NovelToon NovelToon
KEKUATAN 9 BATU BINTANG

KEKUATAN 9 BATU BINTANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sunardy Pemalang

***

Thantana sangat terkejut. Ketika tiba tiba sembilan batu yang berada di telapak tangan kanannya, satu persatu menerobos masuk ke dalam tubuhnya. Melalui lengannya, seperti cahaya menembus kaca dan terhenti ketika sudah berada di dalam tubuh Thantana.

Proses ini sungguh sangat menyakitkan baginya. Hingga, sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, Thantana mengibas ibaskan lengan kanannya, sembari tangan satunya lagi mencoba menarik sisa sisa batu yang mesih melekat pada telapak tangannya itu. Namun, semakin ia menariknya, rasa sakit itu semakin menjadi jadi. Dan di titik batu ke sembilan yang menerobos masuk, pada akhirnya Thantana jatuh tak sadarkan diri kembali...?

**kita lanjut dari bab satu yuk...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunardy Pemalang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

INSAFNYA PARA PERAMPOK

Di cerita sebelumnya..

Pertarungan antara perampok bertopeng dengan Thantana dan Kaiya tidak terelakan. Semua karena orang bertopeng itu ingin menggeledah tubuh Kaiya dan kawan kawannya.

Oleh sebab itu, Thantana turun tangan dan menghajar salah satu dari orang bertopeng tersebut. Namun akibatnya, pemimpin orang orang bertopeng menjadi marah, kemudian maju untuk menghadapi Thantana.

Orang bertopeng Harimau, atau pemimpin dari gerombolan itu. Tiba tiba mengeluarkan kekuatan cahaya yang di milikinya, berupa kekuatan dari Batu Navavarna yang Thantana cari selama ini. Hal tersebut membuat Thantana terkejut dan menyebabkan dirinya terdiam beberapa saat. Pada saat seperti itu, cahaya dari orang bertopeng harimau tersebut yang berupa mata pedang, sudah melesat ke arah tubuh Thantana.

Melihat Thantana dalam bahaya, Kaiya mengambil inisiatif menangkis serangan lelaki bertopeng harimau itu, sesaat sebelum cahaya itu mengenai tubuh Thantana.

Thantana terkesiap kaget, melihat Kaiya berdiri di hadapannya dengan tubuh di selimuti cahaya putih dari kekuatan Batu cahaya miliknya, yang ia dapat dari Kakek Ghanes, sedang melindungi dirinya.

Kaiya rupanya sangat marah atas kejadian itu, ia marah terhadap seseorang di dalam topeng harimau, yang pada saat ini juga sedang terkejut, melihat cahaya miliknya di blok oleh seorang gadis belia yang juga memiliki kekuatan yang sama dengan dirinya.

Kemarahan Kaiya, menyebabkan Kaiya mengeluarkan seluruh kekuatannya berupa tombak tombak cahaya putih yang siap ia lesatkan ke diri orang bertopeng Harimau.

Namun pada saat seperti itu tiba tiba?

"Kai...Kaiya?" Ucap Thantana dengan suara sengaja di keraskan.

Mendengar suara Thantana memanggil namanya. Kaiya tersadar dari amarahnya lalu mengurungkan niatnya melepaskan kekuatan cahaya miliknya.

"Kai...? Tahan kai...? Biarkan aku coba bicara dengannya baik baik?" Ucap Thantana lagi.

Kaiya pun mereda. wajahnya yang sebelumnya membatu, kini berangsur tenang. Namun masih terus memandang lelaki bertopeng Harimau di hadapannya itu.

"Dia memiliki kekuatan Navavarna Kai! Aku harus bicara dengannya?"

Sekali lagi Thantana berkata. Kali ini sembari mengusap rambut panjang dari gadis cantik itu.

Mendapat usapan lembut dari Thantana di rambutnya, membuat amarah di dalam jiwa Kaiya luruh seketika. Dan dia membiarkan Thantana melangkah maju mendekati lelaki bertopeng Harimau tersebut.

"Paman...! Bisakah kita bicara baik baik?" Ucap Thantana kemudian, setelah sudah berada cukup dekat dengan orang bertopeng Harimau itu.

Orang bertopeng, yang sebenarnya masih dalam rasa terkejut itu, kemudian menjawab ucapan dari Thantana.

"Namaku Urdha! Apa yang ingin kau bicarakan, anak muda!" Ucapnya.

"Ketua, dia telah...!"

"Kamu diam saja, dan mundurlah!" Ucap lelaki bernama Urdha itu, memotong ucapan dari anak buahnya.

"Sekarang katakan, apa yang mau kamu utarakan, anak muda!"

Kembali lelaki bernama Urdha ini berkata terhadap Thantana.

"Nama saya Thantana Paman! Saya lihat Paman menggunakan kekuatan Batu cahaya. Kenapa Paman menjadi perampok?" Kata Thantana kemudian, sembari mengenalkan diri, setelah lelaki itu selesai bicara.

"Apa urusanmu dengan hidupku, bocah!" Jawab lelaki bertopeng Harimau itu, dengan nada ketus, tanpa memperdulikan pengenalan dari Thantana.

"Saya memang tidak mempunyai urusan mengenai hidup Paman Urdha! Tapi saya mempunyai urusan dengan kekuatan yang Paman miliki?" Jawab Thantana langsung ke pokoknya.

"Apa maksud kamu! Apa yang salah dengan kekuatanku? Apa kamu ingin memilikinya, hah!" Ucap lelaki bermana Udha itu, membalas ucapan dari Thantana.

"Bukan seperti itu Paman! Ada hal yang lebih penting dari sekedar itu?" Ucap Thantana lagi.

"Haaaahhh...! Kamu berbelit belit saja anak muda, bikin aku puyeng! Sudah, serahkan saja apa yang kalian bawa, setelah itu pergi kalian dari sini!" Kata lelaki bernama Urdha itu kemudian, merasa dirinya sedang di permainkan oleh Thantana.

"Sabar dulu Paman...! Saya bukan sedang mempermainkan Paman?" Ucap Thantana, mencoba menjelaskan.

"Paman Urdha! Apa Paman tidak tau, dunia sedang dalam bahaya! Kenapa Paman malah jadi perampok?"

Tiba tiba, Kaiya berkata dengan berteriak terhadap lelaki bertopeng Harimau itu, dan mengejutkan semua yang mendengarnya.

"Apa yang kamu bilang gadis kecil! Dunia mana yang dalam bahaya?" Jawab paman Urdha itu, atas ucapan dari Kaiya.

"Makanya Paman? Bagaimana kalau Paman duduk dulu bersama kami, dan saya akan menjelaskannya?" Ucap Thantana kemudian.

Mendengar ucapan dari Thantana yang berniat baik, di tambah rasa penasaran atas ucapan dari Kaiya, pada akhirnya lelaki bernama Urdha itu pun mengikuti saran dari Thantana.

Kemudian Thantana beserta kawan kawan dan orang orang bertopeng itu pun duduk bersama, termasuk lelaki bernama Urdha tersebut.

Setelah Mereka saling mengenalkan diri, orang orang bertopeng tersebut akhirnya membuka topeng topeng mereka satu persatu. Dan ternyata banyak dari mereka yang masih usia muda seperti Thantana.

Thantana dengan kekuatannya, menyembuhkan luka dalam pada orang bertopeng yang sebelumnya terluka oleh hantaman dari Thantana.

Sementara Kaiya dan yang lain, mengeluarkan beberapa sisa makanan yang mereka bawa dan di berikan terhadap Paman Urdha itu beserta orang orangnya.

Di saat seperti itulah Thantana kemudian menceritakan mengenai Kekuatan Batu Navavarna yang sedang mereka cari dan kumpulkan. Thantana juga menceritakan mengenai manusia manusia dengan kekuatan Batu hitam yang sebentar lagi akan menghancurkan dunia.

Mendengar cerita dari Thantana, Paman Urdha ini merenung sangat dalam. Entah mengapa dirinya seakan sangat menyesal telah menyia nyiakan hidupnya dengan cara jadi perampok seperti ini. Kini di usianya yang semakin tua, dunia malah dalam ancaman perang melawan kekuatan hitam. Tanpa ia sadari dirinya pun bergumam.

"Apa yang harus aku lakukan?" Gumamnya.

Mendengar Paman Urdha itu bergumam dengan nada bertanya. Kemudian Thantana pun menjawabnya.

"Mohon maaf Paman...! Kiranya Paman sudi, maukah Paman beserta yang lain pergi ke Kerajaan Agraanila! Paman akan di terima dengan baik di sana, sampai nanti kami datang Paman?" Ucap Thantana kemudian.

"Brinda serta Lasya adalah Putri dari Raja Daegal, Raja Dari kerajaan Agraanila tersebut, paman! Anggap saja ini titah dari Putri Raja untuk Paman, sebagai penyampai kabar dari kami?" Kata Thantana lagi, terhadap Paman Urdha dan yang lain.

Mendengar Thantana bilang, jika Brinda serta Lasya adalah Putri Raja, semua orang termasuk Paman Urdha sangat terkejut, dan segera bersujud menghatur sembah. Namun Brinda serta Lasya segera menghentikannya.

"Sudah, sudah Paman!" Ucap Brinda.

"Mohon ampun Putri atas ketidak tahuan kami?" Ucap Paman Urdha, dengan kepala tertunduk.

"Tidak apa apa Paman...! Di sini kami adalah pengelana bukan Putri Raja, jadi Paman tidak usah formal begitu?" Ucap Brinda lagi.

"Benar Paman...! Kami ini pengelana yang mengikuti Kak Thantana?" Kata Lasya, menambahkan.

Beberapa saat kemudian, Brinda memberikan sebuah Giok berwarna Biru langit berlambangkan Kerajaan Agraanila, terhadap Paman Urdha sembari berkata.

"Paman Urdha...? Giok ini hanya di miliki oleh kami keluarga dari Kerajaan. Jika Paman menunjukkan Giok ini, semua Prajurit bahkan Panglima, akan tunduk terhadap Paman. Dan tidak akan ada satupun orang yang berani menghalangi Paman masuk Ke Istana? Bawalah ini, dan sampaikan kabar mengenai kami terhadap Ayahanda?" Kata Brinda panjang lebar, menjelaskan mengenai betapa tingginya arti dari Giok tersebut.

Kemudian, setelah mengucapkan banyak terimakasih, dan menghaturkan sembah. Paman Urdha beserta yang lain meninggalkan tempat itu untuk menuju ke Kerajaan Agraanila.

Sementara Thantana dan keempat gadis cantik itu, melanjutkan perjalananya menuju Daerah lain di mana orang orang pemilik Batu Navavarna itu berada...

1
Anyelir
Seorang anak itu pemikiran masihlah lugu. Mereka akan melihat apa yang dilihatnya dan mendengar apa yang didengar.
Sunardy Pemalang: Iya bener tuh.. makasih ya udah mampir..
total 1 replies
irmadkk
Keren kak tapi saran aku narasi nya jangan terlalu panjang kak, karena pembaca akan mudah merasa bosan
irmadkk: iyah kak terima kasih
Sunardy Pemalang: sudah ko..
total 4 replies
Naomi Leon
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Sunardy Pemalang: Hai naomi, terimakasih atas support dan dukungannya ya di cerita aku..
Sunardy Pemalang: Makasih banyak ya, atas supportnya.. nantikan cerita selanjutnya ya.. 🙏
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Sunardy Pemalang: Hai devan, terimakasih atas support dan dukungannya di cerita aku ya..
Sunardy Pemalang: Terimakasih ya.. oke,, saya akan segera menerbitkan bab selanjutnya.. di tunggu ya..
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!