🌸 Lanjutan cerita dari "Merindukan Rembulan" 🌸
Yang nungguin kisah Fabian dan Laras,yuukkk mampir kesini...
Karena tak kunjung memiliki seorang anak,pernikahan antara Fabian dan Laras yang sudah di jalin selama 5 tahun itu pun terpaksa harus di akhiri karena Laras merasa dirinya tidak mampu memberi keturunan untuk suaminya Fabian.
Dan berharap,kelak suaminya bisa mendapatkan seorang istri yang bisa langsung memberikan keturunan untuk suaminya itu.
Lalu bagaimana jika satu tahun pasca bercerai Laras malah hamil anak dari Fabian??karena kejadian tak terduga,membuat mereka melakukan ONS yang mengakibatkan Laras hamil.
Akankah Fabian mau bertanggung jawab pada anak yang di kandung Laras??
Atau malah membiarkan Laras menjadi orang tua tunggal karena meragukan anak itu sebagai anaknya??
Yuukkk simak kisanya Fabian Bagaskara Herlambang dan Larasati Dewi Adnyana
🌸.Jadwal up :
🌸.Senin
🌸.Rabu
🌸.Jumat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11.Kesempatan
Laras masih menutup matanya saat kini dirinya dan Fabian sudah ada didalam mobil.Bahkan sudah beberapa menit berlalu mobil itu melaju namun Laras masih setia menutupi wajah cantiknya.
"Sudah,kenapa masih menutupi wajahmu,"ucap Fabian setelah beberapa meenit berlalu namun Laras masih saja menutupi wajahnya.
Dengan kesal Laras membuka tangan nya lalu menatap kesal pada Fabian yang akhir akhir ini tidak pernah membuatnya tenang sama sekali.
"Bisa nggak sih Bi kamu tidak melakukan hal aneh aneh kaya tadi?malu tahu nggak,dilihatin sama orang orang,"semprot Laras ada pria itu.
"Bisalah,bisa banget malah.Asal,kamu nya nurut sama aku,"jawab Fabian santai dan tetap fokus dengan jalanan yang tengah mereka lewati saat ini.
"KIta mau kemana?"tanya Laras yang akhirnya menyerah berdebat dengan mantan kekasih halalnya itu.
"Ke KUA,"jawab Fabian singkat.
"Apa?jangan aneh aneh lagi deh Bi,kamu kenapa sih?"
"Aku baik baik saja sayang,malah jauh lebih baik setelah kita kembali bersama.Kamu tahu,aku malah merasa jika aku akan hidup seratus tahun kedepan setelah kita kembali."
"Bian,"
"Iya sayang,aku disini.Kenapa harus teriak teriak sih,"
"Nggak tahu ah,kesel."
Fabian terkekeh saat melihat jawah kesal Laras akan apa yang dia lakukan saat ini.Meski begitu,ternyata mengoda Laras jauh lebih menyenangkan.
Tidak berselang lama,mobil Fabian pun akhirnya tiba disebuah halaman restoran yang biasa Laras datangi untuk makan siang disana.
Entah itu bersama dengan Arya atau keryawan lainnya.Yang lebih dominan sih datang bersama dengan Meli.
Selain datang untuk makan siang,tidak juga keduanya membahas pekerjaan selama mereka berdua makan siang bersama.
"Ayo turun,kamu paling suka makan siang disinikan?aku jadi penasaran,seenak apa makanan disini sehingga kamu sering sekali makan disini."ucap Fabian setelah memarkirkan mobilnya dengan benar disalah ruang yang disediakan pihak retoran untuk para tamunya yang datang dengan kendaraan roda empat itu.
Laras bergeming,namun tetap mengikuti langkah Fabian yang sudah lebih dulu turun lalu berjalan menghampiri Laras,
Fabian meraih tangan Laras untuk membawanya dalam genggaman tangan nya saat memasuki kawasan tempat makan itu.
Saat kedua nya masuk,mereka disambut hangat oleh pegawai restoran yang bertugas berjaga didepan pintu masuk.
"Selamat siang dan selamat datang,silahkan masuk tuan dan nyonya,didalam masih ada beberapa meja yang kosong."ujar nya menunjukan sebuah meja yang ada disebelah ujung tepatnya dekat dengan jendela besar yang ada disana.
Fabian mengangguk dan mengguman kan kata terima kasih,lalu membawa Laras masuk dengan tangan yang saling bersahutan.
Fabian melepaskan genggaman tangan nya ditangan Laras untuk menarik satu kursi yang akan diguakan oleh Laras.
Ah,Fabian tetap lah Fabian.Meski sudah satu tahun berlalu dan mereka tidak pernah lagi bersinggungan namun ternyata tidak ada yang berubah dari seorang Fabian.
Dia selalu memperlakukan wanita yang dia cintai dengan begitu baik dan manis.Dan itu adalah salah satu alasan untuk Laras masih belum move on dari seorang Fabian Bagaskara.
"Menu apa yang ska kamu pesan kalau datang kesini?"tanya Fabian saat seorang karyawan restoran itu membawakan buku menu pada mereka berdua.
"Spaghetti disini lumayan enak,steak nya juga.Kamu pasti suka semua menu,karena rasanya sesuai dengan selera kita."jawab Laras yang siang itu memesa spaghetti carbonara sedangkan Fabian memesan steak tenderloin hot plate.
"Bagaimana dengan tawaran ku semalam Ras?aku harap kamu mau mempertimbangkan nya."ucap Fabian memecah keheningan saat keduanya tengah menunggu menu yang mereka pesan datang.
"Perlahan saja Bi,karena jujur aku masih menikmati waktu kesendirian ini.'
"Tapi aku tidak Laras.Aku butuh kamu,aku merindukan kamu."
Deg...
Jantung Laras kembali berdetak dengan cepat saat Laras menatap ke arah Fabian dan bagaimana tulusnya pria itu meminta dirinya untuk kembali.
Bahkan mata yang biasa menatap tajam pada lawan bicara yang tidak dia sukai kini tengah berembun menandakan jika dia sudah berada didalam keputus asaan nya.
"Beri aku waktu Bi,aku belum tahu harus menjawab apa."
"Ok.Aku akan memberikan mu waktu,sampai kamu hamil."
Deg...
"Hah?mma_maksud kamu apa Bi?hamil?"
"Mmm,jika kejadian malam itu tidak menandakan adanya janin yang tumbuh didalam rahim kamu,maka aku tidak akan memaksa.Tapi jika kejadian malam itu membuahkan hasil,maka aku tidak akan pernah lagi memberikanmu kesempatan untuk menolak apalagi untuk pergi dari aku."
"Tapi Bi,semua itu akan____"
"Kita belum tahu hasilnya Ras.Jangan bicara dulu sebelum kita tahu apa jawaban yang Allah berikan untuk kita berdua."
Hening kembali tercipta,Laras memalingkan wajahnya demi menutupi cairan bening yang baru saja lolos dari mata indahnya.
Begitu pun dengann Fabian,yang langsung mengusap wajahnya dengan kasar saat cairan itu dengan lancang nya membasahi wajah tampan nya.