Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .
Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 ~ Hamil ?
Setelah puas menangis dipelukan sang bunda , Zira merasa sedikit lega , ia melepaskan pelukannya dan menghapus kedua pipinya yang basah karena air mata .
" Udah jauh lebih tenang sekarang ? " , tanya bunda Zoya lembut .
Zira mengangguk pelan .
" Minum dulu nak ? " , bunda Zoya menyodorkan segelas air mineral dan Zira langsung menerima dan meneguknya sampai hampir habis .
" Sekarang kakak boleh bertanya apa pun kepada bunda ? " , ujar bunda Zoya seraya tersenyum .
" Bunda kenapa Zira harus menikah secepat ini ? " , tanya Zira dengan masih sesenggukan .
Bunda Zoya tersenyum.
" Kak menikah itu ibadah sayang dan untuk menyempurnakan agama kita dan juga bisa menjaga kehormatan diri nak , selain itu bukannya hal yang baik harus disegerakan " , tutur bunda Zoya .
" Iya Bun Zira tahu tapi tidak harus secara tiba-tiba begini kan Bunda " , balas Zira dengan cemberut .
" Kenapa tidak sayang kalau untuk kebaikan kamu sendiri nak " , jawab bunda Zoya seraya mengusap pipi Zira lembut .
" Demi kebaikan Zira apa Bun ? , justru semua ini membuat Zira tersiksa , Zira tidak bisa menikmati masa muda Zira seperti orang lain , belum lagi bagaimana kalau calon suami Zira orang jahat bunda " , tanya Zira beruntun .
Bunda Zoya tersenyum lagi , ia mengerti kekhawatiran putrinya .
" Sayang semua itu tidak akan terjadi nak , percaya deh sama bunda , calon suami kamu bukan orang jahat nak dan kamu masih bisa kok menikmati masa muda kamu nak " , tutur bunda Zoya meyakinkan Zira .
Zira menggelengkan kepalanya pertanda ia tetap tidak bisa menerima keputusan sang Ayah .
" Kak , Ayah melakukan semua ini demi kamu nak suatu hari nanti kamu bakal mengetahui semuanya dan mungkin kakak bakal berterimakasih sama Ayah " , ucap Bunda Zoya seraya mengelus lembut bahu Zira .
" Maksudnya ? " , tanya Zira yang tidak mengerti dengan perkataan sang bunda .
" Sudah sekarang kakak bersih-bersih ya udah itu istirahat ya nak ! " , ujar sang bunda yang membuat Zira sedikit kesal karena tidak menjawab pertanyaannya .
" Oh ya bunda mohon minta tolong sama kakak , tolong sudahi hubungan dengan laki-laki itu ya nak ? " , pinta Bunda Zoya sebelum benar-benar bangkit dari duduknya .
" Degh.. " , Zira terdiam menatap sang bunda .
"Jadi benar semuanya udah tahu tentang hubungan aku dan Adrian ? " , batin Zira kaget .
Adrian adalah teman sekelas Zira , menurut Zira dia laki-laki yang baik dan juga cukup pintar belum lagi Adrian juga ganteng , disekolah Adrian cukup terkenal karena ia ketua OSIS , banyak yang mengidolakannya bahkan para perempuan banyak yang mengejar-ngejar Adrian ingin menjadi kekasih nya .
Sudah hampir setahun Zira menjalin hubungan dengan Adrian walau sembunyi-sembunyi dan itu pun hanya disekolah .
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
" Dek tolong panggilkan kak Zira ya ! " , pinta bunda Zoya kepada sibungsu karena semua sudah berada dimeja makan terkecuali Zira yang belum terlihat batang hidungnya .
" Iya bunda " , Zulfa langsung bangkit dari duduknya dan ia segera melangkah ke kamar Zira .
Tak lama Zulfa sudah kembali ke meja makan disusul oleh Zira .
Zira terlihat sangat lesu tidak seperti biasanya tak lupa dengan bibirnya yang maju beberapa centi meter , mungkin Zira masih kesal dengan Ayah Syahdan .
Semua membaca doa makan dan setelah nya mulai menikmati makanannya masing-masing .
" huek huek huek " , baru saja suapan pertama tiba-tiba Zira merasa mual dan ingin muntah .
Zira langsung berlari ke kamar mandi yang ada di dapur .
" Kak " , Bunda Zoya langsung menyusul Zira diikuti sibungu .
" Hamil ? " tanya Ayah Syahdan dalam hati .
" Ayah jangan berpikir yang aneh-aneh , abang percaya Zira tidak akan melakukan hal itu " , Ucap bang Zidan yang mengerti dengan lamunan Ayah Syahdan .
" Coba kamu hubungi dokter keluarga kita bang ! " , printah Ayah Syahdan .
Bang Zidan langsung mengangguk dan ia segera merogoh ponsel disaku bajunya .
" Ayah yah " , teriak Bunda Zoya dari arah dapur .
" Astaghfirullah iya Bun kenapa ? " , kaget Ayah Syahdan dan langsung menghampiri bunda Zoya .
" Abang gimana dokter Lisa bisa kesini ? " , tanya Ayah Syahdan dan ia menggendong tubuh Zira yang pingsan .
" Astaghfirullah ini Zira kenapa yah ? " , tanya bang Zidan kaget dan ia memang sedari tadi kesulitan untuk menghubungi dokter Lisa dan setelah bisa dihubungi ternyata dia tengah berada diluar kota .
" Zira pingsan " , jawab Ayah Syahdan apa adanya .
" Ya udah yah kita langsung bawa ke rumah sakit aja , dokter Lisa lagi diluar kota " , jawab Zidan cepat .
" Ya udah cepat kamu siapkan mobilnya ! " , perintah Ayah Syahdan dan Zidan langsung mengangguk dan segera pergi ke garasi .
Sementara Bang Zidan menyiapkan mobil , Ayah Syahdan membaringkan Zira disofa , bunda Zoya dan Zulfa membantu mengoleskan minyak angin untuk membangunkan Zira .
" Emmm aduh sakit " , keluh Zira yang baru siuman dan ia berusaha langsung bangun dari berbaring nya .
" Kak pelan-pelan nak " , khawatir bunda Zoya .
" Minum dulu kak " , ujar Ayah Syahdan menyodorkan segelas teh hangat .
Zira meminumnya perlahan namun lagi-lagi ia merasa mual .
" huek huek " .
" Kamu kenapa nak ? " , tanya bunda Zoya yang khawatir .
" Zira tidak apa-apa bunda , hanya saja Zira merasa sedikit pusing dan mual " , jawab Zira pelan .
" Ya udah kita ke rumah sakit sekarang ! " , Ajak Ayah Syahdan yang sudah tidak karuan .
Iya tidak bisa memaafkan jika hal itu benar-benar terjadi kepada salah satu putri nya .
" Tidak usah yah , Zira tidak apa-apa kok , Zira hanya butuh istirahat aja ", tolak Zira pelan .
" Ga kamu harus diperiksa oleh dokter kak , Ayo ayah gendong " , balas Ayah Syahdan yang langsung memangku Zira .
Zira hanya pasrah dan mengikuti permintaan sang Ayah lagian ia tidak punya tenaga untuk menolak lagi .
Zira duduk di bangku belakang bersama bunda Zoya dan Zulfa , sedangkan Ayah duduk di bangku depan disamping sang pengemudi yang tak lain adalah bang Zidan .
Sepanjang perjalanan Zira duduk menyender dibahh bunda Zoya , kedua matanya terpejam namun ia tidak tertidur , Zira hanya mengurangi rasa pusing dan mual yang ia rasa .
Tak lama mobil bang Zidan sudah terparkir di kawasan rumah sakit , Ayah Syahdan langsung keluar dan membuka pintu belakang dan bersiap menggendong Zira namun dengan cepat Zira menolak .
" Zira bisa jalan kok yah " , tolak Zira cepat .
" Yakin kamu kak ? " , tanya Ayah Syahdan khawatir .
" Iya " , Jawab Zira mengangguk .
" Kalau digendong sama Abang aja gimana ? " , tawar bang Zidan.
" Ya udah boleh " , jawab Zira setuju .
Bang Zidan langsung membawa Zira ke UGD untuk segera diperiksa .
Tak lama Zira langsung mendapat penanganan ia langsung ditangani oleh dokter dan dua orang suster.
" Jadi bagaimana dok kondisi anak saya ? " , tanya Ayah Syahdan cepat .
" Anak bapak terkena penyakit asam lambung " , jawab sang dokter .
" Tapi tidak usah khawatir nanti saya akan resepkan obatnya " , ucap sang dokter lagi .
" Baik dok , terimakasih banyak dok " , jawab Ayah Syahdan , ada rasa lega karena kekhawatiran nya tidak terjadi.
" Sama-sama " , balas sang dokter ramah .
~