Serra gadis 24 tahun harus menerima takdirnya menikah dengan seorang pria yang bernama Damar. Tetapi tidak pernah di anggap sebagai istri. Tinggal bersama mertua dan juga adik ipar yang ternyata selama pernikahan Serra hanya dimanfaatkan untuk menjadi pelayan di rumah itu.
Hatinya semakin hancur mengetahui perselingkuhan suaminya dengan sepupu sang suami yang juga tinggal di rumah yang sama dengannya. Segala usaha telah dia lakukan agar keluarga suaminya bisa berpihak kepadanya. Tetapi di saat membongkar hubungan itu dan justru dia yang disalahkan.
Serra merasa sudah cukup dengan semua penderitaan yang dia dapatkan selama pernikahan, Akhirnya memutuskan untuk membalas secara impas semuanya dengan menggunakan Askara paman dari suaminya yang bersedia membantunya memberi pelajaran kepada orang-orang yang hanya memanfaatkannya.
Jangan lupa untuk terus baca dari bab 1 sampai akhir agar mengetahui ceritanya.
follow ainuncefeniss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Bersamanya
Serra yang sudah mengganti pakaiannya terlihat berjalan menuruni anak tangga yang sangat lemah sekali. Serra yang terlihat menghampiri televisi yang mencari sesuatu di dalam laci.
"Di mana kotak obatnya..." ucapnya lirih yang sudah terlihat tidak bertenaga. Siapa yang bisa membantunya untuk mengobatinya jika bukan diri sendiri.
Rasa perih itu masih terasa dan bahkan hatinya juga.
Bruk.
Serra yang berbalik badan harus bertabrakan dengan Askara yang baru saja pulang.
"Ma-maaf tuan," ucapnya dengan terbata yang menundukkan kepala, rambutnya yang digerai bahkan menutupi wajahnya.
"Kamu cari apa sampai tidak melihatku?" tanya Askara.
"Tidak ada," jawab Serra yang sepertinya menghindari Askara.
"Saya permisi!" ucap Serra menundukkan kepala yang terlihat buru-buru sekali meninggalkan Askara.
"Tunggu!" Askara menahannya dengan memegang lengan Serra.
"Auhhhh...." lirih Serra menahan kesakitan saat tangannya dipegang yang menurunkan perlahan tangan Askara.
Askara merasa ada terjadi sesuatu pada wanita itu yang membuatnya melihat Serra sejak tadi yang berusaha menyembunyikan diri sampai akhirnya Askara mengangkat dagu Serra yang benar-benar membuatnya kaget bahwa wanita itu terluka.
"Saya kekamar dulu!" Serra menepis tangan Askara dengan pelan yang benar-benar tidak ingin dilihat oleh Askara yang membuat Askara kembali menahannya.
"Dia melakukan semua ini?" tebak Askara dengan suara berat.
Serra tidak menjawab sama sekali dan tiba-tiba saja memeluk Askara. Serra menangis tiba-tiba.
"Aku mohon tolong bantu aku. Aku sudah tidak tahan dengan pernikahan ini," ucapnya yang kali ini benar-benar menyerah.
Askara menelan salivanya. Dia juga tidak mungkin tiba-tiba menghampiri Damar dan memberinya pelajaran atas apa yang dilakukannya kepada Serra. Karena bagaimanapun itu bukan urusannya. Karena Damar dan Serra adalah pasangan suami istri.
Tetapi melihat wajah Serra yang babak belur seperti itu yang pasti membuat rasa simpatik Askara tidak bisa membiarkan hal itu begitu saja.
****
Serra yang sekarang sudah berada di dalam kamar dan bukan kamarnya melainkan kamar Askara. Serra yang bersandar di kepala ranjang dan Askara yang duduk di sebelahnya yang sejak tadi mengobati lengan Serra dan juga luka yang terdapat di wajah itu.
"Jadi dia menuduh kamu bahwa kamu telah melaporkan tentang Maya kepadaku?" tanya Askara yang membuat Serra menganggukkan kepala.
"Hanya karena itu dia sampai membuat kamu seperti ini?" Serra tidak menjawab pertanyaan itu.
"Laki-laki seperti apa itu yang benar-benar sangat pengecut, hanya berani kepada seorang wanita," ucap Askara.
"Aku tidak ingin meminta maaf kepada Maya karena aku tidak bersalah dan aku juga harus mempertahankan harga diri yang mana jika aku meminta maaf kepadanya maka dia akan semakin menginjak-injakku. Damar juga tidak mengizinkanku untuk bekerja dan aku membantahnya yang akhirnya membuatnya kesetanan dan melampiaskan semuanya kepadaku," ucap Serra.
"Lalu kamu tetap ada pernikahan kamu?" tanya Askara.
"Tidak! Aku bahkan meminta untuk berpisah dan dia tidak ingin melakukannya," jawab Serra.
"Alasannya? bukankah dia tidak menyukai kamu sama sekali dan tidak pernah menganggap kamu sebagai istri?" tanya Damar.
"Dia mengatakan kalau aku sengaja meminta berpisah agar aku bisa dekat dengan kamu. Dia tidak akan membiarkan kulepas darinya yang memang sebenarnya ingin melihatku menderita," jawab Serra dengan air matanya yang kembali jatuh.
Askara yang langsung mengusap air mata itu.
"Aku akan memberinya pelajaran," ucap Askara.
"Aku hanya ingin mengakhiri pernikahanku. Aku hanya ingin berpisah, aku sudah tidak tahan berada di rumah ini yang setiap hari harus menjadi orang lain dan setiap hari harus berdebat, mempertahankan harga diri dan mendapatkan perlakuan seperti ini," ucap Serra yang benar-benar sudah capek.
"Aku sudah menyia-nyiakan hidupku selama 1 tahun untuk hal yang tidak berarti sama sekali. Aku kehilangan banyak hal dan aku tidak ingin menyesal jika ini tetap dipertahankan," ucapnya.
Askara yang berusaha untuk menenangkan Serra dengan memegang pipi Serra yang beberapa kali mengusap air mata itu. Dia juga tahu bagaimana perasaan Serra yang benar-benar sangat capek dengan pernikahan itu.
Askara yang akhirnya juga membawa Serra kedalam pelukannya.
"Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi dan jika hal ini terjadi. Maka dia akan secepatnya selesai di tanganku," ucap Askara yang berjanji kepada Serra.
Serra yang sudah merasa sangat nyaman sekali dengan Askara, memang sejak kedatangan pria itu Askara yang berusaha untuk membangkitkannya dan menyadarkannya akan semua yang dia lakukan hanyalah sia-sia.
Askara melepas pelukan itu yang kembali memegang pipih Serra dan Askara mengecup bibir Serra yang membuat Serra memejamkan matanya.
Bukan hanya kecupan saja, tetapi askara menciumnya lebih dalam lagi dan lagi-lagi tidak ada penolakan dari Serra. Mungkin saja Serra sudah tidak peduli bahwa dia adalah istri seseorang dan tidak pantas melakukan hal itu.
Kenapa juga tidak pantas dan sementara suaminya saja berselingkuh secara terang-terangan dan kenapa jika dia melakukan hal itu. Justru Serra merasa sangat nyaman berada di dekat Askara dan bahkan dia bisa mengadu yang membuat hatinya jauh lebih tenang daripada segala sesuatu harus dia pandam.
Tok-tok-tok.
Pintu kamar askara yang tiba-tiba saja diketuk di tengah-tengah ciuman yang panas itu membuat Askara kalau pas ciuman itu perlahan yang melihat ke arah Serra menatap mata sayu yang penuh dengan rasa kasihan itu.
Askara menoleh ke arah pintu yang mana pintu masih tetap saja diketuk. Askara kembali melihat Serra yang merapikan rambut Serra.
"Aku akan melihatnya sebentar," ucap Askara.
Saat Askara ingin berdiri Serra menahan tangannya.
"Bagaimana jika ada yang melihatku di sini?" tanya Serra yang ternyata cukup panik juga.
"Tidak akan ada," jawab Askara yang meyakinkan Serra dengan dia yang tersenyum.
Askara yang membuka pintu dan pasti hanya sedikit sekali yang tertutup oleh tubuhnya agar tidak ada yang bisa melihat ke dalam. Ternyata orang yang mengetuk pintu itu yang tak lain adalah Niken
"Ada apa?" tanya Askara.
"Kamu melihat Serra?" tanya Niken yang membuat Askara mengerutkan dahi.
"Kenapa harus mempertanyakannya kepadaku?" tanya Askara.
"Asisten rumah tangga yang baru melihat Serra masuk ke dalam kamar kamu dan makanya Kakak bertanya kepada kamu," jawab Niken.
"Aku tidak memberinya perintah apa-apa seperti orang-orang di rumah ini jadi tidak ada gunanya juga dia masuk ke kamarku untuk mengantar makanan atau membersihkan kamarku. Aku masih bisa melakukannya sendiri dan aku sangat privasi," jawab Askara dengan santai.
"Jadi ke mana dia? Apa dia ke rumah sakit melihat ibunya?" tanya Niken.
"Kenapa Kakak tidak tanyakan saja pada suaminya?" tanya Askara.
"Damar juga tidak kelihatan sejak tadi dan padahal tadi dia sudah pulang dan tiba-tiba saja mobilnya sudah tidak ada lagi," jawab Niken.
"Kalau begitu Kakak tanyakan saja Maya," ucap Askara memberi saran.
"Kenapa harus Maya!" tanya Niken.
"Kakak mempertanyakan Serra kepadaku yang padahal aku bukan suaminya dan kenapa kakak juga tidak mempertanyakan Damar kepada Maya dan mungkin saja dia tahu karena mereka cukup dekat," jawab Askara dengan santai
"Aku mau istirahat. Serra tidak ada di sini dan carilah ke mana dia dan juga cari anak Kakak ke mana. Aku ingin sekali bicara dengannya," ucap Askara yang membuat Niken terlihat begitu sangat kesal dan Askara juga langsung menutup pintu kamar.
Bersambung....