NovelToon NovelToon
Peluru Rasa Kavaleri Timur

Peluru Rasa Kavaleri Timur

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Enemy to Lovers
Popularitas:170.7k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Patah hati membawa Russel menemukan jati dirinya di tubuh militer negri. Alih-alih dapat mengobati luka hati dengan menumpahkan rasa cintanya pada setiap jengkal tanah bumi pertiwi, ia justru diresahkan oleh 'Jenggala', misinya dari atasan.

Jenggala, sosok cantik, kuat namun keras kepala. Sifat yang ia dapatkan dari sang ayah. Siapa sangka dibalik sikap frontalnya, Jenggala menyimpan banyak rahasia layaknya rimba nusantara yang membuat Russel menaruh perhatian khusus untuknya di luar tugas atasan.

~~~~

"Lautan kusebrangi, Jenggala (hutan) kan kujelajahi..."

Gala langsung menyilangkan kedua tangannya di dada, "dasar tentara kurang aj ar!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Delapan belas ~ Diantara kita "t'lah usai"

Surya tergelincir ke arah barat, menginjak waktu diantara panas terik dan suhu yang mulai teduh.

Gala memilih untuk diam di rumah, entah itu ikut mengurus mama ataupun sekedar menemaninya dan bicara. Hal receh yang banyak mereka lewatkan di jeda usia. Bahkan keduanya hampir kehilangan moment itu selama ini.

Ada tawa lepas berkali-kali saat Gala membantu mbak Ela. Mbak Ela yang biasa mama panggil untuk membantu mencuci dan menggosok pakaian di rumah, datang membawa buah jambu air dan belimbing.

"Bisa ngga dek?" dek, sebuah panggilan yang menurut wanita paruh baya berjilbab itu cocok untuk Gala, sebab ia tau Gala adalah bungsu di rumah ini meskipun jarang ia temui, mungkin baru beberapa kali. Dek, panggilan itu juga sempat ia dengar dari om Cikal dan om Zaid.

"Sebentar..." Gala melompat-lompat mencoba menjatuhkan mangga muda di halaman rumah, melempar sepatu atau sendal yang berantakan di depan teras dan pintu dapur. Mangga muda yang mungkin sudah setengah matang untuk mereka jadikan rujak rencananya bersama jambu air dan belimbing.

"Pake galah La, bukan sepatu..." tawa mama memperhatikan aksi Gala yang terkesan mengundang rasa humor dari kursi kayu di dekat gawang dapur, sementara mbak Ela tengah membuat bumbu rujaknya, "lagi dek, semangat adekkk!" serunya berteriak.

"Ini aku itung itung lagi latihan jadi atlit lempar lembing ya..." ucap Gala sudah beberapa kali melempar bolak balik namun tak membuahkan hasil.

"Coba pinjam tetangga deh."

"Sebentar, ma. Aku bisa pasti bisa...sepatu ini sama mangganya lebih berat sepatu." belum menyerah, Gala mencoba cara lain dengan menaruh kursi lalu mengibas-ngibaskan sapu. Posisi mangga itu tak terlalu tinggi namun tak juga rendah, "bentar deh. coba pake cara lain. Masa sih ngga bisa, perasaan itu rendah ngga tinggi tinggi amat."

"Aduh awas jatoh ah!"

Aksi Gala itu kembali menuai tawa mama, yang sepertinya hanya dengan melihat Gala di dekatnya saja sudah bahagia.

Pluk!

Ia membeliak excited saat satu buah mangga berhasil ia jatuhkan dengan kibasan sapu, meski kemudian terlempar agak jauh, "yeee!"

"Nah tuhhhh, akhirnyaaa!" seru mama dan mbak Ela.

Mama praktis mengejar dan meraih buah mangga itu yang terlempar sampai ke arah depan jalanan.

Bersamaan dengan sebuah motor sampai disana, motor yang dikendarai oleh Aziz dan Ayunda.

"Mama,"

"Apa itu, ma? Mangga? Mateng?" Ayunda turun dari boncengan bersama Aziz yang langsung salim takzim.

"Oh iya, setengah mateng. Lala sama mbak Ela mau bikin rujak..."

"Lala pulang?" tanya Ayunda segera mengekori ke arah samping rumah di susul Aziz yang telah memarkirkan motornya.

Benar, Gala masih berada di atas kursi dan mengibas-ngibaskan sapu, "yang ini ya mbak? Yang itu?" tunjuknya ke arah buah-buah mangga, "yang itu dek...bukan, atasnya."

"Aku pendek mbak, susah..." tawanya bersama tawa renyah mbak Ela.

Ayunda yang bergabung turut merasakan kehangatan adanya Gala, begitu kontras perbedaannya saat Gala disini, adiknya itu memang selalu mempengaruhi perasaan di sekitarnya. Jika ia senang, maka senang dan bahagia itu akan menjalar ke orang-orang sekitar dan lingkungan. Begitupun saat ia marah ataupun sedih.

"Wah...wah, pesta mangga muda."

Gala dan mbak Ela langsung menoleh ke arah suara.

"Waduh, La...biar bang Aziz yang ambil." ujar Aziz mencoba mengambil alih, so asik!

"Eh ngga usah, udah cukup kok...satu cukup ya mbak?" Gala merapatkan kakinya, tak menyangka jika akan ada Aziz, ia bahkan menarik-narik ujung celana pendek yang dipakainya hanya berbatas beberapa inci dari ujung kaos.

"Turun nak, udah...biar abangmu yang ambil. Satu lagi aja, biar kita rujakan rame-rame." Pinta mama.

Gala tak lagi banyak bicara, bahkan kini wajah riang tadi berubah jadi kaku, "oh iya." Ia bermaksud turun dari kursi, namun entah sejak kapan gerak refleks Aziz itu begitu menyebalkan dengan bergegas membantunya turun. Bahkan ia tanpa permisi meraih Gala, "ihh." Gala menggidikan bahu sebadan-badan demi menyingkirkan tangan Aziz.

Mungkin mama, kak Ayunda dan mbak Ela tak menyadari sikap menolak Gala, namun sorot matanya sudah terlempar tak suka pada Aziz, "lain kali ijin dulu." Gumamnya hanya bisa di dengar Aziz sementara ketiga wanita itu lebih memilih sibuk di gawang dapur mengolah buah dan bumbu rujak sambil bercerita bagaimana sibuknya di acara fitting baju pengantin tadi dan mengurus keperluan terakhir pernikahan.

"Maaf. La..." tahan Aziz membuat Gala mendongak dan menepis tangannya, "kamu masih marah sama abang?"

"Engga. Aku sudah memaafkan dan sedang berusaha melupakan." alisnya bahkan menukik menyatakan kebencian akan apa yang dilakukan Aziz saat ini.

"Oke, Abang minta maaf sudah nyakitin kamu. Ada waktu untuk keluar, kita bicara berdua?"

Gala mengernyit, "Abang ngajak aku? Yang bener aja, aku ngga mau. Aku udah cukup paham, seperti yang abang bilang beberapa bulan lalu, di sore abang menyelesaikan hubungan kita, bahkan ciuman pertamaku yang udah abang ambil pun, udah kulupain."

"La, sebentar. Abang terpaksa kaya gitu. Lala harus paham posisi abang, tapi abang masih sayang Lala kok."

Gala semakin dibuat tak paham dengan pemikiran lelaki di depannya itu, "apa sih?! Ya udah lah, terus sekarang apa yang mesti dipermasalahkan? Abang masih sayang itu urusan Abang. Tapi aku udah engga!" Gala berkali-kali melirik ke samping dimana ketiganya masih ketawa ketiwi merasai bumbu rujak buatan mbak Ela.

"Stop begini. Semua yang terjadi diantara kita sudah selesai, begitu abang bilang waktu itu. Dan besoknya abang kedapatan menerima makan malam perkenalan om sama papa. Aku udah cukup paham untuk itu, abang memilih kak Ayunda yang memang sedang papa Carikan jodohnya, lalu abang berminat."

"Ada kak Ayunda, dan itu udah cukup jadi rem pakem buat aku, dan seharusnya buat abang juga. Aku tau, dengan kak Ayunda, abang akan lebih mendapatkan keuntungan selain sosok kak Ayunda yang sudah matang, dewasa, cantik, feminim, bijaksana, berpenghasilan, selain itu...koneksi papa terhadap perpindahan golongan abang akan lebih mudah..." jedanya tipis menyeringai.

"Abang yang memilih selesai denganku, dan memulai dengan kak Ayunda yang lebih siap memulai bahtera, karena jika menunggu aku...papa dan mama jelas tak akan memberikan, jelas abang tak akan bisa menunggu." sorot mata Gala benar-benar memberikan peringatan dan Gala bergegas memanggil mama, "mama! Yang itu ya ma!" sehingga mama dan kedua lainnya langsung menoleh, tak memberikan Aziz kesempatan untuk bicara lagi.

Uluran tangan yang hendak meraih pergelangan tangan Gala itu pun urung dilakukan, "nah yang itu, bang!" katanya memandang dengan gelengan, hentikan. Semua sudah selesai.

"Iya nak, yang itu aja."

Kak Ayunda membuka jarum di bawah dagunya, sehingga kini jilbab itu sedikit longgar dan menghampiri Gala serta Aziz, "bisa ngga sayang?" tanya nya, Gala berangsur mundur dan menghampiri mama serta mbak Ela.

"Eh iya, La...kebaya punya kamu ada di tas. Bentar..." Kak Ayunda berjalan cepat diantara rok span panjangnya.

"Boleh...boleh...sini aku coba sekarang, siapa tau besok aku juga udah boleh nikah sama mama." tawanya membuat mama mendelik, "masih kecil. Mama mau kamu matang dulu pemikirannya. Tahun ini biar kakakmu dulu, apa mau coba buat ambil S2 dulu?" tawar mama.

"Kecil gimana to bu, usia adek berapa sekarang dek?"

"22. Aku SMAnya cuma dua tahun disini, pindah ke kota Karang terus kuliah disana." Jawab Gala mengunyah jambu air, namun kemudian ia tersedak dan terbatuk membuat mama dan mbak Ela tertawa renyah memberikannya air minum.

"Nah kan...nah kan, ngomong waktu makan keselek jadinya." ujar mama, "dia nomaden mbak, pindah sana sini. Ibukota--kota Karang kaya dari kamar ke dapur. Cuma ya gitu, waktu awal awal pergi sama tahun-tahun kemaren aja yang bener-bener ngga pulang tuh, kaya ngga punya keluarga disini aja. Sibuk sama kerjaan jadi DJ..."

"Hebat, mandiri...disana bareng siapa?"

"Adek. Om sama tanta nya." jawab mama lagi.

"Dari dulu sih sebenernya. Dulu waktu Lala kecil, saya dapet surat tugas mengajar di daerah perbatasan, pelosok, buat karir dan pengalaman, sampe ninggalin Lala sama tantanya..." ada raut wajah menyesal mama mengakui itu pada mbak Ela, ada Gala juga disana.

"Aku mandiri mbak dari kecil sampai sekarang, mandiri\= mandi sendiri." Tukas Gala memecah suasana yang sempat canggung itu. Mbak Ela tertawa renyah, "Yo Iyo, masa seumur ini mau dimandiin."

Aziz turun dari kursi setelah mendapatkan buah mangga, melihat hal itu, menyesal? Sungguh! Ayunda memang dewasa, namun tidak se-menggemaskan Gala. Mungkin dibanding semua lelaki di dunia ini, ia yang tau bagaimana Gala, siapa, dan seperti apa sosok gadis itu.

.

.

.

1
Elmaz
cocok memang ....
yuni asih
luar biasa... all in one
Yofa Meisya
kak shin..... selalu bisa mengaduk aduk hati dan perasaanku😭😭😭
Vike Kusumaningrum 💜
semoga bukan Aziz ya Allah, jauh² . 🤲🤲
Bunda Idza
semoga begitu ya La...dan kamu harus selalu waspada "ipar adalah maut" ( serem kalo inget judul ini)
S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆
aku harap ini Russel ya
bukan ajijah
sitimusthoharoh
dah mulai mau salim nih dek gala m bang ucel.jangan nakal y dek ditinggal abang kikikikiki
lanjut
S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆
siapa Yudas????
S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆
pingin pembalasan gak pak ir... mama Hanin punya jarum pentul kan... tusukkan tuh jarum ke jonnhy nya biar ingat rasa sakitnya , mengulang lagi tusuk lagi
sebel😐 gini aja baru sadar klo jadi duri dlm pernikahan
S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆
mau pulang ke kota karang berat ya Tanta... duh duhhh, sekarang atau nanti masa ini harus dilewati ... yakin deh kedepan nya akan membaik
Afternoon Honey
om ucel tepat waktu menghubungi gala ⭐👍
Elizabeth Zulfa
𝙚𝙝... 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙯𝙜 𝙩𝙡𝙥 𝙞𝙩𝙪... 𝙍𝙪𝙨𝙨𝙚𝙡 𝙠𝙖𝙝?? 𝙟𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙨𝙞 𝙞𝙥𝙖𝙧 𝙡𝙖𝙠𝙣𝙖𝙩 𝙮𝙖 𝙏𝙝𝙤𝙧 🤨🤨
Trituwani
kayaknya si mama dah tau cuman mungkin untuk mengungkapkan itu sulit, mama jg mungkin merasa bersalah jg dah ninggalin suami dn anak buat nugas dipelosok tp suami pun jg salah menempatkan orang ketiga disaat si mama nggak ada...
sabar ya mah mengikhlaskan semua itu memang sulit tp dituntut harus kuat jg buat anak"
Zahbid Inonk
ini sih hrs ummi Zahra atau umma Yumi yg nenangin soal nya klo yg lain apa lagi kla Ananta yg cowok ntar neng Gala d tikung 🤭
ieda1195
nah kaann, bang ucel lgi nugas ae peka neng, kalo kmu lgi sedih
ieda1195
inget bang ucel ya neng, tenang bang ucel. pergi cuma 3 hati, ntar kalo pulang ngadu ke bang ucel ya neng
Trituwani
berasa ditinggal kekasih hate nyampe sini lah min.. hati"ya bang ucel doa nona selalu menyertai jg...berangkat dan kembalilah dgn selamat kekasih hate...kenaapaa?! "klo yg hallo dek tuh berasa gmna gitu perasaan"tiap pamit ko selalu bikin nangesss /Cry//Cry/
ieda1195
gk kebayang sesakit apa mama gala
Miko Celsy exs mika saja
wah.....ucellll kau tau bgt waktu yg tepat untuk gala,,ayo bpk ibu irianto selesaikan baik2,klo bisa lupakan yg sdh lalu perbaiki yg msh bisa dipertahankan,jgn korbankan ank2 lg,buka lembaran baru,bkn melupakn yg sdh lewat tp jdkan pljran agar tdk terulang kembali
isni afif
lanjut teh sin.....😘😘🥰⚘️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!