NovelToon NovelToon
Di Nodai Pria Autis

Di Nodai Pria Autis

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Keluarga
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Yulianti Oktana

Tak ada firasat apapun pada perempuan bernama Fina Nurlita, seorang perawat yang baru lulus dari kampusnya ketika seorang utusan dari keluarga konglomerat memintanya bekerja menjaga sang anak yang menderita autis.
Ia mengira jika anak itu masih kecil ternyata seorang pemuda tampan berbadan kekar yang suka sekali membawa boneka Tayo dan Doraemon.
Susahnya mencari pekerjaan untuk orang yang baru lulus kuliah membuat Fina menerima tawaran itu.
"Ini anak kami bernama Willian. Saya harap kamu bisa menjaga dan merawatnya dengan baik! Willy tidak rewel hanya perlu ditemani ngobrol saja.Tenang walaupun badan Willy besar dan kekar, perilakunya seperti anak kecil. Jadi kamu tidak perlu khawatir" ucap Else sang ibu Willian.
Hari-harinya diawal bekerja berjalan dengan lancar, hingga malam durjana hadir kala William dengan gagahnya merangsek dengan jiwa penuh nafsu birahi yang membara pada Fina walau gadis itu meronta dan memohon tetapi Willian tidak memperdulikannya. Ia pun pergi dari rumah itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Garis Dua

Tak ada yang tahu malam itu Fina berada di rumahnya. Dirinya sengaja agar tidak ada yang bertanya tentang keadaannya.

Ditengah rasa kesedihannya.

Ditengah lamunannya, pintu rumah ada yang mengetuk. Fina langsung berjalan untuk membuka pintu. Fina sempat sedikit mengintip siapa gerangan yang datang.

Ternyata Chandra dan Else beserta si pelaku William yang tampak sembab karena habis menangis.

Fina menghembuskan nafas kasar melihat siapa yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya.

Sekali lagi Chandra mengetuk pintu rumah Fina, namun tak ada sedikitpun niat Fina untuk membukanya. Rasa takut, trauma dan benci masih sangat menggelayut dalam dirinya.

"Suster Fina, tolong buka pintunya kita perlu bicara. Saya mohon" ucap Chandra.

"Suster keluar dong! Maafin Willi" Kini bocah tua itu kembali menangis.

"Rasanya aku takut untuk bertemu kembali dengan mereka" Fina hanya diam di balik pintu.

Karena mendengar kegaduhan didepan rumah Fina, tetangganya yang bernama Dicky keluar dan menghampiri ketiganya.

"Maaf tuan dan nyoya ini mencari Fina?" tanya Dicky.

"Benar bang, kami mencari Fina!" jawab Chandra.

"Tapi Fina sepertinya tidak pulang kemari, tuan! Saya dari tadi nunggu di depan warung sana tetapi tidak melihat kedatangan Fina" ucap Dicky.

Ada rasa kecewa kala tidak bisa menemui Fina yang sebenarnya mendengarkan percakapan mereka dibalik pintu.

"Oh begitu ya bang!" ucap Chandra.

"Iya Tuan! Apalagi lampu rumahnya kan mati" ucap Dicky lagi.

"Oh baiklah jika begitu, kami pamit dulu" ucap Chandra.

"Suster Fina nya tidak ada. Sebaiknya kita pulang saja" Chandra mengajak Else dan Willy pulang, tetapi si tuan muda lagi-lagi merajuk ingin tetapi berada di rumah Fina.

"Willi, dengar dady, nak kamu jangan seperti ini. Ayo pulang besok kita kemari lagi" Chandra menarik tangan William.

Ketika melangkah meninggalkan depan rumah Fina, William sempat menoleh ke arah rumah itu, dan alangkah terkejutnya kala Fina sedang melihatnya di jendela dengan sedikit membuka gorden nya.

Menyadari William mengetahuinya, Fina segera menarik wajahnya dan menutup kembali gorden rumahnya.

"Dad, lihat itu dad, suster Fina ada di dalam. Ayo dad kita kesana lagi" William menarik-narik tangan Chandra untuk kembali ke rumah Fina.

"Suster Fina tidak ada Will. Ayo kita pulang ya" Chandra tak mempercayai ucapan sang anak. William begitu mungkin karena terlalu merasa bersalah pada Fina.

"Gak mau dad, suster Fina ada disana" William terus menunjuk-nunjuk kearah rumah yang di duga kosong itu.

Kesabaran Chandra sepertinya tipis malam ini.

"William Alexander Tanoko, dengar kan dady. Ayo kita pulang!" bentak Chandra yang membuat Else dan William ketakutan, pasalnya baru malam ini seumur hidupnya Chandra tidak pernah membentak sekeras itu.

Mereka bertiga pun akhirnya pulang.

Kini menyisakan Fina dalam kesendirian. Ia menangis, meratapi ketidakadilan dunia terhadapnya. Apalagi sempat ia berpikir bagaimana jika ia hamil karena William dan dirinya sama-sama mencapai puncak kala William memperk0$@nya dan William membuang ca1r@n laknat itu didalam. Tetapi ia segera menepis kehaluan pikirannya.

Keesokan harinya, William datang lagi diantar oleh Eko. Fina tak tahu caranya mengusir si bocah tua itu. Menemuinya pun enggan karena rasa takut dan bencinya.

Hari-hari pun semakin berganti, Fina semakin pusing dengan tingkah William yang setiap hari datang ke rumahnya dari pagi sampai malam belum pulang, sampai suatu malam, ia sengaja mendirikan tenda depan rumah Fina mengajak Yudho dan Wati.

Lucu rasanya, tetapi Fina malah semakin takut dengan William.

Sudah satu bulan sejak kejadian itu. Kini tubuh Fina sering sekali lemas, dan nafsu makannya pun turun.

"Kenapa denganku!" gumam Fina.

"Rasanya badanku lemas" ucapnya lagi.

kemudian ingatannya tertuju pada tanggal dimana dirinya datang bulan.

Di kalender menunjukan ia tanggal lima belas sudah menstruasi tetapi ini sudah hampir tanggal dua puluh enam dari bulan lalu belum ada tanda-tanda menstruasi.

Ia semakin takut jika hal yang selama ia tolak akan terjadi. Fina kemudian keluar rumahmya untuk membeli tes kehamilan.

untung saja saat ini William sudah pulang dari halaman rumah Fina jadi ia bisa bebas keluar rumah.

...****************...

Dengan hati yang was-was Fina membuka matanya untuk melihat tes kehamilan miliknya. Seketika ia langsung menutup mulutnya, air matanya sudah tumpah deras membasahi pipinya.

"Tak mungkin, tak mungkin.... Argghhhhhhhhh" Fina menangis kala melihat dua garis merah terpampang nyata dalam tes kehamilan itu.

Badannya langsung luruh di atas lantai. Tangis histeris tak terelakan lagi sampai terdengar ke luar rumahnya.

"Bang, loe denger suara orang nangis gak sih?" tanya Dicky pada koswara yang saat itu sedang ngopi di warung depan rumah Fina.

"Denger gue. Suaranya sih kaya si Fina. Duh gue khawatir lagi. Ayo kita samperin aja takut kenapa-kenapa" ajak Koswara pada Dicky.

Mereka pun berjalan menuju rumah Fina.

Tok!! Tok!! Tok!!.

"Fina, kamu di dalam kan? Ini bang Kos sama bang Dicky. Buka dulu pintunya kita khawatir" ucap Koswara.

Fina pun segera membuka pintunya.

"Fina kenapa menangis? Tanya Koswara.

Mana mungkin Fina akan mengatakan yang sebenarnya kalau ia sedang berbadan dua. Bisa heboh satu galaksi bimasakti kalau Fina hamil tanpa suami.

" Hmm, tidak apa-apa bang. Aku hanya sedang rindu sama ayah aja" jawab Fina berbohong.

"Yang sabar ya Fina. Ikhlaskan kepergian ayahmu. Kalau kamu butuh apapun kami warga sini akan bantu kapanpun juga. Kamu dan bang Mahdi Almarhum sudah kami anggap saudara" ucap Koswara.

"Benar itu Fina. Jangan sungkan pada kami" ucap Dicky dengan rasa iba.

Tak lama istri koswara yang bernama Dian menghampiri.

"Ada apa ini kang?" tanyannya pada sang suami.

"Ini bun, tadi waktu akang sedang ngopi bareng Dicky, akang dengar suara orang yang lagi nangis, ternyata Fina. Pas kita samperin katanya rindu sama ayahnya" jawab Koswara.

"Oh begitu!" ucap Dian.

Kemudian wanita itu menghampiri Fina.

"Jangan sedih ya. Tetap sabar dan jangan merasa sendiri karena kami para tetangga akan selalu menyayangimu" ucapnya sembari memeluk Fina.

Fina pun merasa terharu.

"Terimakasih semuanya" ucapnya lirih.

"Yasudah dari pada kamu sedih terus, mbak Dian masak banyak di rumah, ayo kita makan ya pasti kamu belum makan ya?" tanya Dian.

Fina hanya mengangguk lemas karena benar dirinya belum makan.

...****************...

Sementara William kini hanya mengurung diri di dalam kamarnya. Nasi yang di bawakan Wati semuanya tidak ada yang ia sentuh.

Bocah tua itu hanya menangis dan terkadang mengamuk.

Selalu tantrum itu yang terjadi sampai kedua orang tuanya menjadi sedih.

"Sayang, makan ya nak jangan seperti ini. Jangan buat mami sama dady sedih" bujuk Else.

"No no no. Aku mau suster Fina mi. Willi mau minta maaf sama suster Fina" William kembali merajuk.

Else membuang nafas berat.

"Kalau Willi tidak mau makan, bagaimana jika suster Fina tak suka pada Willi?" tanya Else terus membujuknya.

"Suster Fina suka kok sama Willi, buktinya waktu Willi main kuda-kudaan sama suster Fina dia mau saja" jawabnya polos.

"Sudah ya nak, sudah jangan lagi bicara seperti itu mami tidak suka. Sekarang kamu makan. Suster Fina pernah bilang sama mami kalau dia tidak suka sama anak yang gak mau makan!" tegas Else.

Rasa nyeri hadir kembali dalam hati Else mengingat bagaimana nasib Fina. Ia takut jika Fina sampai hamil yang otomatis itu cucunya. Else bukan takut mempunyai cucu dari seorang pegawainya dan dari segi manapun Fina jauh di bawah Else, tetapi ia takut bagaimana Fina akan melewatkan masa-masa sulit itu seorang diri.

1
Ney maniez
ihhh seremnnn...
smlm masak nasi pagi bau basah lg,,, 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Ney maniez
waduhhhh😂😂😂
Ney maniez
seruuu pkokny
Ney maniez
👍👍👍👍
Ney maniez
ohhh gtuu
Ney maniez
gk bs di biarin
Ney maniez
tuhh knn,,, berjln lancar
Ney maniez
kinyis kinyis😂😂😂
Ney maniez
😂😂😂😂💪💪💪💪akmal
Ney maniez
wahh hamidunn
Ney maniez
knp gk di tinjau dlu
Ney maniez
wawww terpesona sm neneng
Ney maniez
mantapp👍👍🤭🤭😂😂
Ney maniez
👍👍🤭💪
Ney maniez
ya ampunnnn sterill atuhh itu mah😂😂😂
Hyuna❤️Aditya
heeemmmmzzzz
Ney maniez
asal jgn jd pelakorr😂😂
Ney maniez
waduhh kmar ny mubazir 😂😂
Ney maniez
lngsung capcus
Ney maniez
mkn qta mh kadang riweh, rame, seruuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!