My Husband

Hari ini adalah acara pernikahannya yang diinginkan oleh kedua orang tuanya bukan keinginan elena, elena pun dibangunkan untuk bersiap-siap .

"Elena, bangun kau harus bersiap-siap ayahmu sudah menunggumu dibawah. sambil mengelus rambut putrinya.

Elena merasakan, tangan mamanya mengelus kepalanya tapi dia sengaja tidak mau bangun.

"Elena, yuk bangun. kata mamanya lembut.

Kalian berdua sajalah pergi, lalu duduklah dengan ayah ditempat yang kalian mau i. menikahlah kembali.

"Elena, mama tahu kau sudah bangun, cepatlah ayahmu akan sangat marah kalau kau membuatnya menunggu.

Elena membuka matanya, lalu mendesus kesal.

"Aku harus apa, Ma. Bersiap untuk apa. kata elena berpura pura tidak mengingat bahwa hari ini adalah hari pernikahannya.

"Kau pura-pura, amnesia yah. kau jatuh dimana elena. kata mamanya yang menahan sedikit tawanya.

"Cepatlah, mama akan membantumu. mama tidak ingin menerima kemarahan ayahmu. karena kau sudah membuatnya menunggu lama.

Dengan hati tidak ikhlas, elena beranjak masuk kedalam kamar mandi, didalam dia juga melakukan hal sama, membuat mamanya berteriak.

"Elena, kau segaja berlama-lama didalam kamar mandi, cepatlah tukang makeupmu sudah datang. kau tidak inginkan tidak berdandan dipesta pernikahanmu.

Elenapun mendesus kesal mendengarkan mamanya berteriak.

Ah sejak kapan mama, secerewet ini. baru hari ini mendengarkannya berteriak dengan keras kepadaku.

"Iya, Ma. sebentar aku sudah mau selesai kok.

Tidak lama elena, keluar dari kamar mandi. Elena kaget kenapa ada orang lain masuk dikamarnya.

"Mereka siapa, Ma. kata elena heran.

"Tadikan mama sudah berteriak kalau tukang makeup sudah datang, mereka itu yang akan mendandani kamu.

"Apa makeup, Ma. tidak usah terlalu repot begitulah. elena bisa dandan sendiri tidak perlu pakai jasa makeup segala.

Mama elena, tidak menghiraukan putrinya berbicara, karena dia tahu elena akan mengulur waktu terus untuk berlama-lama.

"Cepatlah, pakai baju ini. kau akan didandani dihotel yang sudah tuan sanjaya sediahkan untuk kita. kata mama elena.

Elena hanya memandang kesal mamanya. Mama elena meninggalkan elena yang akan memakai baju yang dibantu oleh wanita yang akan mendandani elena.

Ayah elena, melihat istrinya turun dari kamar elena lalu bertanya.

"Apa elena sudah siap. sambil menatap istrinya

"Iya, dia sudah siap, sebentar lagi turun kok. kau tidak perlu khawatir seperti itu.

Mama elena tahu, suaminya tidak akan tenang jika elena belum ada ditempat acara.

Elenapun turun, disambut oleh ayah dan mamanya, adiknya kris yang hanya duduk dikursi sambil memainkan ponselnya tanpa melirik sedikitpun kepadanya.

Dasar dia hanya sibuk memainkan ponselnya,Kau sangat beruntung, terlahir menjadi laki-laki. coba kau terlahir sebagai wanita kau yang sekarang berada diposisiku.

Elena sangat iri kepada adiknya, kenapa dia tidak dilahirkan menjadi seorang laki-laki. yang bisa membuat ayahnya memperlakukan sama seperti adiknya.

"Ayo cepatlah elena, ayah tidak ingin keluarga tuan sanjaya menunggu kita terlalu lama. kata ayah tegas lalu beranjak keluar rumah.

"Iya, ayah. elena pasrah.

Mama elena, kris dan elena mengikuti pak santoso keluar karena dari tadi pengawal tuan sanjaya sudah menunggu menjemput keluarganya.

Ketika berada didalam mobil, elena hanya mencekram kedua tangannya. Elena juga berfikir Mungkin pergi kekampus itu adalah satu-satunya Kebebasannya, setelah sudah menikah.

Sesampai dihotel yang tuan sanjaya, keluarga pak santoso sudah dipersediahkan masuk. lalu elena juga diantarkan keruang dia akan dimakeup i oleh wanita yang ada dirumahnya tadi.

Setelah selesai mendandani elena, merekapun permisi untuk pulang karena pekerjaan sudah selesai.

Sementara elena, kembali memandangi wajahnya telah selesai dirias. ada rasa tidak percaya bahwa hidupnya akan seperti ini.

Keluarga pak santoso, sudah digedung tempat acara, mereka disambut oleh tuan sanjaya, serta keluarga besar tuan sanjaya yang lain.

Sambil menunggu elena selesai. Serta tempat duduk yang telah disiapkan .

Semua tamu, menikmati acara itu. Tidak main-main tuan sanjaya mengundang semua rekan kerjanya. Kecuali pak burhan dia tidak ingin orang itu menghadiri pestanya. Tuan sanjaya sangat marah oleh kata-katanya yang dia lontarkan yang ingin menikahi elena.

Elenapun masuk, ayah elena mengantarkan putrinya duduk, karena sebentar lagi akan dimulai akad nikah. Sedangkan jatung elena sangat degdegkan.

Kenapa kok aku sangat degdegkan. padahal aku tidak mengenal laki-laki yang akan menikahku. Tuhan tolonglah buat mereka tidak menatapku seperti itu. tatapan mereka membuatku tidak bisa bernafas dengan baik.

Sesampainya ditempat duduk, elena menatap wajah laki-laki itu sebentar, sepertinya tidak terlihat asing baginya. lalu elena terus mengingat apa dia pernah bertemu dengan laki-laki yang ada disampingnya ini.

Ketika ijab kabul ingin dimulai, Penghulu mulai berbicara. kepada elena dan laki-laki yang ada disamping elena.

"Baiklah, kita mulai ijab kabulnya. apa nona sudah siap, dan tuan muda yosa sanjaya apakah anda juga sudah siapa.

Yosa sanjaya, aku tidak salah dengarkan aku pernah mendengarkan nama itu, tapi dimana. Ini yang clara selalu cerita dikampusku kan. dia yosa sanjaya yang membuat teman wanita dikampusku selalu menceritakannya. Apa aku sedang bermimpi.

Elenapun, mengerakkan tangan kirinya lalu mencubit tangan kanannya.

Aaakkk, sakit.

Semua orang kaget, mendengarkan suara elena . membuat yosa melihatnya.

Lalu elena menatap yosa, dengan wajah malu.

Apa-apaan sih aku, kenapa aku berteriak. itu membuat orang melihatku lagikan.

"Nona elena, kenapa ? " kata pak penghulu heran

"Saya tidak apa, pak. dengan nada malu.

Setelah itu, ijab kabul selesai. Elena telah sah menjadi istri dari Yosa Sanjaya.

Semua tamu, memberikan Elena dan Yosa ucapan selamat. Elenapun harus pura pura tersenyum karena ayahnya selalu melihat-lihatnya.

"Nanti didalam, kau harus lebih banyak tersenyum. kau tidak boleh sedikitpun bermuka masam. kata ayah elena.

Itulah yang elena ingat difikirannya. ayahnya telah menyuruhnya tersenyum. walaupun hati elena sangat sakit harus berpura-pura bahagia.