Sebuah cerita yang menceritakan tentang seorang anak muda yang mana dia seorang dewa perang yang tidak diketahui latarbelakangnya kecuali oleh para pejabat petinggi-petinggi, dia sangatlah kuat dan berani, melalui dari perang melawan 27 negara yang dia taklukkan serta kekuatan yang di milikinya, dia diberi gelar "Dewa Perang", tetapi dengan gelar tersebut tidak membuat dirinya ingin diketahui oleh semua orang, hanya memilih orang orang tertentu saja yang boleh mengetahui jati dirinya yang sebenarnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Faqih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Tiga Grandmaster
Wajah yang datar, memancarkan aura membunuh. Felix berkata kepada pelayan. "Kenapa kamu datang dengan terburu buru, Apa ada sesuatu hal yang penting ?".
Pelayan itu menunduk lalu berkata, "Tuan, ke 3 Grandmaster beladiri telah tiba".
Mendengar penjelasan Pelayanan tersebut. Felix mengangguk kecil lalu menyuruh pelayan itu mengantar Master beladiri ke ruangannya.
Suruh mereka masuk menemuiku!.
"Akhirnya tambahan petarung beladiri telah tiba". Gumam Felix. Nampak senyum membunuh terlihat dari raut wajahnya.
"Baik tuan. Aku segera mengantar para Grandmaster menemui tuan", jawab si pelayan.
Segera ke 3 Grandmaster Beladiri menemui Felix. Satu demi satu bersalaman kepada Felix. Grandmaster itu berasal dari Eropa. Bayaran mereka sangat tinggi.
Wajah wajah mereka terlihat keras. Tubuh mereka tinggi tinggi, otot-otot sangat jelas, nampak aura membunuh. Ke tiga Grandmaster itu masing-masing berbeda tingkatan.
"Tak,, tak,, tak,,"
Seorang pengawal berjalan cepat menuju ruangan Felix. Dengan nafas sedikit terengah-engah, pengawal itu berdiri di depan Felix dengan ketakutan.
Dengan wajah merah, penuh kekesalan terlihat dari wajah Felix.
Felix dengan kesal berkata, "Ada apa ? Kenapa kamu masuk seperti sedang mabuk ?".
Dengan suara rendah dan terbata bata pengawal itu berkata, "Tu, Tuan. Orang orang yang di utus untuk membunuh Xin Chen telah kembali".
Felix, menaikkan alisnya lalu berkata, "Hmmm, bagus bagus jawab Felix". Suruh mereka kemari secepatnya.
Pengawal itu masih belum beranjak normal, dirinya masih gemetar takut lalu berkata, "mereka kembali hanya berlima, yang 4 telah mati".
"Banggg"
Dalam hati Felix, "mereka yang telah di utus memiliki seni beladiri tingkat tinggi, kekuatan mereka 1 berbanding 7, itupun mereka yang sudah memiliki beladiri tingkat menengah".
Jika orang awam dalam hal beladiri, 20 orang pun tidak akan mampu mengalahkan mereka".
Felix memicingkan mata memikirkan hal ini. Dengan suara keras, Felix memerintahkan pengawal, untuk menyuruh mereka yang masih hidup segera menemuinya.
Felix ingin tahu perkembangannya. Apakah Xin Chen telah mati atau masih hidup.
Felix berkata, "Suruh mereka menemuiku".
"Ta, tapi Tuan". Suara gugup masih penuh ketakutan terdengar dari Pengawal.
"Ada apalagi ?" Bentak Felix!.
Lutut Pengawal itu gemetar takut sambil berkata, "orang itu datang dengan seorang pria yang sangat muda".
Mendengar perkataan pengawal itu, tatapan Felix semakin tajam. Dengan penuh kekesalan, Felix berkata, "mereka sekarang ada di mana ? aku ingin tahu siapa yang bersamanya".
Felix menatap 3 Grandmaster itu, lalu berkata "jika dia teman maka kau akan menjamunya. jika dia musuh maka, ini saatnya kalian akan menguji kemampuan kalian melawan orang orang itu".
Salah seorang dari ketiga Grandmaster itu bernama Albert berkata, "Tuan jangan khawatir, negara menugaskan kami sudah pasti kami akan menjamin. Tuan hanya mengatur semuanya".
Mendengar Grandmaster Albert, Felix sangat bersemangat, sedikitpun tidak merasa ragu dengan ucapan Albert. Di depan hotel, Xin Chen berdiri bersama 5 para pembunuh. dari jarak 100 meter, berdiri Liu Yan dan 7 pasukan Serigala yang terpilih.
Dengan wajah datar. Xin Chen menatap gedung di hadapannya. Banyak orang orang beraktivitas di sekitar gedung. Banyak pula karyawan biasa.
Melihat Xin Chen dan 5 orang pembunuh yang bersama Xin Chen, dengan pakaian ala pasukan khusus, menjadi pusat perhatian masyarakat yang lewat di sekitar gedung tempat Felix berada.
Sikap acuh tak acuh melihat sekeliling gedung, Xin Chen mencibir. "Sudah saatnya musuh musuh Hua Xia di habisi". Mendengar perkataan Xin Chen, para pembunuh yang bersama Xin Chen sedikit bergidik takut. Mereka sudah melihat kemampuan Xin Chen.
Dengan sikap datar, Xin Chen mengeluarkan aura membunuh. Ketiga Grandmaster yang berada di puncak gedung Golden Eye merasakan aura yang di pancarkan Xin Chen.
ke tiga Grandmaster memicingkan mata, dan sedikit terkejut. Salah seorang di antara mereka yang bernama Tianus berkata, "Siapa orang itu. knp auranya sangat kuat?" Mereka saling memandang merasakan tekanan aura Xin Chen.
Felix segera turun ke lantai dasar beserta dengan anak buahnya. seluruh pengawal Felix yang berjumlah 240 orang, mengepung Xin Chen. Melihat situasinya ! Xin Chen mencibir. "Siapkan kantong mayat".
Mendengar perkataan Xin Chen, pengawal Felix tertawa terbahak bahak. Mereka menganggap Xin Chen lagi mengada ada, lelucon yang sangat menarik.
pintu lift terbuka. Felix melangkah ke depan Xin Chen beserta beberapa pengawal handalnya, di ikuti tiga Grandmaster.
Ketika jarak sedikit dekat, wajahnya pucat. dirinya tercengang. kenapa bisa Xin Chen masih hidup ? apa yang terjadi ? Mengapa Xin Chen bisa bersama dengan orang orang ini ?
Banyak pertanyaan yang timbul di fikiran Felix. Dirinya belum sadar dari keterkejutan. Adakah yang bisa menjelaskan hal ini ? Semua orang terdiam. menunggu instruksi dari Felix.
Xin Chen menatap jijik Felix dan pengikutnya. Xin Chen berkata, "Sudah saatnya aku menghabisi seluruh musuh Hua Xia".
Albert memicingkan matanya mendengar perkataan Xin Chen. Dengan sikap tenang, Albert menutup mata, menarik nafas dalam-dalam. ada sedikit keraguan terhadap Xin Chen.
Dalam hati Albert. anak muda ini memiliki tekanan yang kuat. Auranya meningkat tajam. jika aura seorang Master atau Grandmaster pasti sama dengan aura Tianus.
Felix sangat geram mendengar gertakan Xin Chen. Dengan kemarahan yang di rasakannya. Felix memaki Xin Chen, "Kamu akan kutanam di sini. Percaya atau tidak, aku akan menghabisi seluruh kerabat dekatmu".
Xin Chen tetap tenang mendengar ancaman Felix. "Apa kalian orang orang dari Eropa sudah sangat ingin di bunuh ? Kalian tidak layak melawan orang orang Hua Xia. sampah sepertimu tidak layak menginjakkan kaki di negara Hua Xia".
Ketiga Grandmaster sangat marah . Kata kata Xin Chen sangat merendahkan orang orang Eropa.
Black Jack yang sedari tadi diam. mengangkat alisnya melihat Xin Chen dengan tatapan membunuh. dirinya masih menahan kemarahannya. Dia ingin melihat kemampuan Xin Chen dalam bertarung.
Sambil memicingkan matanya, Black Jack berbisik ke Felix. "Suruh orang orangmu menyerangnya".
Mendengar perkataan Black Jack. Felix mengangguk, lalu berkata, "Seluruh pengawal bunuh mereka semua. Jangan ada yang di biarkan hidup".
Semua pengawal bersamaan menyerang Xin Chen. Mereka memiliki dasar beladiri untuk bertarung. Liu Yan memicingkan matanya, lalu memerintahkan ke tujuh pasukan Serigala untuk menyerang anak buah Felix.
Ke tujuh pasukan Serigala mengangguk. Mereka loncat turun ke tanah, Ke tujuh Pasukan Serigala, adalah orang orang pilihan. mereka yang terbaik dari 1500 pasukan Serigala.
Dalam sekejap Liu Yan dan ke tujuh pasukan Serigala telah berada di sisi Xin Chen.
Felix membelalakkan matanya, sejak kapan orang orang itu berada di samping Xin Chen. Melihat postur tubuh pasukan Serigala. Felix sedikit merinding.
Ketiga Grandmaster yang melihat pasukan Serigala, memicingkan matanya. Merasakan tekanan aura kuat dari pasukan Serigala, ketiganya sedikit waspada.
lebih 240 orang pasukan Felix menyerang Xin Chen, mereka membawa senjata tajam, pedang, golok, tombak, dan beberapa senjata tajam lainnya.
Pasukan Felix yang begitu banyak. Seorang Pasukan Serigala berkata. "Tuan Muda, jaga diri anda baik baik. kami akan menangani sekelompok semut yang mengganggu". Xin Chen mengangguk kecil.
Xin Chen berkata kepada Liu Yan dan pasukan Serigala. "Jaga diri kalian baik'baik". secara serentak Liu Yan dan pasukan Serigala berkata, "Baik Tuan Muda"
Liu Yan dan pasukan Serigala langsung menerjang kelompok orang orang Felix. kecepatannya sangat cepat. hanya orang orang dari Master dan Grandmaster yang mampu melihat gerakan Liu Yan dan pasukan Serigala.
ketiga Grandmaster dengan tatapan tajam, melihat gerakan Liu Yan dan pasukan Serigala. Setiap yang Liu Yan dan pasukan Serigala berhadapan dengan pasukan Felix. satu demi satu terpental jauh dan pingsan di tempat.
"Buk bak, buk bak". Terdengar bunyi pukulan, retakan tulang dan tendangan yang membuat pasukan Felix tidak mampu berdiri lagi.
Setelah mendapatkan serangan dari Liu Yan dan pasukan Serigala. Tubuh mereka tidak mampu untuk berdiri lagi. mereka memuntahkan darah segar dan banyak yang pingsan.
Hanya butuh waktu 15 menit, seluruh pasukan Felix kalah total. Hampir semua pasukan Felix terbaring pingsan, tidak sadarkan diri. Darah mengalir dari sudut mulut mereka.
Melihat pertarungan Liu Yan dan pasukan Serigala, Xin Chen tersenyum puas dan mengejek Felix. "Tidak ku sangka orang orang dari Eropa hanya sekumpulan cacing tanah. tidak memiliki kekuatan sedikitpun. Membuat diriku bosan dengan kalian".
Mendengar ejekan Xin Chen, Felix sangat marah. Dia memerintahkan pengawal elitenya yang berjumlah 15 orang menyerang Xin Chen. "Kalian cepat serang dia!"
"Baik tuan". Ucap pengawal elite. Felix mengangguk dan menunjuk Xin Chen. "Aku ingin kepala orang itu". Xin Chen tersenyum sinis melihat Felix "Hanya seorang sampah di kelilingi Master Masternya".
Xin Chen menggelengkan kepalanya. "Dasar Bodoh !" gumam Xin Chen melihat Felix dan pengawalnya