Awalnya Erina Jasmin di tuduh mencuri dompet milik pelanggan di kafe di mana dia bekerja. Dia di laporkan oleh manajer kafe dan di pecat oleh atasannya. Erina kesal karena di tuduh mencuri dompet milik pelanggan yang ternyata Erika Gladys perempuan pemilik dompet itu.
Alih-alih tidak di laporkan pada polisi, Erina di tawari sebuah kesepakatan untuk menjadi istri pengganti seorang kaya. Dia awalnya menolak, tapi karena Erika Gladys menawarkan uang banyak untuk membantunya membiayai ibunya dalam pengobatan di rumah sakit.
Karena wajah Erina Jasmin dan Erika Gladys sangatlah mirip bagai di pinang di belah dua. Maka misi yang di tugaskan Erika pada Erina pun di jalankan, menjadi seorang istri dari Kenzio Pahlevi Abraham. Lalu, apa intrik masalah yang akan di hadapi oleh Erina setelah menjadi istri pengganti Erika yang hidupnya memang untuk bersenang-senang saja dengan beberapa selingkuhannya.
Dan apakah Erina dan Erika sebenarnya saudara kembar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
02. Di Tuduh Mencuri
Erina masuk ke dalam ruang VIP khusus tamu yang berduit, dia membawa katalog makanan untuk pilihan tamu yang akan makan. Biasanya mereka datang sekaligus makan dan rapat dengan klien atau sekedar bersantai dengan teman-temannya saja.
"Selamat siang, silakan mau pesan apa?" tanya Erina menyerahkan buku katalog yang dia bawa.
Ada empat orang laki-laki duduk di sofa, mereka bicara serius. Salah satunya mengambil katalog yang di sodorkan Erina.
"Kalian mau pesan apa?" tanya satu laki-laki pada temannya.
"Kamu saja yang pesan, kita ikut saja apa yang kamu pesan," jawab satu laki-laki lainnya.
Dia mengangguk, lalu bicara dengan Erina. Erina pun mencatat pesanan tamu VIP itu dengan cermat dan teliti, beberapa menit semuanya pun selesai.
"Baik, pesanan akan kami antar dalam waktu dua puluh menit, tuan-tuan," ucap Erina dengan senyum ramahnya.
"Hmm."
Erina mengambil katalognya lalu berbalik dan pergi keluar dari ruang VIP. Dia melangkah cepat agar pesanan segera di antar pada pelanggan yang sudah memesannya. Dia menyerahkan catatan pada koki yang bertugas mengeksekusi makanan pesanan tamu VIP itu.
"Ini semua pesanannya?" tanya sang koki.
"Ya, kenapa mas?" tanya Erina.
"Banyak. Apa tamunya banyak?"
"Empat orang, mungkin mereka lapar jadi sekalian pesan makanan yang banyak," jawab Erina.
"Hmm, baiklah."
Erina tersenyum, dia pun pergi dari minibar, tampak di ujung ruangan di mana orang-orang menoleh pada seseorang sedang berdebat dengan manajernya. Erina memperhatikan apa yang sedang terjadi di meja paling ujung itu.
Seorang perempuan yang awalnya di layani olehnya itu sedang berdebat dengan sang manajernya sambil membuka-buka tasnya.
"Maaf nona, tapi di sini semua pelayan itu jujur. Kami melayani pelanggan dengan benar dan kami pastikan tidak ada pelayan yang kurang ajar mengambil barang pelanggan," ucap sang manajer.
"Jangan bohong, coba anda tanya semua pelayan di sini. Mereka pasti akan bohong dan menyembunyikan barangku!" ucap perempuan itu.
Erina pun mendekat melihat perdebatan manajernya dan juga pelanggan itu.
"Ada apa pak?" tanya Erina pada manajernya.
"Nah ini dia. Dia pelayan yang pertama melayaniku, coba saja geledah bajunya. Dia pasti menyembunyikan barangku," ucap perempuan bernama Erika menunjuk Erina.
Sang manajer dan orang-orang di sekitar Erika pun menoleh pada Erina dengan tatapan curiga. Gadis itu mengerutkan dahinya, bingung apa yang membuat orang-orang menatapnya curiga.
"Memangnya ada apa pak?" tanya Erina heran.
"Erina, benar kamu yang pertama melayani dia?" tanya manajer.
"Iya pak. Apakah ada komplain dengan makanannya?" tanya Erina.
Manajer pun melihat kantong celana Erina, dia memperhatikan kantong celana hitam milik Erina. Laki-laki itu curiga lalu menyuruh Erina mengambil sesuatu barang yang ada di kantong celananya itu.
"Coba, kamu ambil barang yang ada di kantong celanamu itu," kata manajer.
Erina mengerutkan dahinya, tapi dia menurut. Semua menatap tangan Erina yang masuk ke dalam kantong celananya, Erika ikut menatap juga. Tangannya bersedekap dengan bibir tersenyum tipis.
Manajer itu pun membelalakkan matanya melihat sebuah benda di tangan Erina.
"Apa ini? Ini bukan milikku," kata Erina dengan wajah pias dan bingung kenapa barang itu ada di dalam kantong celananya.
"Nah, ini barangku. Jam mahal milikku," ucap Erika mengambil cepat jam tangan dari tangan Erina.
Erina menggeleng cepat menandakan kalau dia tidak tahu ada jam tangan mahal milik pelanggan kafe itu.
"Aku tidak tahu itu ada dalam kantong bajuku pak, sungguh aku tidak tahu dan tidak pernah berniat mengambil barang milik orang lain," ucap Erina gusar karena semua mata menatapnya tajam.
Sang manajer menarik tangannya agar meminta maaf dan mengaku kalau dia memang mengambil jam tangan mahal itu.
"Cepat kamu minta maaf, kamu mencuri barang milik nona ini," ucap sang manajer.
"Saya minta maaf nona, tapi sungguh saya tidak mencuri jam tangan anda," ucap Erina sambil membungkuk meminta maaf pada Erika.
"Maaf? Tapi kenyataannya jam tangan milikku ada pada kantong bajumu, bagaimana mungkin tidak mencuri?" tanya Erika dengan bersedekap dan wajah sedih.
"Tidak nona, sungguh. Saya tidak mencurinya, saya mencari uang di kafe ini bekerja dengan baik. Saya tidak pernah mencuri," ucap Erina lagi.
Bisik-bisik para pengunjung kafe membicarakan Erina, pelayan yang sengaja mencuri barang milik pelanggan kafe itu.
"Maaf pak manajer, sebaiknya anda urus saja dia. Tidak boleh di diamkan begitu saja, saya takut nanti pelanggan lain akan cemas dan khawatir jika datang kesini lagi karena masih ada pencuri ini," kata Erika.
"Anda tenang saja nona, kami akan mengurusnya. Sebagai permintaan maaf kami, anda bisa memesan makanan sebanyak yang anda mau dan itu gratis," ucap manajer membungkuk hormat pada Erika.
"Hmm, baiklah. Tapi singkirkan pelayan ini, saya tidak mau melihat dia berkeliaran di kafe anda."
"Iya nona. kamu akan mengurusnya," kata manajer.
Sang manajer pun menyuruh Erina mengikutinya, gadis itu pasrah dan mengikuti kemana manajer membawanya. Sebelum dia masuk ke dalam ruangan khusus, dia menoleh menatap Erika yang tersenyum penuh kemenangan. Wajah sedihnya benar-benar tidak bisa di sembunyikan, dia bingung harus melakukan apa setelah nanti keputusan pemilik kafe padanya.
"Ya Tuhan, apa yang sedang aku alami ini?"
_
_
*****
bagaimana kl mereka jatuh hati...
sampai kapan bs menghindar dr hubungan suami istri?
ato Nadia?