, adek emang harus ikut sama Faisal. Kan dia Suami kamu sekarang" jawab Bu Mira dengan kekehan kecil.
"Ibu gapapa, kalau cuma berdua doang sama bapak di rumah?" tanya Yessi dengan tatapan sendu.
Bu Mira langsung mencuci tangan nya, karna mendengar pertanyaan dari anak nya itu. lalu ia mengajak Yessi untuk duduk di kursi, yang memang di sedia kan untuk bersantai di halaman belakang.
"Ibu sama bapak akan baik-baik aja disini, adek gak usah khawatir" jawab Bu Mira, sambil mengusap pelan bahu sang anak.
"Adek ikut sama Faisal karna adek sudah menjadi istri nya sekarang, lakukan tugas adek sebagai istri dengan sebaik-baik nya ya?" ucap Bu Mira dengan lembut.
Dan Yessi pun langsung memeluk ibu nya dengan erat, ia merasa beruntung bisa lahir di keluarga ini dan mempunyai orangtua sebaik kedua orangtua nya.
*****
Sekitar jam 3 sore, Faisal dan Yessi baru sampe di kostan. Karna tadi Yessi meminta nya untuk menunggu sang bapak untuk berpamitan.
Bagitu menuruni motor, Faisal langsung mengambil alis tas dari bahu Yessi dan meraih pergelangan tangan istri nya itu untuk ia gandeng. Yessi sempat terpaku dengan perlakuan Faisal pada nya, namun Yessi langsung mengangkat sudut bibir nya tersenyum.
Suasana di kostan itu terlihat sepi, karna memang rata-rata yang ngekost di situ pulang sore bahkan ada yang malem hari.
"Ayo masuk" ajak Faisal saat sudah membuka pintu kamar nya.
Yessi pun segara masuk di ikuti oleh Faisal yang menutup kembali pintu kamar itu.
"Sakit gak dek perut nya, waktu di bawa naik motor?" tanya Faisal, saat kedua nya duduk di atas karpet.
"Engga bang" jawab Yessi, merasa sedikit aneh dengan pertanyaan Faisal. 'udah kaya istri nya lagi hamil aja, di tanyain kaya gitu' batin Yessi.
"Kalo sakit bilang ya, biar Abang kompres lagi kaya tadi pagi" ujar Faisal, sambil mengelus pipi Yessi. Yessi tak menjawab nya, karna ia sedang merasakan jantung nya berdetak kencang.
Yessi merebahkan tubuh nya di atas kasur dan tidur menghadap ke tembok, Namun ia tak menyangka kalo Faisal akan menyusul dan memeluk diri nya dari belakang tanpa aba-aba.
"A-abang" panggil Yessi dengan terbata-bata.
"Sebentar aja dek..." jawab lelaki itu dengan lirih. Saat ini Faisal tengah merasa takut, ia takut kalo suatu hari nanti Yessi juga akan meninggalkan nya seperti yang di lakukan sang ibu kepada nya.
"Abang kenapa?" Yessi merasakan punggung belakang nya basah, Namun saat ingin membalik badan nya, Faisal malah semakin mengeratkan pelukan nya.
"Tolong jangan tinggalin Abang dek, Abang mohon..." ucap Faisal di sela Isak tangis nya, "Jangan tinggalin Abang" lirih nya lagi.
Sungguh, Yessi bingung mengapa Faisal tiba-tiba bicara begitu. Namun Yessi menangkap, ada kesedihan yang begitu mendalam dari suara suami nya itu. Dan saat Yessi merasa Faisal sudah sedikit lebih tenang, ia pun langsung membalikan tubuh nya menghadap lelaki itu.
"Abang mau cerita sama Yessi?" tanya Yessi lembut, dengan memegang pipi Faisal.
Happy Reading 💜
Jangan lupa like, komen, dan vote ya guys 🥰