Di Nodai Pria Autis
Hari-hari yang ditunggu selama ini kini telah tiba. Hari kelulusan untuk seorang gadis bernama Fina Nurlita yang sudah resmi menyandang gelar sebagai perawat. Rasa ingin bekerja sudah membuncah dalam dirinya apalagi sang ayah sudah sakit-sakitan membuat jiwa optimisnya kian melambung tinggi.
Ia pun kini sudah pulang kerumahnya menemui sang ayah.
Fina hanya tinggal berdua dengan sang ayah karena orang tuanya sudah cerai dan sang ibu memilih untuk hidup dengan suami barunya yang jauh lebih mapan tanpa memperdulikan Fina hingga dirinya menaruh rasa benci yang teramat sangat pada sang ibu.
Pernah suatu ketika sang ibu datang mengirimkan beras dan uang pada Fina untuk biaya sehari-hari, tapi Fina dengan marahnya membuang sekarung beras dan segepok uang itu kedalam selokan, dari sanalah ibu Fina tidak pernah datang lagi mungkin ia marah, entahlah.
"Assalamualaikum ayah" Fina menghampiri sang ayah yang terduduk lemah diatas kursi roda.
Ayah Fina yang bernama Mardi mengalami stroke selepas sang ibu pergi.
Fina adalah gadis yang mandiri dan pekerja keras. Ia bekerja paruh waktu untuk membiayai kuliahnya dan membeli obat untuk sang ayah.
"Fina, ayah kangen sama ibumu" ucap Mardi dengan netra mengembun.
Seketika Fina pun melotot pada sang ayah.
"Ayah kenapa sih tidak bisa menerima takdir yah? Ibu pergi yah, dia sudah menikah kembali. Fina minta, ayah stop bicara tentang dia. Fina sakit yah. Fina cape dengan sikap ayah yang selalu begini. Ayah lihat Fina yah, Fina bekerja banting tulang untuk pengobatan ayah sedari Fina masih SMA, karena ayah malah terpuruk dan sakit begini Seharusnya yang kerja itu ayah bukan Fina" Fina menangis tak habis pikir dengan sang ayah.
"Fina maafkan ayah nak" Mardi menangis menyadari kesalahannya.
"Tangisan ayah itu tidak berguna bagiku yah. Ayah harus sehat, lupakan ibu demi kehidupan kita yang lebih baik yah demi Fina kalau ayah sayang sama Fina. Sudah ya yah" Fina menangis sesenggukan.
"Maafkan ayah nak. Ayah janji tidak akan begini lagi. Ayah akan semangat menjalani hidup demi engkau nak" Mardi memeluk sang putri.
"Maafkan Fany yah sudah terlalu keras pada ayah" ucap Fany.
"Ayah yang salah nak. Ayah tidak memperhatikanmu selama ini" Mardi pun berjanji akan berusaha untuk kesembuhannya demi sang putri dan melupakan Mala sang mantan istri.
Pagi itu Fina mulai melamar kerja dari rumah sakit ke rumah sakit dari puskesmas ke puskesmas tapi hasilnya nihil.
Peluh membanjiri raga dibawah teriknya sinar mentari dengan tangan membawa map lamaran pekerjaan.
Ketika langkah semakin gontai, sebuah klakson mobil menghentikan langkah Fany.
"Fina!" sebuah teriakan dari dalam mobil.
Fina menoleh dan seseorang itulah yang ia benci.
Fina seketika bergegas berjalan tak menghiraukan teriakan demi teriakan.
"Fina stop nak" orang itu keluar dari dalam mobil.
"Mau apa memanggilku?" tanya Fina ketus.
"Tunggu ibu nak! Kamu mau kemana ayo ikut ibu saja?" Mala menarik tangan sang putri untuk ikut bersamanya.
Fina segera menghempaskan tangan sang ibu.
"Jangan sok akrab denganku. Kau siapa?" Fina sangat emosional kala memandang wanita yang sudah mengkhianati ayah dan dirinya.
"Fina tolong jangan seperti ini. Terimalah keputusan orang tuamu" ucap seorang pria dibalik kemudi itu.
Fina dengan emosional membuka pintu mobil itu dimana sang pengemudi duduk.
Brughhhhh.. Pintu mobil itu didorong dengan kasarnya.
Cuihhhhhhhh. Sebulat air liur diluncurkan dari mulut Fina ke wajah pria paruh baya itu.
"Diam kau bandot tua. Pria penggoda gara-gara kau aku kehilangan kasih sayang kedua orang tuaku" geram Fina dengan wajah menantang.
"Si*an dasar anak tidak sopan kau. Ibumu mau menikah dengan ku karena ayah kau miskin dan kau hanya beban" ucap Tarmidji sang juragan beras yang sudah mempunyai enam istri itu. Mala dijadikannya istri paling terakhir.
"Anj*** kau bandot" Brughhhhhhh!! Fina membanting pintu mobil itu tetapi seketika Tarmidzi mengaduh karena tangannya terjepit pada pintu mobil.
"Fina cukup kamu sudah keterlaluan sekali. Begini juga ini sudah jadi ayahmu" Mala sangat kesal lalu menghampiri Tarmidzi yang sedang memegangi tangannya.
"Ayah tak apa kan? Ayah maafkan Fina ya" Mala dengan lembut mengusap-usap tangan Tarmidzi yang sangat kontras dengan perlakuannya pada ayah Fina ketika mereka masih berumahtangga.
"Dasar payah" Fina kemudian pergi dari sana mengabaikan suara Mala yang terus berteriak memanggilnya.
Sebenarnya Fina bukan lag gadis kuat, dia rapuh ia butuh sandaran. Kemudian ia mendudukkan bokongnya dibangku taman kota. Ia menangis tergugu sampai tak sadar bahwa amplop cokelat yang didalamnya ada lamaran pekerjaan sudah koyak karena di remas.
Ketika ia sedang menangis, seseorang menghampirinya.
"Maaf kamu kenapa?" tanya wanita itu.
Fina mendongak melihat sumber suara itu.
Seorang wanita paruh baya dengan memakai jas mewah menyapanya dan jangan lupalan sebuah mobil alpard terparkir disampingnya.
"Maaf Bu" hanya itu yang Fina katakan.
Lalu wanita itu melihat amplop cokelat dan ia hapal betul bahwa didalam sana ada surat lamaran pekerjaan.
"Dek, apa kamu sedang mencari pekerjaan?" tanya wanita itu.
"Ibu kok tahu?" tanya Fina sembari menghapus jejak air matanya.
"Itu amplop cokelat pasti dalamnya surat lamaran pekerjaan kan?" tanya wanita itu kembali.
"Benar Bu saya sedang mencari pekerjaan! Belum dapat juga" ucap Fina.
"Kamu baru lulus?" tanya wanita itu.
"Benar bu. Saya lulusan keperawatan" jawab Fina.
Seketika wanita itu berbinar senang.
"Kalau begitu kamu mau tidak bekerja di rumah saya? Merawat anak saya yang menderita autis. Mau ya cantik? Saya akan gaji kamu sepuluh juta perbulan, bagaimana?" tanya wanita itu.
"Sepuluh juta? Ibu yang benar?" Fina heran.
"Saya serius dengan kamu. Bagaimana pasti kamu mau kan?" tanyanya kembali.
"Pasti anaknya masih kecil kan? Dan gaji segitu, aku bisa membeli obat bapak yang lebih mahal" gumamnya dalam hati.
Tanpa pikir panjang, Fina menyetujui menerima tawaran orang asing yang ada dihadapannya.
"Saya mau Bu" jawabnya mantap.
"Baiklah jika begitu Perkenalkan nama saya Else" wanita itu memperkenalkan dirinya.
"Saya Fina Bu" jawab Fina mantap.
"Baiklah Fina jika seperti itu. Datanglah besok ke alamat ini saya tunggu ya" Else kemudian memberikan sejumlah uang pada Fina.
"Apa ini Bu?" Fina heran dengan setumpuk uang yang Else berikan.
"Untuk ongkos ke rumah saya nanti" ucap Else.
Mereka berdua pun akhirnya pulang ke rumah masing masing.
Tiba di rumah, Fina teriak-teriak kegirangan memeluk sang ayah.
"Ayah, Fina dapat pekerjaan. Gaji Fina Sepuluh juta" ucap Fina.
"Syukurlah nak jika begitu. Ayah tak apa apa Mang Kosim yang akan menemani ayah disini" ucap Mardi dengan keharuan.
Fina pun masuk kedalam kamarnya, ia langsung mengemasi pakaiannya untuk dibawa besok.
"Semoga ini menjadi rejekiku" gumam Fina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
aku mampir
2024-06-23
1
Rull
nahh,kalau ada pria autis suka nih gw,walaupun autis sama idiot beda tipis tp gw suka/Facepalm//Facepalm/semangat thor
2024-05-23
1
smileegirlss
haha Fina jago ngumpat juga ya
2024-05-12
3