Alur : Luar Negeri
Apa jadinya jika terpaksa menikahi kakak ipar di mana wanita tersebut adalah cinta pertamanya yang sudah ia upayakan semaksimal mungkin untuk lupakan?
Takdir seakan mempermainkan perasaannya kembali saat dirinya akan menikahi wanita lain sebagai calon istrinya.
Liam Conrad Putra Abraham terpaksa menikahi Nola Claudia Abraham yang berstatus sebagai kakak iparnya. Cinta pertamanya sejak kecil yang bertepuk sebelah tangan karena Nola mencintai Lio Bintang Putra Abraham, kakak kandung Liam. Pernikahan penuh keterpaksaan yang tak mudah bagi keduanya demi anak semata.
Saat Nola mulai membuka hati untuk Liam yang berstatus sebagai suaminya, mendadak kabar mengejutkan datang bahwa Lio ternyata masih hidup dan dalam kondisi koma.
Ke mana kah takdir cinta Nola akan bermuara? Lantas bagaimana pula kelanjutan hubungan Liam dan Julia Baldwin, calon istrinya?
Update chapter : Setiap hari
Bagian dari novel Darah dan Air Mata Suamiku🍁Terpaksa Menikahi Kakakku🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 - Bertemu Mantan
Saat Liam tengah sibuk di Blackpool untuk segera bertemu dengan Julia, di London Nola tengah duduk di sofa yang ada dalam kamar pribadinya. Dirinya duduk sambil melihat jam yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam lebih waktu London.
Ia pun berdiri dari sofa dan berjalan menuju gorden kamarnya yang berfungsi sebagai pintu balkon. Ia menyikap sedikit tirainya. Ia melihat pemandangan kota London di malam hari dari ketinggian kamarnya.
Kriett...
Nola pun membuka kunci pintu balkon lalu menggesernya. Ia melangkah keluar dan menatap pekatnya malam dengan beberapa taburan bintang di langit. Angin malam cukup kencang tak membuatnya kedinginan ataupun goyah untuk masuk kembali ke dalam.
"Mas, apa kabarmu di atas sana?"
"Apa kamu merindukanku dan anak-anak?"
"Pastinya. Kamu adalah Papa yang baik. Mereka pasti bangga punya Papa sebaik kamu. Walaupun awal pernikahan kita tidak berjalan mulus tapi akhirnya Tuhan mengabulkan doaku. Terima kasih sudah mau mencintai anak haram sepertiku. Hiks...hiks...hiks..." batin Nola terisak pilu mengingat masa lalunya.
"Mama Papa, semoga kalian juga bahagia di atas sana. Walau sejak lahir aku tak pernah melihat kalian berdua secara langsung, tapi terima kasih terutama untuk Mama yang sudah mau mengandung hingga melahirkan aku," batin Nola yang juga mendoakan mendiang orang tua kandungnya yakni Celine dan John.
Sudah hampir satu jam Nola menikmati pekatnya malam dari balkon kamarnya. Ia pun menghapus jejak air mata yang ada di pipinya. Akhirnya ia memutuskan untuk masuk kembali ke kamarnya. Tak lupa Nola mengunci rapat kembali pintu balkon. Dan ia berjalan keluar dari area kamarnya.
Ting...
Bunyi jam dinding klasik yang ada di ruang tamu berdenting yang artinya sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Nola pun berjalan ke depan dekat pintu utama apartemen Liam. Ia melihat sepatu milik Liam yang digunakan pagi tadi, belum lah kembali di tempatnya.
"Apa dia selalu pulang larut malam begini setiap kerja?" gumam Nola bertanya-tanya.
"Ughh..."
"Lupakan lah Nola. Untuk apa juga memikirkan dia. Terserah dia mau pulang jam berapa pun. Jangan pernah campuri urusan pribadinya," gumam Nola berusaha mengingatkan dirinya sendiri tentang kesepakatan yang dilontarkan Liam padanya.
Akhirnya Nola pun masuk ke dalam kamarnya kembali setelah meneguk air putih. Ketiga bayinya sudah nyenyak tertidur sejak tadi. Nola selalu rutin membacakan dongeng dan lagu sebelum tidur. Setelah ketiga bayinya tertidur pulas, maka art nya yang bernama Iyem dan Ima akan menjaga si kembar.
☘️☘️
Blackpool, Inggris.
Pikiran Liam semakin kalut dan merasa bersalah pada Julia. Ketika dahulu dirinya berpacaran dengan Julia, wanita ini memiliki sebuah toko bunga di London. Walaupun hanya sederhana tapi usaha tersebut berjalan cukup lancar. Bahkan memiliki satu orang karyawan untuk membantunya.
Terlebih saat Julia membantu dirinya untuk urusan pameran foto. Pastinya Julia akan menyerahkan urusan toko bunganya pada karyawannya tersebut.
Kini ia begitu terkejut saat karyawan restoran tersebut memberitahukan bahwa Julia jika malam hari bekerja di sebuah bar yang lokasinya tak jauh dari apartemen, tempat tinggal Julia.
Sontak pupil mata Liam melebar seketika. Ia sampai mengulang kembali apa yang disampaikan karyawan tersebut padanya dan mempertajam pendengarannya. Khawatir yang ia dengar barusan adalah hoax atau bukan Julia, mantan tunangannya, tetapi orang lain mirip Julia.
Gerald berusaha memegang pundak Liam untuk menenangkan sahabatnya itu yang sedang syok.
"Apa-apaan Julia, Ger!"
"Kok bisa-bisanya dia kerja di bar. Kayak enggak ada kerjaan lainnya saja yang lebih oke. Terus kenapa enggak tinggal di rumah orang tuanya saja bantu usaha ayahnya di Kanada?"
"Sabar, Bro. Kan kamu tahu sendiri kalau ayahnya itu bukan ayah kandung Julia, cuma ayah tiri Julia. Terlebih ayah tirinya juga punya anak kandung dari pernikahan sebelumnya. Jadi pasti usahanya ya dominan lebih condong untuk anak kandungnya daripada Julia yang hanya anak tiri. Kamu kan sangat tahu dari cerita Julia kalau sejak dulu Julia enggak akur sama ayah tirinya itu. Julia sering dipukul dan dibentak tidak jelas sama ayah tirinya. Makanya saat sudah besar ia merantau ke London. Masak kamu lupa sih, Bro."
"Iya, aku ingat. Dulu kita bertiga punya masalah masing-masing. Yang akhirnya kita berteman. Aku kabur ke London karena patah hati, Nola nikah sama abangku. Padahal waktu itu aku mau gantikan buat tanggung jawab menikahi Nola saat tragedi di hotel antara Lio dan Nola terjadi. Tapi ternyata si Lio mau tanggung jawab juga. Dan semua ternyata hanya rekayasa istri Lio sendiri. Huft !!"
"Kamu dan Julia pun lari dari keluarga dan ingin hidup mandiri. Lepas dari lingkungan toxic. Thanks Ger sudah mau jadi sahabatku selama di London," tutur Liam.
"It's oke, Bro. Nanti kamu bicarakan baik-baik sama Julia. Jangan buat dia sedih atau marah. Khawatir dia malah kabur lagi dari kamu. Pusing lagi deh Bapak CEO Abraham Group yang satu ini. Haha..." kelakar Gerald seraya tertawa meledek Liam.
"Haisshh !!"
"Enggak lah, Bro. Kali ini aku bakal lebih perjuangin cinta buat Julia," ucap Liam.
"Cinta atau kasihan nih ceritanya sama mantan?"
"Cinta lah, Ger. Bukan kasihan," jawab Liam meyakinkan Gerald.
"Cinta dan kasihan soalnya beda tipis seperti cinta dan benci," ucap Gerald.
Akhirnya keduanya sampai di sebuah bar yang sebelumnya alamatnya telah diberikan oleh karyawan restoran tadi. Liam dan Gerald pun masuk. Liam langsung memesan ruangan VVIP di sana.
Kemudian Liam meminta sebuah pesan khusus bahwa ingin minuman pesanannya diantar oleh pekerja wanita yang bernama Julia Baldwin. Dan ia juga meminta agar identitasnya dirahasiakan. Sehingga Julia tidak tahu bahwa penyewa ruangan VVIP tersebut adalah dirinya.
Pihak bar pun menyanggupinya. Ada uang tentu semua berjalan mulus sesuai yang diharapkan Liam agar segera bertemu Julia.
Gerald sengaja ingin memberi ruang tersendiri untuk Liam dan Julia agar saling berbicara satu sama lain. Sehingga ia tak masuk ke dalam ruangan VVIP tersebut. Hanya Liam saja yang saat ini ada di dalamnya. Gerald memilih duduk di tempat biasa yang ada di pojok.
Tak berselang lama, pintu ruangan VVIP yang disewa oleh Liam diketuk. Liam pun menekan tombol dari sebuah remote yang ia pegang di sofa, tempat duduknya saat ini berada.
Bip...
Bunyi tombol kunci pintu ruangan VVIP bar tersebut pun telah dibuka. Dan pintu didorong perlahan oleh seseorang yang Liam yakini adalah Julia. Sebab ia mendengar suara mantan tunangannya tersebut yang sebelumnya telah meminta izin untuk masuk ke dalam ruangannya.
Tap...tap...tap...
Deg...
Baru beberapa langkah dirinya masuk ke dalam ruangan VVIP tersebut sambil membawa nampan yang berisi minuman, Julia dibuat terkejut mendapati mantan tunangannya yakni Liam Conrad Putra Abraham berada di hadapannya saat ini.
Keduanya sama-sama terkejut. Julia tak menyangka bertemu Liam di tempatnya bekerja malam yakni di sebuah bar. Dan Liam saat ini juga tengah tertegun dan bingung melihat kondisi Julia yang sangat berbeda dari terakhir mereka bertemu.
"Li_am," ucap Julia dengan nada terbata-bata seraya menatap Liam.
"Jul, ka_mu?"
Bersambung...
🍁🍁🍁
memang jalan menuju sukses itu berliku liku
tapi aku yakin author bisa melewatinya dengan baik
tetap semangat