NovelToon NovelToon
The Land Of Methera

The Land Of Methera

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Isekai / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:935
Nilai: 5
Nama Author: lirien

WARNING!!
Kita akan berkelana ke Dunia Fantasi, Karena itu, ada beberapa lagu yang akan di rekomendasikan di awal cerita untuk membawamu ke sana. Putarlah dan dengarkan sembari kamu membaca >>

___
Di sebuah kerajaan, lahirlah dua putri kembar dengan takdir bertolak belakang. Satu berambut putih bercahaya, Putri Alourra Naleamora, lambang darah murni kerajaan, dan satu lagi berambut hitam legam, Putri Althea Neramora, tanda kutukan yang tak pernah disebutkan dalam sejarah mereka. kedua putri itu diurus oleh Grand Duke Aelion Garamosador setelah Sang Raja meninggal.

Saat semua orang mengutuk dan menganggapnya berbeda, Althea mulai mempertanyakan asal-usulnya. hingga di tengah hasrat ingun dicintai dan diterima sang penyihir jahat memanfaatkannya dan membawanya ke hutan kegelapan. Sementara itu, Alourra yang juga berusaha mencari tahu kebenaran, tersesat di tanah terkutuk dan menemukan cinta tak terduga dalam diri Raja Kegelapan, makhluk yang menyimpan rahasia kelam masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lirien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kerajaan Aetherielle

Sesampainya di istana, Alourra dan Althea kembali menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah namun penuh tuntutan di sana. Hari-hari mereka diisi dengan undangan pesta minum teh yang datang silih berganti dari para lady kerajaan lain. Tak jarang, keduanya juga meluangkan waktu untuk berlatih berkuda, serta mengasah kemampuan seni berpedang.

Bagi seorang lady, menguasai seni berpedang memang dianggap tak lazim, bahkan tabu. Namun bagi Alourra dan Althea, itu bukan sekadar pilihan—melainkan keharusan untuk menjaga kerajaan Eamora. Justru mereka sendiri yang bersikeras agar diajarkan, dan Duke Aelion tak menentang, malah merasa lega. Kini, putri-putrinya mampu menjaga diri mereka sendiri.

Di tengah kesibukan itu, Althea lebih sering menghadiri pesta minum teh, berbaur dengan lady-lady lain meski tak jarang harus menelan kata-kata pedas dan sindiran yang menusuk hati. Namun, Althea tetap sabar, tak berniat membalas. Tujuannya jelas: membangun aliansi, menjalin kerja sama, dan membuka jalan bagi keuntungan kerajaan di masa depan.

Sementara itu, Alourra tak bisa menemani adiknya menghadiri pesta. Ia tenggelam dalam latihan bersama Graclle, dengan tekad yang semakin membara setelah mendengar keputusan Duke dan dewan besar atasnya. Ambisinya kini menguasai elemen api, sekaligus mengasah sihir penyembuhannya. Kadang ia pergi ke Kerajaan Aetherielle, pulau melayang tempat ras keturunan malaikat tinggal, terkenal akan kekuatan penyembuhan mereka.

"Alourra… kau memang secantik ibumu," suara seorang wanita melayang lembut di telinganya. Sayap putih yang bersinar dan rambut panjang berwarna salju membuat siapa pun yang memandangnya terpana. Seolah cahaya surga menetes di bumi.

"Benarkah?" tanya Alourra, matanya menatap tak percaya.

"Benar," jawab wanita itu, matanya bersinar hangat saat ia memegang lembut kedua pipi Alourra, kemudian menjejakkan kakinya di tanah.

"Apa… kau mengenal ibuku?" suara Alourra bergetar, antara penasaran dan harap.

“Tentu saja, aku dan ibumu dulu bersehabat dekat,” ucap wanita itu dengan suara lembut namun tegas. Sayap-sayapnya yang bercahaya perlahan berkibar, menegaskan identitasnya sebagai anggota ras Angel.

“Calina, kedatanganku ke sini adalah untuk memohon bantuanmu,” ujar Graclle, yang sejak tadi berdiri di belakang Alourra, memperhatikan keduanya dengan mata penuh ketegangan.

“Memohon bantuanku? Bantu apa?” tanya wanita itu, yang kemudian diketahui bernama Calina.

Graclle menarik napas sejenak, kemudian mulai menjelaskan maksud kedatangannya. Ia menceritakan alasan perlunya Calina mengajarkan Alourra tentang Element Pemurnian, sekaligus membongkar rahasia yang selama ini menyelimuti kekuatan Alourra.

“Ah… aku mengerti, Graclle,” ucap Calina, sorot matanya menenangkan.

“Tentu saja aku akan membantumu,” tambahnya, lalu melayang sedikit hingga berada di sisi Alourra.

“Terima kasih banyak, Calina,” sahut Graclle dengan suara penuh lega.

“Kalian pasti lelah setelah perjalanan panjang. Mari singgah sejenak di istana,” ujarnya sambil memberi isyarat sopan.

“Oh, aku lupa. Selamat datang di Kerajaan Aetherielle,” katanya sambil tersenyum.

“Bagaimana perjalanan kalian? Apakah cukup sulit untuk sampai ke sini?”

“Aku hampir kehabisan mana sihir untuk bisa sampai ke sini,” jawab Graclle, nada suaranya menyiratkan kelelahan sekaligus kekaguman.

“Ahh, benar… pasti semua orang akan terkejut saat pertama kali menjejakkan kaki di sini. Kau juga terkejut, bukan, Alourra?” tanya Calina, menatap Alourra yang masih terpukau oleh panorama luar biasa yang terbentang.

“Apakah kita benar-benar… berada di atas awan?” desah Alourra, matanya Tak lepas dari istana yang berdiri megah seolah di surga.

Putri Calina terkekeh pelan, suaranya seperti alunan angin di pagi hari. “Haha… tentu saja. Tanah Aetherielle adalah pulau melayang, menjulang tinggi di atas langit.”

Lalu, tanpa bisa menahan rasa ingin tahunya, Alourra bertanya, “Lalu, apakah kau… tuan putri di sini?”

“Ah, maaf… aku tidak bermaksud tidak sopan,” ujarnya cepat, rasa gugup terpancar di wajahnya.

Calina tersenyum samar, namun kemudian tampak berpikir sejenak. “Eh… Eumm… bagaimana aku mengatakannya ya?” katanya, terus melangkah memasuki istana yang megah. Graclle dan Alourra mengikutinya, langkah mereka ringan namun penuh rasa kagum.

“Di sini… tidak ada istilah Raja dan Ratu,” ucapnya dengan nada tenang, seolah hal itu adalah hal paling alami di dunia mereka.

“Tidak ada?” Alourra menatapnya dengan mata terbelalak, rasa kagum dan heran bercampur menjadi satu.

“Benar. Kami semua tinggal dalam istana ini, dan tidak mengenal sebutan rakyat atau petinggi kekuasaan. Di sini, yang perempuan akan dipanggil Putri, dan yang laki-laki dipanggil Putra. Kami percaya bahwa kami semua adalah keturunan Dewa. Karena itu, kami diberi sebutan Putra-Putri Dewa, atau Ras Angel,” jelasnya, suaranya bergetar lembut namun penuh keyakinan.

“Benarkah… menakjubkan sekali,” bisik Alourra, tak kuasa menyembunyikan rasa kagumnya.

Calina tersenyum hangat. Sepanjang jalan, Alourra melangkah di atas tanah yang terasa aneh namun nyaman, lembut bagaikan memijak permen kapas. Setiap bangunan di sekelilingnya memiliki bentuk yang unik dan memesona, bahkan awan-awan tampak tersangkut di antara menara-menara istana, menambah keindahan yang nyaris magis.

Namun, di balik keindahan itu, sebuah pertanyaan mengusik pikirannya.

“Eumm… Putri Calina, Maaf jika aku menanyakan ini…” suara Alourra terdengar ragu, matanya menatap ke arah Calina.

“Tidak apa-apa, tanyakan saja,” jawab Calina sambil melangkah santai, senyumnya tak luntur.

“Mengapa… ada anak-anak yang memiliki sayap, ada juga yang tidak?” tanya Alourra, matanya mengikuti beberapa anak yang tengah bermain dengan riang, sayap mereka berkilau di bawah sinar matahari.

“Ah… itu karena faktor pernikahan,” jawab Calina singkat, namun nada suaranya menyiratkan makna yang lebih dalam.

“Pernikahan?” Alourra mencondongkan tubuh, rasa penasaran semakin menguasai dirinya.

“Ketika sesama Ras Angel menikah, anak yang lahir akan langsung memiliki sayap di punggung mereka,” ujar Calina dengan tenang. “Sedangkan anak hasil pernikahan silang, atau dari dua ras yang berbeda, saat lahir tidak memiliki sayap.”

Alourra menundukkan wajahnya, rasa sedih dan sedikit menyesal menyelimuti hatinya karena telah menanyakan hal itu.

“Ah… tapi kau tak perlu bersedih,” ucap Calina sambil tersenyum lembut. “Sayap mereka akan merekah dengan indah saat mencapai usia tujuh belas tahun.”

“Benarkah?” Alourra menatapnya, matanya berbinar penuh harap. Senyumnya pun merekah seketika.

“Tentu saja,” kata Calina sambil menepuk lembut bahu Alourra. “Begitupun denganmu, Alourra. Sayapmu akan merekah indah saat usiamu tujuh belas tahun.” Ia tersenyum, kemudian menutup wajahnya sejenak, menahan rasa malu sambil membayangkan sesuatu. “Ah… aku tak sabar melihatmu, cantik ini… menjadi calon ratu yang pasti memukau banyak orang.”

Alourra hanya terkekeh senang, hatinya berdebar hangat mendengar kata-kata itu.

"Aku akan menceritakan soal ini pada Althea nanti" batin Alourra

Kini, ketiganya melangkah melewati gerbang megah istana. Hari itu menandai awal hari baru bagi Alourra mulai belajar element sihir pemurnian bersama Calina dan juga sihir api bersama Graclle, karena menurut Graclle akan lebih baik jika kedua sihir ini dipelajari bersamaan dan hari itu di bawah langit Aetherielle yang membentang bak kanvas surgawi.

1
anggita
like👍 iklan👆, moga novelnya lancar.
anggita
iri 😏
anggita
visualisasi gambar tokoh dan latar belakang tempatnya bagus👌
Nanachan: wah trimakasih banyak kak, jadi makin semangat 🫰🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!