Kesalahan yang terjadi pada dua manusia yang saling mencintai. Hubungan keduanya yang sudah tidak direstui. Mungkin karena tidak memiliki status sosial yang setara. Alina hanya gadis biasa yang duduk di bangku SMA dan menggunakan beasiswa dan sementara Fathan anak seorang pengusaha kaya raya dan juga seorang ibu yang bekerja dalam dunia entertainment.
Fathan dan Alina terjebak dalam hubungan gairah yang akhirnya menjadi skandal dan siapa yang dirugikan dalam hal itu.
Alina harus menerima nasibnya yang masih duduk di bangku SMA dan mengandung akibat kesalahan fatal yang dia lakukan bersama dengan kakak kelasnya yang juga menjadi pacarnya.
Karena hubungan yang tidak direstui itu yang ternyata membawa Fathan pergi dari Alina.
Bagaimana Alina menjalani kehidupannya dengan janin yang ada di dalam kandungannya.
Lalu apakah mereka dipertemukan kembali?
Jangan lupa untuk mengikuti cerita Saya dari awal sampai akhir dan follow akun Instagram saya .
ainunnharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2 Bullying.
"Kakak tahu nama saya?" tanya Alina dengan sedikit suaranya yang sangat jelas terdengar begitu gugup.
Mata Fathan yang melihat ke arah bed nama yang memang sudah tertulis jelas nama Alina Citra Sanjaya.
"Oh iya benar," sahut Alina dengan tersenyum tipis yang menyadari dari mana pria tersebut mengetahui namanya dan bukan karena dia terkenal di sekolah tersebut.
"Kau langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih?" tanya Fathan dengan satu alis terangkat.
Alina yang sangat tahu diri langsung menundukkan kepala, "terima kasih kak!" ucap Alina.
Alina kembali mengangkat kepala dan melihat ke arah Fathan.
"Saya masuk kedalam kelas dulu, saya buru-buru karena ada ulangan pagi ini! Saya permisi!" ucap Alina yang langsung pergi.
Fathan hanya melihat kepergian Alina dengan langkah gadis cupu itu yang berjalan terburu-buru yang membuat Fathan menyunggingkan senyum.
Entah apa yang membuat pria itu tampak tersenyum dengan geleng-geleng kepala. Mungkin merasa lucu dengan tingkah Alina.
**********
Tringggg
Bel sekolah yang berdering membuat murid-murid SMA Harapan Bangsa berhamburan keluar dari sekolah. Alina juga dan berjalan dengan memegang kedua tali tasnya yang disandangkan di punggungnya.
Langkahnya yang tiba-tiba saja terhenti ketika melihat kerumunan di luar sekolah, banyak para wanita yang membawa pulpen dan juga buku dengan suara mereka yang berisik dan tampak rebutan.
"Ada apa itu?" tanyanya kebingungan.
"Alina!" Alina dikagetkan dengan suara tersebut yang membuat dia menoleh.
"Sarah!" ucap Alina.
"Kamu menunggu kak Andre?" tanya Sarah. Alina menganggukkan kepala.
"Kalau begitu aku pulang duluan ya. Aku sudah dijemput," ucap Sarah teman satu kelas Alina.
"Tunggu!" Alina mencegah kepergian temannya itu dengan memegang lengannya. Sarah mengerutkan dahi yang kebingungan.
"Itu ada apa rame-rame?" tanya Alina yang membuat Sarah menoleh.
"Oh. Itu biasalah murid-murid wanita yang pecicilan, mereka itu tidak ada bosannya setiap hari meminta tanda tangan aktris sekolah kita. Aku juga sangat mengidolakan dia, tetapi cukup satu tanda tangan saja dan tidak setiap hari meminta tanda tangan. Aku curiga jangan-jangan mereka menjual tanda tangan itu lagi," jawab Sarah.
"Maksud kamu?" tanya Alina. Walau cara menjelaskan panjang lebar yang ternyata Alina tidak mengerti juga.
"Fathan Adi Kesuma. Jangan bilang kamu tidak tahu kalau di sekolah kita ada bintang ternama," ucap Sarah. Alina menggeleng samar dari ekspresi wajahnya yang memang tidak mengetahui hal itu.
"Astaga Alina. Makanya kamu jangan belajar terus. Lihat itu!" Sarah yang menunjuk ke arah kerumunan tersebut dan laki-laki tinggi yang bernama Fathan itu yang sedang meladeni murid-murid yang sejak tadi mengerumuninya.
"Dia adalah Fathan anak kelas 3. Dia adalah anak aktris papan atas dia juga sedang memulai karirnya mengikuti jejak ibunya!" jelas Sarah yang tampaknya setiap hari selalu update.
"Bukankah itu yang tadi sudah membantuku," batin Alina yang mengingat siapa Fathan.
"Sudahlah. Besok aku akan jelaskan lebih detail lagi. Aku harus pulang," ucap Sarah yang memang tidak memiliki banyak waktu dan langsung pergi dari hadapan Alina.
Alina yang masih saja bengong melihat pria tersebut dan sampai akhirnya Fathan melihat ke arahnya yang membuat Alina kelimpungan dan langsung cepat-cepat mengalihkan pandangannya. Karena takut mendapatkan masalah dari Fathan, Alina yang memilih pergi dengan sangat buru-buru.
"Kak Fathan. Punya aku lagi!"
Fathan mengabaikan murid-murid wanita itu yang terus meminta tanda tangan dan Fathan malah bengong yang melihat kepergian Alina.
******
Alina berada di dalam kelas yang seperti biasa belajar, di saat semua murid-murid penuh dengan kesibukan mereka yang sangat berisik.
Ada yang sibuk dengan ponselnya, ada yang sibuk bercerita dengan suara yang sangat heboh, ada juga murid-murid yang masih seperti anak kecil lari sana lari sini. Tetapi semua kericuhan di dalam kelas sembari menunggu guru mata pelajaran masuk. Tidak mengganggu Alina dalam belajar.
Dia tetap fokus. Alina memang dikenal sebagai murid kutu buku yang tidak banyak bergaul, tidak banyak berbicara, dan sangat pendiam yang bahkan temannya hanya Sarah yang duduk di depannya.
"Alina!" Sarah yang memutarkan tubuhnya ke belakang membuat Alina mengangkat kepala.
"Kamu tidak ingin bertanya padaku?" tanya Sarah.
"Tanya apa?" Alina menimpali pertanyaan itu dengan kebingungan.
"Kemarin! Saat kamu membahas tentang senior yang menjadi selebritis. Kemarin aku hanya berbicara sesingkat saja dan bukankah kamu sangat penasaran sekali?" tanya Sarah yang malah terlihat begitu excited dan dengan mudahnya Alina menggelengkan kepala.
"Hah!" Sarah sampai tepuk jidat melihat reaksi sahabatnya itu.
"Alina! Jadi kamu tidak penasaran dengan Kak Fathan. Alina dia itu adalah anak dari selebritis terkenal. Marinka Fernando. Dia memulai karirnya sebagai seorang modeling dan sudah meroket sampai internasional dan dia juga melanjutkan karirnya sebagai selebritis dengan memerankan banyak sekali film. Salah satu drama terkenal dari Marinka Fernando adalah. Istri yang dibuang, dia menjadi wanita yang tragis dan banyak mendapatkan simpatik dari masyarakat. Rating sinetronnya pada tahun 2008 itu benar-benar melejit tinggi," jelas Sarah yang begitu semangat sekali menceritakan semuanya.
"Aktris papan atas yang sangat cantik itu melahirkan seorang putra bernama Fathan Adi Kusuma dan kamu lihatlah dia sekarang sedang memulai karirnya menjadi selebritis yang mengikuti jejak ibunya," lanjut Sarah.
"Lalu?" tanya Alina yang sejak tadi memberikan respon data.
"Kamu tidak ada niat meminta foto padanya atau minta tanda tangan?" tanya Sarah dan Alina menggelengkan kepala.
"Kamu sama sekali tidak ngefans padanya?" tanya Sarah lagi.
"Aku bahkan tidak mengenalnya sama sekali dan aku baru tahu jika dia seorang selebritis," jawab Alina.
"Astaga, kamu kenapa kolot sekali. Makanya kamu jangan baca buku terus," ucap Sarah kesal yang benar-benar capek menghadapi sahabatnya itu.
Murid-murid di dalam kelas itu tiba-tiba berlarian menduduki kursi masing-masing yang sekarang guru mata pelajaran sudah memasuki kelas dan begitu juga dengan Sarah yang kembali membalikkan tubuhnya agar tidak mendapat teguran.
Alina menghela nafas yang memang sama sekali tidak tertarik untuk mengetahui siapa Fathan.
**
Alina yang terlihat di kerumuni 3 orang wanita di sudut sekolah. Alina yang tampak takut dengan menundukkan kepala kepada tiga gadis yang memiliki wajah culas itu.
"Kamu kenapa diam saja?" ucap salah satu dari mereka.
"Maaf, Kak! Saya tidak sengaja menabrak Kakak," ucap Alina.
"Sudah memiliki mata empat, tetapi berjalan tetap saja tidak becus," Sahut Fiony yang merupakan senior Alina yang mungkin dia adalah ketua geng dari 3 orang itu.
"Lebih baik kacamata ini diambil saja, karena tidak berguna sama sekali!" satunya langsung membuka kacamata Alina dan membuat pandangan mata Alina yang rabun tiba-tiba yang samar-samar melihat ketiga orang tersebut yang sangat dekat di depannya itu.
"Jangan, Kak!" Alina berusaha untuk mengambil kaca matanya dari salah satu tangan wanita yang sengaja sejak tadi mengelak-elakan tangannya agar susah dijangkau Alina. Dia memang sengaja mempermainkan Alina.
"Memang kalau tidak pakai kacamata, kamu tidak bisa melihat wajah cantik ku hah!"
"Bu- bukan begitu, Kak. Tolong kembalikan kacamata saya. Saya minta maaf apa yang sudah saya lakukan," ucap Alina dengan terbata yang semakin panik dan juga takut jika kacamatanya akan dirusak oleh tiga senior yang sengaja mempermainkannya.
Bersambung......