NovelToon NovelToon
Di Ujung Sesal

Di Ujung Sesal

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:26.7k
Nilai: 5
Nama Author: Linda Pransiska Manalu

Setelah sepuluh tahun, suamiku kembali pulang ke rumah. Dia ingin kembali hidup bersama denganku, padahal dia yang telah pergi selama sepuluh tahun dan menikah lagi karena menuduhku mandul.

Namun, setelah Petra pergi aku justru hamil. Aku merahasiakan kehamilanku hingga putriku lahir. Selama sepuluh tahun aku merawat Bella seorang diri.

Apa yang akan terjadi bila Petra mengetahui kalau Bella adalah darah dagingnya. Apakah aku harus menerima kembali kehadirannnya setelah sepuluh tahun.

Yuk! ikuti kisah dan perjuangan Kayla dalam cerita, Di Ujung Sesal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2. Bella.

Petra menghentikan langkahnya tepat didepanku, saat aku berbicara. Menatapku dengan tajam dan dalam sedetik berubah sayu.

"Besok aku datang lagi. Banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Tolong jangan mengusirku lagi," ucapnya lirih. Membuat tubuhku menegang. Apa aku tidak salah dengar? Ah, peduli apa aku, hatiku sudah terlanjur mati oleh perbuatannya. Dia yang selalu mengabaikanku. Dia yang tidak pernah menganggapku sebagai istri. Baginya aku adalah orang lain yang kebetulan jadi istrinya. Itu yang pernah diucapkan dulu, yang mematahkan hatiku . Menghancurkannya hingga jadi serpihan.

Aku menatap punggung Petra, yang berjalan lesu dan menghilang di ujung gang. Kegelapan malam membuat pandanganku tidak fokus melihatnya berbelok ke arah mana.

Kututup kembali pintu rumah dan duduk diatas sofa. Menatap layar kaca yang menayangkan sebuah sinetron kesukaanku. Hanya mataku yang melihat layar kaca, sedang hati dan pikiranku melayang kemana- mana. Terus terang aku masih tidak percaya dengan kejadian tadi atas kemunculan Petra yang tiba- tiba di rumahku.

Padahal aku sudah pindah dari tempat lama. Dia dapat info darimana bisa tau keberadaanku saat ini. Jangan-jangan Petra tau kalau aku sudah punya anak. Apakah dia sengaja mencari keberadaanku? Apa yang membuatnya berubah pikiran setelah sekian lama tidak peduli padaku.

Ucapan salam dan ketukan di pintu, kembali membuatku kaget. Aku sempat terlonjak karena pikiranku fokus pada Petra. Aku buru-buru membuka pintu.

"Mama, tumben mengunci pintu?" tatap Bella keheranan.

"Tadi Mama di dapur sayang, ntar ada orang nyelonong masuk mama gak dengar," alihku. Bella hanya manggut dan melepas tas dari punggungnya. Kulihat wajahnya agak muram tidak seperti biasanya.

"Ada apa sayang. Ada pelajaran yang sulit ya?" ucapku.

"Gak Ma, Bella bisa kok jawabnya," ucapnya lesu.

"Trus, kenapa wajahnya muram begitu?" Kubingkai wajahnya dengan kedua telapak tanganku. Sorot mataku menelusuri wajahnya yang sangat mirip dengan, Petra.

"Gak pa-pa kok, Ma. Bella cuma lelah aja."

Aku tahu Bella hanya menghibur hatiku, agar tidak khawatir padanya. Percuma juga mengorek keterangan darinya secara paksa.

"Kita makan malam yuk, Mama udah masak ayam kesukaanmu." Alihku, mencoba mengurai suasana hatinya. Benar saja, wajah itu sekejap berubah ceria saat kusebut masakan kesukaannya.

Bella berlari mendahului langkahku menuju ruang makan, sekaligus dapur. Setelah berdoa lebih dulu Bella mencicipi ayam crispy dengan lahap.

"Masakan Mama the best!" Bella mengacungkan kedua jempol tangannya. Aku tersenyum melihat polahnya dan kami menikmati makan malam penuh hikmat.

"Ma, Papa Bella beneran dah meninggal ya? Kenapa kita gak pernah pergi ziarah, Ma?" celetuk Bella tiba-tiba membuatku kaget. Hampir saja nasi dimulutku tersembur saat mendengar pertanyaannya itu.

Selama ini Bella tidak pernah bertanya soal papanya. Dia selalu percaya kalau papanya telah meninggal. Baru kali ini dia menanyakan soal kuburan papanya.

"Tempatnya jauh nak, Mama tidak punya cukup uang kita pergi ke sana," ucapku setenang mungkin. Aku sadar Bella sudah mulai kritis, melihat lingkungannya. Dan hal-hal yang aku takutkan dulu akhirnya tiba juga.

Entah bagaimana aku harus menjelaskan situasi ini padanya. Apalagi dengan kemunculan Petra yang tiba-tiba. Sampai kapan aku bisa menyembunyikan keberadaan Petra dari Bella. Sebaliknya juga Bella kepada Petra. Apalagi Petra telah berjanji akan datang lagi besok. Ah, apa yang harus aku lakukan. Perasaan panik itu membuatku stres sepanjang malam.

"Iya, Ma. Gak apa-apa kok. Tunggu sampai Mama dapat uang banyak ya. Tapi Ma, apa Bella juga tidak punya kakek dan nenek? Seperti Maria?" ucapnya. Kali ini aku tersedak mendengar pertanyaan itu. Buru-buru aku meminum air putih dalam gelas hingga tandas.

"Mama baik-baik saja?" Bella mengusap punggungku lembut. Wajah polosnya yang memandangku prihatin hampir saja menggulirkan air mataku.

"Mama baik-baik saja sayang." Aku menekan perasaanku agar bisa menguasai emosi.

"Mama keselek ya, Ma?" aku mengangguk sekenanya dan membuang wajah ke arah lain. Tidak ingin Bella melihat wajahku yang menahan rasa bersalah.

"Bentar ya sayang, Mama ke kamar mandi dulu." Aku bergegas masuk ke kamar mandi, membasahi wajahku dengan segayung air. Kutekan dadaku menahan sakit yang selama ini aku pendam. Aku yang selalu mencoba kuat dihadapannya. Sepertinya tidak mampu lagi bertahan. Hanya karena pertanyaan polosnya.

Aku segera keluar dari kamar mandi, agar Bella tidak mencurigaiku. Kuusap wajahku dengan tissu di atas meja.

Mama menangis ya?" lagi-lagi Bella bertanya dan menatapku dengan sorot bingung.

"Gak, nak. Tadi itu mata Mama kemasukan air saat cuci muka. Yuk, kita habiskan dulu makan malamnya." ucapku. Tapi jujur aku sudah tidak selera lagi menikmatinya dan kupaksakan agar Bella tidak curiga.

Setelah membereskan meja makan kami kembali ke ruang tengah. Bella menyusun buku sesuai roster pelajaran untuk besok. Sedang aku kembali melihat layar kaca yang masih menayangkan sinetron kesukaanku.

"Mama, minta tanda tangannya disini," Bella menyerahkan buku tugasnya untuk kutandatangani. Aku membubuhkan tanda tangan di buku PR nya. Saat akan mengembalikan buku itu, secaruk kertas terjatuh dari buku itu. Bella tidak menyadarinya. Kupungut kertas itu ternyata gambar entah hasil tangan Bella.

Coretan lukisan itu adalah tiga sosok yang saling bergandengan tangan. Sepasang suami istri dan anaknya.

"Eh, gambar Bella jatuh ya, Ma." Bella meminta kertas miliknya itu. Dia tersenyum malu karena aku telah melihat kertas itu.

"Siapa yang gambar ini, bagus kok," ucapku menatap Bella.

"Bella, Ma. Bu Guru menyuruh kami menggambar semalam."

"Oh, bagus sekali gambar kamu, Nak." kuserahkan kembali kertas itu.

"Makasih ya, Ma. Tapi sayang Bella sudah tidak punya papa lagi. Tapi Bella tetap menggambarnya, Ma. Seandainya papa masih hidup, papa pasti sayang sama Bella 'kan, Ma? Seperti Maria, papanya sangat sayang padanya. Setiap papanya pulang dari luar kota, ada aja hadiah yang diterimanya. Seperti tadi, dia dapat boneka dan baju baru, Ma. Dari papa dan neneknya."

Bagai disayat sembilu rasanya hati ini lalu disirami dengan garam. Perih! Hati ibu mana yang akan kuat mendengar kerinduan anaknya yang sangat mendambakan kasih sayang dari ayah dan neneknya.

Bella merindukan kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya. Bagaimana aku harus menjelaskan padanya tentang ayah dan neneknya yang telah mengabaikan kami.

Haruskah aku menjejalkan cerita sedih itu padanya. Haruskan aku mengotori jiwa putihnya dengan kisah ibunya yang teraniaya. Ah, tidak! Bella tidak boleh tau kisah itu, setidaknya belum saatnya dia mengetahui itu.

Aku tidak ingin hati polosnya dijejali dengan pahitnya kehidupan ibunya di masa lalu. Jika nantinya dia mengetahuinya juga, harus kupastikan dia telah siap dengan semua itu. ***

1
Suci Dava
turut berbelasungkawa atas meninggalnya mertua kak Author, semoga di terima di sisi Tuhan Yang Maha Esa Amien
Linda pransiska manalu: makasih doanya bun.
total 1 replies
Erni Kusumawati
turut berduka cita ya kk.. dan semoga kk dan keluarga dalam keadaan sehat amin
Linda pransiska manalu: makasih doanya ya dek.
total 1 replies
lindsey
bagus
lindsey
welcome back thor 👋👋 kemane aje ?
Linda pransiska manalu: Mertua kakak meninggal sehari lebaran trus ada acara pernikahan anak kakak ipar, lanjut sakit karena kecapean. Puji Tuhan sudah pulih. sehat" kita semua dan terimakasih dukungannya.
total 1 replies
Hana Roichati
tetap semangat kak, terimakasih mulai up lagi, sukses selalu 👍👍❤❤
Linda pransiska manalu: makasih dukungsnnya bu.
total 1 replies
Erni Kusumawati
lah kenapa orang2 masa lalu Kay pada bermunculan ya☺
Erni Kusumawati
beginilah kalo orang tua jauh dr ilmu Agama dan ilmu2 lainnya.. dan msh relate sih di jaman skr.,
Erni Kusumawati
beginilah kalo punya mertua yg berfikiran kalo dia berjuang demi anaknya karena pamrih.. semua perjuangan di ungkit.. pdhl perjuangan orang tua adalah kewajiban krn diberikan amanah titipan anak..
Erni Kusumawati
najis lebih baik kau cerita ke bella kau ttg kelakuan bapaknya yg gila.. gemes aku rasanya
Cinta Dalam hati
Horas, Mak. 😍😍😍
uswatun hasanah
Luar biasa
Suci Dava
Turut berbela sungkawa atas meninggalnya mertuanya kak Author 🙏, semoga di lancarkan proses pemakamannya Aamiin 🤲
Linda pransiska manalu: makasih doanya bun/Pray//Pray/
total 1 replies
Cinta Dalam hati
Siapakah itu? Jeng jeng jeng. 😄
Basaria Siahaan
selamat keyla menjemput kebahagiaan mu
Cinta Dalam hati
Kalau iya, kenapa? Kemarin masih bersikap sombong. Eh skrg memasang wajah tanpa dosa. 😏
Cinta Dalam hati
Tidak semudah itu, Ferguso! Setelah apa yang telah kalian torehkan dalam hati dan pikiran Kayla, kalian pikir akan semudah itu???
Linda pransiska manalu: betul sekali, tidak semudah itu.
total 1 replies
lindsey
kay jaga anakmu bella jangan dikasih ketemu sama nenek sihir takut diambil mengingat sifat jahat ex mertuamu n kel.nya
Linda pransiska manalu: entahlah, kita tunggu aja sikap Kayla.
total 1 replies
Hana Roichati
😭😭😭 penyesalan datangnya terlambat, apakah kayla mau mempertemukan bella dng neneknya, jadi ikut melan jamila 😀😀 lanjut upnya kak 👍👍
Linda pransiska manalu: iya, sesal tak bertepi.
total 1 replies
Hana Roichati
ternyata bram bisa humor juga dalam kondisi sakit, 😀😀
Cinta Dalam hati
Di ujung sesal dan kau pasti akan menanggung penyesalan tak bertepi, Petra.
Linda pransiska manalu: iya karenaa hatinnya degil
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!