Vivian Shining seorang gadis dengan aura female lead yang sangat kuat: cantik, baik, pintar dan super positif. Dia tipe sunny girl yang mudah menyentuh hati semua orang yang melihatnya khusunya pria. Bahkan senyuman dan vibe positif nya mampu menyentuh hati sang bos, Nathanael Adrian CEO muda yang dingin dengan penampilan serta wajah yang melampaui aktor drama korea plus kaya raya. Tapi sayangnya Vivian gak sadar dengan perasaan Nathaniel karena Vivi lebih tertarik dengan Zeke Lewis seorang barista dan pemilik coffee shop yang tak jauh dari apartemen Vivi, mantan atlet rugbi dengan postur badan bak gladiator dan wajah yang menyamai dewa dewa yunani, juga suara dalam menggoda yang bisa bikin kaki Vivi lemas sekita saat memanggil namanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon whatdhupbaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. SANG PUTRI YANG DI CULIK KESATRIA
Vivian duduk terjepit antara Nathanael dan Mia yang terus menerus mengunyah popcorn dengan sorotan mata penuh arti, dan Nathanael yang diam bagai patung namun memancarkan energi panas layaknya volcano yang hendak erupsi. Jaket Nathanael di pundaknya terasa seperti baju besi, melindungi tapi juga mengurung.
Di lapangan, Zeke berlari dengan gagah, seragam rugby-nya memperlihatkan setiap otot yang tegang. Saat ia berhasil menghindari tackle lawan dan mencetak poin, seluruh stadion bergemuruh.
Mia menyenggolnya. "Soraki dong, Vi! Itu kan pacar kamu...eh, maksudnya, temen kamu!"
Vivian langsung mencubit pinggang temannya itu. "Mia!"
Dia melirik Nathanael. Rahangnya masih mengeras, pandangannya tajam menatap lapangan, tapi Vivian tahu, ia memperhatikan setiap reaksinya.
Vivi menelan ludah, tegang.
Saat Zeke berhasil menghindari serangan lawan, akhirnya Vivi bertepuk tangan, meskipun suaranya tenggelam dalam sorak-sorai. "Yay... bagus..."
Mini-Vivi menjambak rambutnya sendiri: " SORAKI YANG BERSEMANGAT LAH! KALAU NATHANAEL MARAH, BIARIN! INI RUGBY BUKAN PEMAKAMAN! "
Tapi Vivian tidak bisa. Setiap kali ingin bersorak untuk Zeke, ia merasa jaket Nathanael di pundaknya menjadi lebih berat.
Zeke yang lagi istirahat di pinggir lapangan kembali melambai ke arahnya, mengedipkan mata sebelum minum dari botol air. Vivian tersenyum kecut, lalu cepat-cepat menunduk.
"Dia lagi lihat ke sini, Vi," bisik Mia. "Wave back dong! Jangan di diemin!"
Vivian mengangkat tangan setengah hati, tapi tiba-tiba...
Nathanael bergerak.
Dia membungkuk sedikit ke arah Vivian, suara rendahnya hanya untuknya:
"Kamu tidak perlu merasa takut untuk menyemangatinya."
Vivian terkejut. "A..Apa?"
"Dia atlet yang bagus," kata Nathanael, matanya masih tertuju ke lapangan. "Kamu bisa bersorak seperti yang lain."
Tapi genggamannya di kursi semakin putih.
Mini-Vivi terhuyung. "WAIT!!. STRATEGI APA INI? DIA BERUBAH JADI SUPPORTIVE? INI MENYERAMKAN! "
Vivian bingung. Nathanael yang biasanya dingin dan posesif ( karena selama di ballroom dia selalu menghalangi Zeke untuk mendekat pada Vivian ) tiba-tiba memberi izin?
Saat Zeke mencetak poin lagi, Vivian memberanikan diri bersorak lebih kencang. Tapi tanpa sadar, tangannya memegang ujung jaket Nathanael erat-erat.
Nathanael tersenyum kecil, senyum tipis yang penuh kemenangan. Tidak peduli dengan sorak sorakan itu, dia hanya melihat bagaimana tangan Vivian menggenggam erat jaketnya.
________
"Astaga..." Mia berdecak, matanya membelalak saat menyapu pandang ke lapangan. "Aku baru mengerti sekarang kenapa kamu lebih suka yang kekar, Vi." Bisiknya pada Vivi yang merah padam dengan ucapan Mia, lalu sekali lagi mencubit Mia dipinggang.
Di depan mereka, puluhan pria berotot dengan kaos ketat dan celana pendek yang menempel sempurna di tubuh berlari, bertabrakan, dan bergumul di tanah. Otot-otot tegang, keringat mengkilat di bawah matahari, dan suara napas berat yang membuat suasana terasa...panas.
Zeke, dengan nomor punggung 7, terlihat paling mencolok. Bahu lebarnya, lengan berotot, dan cara dia menerjang lawan, brutal tapi penuh presisi.
Mini-Vivi muncul di bahu Vivian, memakai jersey mini dan teriak histeris. " DENGERIN MIA! INI BUKAN TENTANG BADAN KEKAR, INI TENTANG... EH TUNGGU, BENER JUGA SIH. LIAT NIH BICEPS ZEKE! ITU BUKAN OTOT, ITU KARYA SENI! "
Vivian memerah tangan mencengkram kuat jaket Nathanael. Panik, mata melirik Nathanael yang duduk disampingnya. " Sst...Mia...kita di depan Nathanael."
"Diam, Vi," Mia memotong, matanya tak berkedip mengikuti pergerakan pemain tidak mempedulikan kepanikan Vivian. "Ini bukan pertandingan, ini tontonan dewasa yang legal. Tuhan memang adil."
Zeke kembali mencetak poin. Tubuhnya menerjang seperti banteng, melewati tiga pemain lawan sebelum mendaratkan bola di garis try.
Saat bangkit dia mengibaskan rambut yang basah oleh keringat, lalu melirik ke arah Vivian sambil tersenyum.
Mia mencubit lengan Vivian. "DIA MELIRIK KAMU! OH MY GOD, ITU LEBIH HOT DARI IKLAN VICTORIA SECRET !!"
Vivian memucat. Jaket dipundaknya seperti beban berat.
Nathanael, rahangnya mengencang.
Kemudian Zeke ditackle dari samping, badannya terpelanting, tapi langsung bangkit dengan aliran darah kecil di alisnya, bekas lukanya dulu kembali terbuka.
Vivian tanpa sadar berdiri, tangan menutup mulut, khawatir dengan keadaan Zeke.
Mia kembali berseru. "Ini baru yang disebut permainan pria sejati! Bukan yang di kantor itu yang cuma bisa gesek-gesek kartu kredit!"
Nathanael yang merasa tersindir menatap tajam Mia yang gak sadar dengan emosi Nathanael atau bahkan sama sekali gak sadar Nathanael duduk di dekatnya.
Begitu pertandingan selesai (dengan kemenangan tim Zeke), para pemain mulai berjalan ke pinggir lapangan.
"Jadi, Vi..." Mia menyeringai, memutar tubuhnya ke Vivian. "Sekarang waktunya pertanyaan penting."
Vivian yang sedang sibuk mengamati Zeke dari kejauhan, pria itu sedang minum air dengan cara menuangkannya ke atas kepala, membuat rambutnya basah dengan tetesan air mengalir ke leher, lalu ke bawah kaos yang sudah lengket, langsung tersentak.
"H-Hah? Pertanyaan apa?"
Mia mengangkat alis, lalu berbisik dramatis seolah sedang membawakan acara gossip. Dia berkata, "PILIHAN SULIT: ZEKE SANG ATLET RUGBY BEROTOT VS NATHANAEL SANG MALE LEAD DRAMA KOREA!"
Mini-Vivi langsung muncul di pangkuan Vivian, memegang kepala dengan kedua tangan seolah memikirkan pilihan hidup yang berat. ( nyatanya memang pilihan berat.) "WOW! INI BUKAN HANYA PILIHAN, INI ADALAH UJIAN HIDUP! "
Mia belum selesai kemudian seperti emak emak yang harus gosip dia tengok dimana Nathanael duduk dan melihat bosnya itu tidak memperhatikannya dan sedang mengobrol dengan salah satu kliennya.
Kembali melihat Vivian, berbisik dan mengacungkan jari, mulai membeberkan analisisnya dengan semangat seorang komentator olahraga:
Fisik
Zeke: "Lihat itu bahu! Itu bukan bahu, itu bantalan anti-peluru! Liat betisnya kekar kayak batang pohon! Dan jangan mulai soal lengan yang bisa mengangkatmu dengan satu tangan!"
Mini-Vivi mengacungkan jempol sambil teriak semangat. " YANG SUDAH VIVIAN RASAKAN BERKALI-KALI!! "
Wajah Vivian memerah.
Nathanael: "Tinggi ideal, tubuh ramping, tangan yang sempurna buat pegang gelas wine. Tapi bisakah dia menggendongmu saat kamu pingsan karena tagihan kartu kredit?."
Mini-Vivi kembali menyahut. " OH, ITU PERLU KITA ALAMI SENDIRI UNTUK MENGETAHUI JAWABANNYA." Sambil mengangguk anggukkan kepalanya dramatis.
Style.
Zeke:"Kaos ketat, celana rugby, sepatu berlumpur. Bau keringatnya aja udah cukup bikin wanita napsu!"
Nathanael:"Jas Hugo Boss, jam Rolex, sepatu Oxford. Bau parfumnya kayak hutan Prancis, tapi harganya sewa apartemen melebihi 6 bulan gaji kita!"
Skill Spesial.
Zeke: "Bisa bikin kopi enak, bisa bikin jantungmu deg-degan, bisa juga bikin lawan rugby nangis di lapangan."
Nathanael: "Bisa transfer gajimu jadi double dengan satu telepon, bisa bikin seluruh kantor tunduk dengan tatapan, tapi gak bisa bikin kopi tanpa bantuan."
Vivian menutup wajah dengan tangan. "Mia, tolong hentikan..."
"OH! DAN YANG PALING PENTING!" Mia berseru, mengacungkan jari lagi. "Kalo Zeke marah, dia bakal berantem. Kalo Nathanael marah, dia bakal beli perusahaan lawannya. PILIH MANA?"
Sorak-sorai penonton masih bergemuruh ketika Zeke tiba-tiba berbalik ke arah tribun, matanya langsung menemukan Vivian di antara kerumunan tribun VIP.
Dia tersenyum, senyum lebar, penuh kemenangan. Lalu dengan langkah cepat dia mengambil ancang ancang dan melompat keatas tribun VIP.
Vivian, yang masih sibuk berusaha menghentikan ocehan temannya tidak menyadari kedatangan Zeke.
"Vi!"
Sebelum Vivian bisa bereaksi, Zeke sudah meraihnya.
Dengan satu gerakan mudah, tubuh Vivian terangkat dari lantai tribun, digendong bagai seorang putri dengan gaunnya yang indah dalam dekapan kesatria yang menculiknya di depan ratusan pasang mata yang menyaksikan.
Nathanael berusaha meraih kembali Vivian, namun terlambat tangannya hanya mencapai ujung jaketnya, membuat jaket itu terlepas dari bahu Vivian.
"ZEKE!?" teriak Vivian terkejut, wajahnya langsung memerah padam.
Tapi Zeke hanya tertawa, membawa Vivian lari ketengah lapangan. Suaranya menggema di lapangan. "Kita menang! Dan kamu charm keberuntungan untuk kemenangan ini!"
Di atas tribun, layar besar stadium langsung menyorot wajah Vivian dengan matanya yang terbelalak melihat wajah tawa Zeke. Dengan wajah cantiknya yang memerah dia pun ikut tertawa.
Mini-Vivi yang muncul di bahu Zeke menjerit histeris. "KAMERA! KAMERA ITU MEMPERBESAR WAJAH KITA 10 KALI LIPAT! SELURUH STADION MELIHAT KITA DIGENDONG KAYA PUTRI!."
Reaksi Penonton.
Mia langsung berdiri, teriak seperti penggemar fanatik. "YES! FINALLY SOME ACTION! VI, JANGAN LUPA NAFAS!"
Teman Satu Tim Zeke bersorak, ada yang berteriak. "ZEKE AKHIRNYA DAPAT BONUS TRY!"
Beberapa Penonton Wanita mengeluarkan suara iri.b"Aduh, si cewek itu beruntung banget..."
Dan Nathanael...
Nathanael berdiri kaku, tangan mengepal menggenggam jaketnya. Merasakan pahitnya kekalahannya.
Lagi.
Tapi hanya untuk saat ini,
Sebelum beranjak dari tribun meninggalkan sorak sorai kemenangan, yang baginya bukan kemenangan sebuah pertandingan Rugby, namun perebutan hati.