Aurora Felicia atau biasa dipanggil dengan Cia. Gadis manis dan polos berusia 16 tahun yang hidupnya tiba-tiba berubah setelah bertemu dengan keluarga kandungnya.
Cia yang biasanya hidup susah tiba-tiba menjadi anak dan cucu kesayangan keluarga kaya raya. Bahkan Cia juga memiliki tiga orang kakak yang sangat posesif padanya.
Bagaimana Cia menghadapi keluarga yang ternyata sangat posesif padanya?.
Dan bagaimana bisa Cia terpisah dari keluarga kandungnya?.
ikuti terus kelanjutan ceritanya ya 🤗 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Disebuah rumah sederhana, seorang gadis imut dan manis baru saja membuka kedua matanya. Aurora Felicia atau biasa dipanggil Cia. Gadis manis berusia 16 tahun yang kini duduk di bangku SMA kelas 11 di sebuah sekolah swasta.
"Eughhh.... Jam berapa ini" gumam Cia sambil melihat kearah jam dinding. Melihat jarum jam menunjukan pukul 05.30 pagi, Cia langsung terlonjak kaget.
"Ya ampun, kenapa aku bisa kesiangan" ucap Cia yang bergegas bangun dari tidurnya.
Dengan cepat, Cia berlari menuju kamar mandi. Tidak membutuhkan waktu lama, Cia sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Setelah siap, Cia bergegas ke dapur untuk membantu orang tuanya.
"Pagi ibuku tersayang. Maaf ya Cia telat bangunnya" ucapnya yang langsung memeluk sang ibu.
"Ehh ya ampun Cia, kebiasaan deh kamu bikin ibu kaget tahu gak" ucap Rini.
"Maaf Bu" ucap Cia sambil tersenyum.
"Yaudah, sekarang sebaiknya kamu duduk sana. Ibu lagi masak sarapan buat kamu. Tapi maaf ya, hari ini kita cuma sarapan pakai tahu goreng dan sambal aja".
"Juragan Seno belum bayar gaji ibu sama bapak" ucap Rini merasa bersalah karena tidak bisa menyediakan sarapan terbaik untuk Cia.
"Bu, gak papa. Ibu gak perlu minta maaf. Buat Cia, makanan apapun akan terasa istimewa karena ibu yang masak" ucap Cia.
Rini langsung tersenyum mendengar ucapan putrinya. Rini benar-benar merasa sangat bersyukur karena memiliki putri yang sangat mengerti keadaannya.
Rini dan suaminya Joko hanya seorang buruh tani di desa. Hidupnya yang sering kekurangan membuat Rini terkadang merasa sangat bersalah pada putrinya.
Sebagai orang tua, dirinya tidak bisa memberikan kehidupan yang layak untuk putrinya.
"Maafin ibu ya Cia, karena belum bisa menjadi orang tua yang terbaik buat kamu" ucap Rini.
"Bu, kok bilang gitu si. Bagi Cia, Ibu dan bapak adalah orang tua terbaik di dunia" ucap Cia yang langsung memeluk sang ibu.
"Wahh ada apa ini, kok pagi-pagi udah pelukan kaya gini. Mana gak ajak-ajak bapak lagi" ucap Joko yang merasa bingung melihat istri dan anaknya yang sedang berpelukan.
"Ehh bapak, sini kita berpelukan bertiga" ajak Cia.
Joko sendiri langsung menurut, dirinya langsung ikut berpelukan bersama anak dan istrinya. Walaupun Joko sendiri tidak tahu kenapa mereka berpelukan.
"Sebenarnya ada apa ini?" Tanya Joko setelah selesai berpelukan.
"Gak papa pak, tadi kita cuma lagu pengin berpelukan aja" jawab Cia.
"Beneran gak ada apa-apa nih?" tanya Joko lagi.
"Iya beneran pak. Udah sebaiknya sekarang kita duduk, ibu udah selesai masaknya tuh. Ayo mulai aja sarapannya, aku udah laper nih" ucap Cia sambil tersenyum.
"Yaudah ayo ayo. Kasihan anak bapak udah kelaperan ya" ucap Joko.
Dengan menu yang sangat sederhana, Cia dan kedua orang tuanya sarapan dengan disertai canda dan tawa. Kehangatan sangat terasa di rumah kecil tersebut.
"Terima kasih tuhan, udah menghadirkan mereka di hidupku. Aku gak tahu kalau gak ada mereka berdua gimana nasib hidupku".
"Pokoknya aku harus belajar yang rajin biar bisa lulus dengan nilai terbaik. Setelah itu aku bisa cari kerja biar bisa menghasilkan uang yang banyak buat membantu ibu dan bapak".
"Kasihan mereka, selama ini banting tulang buat aku" batin Cia.
Selesai sarapan, Cia bergegas membereskan piring dan gelas yang baru saja dipakai.
"Udah Cia, biar ibu aja yang beresin. Lebih baik sekarang kamu berangkat. Ini udah jam berapa, nanti kamu telat loh" ucap Rini.
"Udah gak papa Bu, aku beresin ini dulu ya. Ini cuma sebentar aja kok. Lagian juga baru jam 06.30 masih ada 30 menit lagi sebelum bel masuk" ucap Cia.
"Ibu kamu benar Cia. Udah sebaiknya sekarang kamu berangkat ke sekolah aja. Nanti ini biar bapak sama ibu aja yang beresin" ucap Joko.
"Em yaudah deh. Kalau gitu Cia berangkat sekolah dulu ya" pamitnya sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
"Iya, kamu hati-hati ya. Lihat-lihat kalau mau nyebrang" ucap Rini.
"Iya Bu, tenang aja aku pasti hati-hati kok. Yaudah kalau gitu aku berangkat dulu ya" ucap Cia.
"Iya nak" ucap Joko dan Rini kompak.
Dengan wajah cerianya, Cia mulai mengayuh sepedanya menuju sekolah. Butuh 15 menit untuk Cia sampai di sekolah.
Disaat teman-teman sekolah Cia berangkat menggunakan sepeda motor, tanpa rasa malu dan gengsi Cia mengayuh sepeda kesayangannya itu menuju sekolah.
Walaupun di sekolah, Cia sering kali di ejek karena hanya dirinya yang berangkat sekolah menggunakan sepeda. Tapi Cia tidak pernah menanggapi ejekan teman-temannya.
Bagi Cia, ejekan teman-temannya adalah motivasi untuknya agar bisa menjadi orang yang sukses di kemudian hari.