Gracia Natahania seorang gadis cantik berusia 17 tahun memiliki tinggi badan 160cm, berkulit putih, berambut hitam lurus sepinggang. Lahir dalam keluarga sederhana di sebuah desa yang asri jauh dari keramaian kota. Bertekad untuk bisa membahagiakan kedua orang tua dan kedua orang adiknya. Karena itu segala daya upaya ia lakukan untuk bisa mewujudkan mimpinya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rachel Imelda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Pertama
"Ayah, Ibu Cia berangkat ya" kata seorang gadis cantik dengan baju kemeja lusuh dan rok panjangnya menenteng sebuah keranjang berisi kue-kue buatan ibunya.
"Iya Nak, hati-hati ya, ibu doain semoga hari ini dagangan kamu laris" kata Ibu Marni. "Amin. Semoga yah bu. Ya udah Cia pamit" katanya sambil mencium tangan kedua orang tuanya. Lalu dia berjalan dengan ceria untuk mulai menjajakan dagangannya.
Ketika dia melewati sebuah rumah yang terbilang bagus di kampung itu, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya.
"Hai cantik, mampir dulu dong" kata Seseorang itu dan Cia pura-pura tidak mendengarkan panggilan itu.
Dia berjalan terus sambil menjajakan kue-kuenya. Seseorang yang memanggilnya itu berteriak lebih keras "Cia Cantik, mampir dulu sini. Kamu gak mau kuemu dibeli? Sini AA mau borong kue kamu" kata laki-laki itu.
Ya Laki-laki itu adalah Dani anaknya juragan Darmo. Dia terkenal karena sifatnya yang mata keranjang. Sudah sejak lama dia menyukai Cia, tapi Cia tidak mempedulikannya. Dan hal itu membuat Dani merasa tertantang.
"Cia...hei" Dani mengejar Cia yang terus berjalan tanpa mempedulikan panggilannya. Dani mencegat jalannya. Tapi Cia melototkan matanya dan dengan suara tegas Cia berkata "Minggir, aku mau lewat"
Dani tersenyum lalu menghampiri Cia. "Cantik, AA mau beli kuenya. Kamu dagang kan? Kok gak mau dagangannya di beli?" kata Dani lagi.
"Ya udah sini, mau beli berapa?"tanya Cia.
"AA beli semuanya tapi ada syaratnya" kata Dani.
Cia mengerutkan kedua alisnya. "Syarat apaan?" tanya Cia.
"AA bakal beli semua dagangan kamu asalkan kamu mau jadi pacar AA" kata Dani genit.
Cia langsung menutup kembali keranjang kuenya. "Gak usah beli kue aku. Aku bisa jual ke tempat lain" kata Cia lalu berusaha untuk melewati Dani yang sedang menutupi jalannya.
"Minggir gak kamu. Aku mau lewat". Tapi Dani tetap kekeh berdiri menghalangi jalannya Cia.
Beberapa orang yang melihat itu pun tidak berani berbuat apa-apa. Mereka takut dengan Dani. Bahkan Orang Tuanya sendiri membiarkan perbuatan anaknya itu.
Tapi, tiba-tiba ada sebuah motor lewat dan ada seorang pemuda tampan yang mengendarainya. Dia melihat ada sesuatu yang terjadi di tengah jalan dan itu menyita perhatiannya.
"Hei Mas...apa yang kamu lakukan pada gadis itu. Beraninya kok sama perempuan?" kata Laki-laki itu.
Dani memalingkan wajahnya dan memandang laki-laki itu. "Siapa kamu? Kamu orang baru yah di kampung ini? Kamu gak tau siapa aku? Kok berani-beraninya ngomong kayak gitu sama aku" kata Dani melotot pada laki-laki tampan itu.
"Mbak kamu diapain sama Masnya?" Laki-laki itu tidak mempedulikan perkataan Dani dan malah bertanya pada Cia.
"ini Mas, dia menghalangi jalan saya. Saya kan mau jualan." jawab Cia.
"Emangnya kenapa sampai kamu menghalangi jalannya?" tanya laki-laki itu lagi.
"Lho emang kamu siapa? Kok ikut campur urusan saya? Dia ini calon istri saya jadi kamu gak usah ikut campur" kata Dani kesal.
"Gak. bukan, saya bukan siapa-siapanya dia. Dia yang maksa saya buat jadi Pacarnya. Tapi saya gak mau" jawab Cia cepat menyangkali perkataan Dani.
Lalu karena kesal Dani maju dan hendak menghajar Laki-laki yang sedang duduk di motornya itu. Begitu Dani melayangkan tangannya hendak meninju laki-laki itu, laki-laki itu memiringkan sedikit badannya dan akhirnya Dani memukul angin dan badannya sendiri terhuyung dan terjatuh karena dia mengeluarkan segenap tenaganya untuk meninju laki-laki itu.
Dani kembali berdiri dan dia hendak meninju kembali laki-laki itu. Karena keributan itu sekarang banyak warga yang baru bangun ikut menonton kejadian itu.
"Brengsek...siapa kamu berani-berani ngurusin urusan saya" kata Dani lalu kembali mengayunkan tangannya tapi lagi-lagi gerakannya mudah dibaca oleh lawan. Laki-laki itu kembali menghindar dan Dani kembali terjungkal.
"Mbak sebaiknya Mbak pergi aja dari sini biar saya yang menghadapi laki-laki ini" kata laki-laki bermotor tersebut.
Ketika Cia hendak pergi laki-laki itu memanggilnya lagi. "Mbak tunggu, saya mau beli kuenya.
Cia berbalik dan menghampiri pemuda tampan itu. Lalu ia menurunkan keranjangnya.
"Mau beli berapa Mas?" Tanya Cia sambil mempersiapkan kantong plastik dan penjepit kue. "Saya beli semuanya. Totalnya berapa?" Tanya Pemuda itu dan membuat Cia terkejut "semuanya Mas?" tanya ia meyakinkan dirinya sendiri.
"Iya. Bapak Ibu yang mau kuenya silahkan ambil. Saya yang bayarkan semuanya" kata pemuda itu kepada warga yang sedang menonton keributan yang disebabkan oleh Dani tadi.
"Wah, beneran Masnya? Tanya ibu Nia. "Iya bener. Silahkan diambil" Akhirnya dengan semangat mereka mengambil kue dari keranjang Cia sampai habis.
"Yah habis. Masnya gak kebagian deh" kata Cia.
"Gak papa. Berapa total semuanya?" Tanya pemuda itu.
"Semuanya jadi Rp. 250.000,- Mas." jawab Cia.
Lalu pemuda itu menyodorkan uang pecahan warna merah sebanyak 3 lembar. "Ini uangnya Mbak".
Cia menerima uang itu "wah Mas uang kembaliannya gak ada. Apa gak ada uang pas, masnya?"tanya Cia.
"Gak ada, udah kembaliannya buat Mbak aja" kata Pemuda itu. "Ah tapi gak enak Mas, masa Masnya udah borong semua kue aku, sekarang malah bayarnya kelebihan lagi." kata Cia merasa tidak enak.
"Udah Cia, terima aja Neng, itu rejekinya kamu" kata Ibu Nia. "Mas Makasih banyak yah, hari ini kami senua ditraktir. Ini mas cobain juga, kue buatan ibunya Cia ini enak banget lho" kata Ibu Nia menyodorkan kue kepada pemuda itu.
"Udah gak papa bu, nanti lain kali aja saya coba" jawab Pemuda itu.
Dan Tiba-tiba seorang ibu teriak "Mas! Awas! Namun pemuda itu terlambat menghindar akhirnya lengannya terkena sabetan kayu yang ujungnya tajam yang dipukul oleh Dani.
Pemuda itupun berbalik dan meninju Dani, sekali pukulan langsung keluar darah segar dari hidung Dani. "Aduh hidungku" kata Dani sambil memegang hidungnya yang berdarah. Sepertinya hidungnya patah tuh.
"Mas, lengan Masnya berdarah" kata Cia, lalu merobek ujung rok panjangnya lalu diikatkan di lengan pemuda itu.
Ibu-ibu yang ada disitu juga berteriak heboh melihat kejadian itu dan ada yang pergi melaporkan kepada Juragan Darmo.
Tak lama kemudian muncul seorang laki-laki setengah baya yang wajahnya dipenuhi bopeng dengan kumis tebal mirip pak Raden dengan seorang wanita muda dengan rambutnya yang disasak dan make up tebal datang menghampiri, dan dengan suaranya yang keras laki-laki itu berteriak, "Apa yang kalian lakukan pada anakku hah?" tanyanya dengan matanya yang sudah memerah menahan amarah.
"Pak...huhuhu hidungku pak" kata Dani meringis kesakitan sambil memegang hidungnya. Nyonya Sinta menghampiri anaknya dan berteriak histeris "Dani, Nak kenapa hidung kamu bedarah?" tanya Nyonya Sinta memegang hidungnya Dani.
"Sakit bu...dipukul sama dia" kata Dani menunjuk pemuda yang sedang berdiri sambil memegang lengannya yang berdarah juga akibat pukulan Dani.
Nyonya Sinta dan Juragan Darmo memandang tajam ke arah pemuda itu "Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan pada anak kesayanganku?"
Warga yang ada disitu tidak ada yang berani menjawab.
"Mas Dani yang salah juragan. Dia yang lebih dulu memukul Mas ini hingga berdarah" Cia akhirnya menjelaskan apa yang terjadi.
"Pasti kamu penyebab masalah ini kan?" tanya Nyonya Sinta dengan keras sambil menunjuk Cia.
"Lho kok saya yang disalahkan? justru saya yang di ganggu sama Mas Dani dan Mas ini menolong saya." kata Cia lagi.
"Alllahhh alesan. Emang kamu kok yang suka cari masalah. Coba kalo kamu mau jadi pacarnya Dani pasti gak akan ada masalah". kata Nyonya Sinta lagi.
"Eh Ibu, kenapa jadi maksa Cia ini harus jadi pacarnya anak ibu? Kalo Cia gak mau jangan dipaksa dong" jawab pemuda itu santai.
Sedangkan Juragan Darmo sudah memerintahkan anak buahnya untuk membawa Dani ke Rumah sakit.
"Tunggu, aku mau ikut. Anak muda urusan kita belom selesai ya" kata Nyonya Sinta.
Sedangkan Juragan Darmo memerintahkan anak buahnya yang lain untuk menghajar pemuda itu.
"Beri dia pelajaran karena sudah mencari masalah dengan saya" perintah Juragan Darmo lalu menyusul istrinya dan anaknya ke rumah sakit.
Bersambung yah guys....