Adikku Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku

Deden menatap Naila dengan heran,tidak biasanya dia bersikap tidak sopan seperti kepada orang tua,dia merasa ada yang aneh dengan sikap putrinya itu.

"Naila ada apa dengan mu,ibu tidak bermaksud untuk membela Raisa hannya karena dia punya banyak uang,tapi ibu tidak mau nak Irwan marah karena kamu tidak mengikuti aturannya." Jawab Deden dengan nada meninggi.

"Sudahlah Bu,aku kesal melihat ibu yang tidak pernah menganggap aku." Naila langsung pergi meninggalkan ibunya yang keheranan melihat perubahan Naila.Naila pergi ke kamarnya disana dia menghubungi irwan tapi dia semakin kesal karena Irwan tidak menjawab panggilannya.

"Ada apa sih dengan Naila tidak biasanya dia bersikap tidak sopan seperti itu ada apa dengan dia dan kenapa sekarang penampilannya berubah seperti itu." Ucap Deden penuh tanya.

Sementara itu Irwan baru saja pulang ke rumahnya,Raisa sedikit takut karena Naila pergi disaat suaminya tidak ada,selama ini suaminya yang selalu menahan adiknya untuk tinggal bersama mereka.

"Kamu sudah pulang mas?

"Hmm...Aku lelah sekali,kemana Naila aku ingin minum kopi?"

"Hmm suruh bibi Ira saja mas,Naila tadi pergi tadi katanya seminggu ini dia ada kegiatan dengan teman-teman kantornya." Ucap Raisa.

"Ohhh..."Hannya itu jawaban yang di lontarkan oleh Irwan.Walaupun Raisa sedikit kaget mendengar jawaban suaminya setidaknya dia sedikit senang karena suaminya tidak marah kepadanya.

Lama mereka berbincang hal-hal yang tidak penting,hal itu membuat mood Raisa benar-benar berubah dia mengira Irwan memang tulus untuk menemaninya nyatanya dia hannya ingin mengambil hati Raisa agar dia tidak curiga saat besok dia pamit pergi liburan ke Bali bersama adik iparnya.

"Sayang kita kan belom membeli perlengkapan calon baby kita,kapan kita akan belanja nanti aku akan meminta ibu untuk menemani mu." Raisa bersandar di pundak suaminya mereka berdua menikmati hari yang sudah hampir gelap,sementara pelayan mereka sudah pulang dari tadi jam enam sore.

"Hmm...Benarkah mas,kalau besok bisa tidak mas?"

"Aku rasa tidak bisa sayang karena mama sibuk kalau Jumat,lebih baik hari Sabtu saja."Ucapnya.Irwan mengatur semuanya sesuai rencananya,dia tidak ingin liburannya kali ini ada yang menganggu dia menganggap ini sebagai bulan madunya dengan istri kedua anggap saja sebagai istri.

"Hmm ya sudah lah sayang tidak papa kapan pun aku siap sayang,kamu ingat saja aku sudah senang sayang." Jawab Raisa penuh bahagia.

"Semoga saja Naila benar-benar pergi dari rumah ini,lihat saja tanpa adanya dia dirumah ini kehidupan ku dan rumah tangga ku kembali normal,aku berharap dia tidak kembali lagi kesini." Ucapnya.

Setelah malam semakin larut mereka berdua naik ke lantai dua lalu tidur dengan pulas.Irwan sengaja tidak mengijinkan Raisa pindah kamar ke lantai bawah karena dia tidak ingin Raisa selalu meronda kalau malam hari,agar dia dan Naila bebas melakukan apa pun kalau malam hari.

Keesokan paginya irwan bangun begitu pagi,lalu dia segera mandi dan bersiap-siap berangkat ke kantornya.

"Mas...Kok buru-buru ada apa?"

"Hari ini kami ada meeting penting di kantor,aku yang akan memimpin meeting pagi ini."Ucapnya sembarangan.Raisa sedikit curiga karena suaminya pergi tampa memakai dinasnya biasnya kalau atasannya memanggilnya atau ada urusan dinas dia akan berangkat dengan pakaian yang rapi.

"Sudah lah untuk apa aku curiga,rasa curiga ini akan membunuhku lama-lama lebih baik aku memikirkan masa depan ku dan juga anakku.Tidak mungkin suamiku yang baik berbuat sesuatu yang tidak terpuji di saat ibu mertuaku sudah mendidiknya dengan sangat baik." Ucapnya dalam hati sambil mengelus perut buncitnya.

Raisa berusaha untuk menenangkan dirinya,bahkan dia berusaha untuk tidak berpikiran yang negatif yang akan merusak pikirannya.

Sementara itu,Naila sudah selesai mandi,dia sama sekali tidak membantu ibunya untuk menyiapkan sarapan pagi mereka,dia mengabaikan ibunya yang sedang sibuk membereskan rumahnya.

"Naila kamu mau kemana,pagi-pagi kamu sudah cantik kamu mau kemana?Tanya Deden ibunya yang tetap bingung dengan penampilan Naila yang dinilainya begitu norak.

"Aku mau bertemu pacarku ma,kalau bisa aku mau minta dia menikahi ku,aku sudah bosan hidup seperti ini bahkan sudah muak menjadi pelayan Raisa."

"Naila kamu tidak sopan sekali,dia itu kakak mu,dasar anak tidak tau diri,entah siapa yang membuatmu berubah seperti ini." Deden menjerit berharap Naila mendengar kata-katanya.

Naila pergi kesebuah restoran dia menyuruh Irwan menemuinya di restoran yang sudah di masuki nya sesampainya disana dia menghela napas lega karena Irwan belum tiba disana.

Naila duduk di kursi paling pojok,dia sengaja mengambil kursi disana,agar tidak ada yang melihatnya bersama Irwan kekasihnya.

"Mas...Aku disini." Naila melambaikan tangannya saat melita Irwan berdiri kebingungan di dekat pintu mencarinya.Irwan tersenyum lalu menghampirinya,tampa malu-malu Naila berdiri lalu memeluk erat tubuh Irwan hingga beberapa orang di sana menatap heran kepadanya.

"Sayang....aku kangen sama kamu,aku yakin istrimu sangat senang saat aku tidak bersama kalian." Ucap Naila dengan manja.

"Hahaha...Raisa kan kakak mu sayang,masak kamu ngomong seperti itu?" Ucap Irwan.Dia merasa sangat lucu dengan kata-kata Naila barusan.

"Aku akan membenci semua orang yang mencintai pacarku,aku ingin memilikimu seutuhnya sayang,aku tidak mau pacaran seperti ini rasanya aku tidak bebas melakukan apa pun."Jawab Naila dengan manjanya.

"Sudah lah sayang,semua ada waktunya suatu saat kita pasti menikah walaupun hannya menikah sirih kamu kan tau sayang kalau aku tidak bisa memiliki istri dua." Ucapnya dengan senyum yang menawan.

Wajah Naila lansung berubah,dia sangat tidak menyukai ucapan Abang iparnya itu,walaupun sebenarnya dia tau akan peraturan itu.

"Terus aku ini selamanya menjadi budak ranjang kamu saja? kalau begitu lebih baik kita putus saja mas,bagaimana mungkin aku tidak memiliki masa depan yang baik mas?"

"Please sayang jangan putus,aku sangat mencintaimu,tapi tolong untuk saat ini jangan bahas tentang menikah,lebih baik kita bahas keberangkatan kita,kapan kita akan berangkat ke Bali?"

Wajah Naila yang murung tiba-tiba berubah ceria,dia hampir lupa tujuannya ke tempat ini adalah untuk membahas keberangkatanya dengan Irwan.

"Benarkah besok sayang,aku sudah tidak sabar untuk pergi bersama mu,makasih ya sayang karena sudah mau menyiapkan waktu untuk pergi bersamaku." Ucapnya dengan manja.

"Sama-sama sayang aku ingin pulang ke rumah sayang karena aku harus pamit kepada Raisa,tidak mungkin aku pergi begitu saja kan " Ucap Irwan sambil mencubit hidung Naila dengan lembut.

💗💗💗bersambung 💗💗💗