TEMAN RANJANG SAHABAT IBUKU

Melani bahagia sekali karena baru kali ini dia bebas jalan dengan teman, apa lagi seorang teman pria. Dia baru sadar, bergaul dengan seusianya jauh lebih menyenangkan.

Lani tidak ingin Yudha mengantarkan pulang karena takut ibunya tahu jika dia telah berbohong. Dengan taksi Melani pulang.

Saat turun dari taksi, Lani tidak menyadari jika Jefri telah menunggu di parkiran apartemen. Sebuah apartemen yang Jefri belikan untuk keluarganya Lani.

Melani berjalan sambil melompat kecil, terlihat bahagia sekali.Saat akan memasuki lift, Lani belum sadar juga jika dia diikuti Jefri. Lani masuk ke lift begitu juga Jefri. Pria itu menggenggam tangan Lani membuat wanita itu kaget.

Melihat Jefri yang memegang tangannya, tubuh Lani gemetar. Dia memaksakan senyumnya terkembang. Lani menarik napas dalam mencoba menghilangkan kegugupan. Wanita itu berpikir, dengan memberikan Jefri servis ranjang pasti pria itu juga akan luluh.

"Om Jefri," ucap Melani dan memeluk Jefri serta mengecup pipi pria itu. Jefri masih diam tanpa reaksi. Melani jadi makin gugup.

Sampai di lantai unit apartemen yang ditempati keluarganya, tangan Lani ditarik hingga masuk ke dalam ruangan. Ibu Yana kaget melihat tangan Lani ditarik hingga masuk ke kamar.

Tubuh Lani dilempar ke ranjang hingga wanita itu tersungkur. Melani menyadari sepertinya kali ini Jefri marah. Selama dua tahun mereka hidup bersama belum pernah pria itu marah.

Jefri naik ke ranjang dan mengukung tubuh wanita yang menjadi simpanannya itu. Wajah Lani makin ketakutan melihat sorot mata tajam pria itu.

"Apa yang kau lakukan di luar sana?" tanya Jefri dengan suara lantang. Ibu Yana dan Dyra yang berada di ruang keluarga mendengar ucapan Jefri yang keras itu

"A-aaku pergi belajar kelompok," jawab Lani terbata. Jefri yang sedang kesal karena habis bertengkar dengan Manda tanpa di duga menampar wajah Lani.

Lani kaget, rasa perih dan terbakar dia rasakan di pipi bekas tamparan Jefri. Lani mengusap pipinya yang terasa sakit itu. Jefri mengambil tas belanjaan Lani dan membuang isinya ke lantai.

Ada boneka dan juga bunga serta gantungan kunci inisial Y yang Yudha belikan tadi. Lani menarik napas dalam lagi saat Jefri mengambil tiket menonton yang sengaja Lani simpan buat kenangan.

"Ini apa! Apakah belajar kelompok itu dibioskop?!" tanya Jefri dengan emosi.

"Setelah belajar kelompok aku dan teman-teman pergi menonton," jawab Lani pelan. Jefri mendekati Lani dan mencekik wanita itu.

"Bisa juga kau berbohong. Dasar ja*lang!" teriak Jefri.

Pria itu menarik baju Lani hingga sobek. Seluruh pakaian Lani dilecuti hingga tiada tersisa sehelai benangpun di tubuhnya. Tanpa pemanasan pria itu memasuki inti tubuh Lani.

Lani hanya bisa menahan air mata. Dia sadar tubuhnya telah di beli pria itu. Menangis atau berteriak juga percuma. Bukankah ini pilihannya. Dua ronde dilakukan Jefri dengan kasar. Tanpa peduli Lani merasa kepuasan hubungan atau tidak. Setelah itu Jefri pergi meninggalkan Lani yang masih polos.

Yana hanya melihat kepergian Jefri dengan perasaan cemas. Dia tahu pria itu pasti sedang marah sehingga pulang tanpa pamit.

Di dalam kamarnya, tangis Lani pecah. Di tarik selimut menutupi tubuhnya. Dia baru merasakan sakit dalam berhubungan. Apakah karena Jefri yang bermain kasar atau karena dia yang mulai jenuh melayani pria itu.

Kemarin Yudha menyatakan cintanya. Lani yang tidak bisa membohongi hatinya, jika dia juga mencintai pria itu menerimanya. Sehingga saat berhubungan tadi dia merasa bersalah dengan Yudha. Apakah itu yang menyebabkan rasa sakit yang dia rasakan?

...****************...