NovelToon NovelToon
Gabby

Gabby

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Persaingan Mafia
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nasella putri

Gabriella Alexia Santoro. Seorang gadis cantik yang begitu dingin dan cuek. Kedatangan nya ke sekolah baru, membuat siapa saja terpesona. Termasuk dengan most wanted yang terkenal sangat cuek dan galak. Samudra Tri Alaska. Ketua geng motor Alaska yang berdarah dingin. Kebiasaan nya mengirim orang-orang ke rumah sakit sudah senter terdengar di seluruh penjuru kota. Namun aksinya itu tidak pernah sampai membuatnya di tangkap oleh polisi. Karena ayahnya yang seorang komandan militer. Namun, kedatangan Gabby si gadis super cuek dan dingin membuat nya berubah. Pesona Gabby mampu meluluhkan hati keras Samudra



Guys!! Ini novel pertama ku disini, bantu support yaaa🤗
Kalo ada kesalahan mohon koreksi, biar aku bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki nya😘
Happy reading guys....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasella putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka lama

“Huh...”

Gadis dingin itu membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang di balut sprei berwarna hitam. Seluruh kamar itu pun tidak luput dari warna hitam. Meskipun hari saat ini siang, tapi kamar itu terlihat gelap. Gorden kamar yang juga berwarna hitam tertutup begitu rapat. Tidak ada satu lampu pun yang menerangi ruangan itu.

Gadis itu memandang langit-langit kamarnya dengan tatapan yang begitu kosong. Lalu matanya pun tak sengaja menatap ke arah dinding di mana kepala ranjang berada.

Matanya pun memanas. Air mata nya pun menganak sungai. Gadis itu pun bangkit seraya berdiri di atas ranjang. Berjalan mendekati sebuah bingkai foto yang begitu besar.

Di dalam foto itu terdapat seorang pria, seorang wanita, seorang gadis dan dua orang anak laki-laki.

Di dalam foto itu terlihat seperti keluarga yang begitu bahagia. Senyuman yang tercetak begitu lebar. Gadis itu pun mengelus foto tersebut dengan wajah yang menyendu.

“Ibu... Ayah...” Lirihnya dengan suara yang pelan.

Sebulir air bening pun lolos di pipinya.

“Gabby kangen... Gabby kangen... Hiks.. Hiks.. Hiks..”

Gadis itu menunduk dengan isak tangisnya yang terdengar begitu pilu.

Tubuhnya pun luruh di atas ranjang. Punggung nya pun terlihat bergetar.

“Gabby janji... Gabby akan cari kalian, dan bawa kalian pulang... Gabby janji....”

.

.

.

“Ah... Ranjang nya masih sama...” Ujar Gabriel.

“Yah... Nenek dan Kakek tidak merubah kamar kita. Semuanya masih sama seperti terakhir kali kita tinggalin” Balas Gabrian.

“Kecuali... Kamar kak Gabby pastinya...” Lanjut Gabrian dengan lirih.

Gabriel pun menoleh ke arah Gabrian yang kembali murung setelah mengatakan hal itu.

“Chill bro! Kak Gabby pasti balik kayak dulu lagi. Dia udah pulang sekarang. Dia bakal ketemu temen-temen nya juga. Jadi pasti itu akan sedikit membantu” Ujar Gabriel mencoba mengalihkan perhatian sang kembaran agar tidak kembali bersedih.

“Tapi... Emangnya lo ga kangen sama ayah dan ibu? Mereka udah lama hilang. Udah dua tahun kita di Jerman, gaada kabar apapun tentang mereka. Terlebih lagi paman dan bibi. Gue kasian liat Vanya dan Zora...” Ujar Gabrian.

Gabriel pun bangun dari rebahan nya dan tersenyum pada Gabrian.

“Gue juga kangen. Tapi kita ga bisa ngelakuin apapun. Kita juga ga punya petunjuk apapun buat nyari mereka. So, kita serahin aja sama kakek dan paman Zerga. Gue yakin, mereka udah mati-matian nyari ayah, ibu, paman, dan juga bibi” Balas Gabriel.

“Gue harap, kembalinya kita kesini, ada titik terang tentang keberadaan mereka...”

“Iya, gue harap juga gitu” Balas Gabriel.

“Udah, gausah sedih-sedih, mending beres-beres. Yuk!” Ajak Gabriel agar Gabrian tidak larut dalam kesedihannya.

.

.

.

“Zora, tadi aku mendengar kak Gabby menangis. Dia pasti rindu paman dan bibi...” Ujar Gevanya memberitahu sang kembaran tentang apa yang sudah ia dengar.

“Vanya, saat datang kesini, aku pun menjadi teringat pada ibu dan ayah. Tentu saja kak Gabby akan menangis” Balas Gheazora.

“Apa mereka tidak akan kembali? Apa mereka tidak akan pulang? Apa mereka tidak merindukan kita?” Cecar Gevanya.

“Vanya, jangan berkata seperti itu. Mereka pasti akan kembali. Mereka akan pulang dan memeluk kita dengan sangat erat!” Ujar Gheazora meyakinkan sang kembaran dengan begitu serius.

“Tapi kapan Zora? Ini sudah sangat lama”

Gevanya mencebik dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

“Jangan menangis, bersabarlah. Aku dengar, kakek sudah melakukan pencarian terhadap ibu, ayah, paman, dan bibi. Mereka pasti ketemu dan kembali. Kita hanya harus bersabar jika ingin mereka kembali ke rumah. Oke?”

Gevanya menganggukkan kepalanya dengan mata yang sudah berair.

Diantara mereka, Gevanya lah yang lebih tua. Tapi malah Gheazora yang selalu terlihat lebih dewasa dari pada Gevanya. Bahkan Gheazora yang akan selalu bertugas melindungi sang kembaran.

“Sudah, jangan bersedih lagi. lebih baik, kita beres-beres. Kau bilang ingin menyimpan beberapa barang di kamar kita ini kan? Jadi ayo lakukan!”

Gevanya pun mengusap air matanya dan kembali bersemangat setelah mendengar perkataan Gheazora.

.

.

.

“Gian, ini di simpen dimana? di meja lo aja ya? meja gue udah penuh nih”

Gani membawa beberapa action figur ke arah Gian yang sedang duduk bersandar di kursi dengan mata yang menatap bingkai foto yang terletak di atas meja.

Gani yang melihat nya pun seketika terdiam. Tangannya memegangi pundak Gian dengan perlahan.

“Kapan ya, terakhir kali kita ngeliat mereka senyum?” Ujar Gian dengan mata yang menyorot sendu.

Gani yang mendengar itu tersenyum seraya matanya menatap ke arah bingkai foto yang terdapat seorang pria, seorang wanita, dua orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan.

“Gue yakin, dimana pun mereka sekarang, mereka pasti lagi tersenyum disaat mereka ingat kita” Ucap Gani.

“Gue ga peduli kalo pun semua orang akan ngejek gue. Karena gue bener-bener kangen sama mereka. Apalagi, Vanya dan Zora, mereka masih kecil... Dan gue ga pernah bisa nahan diri gue kalo ngeliat mereka nangis...”

Gian pun menangis dengan tersedu-sedu. Wajahnya bahkan sudah memerah.

Gani yang memiliki perasaan yang sama pun memejamkan mata nya dengan begitu berusaha agar air mata nya tidak terjatuh.

“Kita harus kuat buat adik-adik kita, Gian..” Ucap Gani yang menahan sekuat tenaga rasa sakit yang teramat di dalam hatinya.

Gian mengusap wajahnya yang sudah basah karena air matanya.

.

.

.

“Ayah sudah mengerahkan semua anak buah yang ayah punya, lea. Tapi ayah belum mendapatkan kabar apapun tentang adik-adik mu” Ujar Ebru.

“Mungkin belum, ayah” Balas Gallilea.

“Ayah sudah tidak tahan, lea. Hati ayah begitu teriris melihat cucu-cucu ayah selalu bersedih. Apa yang harus ayah lakukan sekarang?”

“Ayah, tenang... Kita pasti menemukan jalan keluar nya. Gallileo dan Gaziel pasti akan ketemu, begitu pun dengan Flavia dan Camila. Aku pun yakin, mereka pasti bisa menemukan jalan pulang. Mereka adik-adik ku, aku tau mereka pasti bisa”

“Tapi ini sudah dua tahun lea... Kita bahkan tidak memiliki petunjuk apapun tentang mereka”

“Ayah, tenanglah... Jika ayah terlihat sedih seperti ini, anak-anak juga akan merasa sedih. Aku sudah menahan duka ku di depan mereka, ayah. Mereka harus bisa menjalani hidup mereka”

“Ayah tau, ayah tau. Tapi bagaimana bisa ayah menyembunyikan rasa sedih ayah terhadap anak dan menantu ku itu? Mereka menghilang bak di telan bumi. Tanpa petunjuk apapun. Dan lagi, ayah harus selalu melihat cucu-cucu ayah yang masih belia. Lihat Gabby, anak itu bahkan sudah berubah. Hidupnya tak lagi sama seperti terakhir kali. Kita semua bahkan kehilangan tawa dari gadis pinky itu”

Gallilea menatap sang ayah dengan sendu.

“Ayah, Gabby hanya perlu waktu. Dia juga merasa sebagai anak pertama yang harus terlihat kuat di hadapan adik-adik nya yang lain. Mungkin itulah yang sedang dia lakukan. Mungkin dengan cara menjalani hidup yang monokrom, ia bisa terlihat kuat di hadapan publik”

“Tapi seharusnya itu tidak terjadi lea... Seharusnya ia tetap menjadi anak kecil yang heboh dan ceria. Ia akan berlari kesana kesini tanpa lelah. Ia akan selalu berbicara dan mengomel. Ayah merindukan nya, lea”

“Saat melihat nya tadi, ayah begitu terpukul. Tatapan mata gadis itu pun sudah berubah. Ekspresi nya bahkan terlihat dingin”

Suara Ebru berubah bergetar.

“Ayah, aku pasti akan membantu mengembalikan Gabby kita yang dulu. Dan itu sudah aku lakukan sedari ia menginjakkan kaki di Jerman. Perubahan nya juga tidaklah tiba-tiba. Jadi aku akan mencoba untuk menariknya kembali ke dirinya yang sebenarnya dengan perlahan”

Ebru menatap Gallilea dengan begitu serius namun masih terlihat menyendu.

.

.

.

Di malam hari, keluarga Santoro pun sedang melakukan makan malam bersama di meja makan.

“Ekhem! Anak-anak, besok kalian sudah mulai masuk ke sekolah. Belajarlah dengan baik di sekolah itu. Kakek dengar, sekolah itu adalah sekolah terbaik. Jadi kakek harap, kalian bisa belajar banyak di sekolahan itu” Ujar Ebru yang duduk di ujung meja.

“Tentu kakek. Kami pasti akan belajar dengan baik! Kakek tau, Zora baru-baru ini tertarik dengan taekwondo! Zora mau belajar beladiri itu. Apa boleh, kek?” Tanya Gheazora.

“Tentu saja. Lakukan apapun yang kalian inginkan, selagi itu positif” Ujar Ebru.

Gheazora tersenyum mendengar jawaban sang kakek.

“Vanya ingin masuk paduan suara. Apa boleh, kek? Vanya juga ingin belajar bermain piano” Ujar Gevanya.

“Tentu. Kakek yakin kau akan menjadi penyanyi terbaik nantinya” Balas Ebru.

“Lalu, kalian? Bagaimana?” Tanya Ebru pada para cucu laki-laki nya.

“Gani akan melanjutkan bergabung menjadi anggota OSIS di sekolah yang baru. Gani kan sempat jadi ketua OSIS di sekolah sebelum nya, jadi Gani rasa, tidak akan ada kendala apapun nanti” Ujar Gani.

“Bagus! Kau memang terlihat tampan jika menghilangkan jas osis” Balas Ebru seraya terkekeh.

“Lalu, Gian? Apa yang akan Gian lakukan?” Tanya Ebru.

“Gian akan masuk club bola, kek” Jawab Gian.

“Kau memang pesepak bola kebanggaan kakek” Ujar Ebru.

Gian tersenyum mendengar nya.

“Lalu kalian?”

“Kami tetap pada basket dong, kek” Jawab Gabriel dengan begitu bangga nya.

Ebru tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

“Lalu, untuk kalian? Kapan kalian akan menikah?” Tanya Ebru dengan ekspresi menggoda nya pada kedua cucu pertama nya yang sudah menginjak usia kepala dua.

“Ah, kakek. Kenapa itu terus yang di tanyakan? Kita masih ingin sekolah dulu” Jawab Zavier dengan jengah.

Ebru membalas nya dengan kekehan serak khasnya.

“Gatau nih kakek. Selalu yang di bahas itu terus. Sebelum menikah, kita juga ingin mapan dulu seperti ayah dan kakek” Balas Zayn.

“Baiklah baiklah, tapi apa kalian tidak kasian pada kekasih kalian itu. Mereka harus menunggu kalian sampai kapan? Dengar, laki-laki itu yang bisa melakukan segala sesuatu dengan berani. Meskipun mereka tidak tau akhirnya akan seperti apa. Hahahaha!!!”

Suara tawa Ebru menggelegar di ruang makan. Namun Zavier dan Zayn mendengus mendengar nya. Benar-benar usia yang rawan jika sudah berkumpul dengan keluarga seperti ini.

“Gabby... Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan mengikuti olimpiade lagi?”

Ebru pun beralih menatap cucu perempuan pertama nya dengan lembut. Sementara yang di tatap malah menampilkan ekspresi datarnya. Matanya bahkan tidak membalas tatapan hangat sang kakek.

Semua orang yang ada di meja makan pun menanti jawaban pada gadis cantik yang masih mengunyah makanannya itu. Mereka menatap nya dengan tegang.

Setelah nya, gadis itu menaruh sendok dan garpunya lalu menyeka mulutnya dengan serbet. Ia pun berdiri dari duduknya dan menatap ke arah sang kakek tanpa ekspresi.

“Aku sudah selesai”

Gadis itu pun melenggang pergi meninggalkan ruang makan. Semua orang yang ada di meja makan mendesah panjang.

Wajah mereka pun kembali murung. Keheningan pun melahap meja makan.

.

.

.

.

TBC.

1
nonoyy
apa gabby punya alter ego 🤔
Ayudya
lanjut kak
Ayudya
mampir kak.kak maaf ya ceritanya seru dan enak tuk di baca.tapi tolong dong bahasa luarnya di ganti aja ma bahasa indonesia jujur aku ga ngerti.maaf ya kak thor/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Matchalatte: Baik, terimakasih sudah membaca😍 Author terima untuk saran nya😍
total 1 replies
Nuriati Mulian Ani26
aku mulai tertarik kekanjutanya
Zhunia Angel
Ngangenin ceritanya!
Matchalatte: Terimakasih 🤗
Dan selamat datang💕
total 1 replies
Libny Aylin Rodríguez
Aku bisa tunggu thor, tapi tolong update secepatnya.
Matchalatte: Baik🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!