(Penyesalan Suami) Istri Yang Aku Benci

Jantung Liam dan Ameera sama-sama berdebar kencang, ini adalah pengalaman pertama Ameera berani tidak mengenakan apapun didepan lawan jenisnya, meskipun Liam adalah suaminya tapi sejak 3 bulan lalu keduanya menikah Ameera belum pernah berpenampilan polos seperti ini dihadapan Liam.

Saat depresi pun Liam tidak memiliki hasratt seperti lelaki normal pada umumnya ketika berada didekat Ameera! Tapi kini Liam tak lagi depresi, dan jiwa kelelakiannya itu bangkit setelah lama tertidur.

Liam merasakan miliknya semakin tidak bisa dikendalikan, deru nafas Liam yang seperti baru selesai mengikuti lomba balap lari bahkan bisa terdengar oleh Ameera.

Tak mau hasrattnya semakin menguasai, Liam kembali mengingat momen-momen saat bahagia pernikahannya bersama dengan Ambeera, dengan begitu Liam tak lagi fokus pada apa yang ada dihadapannya sekarang.

"Kalau aku mau, aku akan melakukan itu pada wanita bayaran bukan pada seorang wanita yang sudah menewaskan istriku!"

"Jadi kau lebih lebih memilih melakukan ini pada wanita bayaran"

"Ya! Mereka jauh lebih terhormat daripada kau, bagaimana bisa ada wanita seperti mu! Menyingkirkan saudari kembarnya sendiri, dan sekarang kau seperti seorang pela cur menggoda suami dari saudari kembarnya sendiri!"

"Cukup Liam!" Ameera menutup kedua kupingnya.

"Kalau begitu pakai kembali bajumu dan pergi dari kantor ku!" Liam pergi meninggalkan Ameera didalam ruangan kerjanya.

Ameera sangat frustasi dengan sikap Liam, ingin rasanya dia mengadu pada orangtuanya! Tapi itu tidak mungkin dia lakukan. Ameera tidak tau lagi harus bagaimana menghadapi sikap Liam, dengan cara lemah lembut sudah dia lakukan, dengan cara nekat seperti sekarang ini pun sudah dia lakukan.

Tapi dari semua cara yang dilakukan oleh Ameera, tak satupun bisa memikat hati suaminya itu! Yang ada Liam justru semakin jijik terhadapnya.

Dengan kedua mata yang berkaca-kaca, Ameera memakai kembali pakaiannya!

Sementara Liam tengah menenangkan diri di ruangan oasis! Sambil menikmati zat nikotin yang dia hembusan ke udara Liam merenung disatu sisi dia tidak pernah berucap kepada seorang wanita sekasar ucapannya tadi pada Ameera.

Liam yakin Ameera kali ini akan membencinya dan setuju untuk bercerai, karena inilah yang Liam mau harus dari Ameera yang menjelaskan pada kedua orangtuanya kalau dia mau bercerai, karena jika Liam yang mengatakannya momy Britney pasti tidak akan pernah mengizinkan! Salah-salah akan pingsan seperti saat itu.

Gemercik hujan masih menemani suasana kota sore hari ini! Tapi entah kenapa, bayang-bayang tubuh Ameera yang sangat mulus dan padat berisi terus terngiang-ngiang didalam pikiran Liam.

Dibandingkan dengan Ambeera, tubuh Ameera memang jauh lebih ideal dan lebih padat berisi sehingga lekukan tubuh Ameera sangat seksi dan menggoda! Liam meneguk salivanya, pasalnya tadi dia sempat sedikit melihat area-area yang biasanya menjadi kesukaan dari para lelaki.

"Sial!! Kenapa otakku tidak waras seperti ini! Aku tidak mungkin melakukan itu dengan Ameera!" Gumam Liam.

Sekuat tenaga otaknya menepis bayang-bayang tubuh polos Ameera. Saat sedang berusaha menepis bayang-bayang Ameera, Liam terkejut karena Ameera tiba-tiba ada dihadapannya!

"Kau! Bikin kaget saja!"

"Hujannya sudah reda kita pulang yu Am!" ajak Ameera.

"Aku pulang denganmu? Cih, tidak akan pernah jangan mimpi Ameera!"

Tiba-tiba telepon Ameera berdering, panggilan masuk dari Xander. Ameera pun mengangkat terlebih dahulu telepon masuk itu.

"Halo Tuan Xander, selamat sore,"

Mendengar Ameera menyebutkan nama laki-laki yang tadi dia puji dihadapan Liam, seketika perhatian Liam tertuju pada Ameera! Entah kenapa jiwa keinginan tahuannya bangkit kembali, Liam memasang kedua kupingnya dengan serius untuk mendengarkan percakapan Ameera dengan Xander.

"Ameera, kau seperti wanita yang bekerja sebagai customer service saja!"

"Maaf Tuan, aku hanya tidak terbiasa saja bicara non formal dengan mu!"

"Ini sudah bukan jam kantor, jadi santai saja,"

"Baiklah Tuan, ada apa Tuan menelpon?"

"Sepertinya flashdisk milikku terbawa oleh mu Ameera!"

"Oh ya? Tunggu sebentar Tuan biar aku cari ditas dulu!" Ameera mencari-cari flashdisk milik Xander didalam tasnya dan ternyata memang benar flashdisk itu terbawa kedalam tas Ameera.

"Kau benar Tuan flashdisknya terbawa oleh ku! Maafkan aku Tuan,"

"Bisa kita bertemu sekarang, aku akan mengambilnya!"

"Bisa Tuan, kebetulan aku juga mau pulang! Apa Tuan tau perusahaan D.E skincare?"

"Tentu saja aku tau, mana mungkin gedung tertinggi di sini aku tidak tau! Kau ada disana?"

"Iya Tuan,"

"Kalau begitu aku akan ke sana tunggulah di loby!'

"Baik Tuan, berhati-hatilah!"

Setelah membuat janji temu Ameera menutup teleponnya. Kemudian memasukkan kembali handphone miliknya kedalam tas.

Ameera berjalan meninggalkan Liam begitu saja.

"Kau mau kemana?" sebuah pertanyaan yang sangat langka bisa didengar oleh Ameera dari bibir suaminya.

"Aku akan pulang ke rumah sekarang, tapi sebelum pulang aku akan bertemu Tuan Xander terlebih dahulu di loby bawah!"

Hanya menjawab secukupnya saja karena sakit hati Ameera hari ini sudah cukup melelahkan hatinya.

Setelah mengatakan itu Ameera pergi berlalu, dan Liam pun merasa kalau Ameera tidak lagi mau menatap wajahnya.

"Baguslah jika dia menyerah itu artinya sebentar lagi Ameera pasti akan meminta cerai dariku!" gumam Liam.

Tak lagi menunggu Liam mau pulang dengannya, Ameera anteng menanti kedatangan Xander di loby bawah! Tak lama Xander melambaikan tangannya pada Ameera.

"Wah dia sudah datang, cepat sekali!" gumam Ameera lalu bergegas menghampiri Xander.

"Kau menunggu lama?"

"Tidak kok! Ini Tuan maaf ya aku teledor,"

"Tidak masalah, asal jangan kunci mobilku yang terbawa bisa-bisa repot," canda Xander.

Ckckck..

"Kau masih mau disini?"

"Tidak aku mau langsung pulang!"

"Rumah yang kemarin?"

"Iyalah Tuan, memangnya aku punya rumah berapa?"

"Kalau begitu aku antar saja, kebetulan rumah saudaraku dekat sana sekalian mampir sebentar ke rumahnya,"

"Baiklah Tuan,"

Xander dan Ameera berjalan beriringan! Sebenarnya Xander sudah tau kalau Ameera menjadi istri pengganti untuk Liam suaminya! Berita itu ternyata masuk ke media masa sehingga Liam bisa membacanya.

Tapi dari gerak gerik dan bahasa tubuh Ameera, Xander bisa merasakan kalau pernikahannya dengan Liam tidak berjalan baik.

Sementara dari kejauhan Liam yang ternyata juga sudah bersiap untuk pulang ke rumah, melihat istrinya berjalan beriringan dengan pria gagah yang diyakini oleh Liam itu adalah Xander yang diceritakan oleh Ameera.

Melihat keduanya berjalan bersama tak terasa Liam memperhatikan keduanya dari jauh, hingga tidak sadar Tifanny memergokinya.

"Hati-hati loh Am, Tuan Xander itu sangat gampang memikat hati wanita!"

"Sejak kapan kau disini?"

"Sejak kau menatap sendu keduanya berjalan beriringan, cemburu ya?"

"Aku malah senang mereka dekat! Akan mudah agar kami bercerai secepatnya!"

"Am baik-baik lah sama Ameera jangan terlalu mengedepankan dendam dan amarah, sebelum kau menyesal nantinya!"

Cius Liam engga cemburu???? Yang sudah berbeda alam ya sudahlah ikhlaskan saja mau jerit-jerit bongkar tanah sampai sedalam apapun percuma engga akan balik lagi!

Mending melanjutkan kembali perjalanan mu yang masih panjang itu Liam...