bercerita tentang seorang gadis buruk rupa bernama Nadia, ia seorang mahasiswi semester 4 berusia 20 tahun yang terlibat cinta satu malam dengan dosennya sendiri bernama Jonathan adhitama yang merupakan kekasih dari sang sahabat, karna kejadian itu Nadia dan Jonathan pun terpaksa melakukan pernikahan rahasia di karenakan Nadia yang tengah berbadan dua, bagaimana kelanjutan hidup Nadia, apakah ia akan berbahagia dengan pernikahan rahasia itu atau justru hidupnya akan semakin menderita,,??? jangan lupa membaca 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Dewi menatap tajam wajah sahabatnya. Jelas ia merasa tidak puas dengan Jawaban yang baru saja ia dengar. Matanya menyipit dan raut wajah curiga terpampang di sana.
" Nad...aku nggak sebodoh itu," ucapnya pelan tapi tajam.
" Sejak kapan kamu punya sakit lambung,? Kita sahabatan sudah sejak lama. Dan kamu bahkan nggak pernah mengeluh soal lambung sebelum nya,".
Nadia menunduk, tangannya gemetar saat mencoba menenangkan diri. Saat ini, ia ingin menangis, ingin berteriak, tetapi semuanya hanya tertahan di kerongkongan dan lidah nya terasa kelu
Dewi menarik nafas dalam, berusaha menenangkan emosinya yang berkecamuk dalam dadanya.
" Oke... Kalau kamu nggak mau ngomong sekarang. Aku ngerti, tapi Nad... Tolong jangan bohong sama aku lagi, aku ini sahabat kamu,".
Nadia mengangguk pelan. Masih dengan kepala tertunduk. Ia merasa seperti seorang pengecut. Tapi bagaimana ia bisa jujur,? Apakah ia tega menghancurkan hati satu satunya orang yang masih mempercayai nya saat ini.
Beberapa menit kemudian, Dewi membawa Nadia menuju ruang kesehatan. Memaksa Nadia untuk beristirahat sejenak di sana. Ia berdiri di samping ranjang sementara Nadia berbaring dengan mata terpejam. Mencoba menenangkan perutnya yang masih terasa mual.
" Aku ke kantin dulu untuk membeli teh hangat, kamu nggak papa kan di sini sendirian,?" Tanya Dewi, yang hendak pergi ke kantin kampus. Untuk membeli teh hangat agar Nadia merasa lebih baik.
Nadia menoleh pelan, lalu mengangguk kan kepalanya.
" Iya, maaf ya..wii.. aku selalu ngerepotin kamu," ujarnya dengan suara lemah.
" Jangan ngomong gitu. Kita ini kan sahabat, sudah sepatutnya saling menolong, kan." Ucap Dewi sembari menggenggam tangan Nadia. Lalu beranjak untuk menuju ke kantin.
Nadia menghela nafas. Tubuhnya terasa sangat lemah saat ini
Ting...
Suara notifikasi pesan masuk berasal dari ponsel Nadia, yang berada di dalam saku celananya. Ia meraih ponsel tersebut dengan tangan nya yang gemetar akibat rasa mual di perut nya. Menatap layar ponsel menampilkan nama Jonathan di sana.
Pak Nathan
(Sepulang dari kampus nanti, kita akan pergi ke rumah sakit .)
Nadia
(Tidak usah, aku bisa pergi sendiri.) Balas Nadia singkat.
Tidak ada balasan lagi dari Jonathan. Nadia pun meletakkan ponsel nya ke atas nakas dan kembali untuk memejamkan mata. Namun sedetik kemudian. Pintu terbuka dan menampilkan sesosok pria tampan, masuk kedalam ruangan tersebut, dengan membawa segelas teh hangat untuk nya.
" Kak Kevin," ucap Nadia lemah. Dan berusaha untuk bangun.
" Bagaimana Kondisi mu," tanya kevin sembari menyodorkan segelas teh hangat kepada Nadia.
" Terimakasih, Aku baik-baik saja," jawab nya.
Ia lalu meneguk teh hangat itu secara perlahan, rasa hangat yang menjalar dari tenggorokan Hingga ke perutnya. Membuat nya merasa sedikit nyaman.
" Bagaimana Kakak bisa tahu aku disini,?" tanya Nadia.
" Aku tadi nggak sengaja bertemu Dewi di kantin. Saat aku bertanya tentang mu, dia mengatakan bahwa kamu sedang tidak enak badan. Dan berada di ruang kesehatan," ujarnya.
" Dan saat aku mengatakan akan kemari. Dia menitipkan teh itu. Dan berlalu menuju kelas," terangnya lagi. Sembari mendudukan tubuhnya di kursi samping ranjang.
" Mukamu pucat banget, nad. Kamu yakin baik baik saja," tanya Kevin lagi.
" Iya, hanya merasa sedikit pusing,".
Saat mereka tengah asik berbincang, di balik pintu Jonathan berdiri dengan sorot mata tajam mengarah ke arah Nadia dan Kevin. Rahangnya mengeras dan tangannya mengepal. Tujuan dari Jonathan yang datang ke sana adalah. Untuk menanyakan bagaimana kondisi istri rahasianya tersebut. Namun ia mengurungkan niatnya, saat melihat Kevin tengah bersama dengan Nadia. Dari cara Kevin menatap Nadia. Jonathan dapat menyimpulkan bahwa Kevin, memiliki rasa terhadap istrinya tersebut.
" Mas. Ngapain berdiri di situ," sebuah suara yang terdengar dari arah belakang, membuat tubuhnya terjingkat karena kaget.
" Ah...ng_nggak.. mas pikir kamu ada di dalam tadi. Mas nyariin kamu kemana-mana." Kilah Jonathan berbohong di hadapan Dewi sang kekasih.
" Oh..aku pikir tadi mas, mau nemuin Nadia ,"
" Aku habis dari toilet. Mas ngapain nyariin aku,?"
" mas mau ngajak kamu makan siang di luar," ucap Jonathan mencari alasan.
Dan di saat yang bersamaan. Nadia keluar dari ruang kesehatan dengan di papah oleh Kevin.
Melihat tangan Kevin yang melingkar di pinggang Nadia, entah mengapa membuat darah Jonathan seakan mendidih. Tatapan matanya tajam mengarah ke pada Nadia. Namun di abaikan oleh gadis tersebut.
" Kalian mau kemana,? Tanya Dewi.
" Aku akan mengantarkan Nadia pulang," jawab Kevin cepat.
" Tapi ini masih jam kampus," ucap Jonathan dengan suara datar dan tatapan nya terus mengarah pada Nadia.
" Apa kau tidak melihat. Bahwa Nadia sedang tidak sehat," jawab Kevin merasa tidak suka dengan ucapan sang kakak. Terlebih lagi kakak nya itu pernah menghina fisik Nadia.
" Ayo, kita pergi," ucap Kevin dan di angguki oleh Nadia.
" Kevin. Aku titip Nadia ya." Ucap Dewi.
Dan tanpa disadari oleh siapapun Jonathan mengepalkan tangannya hingga membuat urat-urat tangannya terlihat.
Kevin menggandeng Nadia keluar dari gedung kampus, sesekali menoleh ke arah gadis di sampingnya yang terlihat begitu lemah. Tubuhnya memang bergerak, tapi mata Nadia kosong, seolah ada badai yang tak terlihat sedang mengamuk dalam benaknya.
Mobil Kevin terparkir tidak jauh dari lobi. Ia membukakan pintu untuk Nadia, lalu menyusul masuk dari sisi pengemudi. Suasana di dalam mobil hening, hanya suara napas dan mesin mobil yang menjadi latar.
“Kalau kamu merasa mual atau nggak nyaman, bilang ya,” ucap Kevin pelan, mencoba menjaga nada suaranya tetap lembut. Dan hanya di angguki oleh Nadia. Mobil pun melaju membelah jalanan yang ramai oleh kendaraan, menuju ke tempat tinggal Nadia. Yang sebelumnya Kevin telah menanyakan lokasi rumah Nadia berada.
...
Di dalam kamar. Nadia meringkuk di atas ranjang yang berukuran tidak terlalu besar. Dengan seluruh tubuh nya yang di tutupi selimut. Terdengar suara pintu ruang tamu yang terbuka cukup kencang. Hingga membuat Nadia yang tengah tertidur pulas pun tersentak. Namun karena tubuh nya yang sangat lemas, ia tidak kuasa untuk mencari tahu apa yang terjadi.
" Bangun.." ucap Jonathan dingin. Entah sejak kapan laki laki itu berada di hadapan Nadia yang tengah berbaring.
" Kenapa pak Nathan, Bisa masuk ke dalam,?" ucap Nadia dengan suara nyaris tak terdengar sembari berusaha untuk bangun.
" Apa kau lupa, Siapa yang telah membeli rumah ini," jawab pria itu.
" Ada perlu apa bapak, Datang kemari,?"
" Apa yang sudah kalian lakukan dirumah ini ," tanya Jonathan.
Nadia mengerutkan keningnya. Tidak mengerti dengan apa yang Jonathan katakan.
" Maksud bapak, apa,?" Tanya Nadia tak mengerti. Pasalnya sejak tiba di rumah. Dirinya langsung merebahkan diri di kamar.
" Apa yang telah kamu dan Kevin lakukan di rumah ini," tanya Jonathan lagi.
" Kami, Tidak melakukan apapun," jawab Nadia masih dengan suara lemah nya.
" JANGAN BOHONG, NADIA,"
" Aku tidak bohong. Kak Kevin hanya mengantar ku hingga depan pintu, itu saja. Lagi pula apa masalahmu,?tanya Nadia mulai terbawa emosi.
" Kamu tanya apa masalahku...kamu istri ku Nadia. Apa kau lupa itu,"
" Kita menikah hanya di atas kertas.. Setelah anak ini lahir kita akan bercerai,"
" Tolong bapak keluar, Tubuhku tidak memiliki tenaga untuk berdebat dengan bapak sekarang," ujar Nadia.
Jonathan dengan wajah memerah karena emosi. Masih berdiri di hadapan Nadia yang mengabaikan nya. Entah kenapa dirinya bisa semarah ini pada Nadia yang dekat dengan laki laki lain.
Dengan cepat tangan kekar milik Jonathan. Membuka kancing kemeja yang tengah ia gunakan.
" Bapak mau apa..jangan macam-macam," ucap Nadia merasa takut.
" Aku akan meminta hak ku, sebagai suami," ucap Jonathan dingin sembari melangkah mendekati Nadia.
mungkinn
jgn bodoh trlalu lm jo.... kekuasaan jga hrtamu slm ini tk mmpu mngendus jejak musuhmu yg trnyata org trsayangmu🙄🙄
klo nnti nadia bnyak uang.... bkalan balik lgi tuh wujud asli nadia....
krna sejatinya nadia dlunya cantik... hnya krna keadaan yg mmbuat dia tak mungkin merawat dirinya....
jdi kurang"i mncaci & merendhkn ibu dri ankmu....