NovelToon NovelToon
Still Loner

Still Loner

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Spiritual / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:99
Nilai: 5
Nama Author: Amigo Santos

(WARNING! banyak **** ***** dan tindakan yang buruk. Harap bijak dalam memilih bacaan dan abaikan buku ini jika membuat pembaca tidak nyaman.) Akira Kei, seorang bocah SMA yang yatim-piatu yang awalnya hidup dengan tenang dan normal. Dia hidup sendirian di apartemen setelah ibunya meninggal saat dirinya baru masuk SMA. Dan impiannya? Dia hanya ingin hidup damai dan tenang, meksipun itu artinya hidup sendirian. Tapi sepertinya takdir berkata lain, sehingga kehidupan Akira Kei berubah 180°. Apa Akira Kei bisa mewujudkan impiannya itu? Atau tidak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amigo Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jam sudah menunjukkan pukul 10 dan para murid baru banyak yang sudah pulang kerumah mereka masing-masing. Meski begitu, ada beberapa murid yang memilih untuk tetap di sekolah karena mereka belum puas menjelajahi sekolah baru mereka yang sangat luas tersebut.

Termasuk sang karakter utama kita, si Akira Kei, yang kini dirinya sedang ada di perpustakaan dan sedang membaca manga… iya manga dari anime tetanggaku adalah malaikat atau apalah itu. Wibu memang, apalagi ditambah kacamatanya dan rambutnya yang panjang menyerupai rambut legend itu hampir menutupi pandangannya.

Akira membaca manganya di meja yang terletak di pojok perpustakaan, memang tempat yang cocok untuk wibu akut sepertinya yang tidak suka keramaian.

‘Aduhaiii… manisnya waifu ku ini. Kalau nyata ingin rasanya langsung ku ajak nikah,’ ucap Akira di pikirannya sambil senyum-senyum sendiri ketika memandangi karakter 2D yang memiliki rambut berwarna caramel dengan senyum manisnya.

Moga si Akira cepet sembuh dan sadar deh kalau karakter 2D selamanya tidak akan bisa menjadi nyata.

‘Entah kenapa aku menyesal sudah mengambil banyak manga…’ pikir Akira karena dirinya merasa diperhatikan oleh semua siswa yang ada di perpustakaan, bahkan penjaga perpustakaan juga melihat Akira dengan heran.

Bagaimana tidak? Akira saja mengambil banyak manga dan sampai menumpuk di sisi kirinya itu. Dan semua tatapan itu berhasil membuat Akira merasa tidak nyaman karena dirinya memang tidak suka diperhatikan seperti ini. Aduh… udahlah wibu! Introvert pula! Paket lengkat nih keknya.

“Apa kau serius?! Seharusnya jawabannya itu A!”

Kemudian terdengan suara yang cukup keras dari meja yang letaknya cukup jauh dari meja yang dipakai oleh Akira, dan itu sukses mengalihkan pandangan yang awalnya diarahkan kepada Akira kini beralih kepada dua orang yang sedang berdebat.

“Tentu saja, karena B adalah jawaban paling logis untuk soal yang satu ini.”

Setelah suara keras tadi, ada suara lagi tapi tidak terlalu keras meski masih bisa didengar oleh yang lain.

“Hei! Bukankah itu mereka?”

“Benar, mereka adalah murid yang mendapatkan nilai tertinggi di ujian masuk.”

“Ya… Rian Sastria dan Natasha Carter…”

Bisik-bisik mulai terdengar dari berbagai murid yang ada di perpustakaan sana ketika mengetahui kalau 2 murid dengan nilai tertinggi di ujian masuk ada di perpustakaan dan sedang berdebat dengan cukup sengit.

‘Aku benar-benar beruntung… baiklah, waktunya mengembalikan manga ini dan pulang.’

Akira memanfaatkan momen tersebut untuk beranjak dari meja yang baru dia pakai dan mengembalikan buku manga tersebut kembali ke raknya. Setelah mengembalikan buku manga tersebut, Akira langsung beranjak keluar dari perpustakaan untuk pulang.

Tapi sepertinya Akira sedang sial. Karena ketika dirinya ingin membuka pintu perpustakaan yang tertutup, pintu tersebut sudah terbuka terlebih dahulu dari luar hingga membuat Akira terbentur pintu perpustakaan yang cukup berat tersebut dan terjatuh sambil memegangi hidungnya yang terasa perih dan nyeri.

“Aduh… rasanya hidungku seperti patah…” gerutu Akira sambil menutup hidungnya dengan tangannya.

Perlahan Akira menatap ke arah orang yang membuka pintu perpustakaan tersebut sambil terus memegangi hidungnya.

Di depannya kini berdiri seorang murid perempuan dengan seorang murid lelaki di belakangnya. Murid lelaki tersebut langsung menghampiri Akira dan membantunya untuk berdiri, berbeda dengan murid perempuan tersebut yang malah menatap Akira dengan lekat.

“Aduh… maaf ya, kami benar-benar tidak sengaja.” Ucap murid lelaki tersebut sambil membantu Akira berdiri.

“Ah… tidak apa-apa kok kak.” Jawab Akira sambil menepuk debu di celananya.

Murid perempuan tersebut menatap Akira dari ujung kepala sampai kaki sebelum menghela nafas lega dan berjalan mendekati Akira.

“Sudahlah, Sebastian. Kita di sini karena mendengar adanya keributan, lagipula murid baru itu tidak mengalami luka serius dan hanya hidungnya yang terlihat kemerahan saja.” Ucap murid perempuan tersebut sebelum berjalan melewati Akira dan Sebastian.

Akira menatap heran kepada murid perempuan yang melewatinya begitu saja, dan Akira juga merasa murid perempuan tersebut tidak asing bagi dirinya.

“Haduh… kebiasaan nih Ketos dingin. Sekali lagi kami minta maaf ya. Yuna! Tungguin lah.” kata Sebastian kepada Akira sebelum berjalan mengikuti murid perempuan tersebut yang ternyata adalah Yuna.

Akira menatap Yuna dan Sebastian yang kini menjauh darinya dan berjalan menuju Rian dan Yuna yang masih berdebat karena berbeda jawaban.

‘Yuna ya… rasanya aku pernah mendengar nama itu, tapi dimana? Dia benar-benar terlihat tidak asing bagiku…’ pikir Akira sambil berjalan keluar dari perpustakaan untuk pulang.

Akira terus memikirkan nama tersebut selama berjalan di koridor sekolah yang kini sudah cukup sepi karena bel masuk akan berbunyi.

‘Oh iya! Orang yang namanya Yuna tadi kan Ketos di sekolah ini kan ya? Kok aku bisa lupa sih, padahal baru tadi pagi dia memberi sambutan loh…!’ uccap Akira di benaknya ketika dirinya sudah mendapatkan jawaban kenapa nama Yuna terasa tidak asing baginya.

Akira kemudian berjalan pulang ke rumahnya yang letaknya tidak terlalu jauh dari sekolah.

Sementara itu, di perpustakaan yang awalnya ramai karena ada Rian dan Natasha berdebat, kini sudah kembali kondusif dan sepi karena mereka berdua sudah di seret keluar oleh Yuna dan Sebastian ke Ruang OSIS.

Kini di Ruang OSIS, Rian dan Natasha sedang duduk bersampingan sambil menundukkan kepala mereka ke bawah. Sementara di depan mereka sudah ada Yuna yang duduk di kursinya dan Sebastian yang berdiri di belakang Yuna.

“Jadi, kalian membuat keributan di perpustakaan hanya karena berbeda pendapat saja?” tanya Yuna dengan nada yang tenang dan ekspresi yang datar seperti biasanya, tetapi hal itu sukses membuat Rian dan Natasha menjadi sedikit ketakutan.

Selain karena Yuna yang tanpa ekspresi, Rian dan Natasha merasa sedikit takut karena Yuna berasal dari keluarga yang tidak biasa. Mereka tentunya tahu konsekuensi yang mereka dapatkan karena bersikap sembarangan, mereka kan bukan orang bodoh yang tidak peduli dan sok-sok an melawan tapi ujung-ujungnya malah kewalahan.

“Benar, Kak Yuna…” jawab keduanya dengan lirih.

Yuna yang mendengar pengakuan keduanya pun hanya bisa menghela nafas lelah.

“Baiklah. Sebagai hukuman karena membuat keributan di perpustakaan, kalian harus merangkum satu buku paket dan kumpulkan dua hari lagi… seperti biasa.” Ucap Yuna lagi.

“Baik, Kak Yuna…” jawab keduanya dengan bersamaan.

“Hmm… kalian boleh pulang sekarang.” Kata Yuna yang sudah memperbolehkan Rian dan Natasha pulang ke rumah mereka masing-masing.

Rian dan Natasha hanya mengangguk, kemudian berdiri dan berjalan keluar dari Ruang OSIS. Setelah itu, mereka kembali ke kelas untuk mengambil tas mereka yang tertinggal.

“Ini salahmu, Nat, kalau saja tadi kau tidak teriak ga jelas, pastinya kita ga dikasih hukuman sama Kak Yuna lagi.” Celetuk Rian ketika mereka sedang berjalan pulang kerumah mereka masing-masing.

“Kok salahku sih? kan itu salahmu juga! Siapa suruh milih opsi lain.” Balas Natasha yang tak terima dirinya di salahkan begitu saja.

“Lah? Ini ceritanya gimana sih? kok aku ga boleh pilih opsi lain?” jawab Rian yang terkejut dengan ucapan Natasha.

“Udahlah, pokoknya ini salahmu juga kita jadi dihukum gini.” Balas Natasha lagi sambil mempercepat langkahnya.

Rian hanya bisa menghela nafas lelah melihat kelakuan teman masa kecilnya itu.

1
ciara_UwU
Ngga bosen-bosen!
~abril(。・ω・。)ノ♡
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
Thảo nguyên đỏ
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!