NovelToon NovelToon
My Aluna

My Aluna

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Ibu Mertua Kejam / Tamat
Popularitas:371.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Moena Elsa

Aluna Mahira biasa dipanggil Luna seorang gadis pendiam dan cantik. Terpaksa menikah dengan Robby karena sebagai jaminan pelunas hutang keluarga yang tak seberapa. Jika Lina tak bersedia maka keluarganya akan diusir dari rumah dimana mereka tinggal sekarang. Pernikahan yang seharusnya bahagia, malah menjadikan Luna bagai seorang babu di keluarga mertua. Tak ada pembelaan sedikitpun dari sang suami.
Akankah Luna memilih bertahan atau melepaskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama Kerja

Tanpa banyak kata Luna keluar dan hendak pergi ke pantry. Belum juga sampai, dia telah dihadang oleh Laura.

"Siapa kamu? Berani-beraninya menggoda Jiel!" ucap Laura sinis.

"Aku Aluna Mahira, karyawan baru bagian kebersihan di lantai ini" jawab Luna sesuai job disk yang diberikan padanya.

"Owh, hanya cleaning service ternyata. Beraninya kamu menggoda tuan muda di kantor ini" ejek Laura.

"Maaf aku tak menggoda, aku ke sana karena ingin mengantar minuman tuan muda" jelas Luna.

"Banyak bicara juga kamu. Siapa yang berani nempatin karyawan baru di sini?" bentak Laura.

"Maaf miss, saya hanya menjalankan tugas" Luna balik kanan dan hendak berjalan ke arah pantry.

Belum sempat melangkah, bahu Luna telah dicengkeram oleh Laura.

"Sakit miss" keluh Luna.

"Itu hukuman kamu karena menggoda Jiel" seru Laura.

Luna pergi dengan muka meringis. Sakit juga cekalan Laura barusan.

"Aku harus nelpon si Mirna, beraninya dia naruh petugas kebersihan cewek di lantai ini" gumam Laura dengan berjalan menjauhi keberadaan Luna.

Luna masuk pantry dengan mimik muka tertekuk.

"Kenapa? Ketemu miss Laura?" telisik Aris. Dan Luna pun mengangguk.

"Jangan didengerin omongannya. Dia memang begitu. Aslinya dia baik, tapi songong sih" ujar Aris tergelak.

"Baik?" tanggap Luna.

"Baik, tapi lebih banyak jahatnya sih" imbuh Aris dengan candaannya.

"Bawa bekal nggak? Aku mau turun, mau nitip nggak?" tawar Aris.

"Enggak sih, aku belum tahu kebiasaan di sini" jawab Luna.

"Nitip nggak?" seru Aris.

"Boleh. Berapaan sih?" tanya Luna.

"Sepuluh ribu sama minum. Nyari yang pas di kantong. Mau nggak?" ucap Aris dan Luna mengiyakan.

Sepeninggal Aris, telpon antar ruangan itu berbunyi.

"Cepat ke ruanganku!!!" perintah terdengar di sana.

"Issshhh menyebalkan. Lagaknya sudah seperti bu Marini dan keluarga kak Robby. Sukanya main perintah" Luna ngedumel bagai tawon yang sedang cari sumber madu.

.

Sementara Jiel sedari Luna keluar ruangannya belum pegang berkas sama sekali.

Jiel malah sibuk melihat dari layar komputer tentang apa yang dikerjakan oleh karyawan baru itu.

Mulai dirinya dirundung oleh Laura dan meringis kesakitan saat berjalan menuju pantry.

Bahkan Jiel juga melihat Luna yang tengah ngobrol dengan rekan satu lantai nya.

Saat melihat Aris keluar entah kemana, buru-buru Jiel menelpon ruang pantry dan memanggil karyawan baru itu.

Jiel sebenarnya ingat di mana dia pertama kali bertemu Luna. Tapi tak dia utarakan kepada gadis itu.

Bahkan kemarin dia sengaja mendatangi bagian HRD, karena dilihatnya gadis itu berjalan bersama pelamar lain.

Jiel yang saat itu hendak rapat dengan kolega di luar perusahaan bersama Laura malah menyempatkan mampir ke bagian HRD dan sengaja masuk ke sana saat tiba giliran Luna.

Gadis itu sudah mengusiknya sejak pertama kali bertemu. Bahkan Jiel yang sibuk saat itu menyempatkan bertandang ke rumah Robby tapi malah tak didapatinya Luna. Tari adik Robby yang ditanya pun tak memberitahu alamat Luna.

Jiel dengan situasi hati yang tak baik sengaja duduk di depan Luna, saat gadis itu juga akan duduk.

Jiel tengah direpotkan dengan urusan mama yang terus saja memaksanya untuk menerima perjodohan dengan salah satu cucu keluarga Probowaskito membuat dia malas pulang dan sering tidur apartemen.

Hanya kakek nya saja yang sekarang menjadi kompatriotnya, dalam hal perjodohan.

Terdengar ketukan pintu membuat Jiel terjaga dari lamunan.

"Masuk!" suruh Jiel.

Dengan tampilan wajah berubah garang, "Siapa yang buat kopi?" tanya Jiel.

"Hhhmmm kak Aris tuan" jawab Luna tergagap.

"Buat lagi! Kopi ini nggak enak" kata Jiel dengan menyodorkan cangkir kopi yang isinya terlihat masih utuh itu.

"Ba... Baik tuan muda" Luna meraih cangkir di depannya dan hendak balik.

"Ingat, kalau nggak enak. Akan aku suruh kamu mengulangi sampai kopi itu terasa enak di lidahku" tandas Jiel.

Luna yang posisinya membelakangi Jiel menjulurkan lidah.

'Sabar... Sabar... ' Luna menghibur dirinya sendiri.

"Baik tuan" kata Luna meninggalkan ruangan. Meninggalkan Jiel yang menertawakan dirinya.

"Heh, mau apa kamu masuk lagi ke ruangan tuan muda?" hardik Laura.

Issshhh ketemu lagi sama nenek lampir. Gerutu Luna dalam hatinya.

"Dipanggil sama tuan muda. Suruh buatkan kopi lagi. Katanya ini nggak enak" jelas Luna.

"Ha...ha...emang kamunya aja yang nggak becus buat kopi" olok Laura. Senang juga karyawan baru itu disuruh-suruh oleh tuan mudanya.

Luna berlalu daripada dengar celotehan dari bibir miss Laura.

Luna mengingat pesan yang diajarkan Aris tadi pagi. Kopi dengan gula sepucuk sendok teh alias kopi pahit.

Setelah jadi, Luna kembali berjalan ke ruangan tuan muda.

"Semoga saja tak disuruh buat lagi" doa Luna dalam hati.

Jiel yang melihat semuanya lewat kamera cctv tersenyum. Padahal kopi yang sebelumnya pun sebenarnya terasa enak, tapi Jiel sengaja ingin melihat Luna masuk ke ruangannya. Tentu saja Jiel ingin melihat wajah mungil yang terbungkus hijab itu.

Dia pasang lagi wajah garang saat terdengar ketukan pintu.

Jiel menyuruh masuk siapa yang datang.

"Siang tuan, ini kopinya. Semoga tak mengecewakan anda" kata Luna.

Jiel menatap netra bening, netra yang sama saat bocah perempuan kecil menatapnya sambil berkaca-kaca. Melihat netra Luna, Jiel berasa bertemu gadis kecil yang selama ini dicarinya.

"Taruh saja!" suruh Jiel.

Luna mendekat dan menaruh secangkir kopi yang masih mengepul asapnya.

"Istirahat siang, ikut aku sebentar" ajak Jiel.

"Tapi tuan?" tukas Luna.

"Ini perintah" lanjut Jiel tanpa mau dibantah.

"Tapi kalau di luar konteks kerja, apa nggak boleh kita menolaknya?" tolak halus Luna.

"Jangan ge-er. Ini masih berhubungan dengan kerjaan. Bukankah alat kebersihan kamu masih kurang? Biasanya kan cuman siapa itu yang ngebersihin. Karena ada kamu, semua musti dobel. Jadi siang ini kita beli alat-alat itu" ucap Jiel penuh kemodusan.

"Baik...baik...tuan" tak ada alasan lagi Luna untuk menolak.

Luna keluar, dan Jiel pun bersorak. Tentu saja senang hatinya. Padahal siapa Luna pun, Jiel juga belum tahu. Tapi yang pasti, Jiel terpesona dengan sepasang mata bening milik Luna.

Aris yang melihat Luna masuk ruangan pantry, "Darimana?" tanyanya.

"Buatin tuan muda kopi. Katanya kopi yang tadi nggak enak" bilang Luna.

"Benarkah? Padahal aku saben hari buat ya seperti itu" tanya Aris heran.

Luna mengedikkan bahu.

"Oh ya, apa alat-alat kebersihan itu yang beli tuan muda? Punya perusahaan segedhe gaban, tapi apa iya alat kebersihan aja musti beli sendiri?" tanya Luna.

"Kamu aneh deh Lun, yang beli ya bagian pengadaan. Mana ada waktu tuan muda memikirkan hal kecil seperti itu" seloroh Aris terbahak.

Luna mengernyitkan alis.

"Tapi barusan dia mengajak aku beli alat-alat itu" celetuk Luna.

"What? Jangan ngadi-ngadi dech" Aris saja tak percaya.

"Aku juga nggak" tukas Luna sambil membuka bungkus makanan dan menyuapkan ke mulutnya.

Tapi panggilan dari luar ruang pantry mengagetkan keduanya.

"Luna, sekarang saja kita beli. Nggak usah nunggu makan siang" hanya terlihat kepala Jiel yang melongok ke ruangan pantry.

Luna sampai kebingungan menjawab, karena mulutnya penuh dengan makanan yang dibelikan oleh Aris.

Sementara Aris hanya bisa bengong, seumur-umur baru kali ini tuan muda mendatangi pantry.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

***To be continued, happy reading.

Like, komen, vote selalu author tunggu.

😊🤗***

1
Alif
ijasahmu SMA lun, klo CS mau apalagi
Alif
nyuruh luna pulang 2th lg ya klo kamu msh hidup umur kan rahasia Tuhan, jikalau emang ada kesempatan untuk menjelaskan knpa hrs di tunda
Neny Sulistyowati
Kecewa
Neny Sulistyowati
Buruk
Ratna Fika Ajah
Luar biasa
Dewi Nafisah
oke. ceritanya seru, komplit
nentin kartini
Luar biasa
Evy
Bagaimana nasibnya Baron Thor...tak ada kelanjutan ceritanya...
Evy
janda yang masih perawan tidak ada masa Iddah nya Thor...
Azalea Taling
luna sama suami ya bodoh
kalea rizuky
biasa nya abis malam. pertama ditungguin di gendong ke kamar. mandi lahhh luna abis enak enak ditinggal kasian/Smug//Curse/
Umi Thea
iya thor bikin cerita ya biar halu jg rd masuk akal jg kali, biar perempuan kampung ga bego bngt kali thor bikin gedeg aja........
Ari_nurin
iya oon banget si Luna .. dr awal ga bs nyambung nyambung kan .. jengkel juga .. terlalu lemot sdh dikasih clue klu kakek nya pemilik samudera group 😤🙄
Ari_nurin
masa ada seorang ibu berpikiran spt mama nya jiel .. kayak nya semua ibu ingin dpt menantu cewek yg bisa menjaga marwahnya bukan yg spt Valen 🤔 kecuali klu memang ga tau kelakuan yg sebenarnya ya .. lah ini sdh tau lho kok masih tetap memaksa Anak nya berjodoh dgn wanita spt itu
Ari_nurin
penasaran Banget kenapa bs lupa ama orang tua kandung nya .. pdhal kan ga kecil kecil bgt waktu ditinggal orang tua nya .. hehehe gas lah bacanya biar ga penasaran 😁
Safira Najib
Luar biasa
Atik Marwati
jangan mau tuan David..
bertobat saja biar tenang keluarga nya
Atik Marwati
hadewww... tobat valen
Atik Marwati
David anak probowaskito
Atik Marwati
belum sadar dia jiel...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!