NovelToon NovelToon
Blood Of Moon

Blood Of Moon

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Epik Petualangan / Kontras Takdir / Penyelamat / Mafia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Apin Zen

Jati memutuskan berhenti bekerja sebagai Mafia misterius bernama Blood Moon. Organisasi bayangan dan terkenal kejahatannya dalam hal hal kekayaan di kota A.
Namun Jati justru dikejar dan dianggap pengkhianat Blood Moon. Meski Jati hanya menginginkan hidup lebih tenang tanpa bekerja dengan kelompok itu lagi justru menjadikannya sebagai buronan Blood Moon didunia bawah tanah.
Sekarang Jati menjalani hidup seperti orang normal seperti pada umumnya agar tidak berada dibayang bayang kelompok tempatnya mengabdi dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mafia Pensiun

Konon kota A terkenal sebagai kota damai nan tenteram, namun semua itu berubah setelah kemunculan organisasi Mafia yang menyebut mereka sebagai : Blood Moon.

Mereka tak segan menghalalkan segala cara menyingkirkan siapa saja yang berani menyinggung mereka. Bahkan pemerintah kota A, tak seorangpun yang dapat menemukan siapa pemimpin mereka.

Mafia bernama Blood Moon bergerak dalam bayangan, mereka begitu ahli dalam penyamaran bahkan menyeludup masuk ketempat ramai tanpa ada yang mencurigai.

Saat ini kota A dalam keadaan genting... data data pribadi mereka bisa saja diambil oleh kelompok itu tanpa mereka sadari.

Oleh karena itu pemerintah kota memutuskan mengadakan sayembara di dunia bawah tanah.

Dunia dimana hanya ada kejahatan, hal hal ghaib, dan kutukan berkumpul. Nyawa bagaikan sampah, mereka yang kuat berhak menindas yang lemah.

"Barang siapa yang berhasil mengambil kepala pemimpin Blood Moon baik hidup atau mati, maka akan diberikan imbalan jabatan yang tinggi dan lima peti emas murni"

Tulisan tulisan koran bertancapan diberbagai tempat.

Sampai saat ini tak seorangpun yang berhasil mengetahui siapa pemimpin Blood Moon yang sebenarnya. Hingga perlahan lahan waktu berlalu, kelompok Mafia Blood Moon sulit dilacak dan diketahui identitas mereka.

Dijalanan raya yang ramai.

Tampak seorang pria berumur tiga puluhan berjalan gontai. Pakaiannya compang camping seperti pengemis jalanan.

"Ah sial, Ternyata keputusanku keluar dari Blood Moon justru berakhir menjadi pengemis seperti ini?"

Keluhnya mengutuk dirinya yang berjalan tanpa arah.

Dialah Jati, pria itu memiliki julukan didunia bawah bergelar "Tangan Hantu". Jati mampu bertahan hidup meski tubuhnya tercincang sekalipun dan karena itu dia juluki Tangan Hantu, sebab jika tangannya dipotong dapat dia satukan kembali.

Namun julukan itu sudah tidak dia pedulikan. Jati memilih keluar dari kelompok Mafia Blood Moon dan dunia bawah tanahnya demi hidup dengan tenang.

"Bahkan uang pun aku tidak punya?"

Jati mengeluh lantaran tidak punya uang sama sekali.

Dia tidak punya banyak waktu mencari pekerjaan, selain dikejar kejar pasukan Blood Moon... Jati juga di incar banyak musuh sebab dia pernah mengalahkan tokoh tokoh sakti didunia bawah tanah.

Tak heran Jati menyamar menjadi pengemis-- berharap para Mafia, penjahat, preman, keluarga besar dari dunia bawah tanah, dan tokoh tokoh sakti tidak bisa menemukan keberadaannya.

Sebenarnya dia memiliki uang, tapi Jati enggan menggunakannya. Uang itu bukan miliknya dan dia cuma membawanya saja.

Saat ini Jati berada disekitaran komplek Rumah Sehat. Dia memutuskan menyewa rumah dan mencari pekerjaan... dan berharap bisa melupakan masalah dunia bawah tanah.

"Permisi, Permisi"

Jati mengetuk ngetuk rumah yang tidak terlalu besar, mungkiñ terbilang sederhana tapi bisalah untuk beristirahat.

Tidak lama pintu berderit pelan.

"Cari siapa?"

Seorang wanita paruh baya cukup cantik berdiri sambil mengamati pria berpakaian pengemis itu.

Jati menyampaikan maksudnya ingin menyewa rumah ini agar bisa tidur dengan tenang.

"Anu, begini bu saya ingin mengontrak rumah ini... ya setidaknya saya bisa tidur dan itu sangat cukup bagi saya"

Jati berucap dengan hati hati agar ibu itu mau menyewakan rumah itu.

Wanita itu melirik penampilan pria berpakaian pengemis itu. Dilihat bagaimanapun juga, mana mungkin pengemis mempunyai duit untuk mengontrak rumah sewaannya ini.

"Yang namanya sewaan ya gak ada yang gratis, apalagi pengemis sepertimu mana punya duit buat bayar kontrakan?"

Wanita bernama ibu Melinda itu mencibir pria pengemis itu.

Jati merogoh kocek saku celananya.

"Apa segini cukup buat uang muka?"

Ibu Melinda melotot tidak percaya melihat segepok uang berwarna merah didepan matanya.

"Jangan bercanda, mana mungkin pengemis mempunyai uang sebanyak itu?"

Ibu Melinda meragukan duit yang cukup menggiurkan itu.

Jati hanya tersenyum kecut.

"Kalau ibu tidak mau, saya mencari kontrakan lain saja"

Buru buru ibu Melinda bersikap ramah dan merampas uang segepok dari pengemis itu.

"Ini kuncinya, dan jangan lupakan bayaran satu bulan adalah satu juta"

"Jika terlambat membayar maka akan menjadi dua kali lipat di pembayaran berikutnya"

Setelah memperingatkan harga sewa rumah kontrakan itu, ibu Melinda segera pergi dari sini sambil membawa segepok uang.

Jati hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Itu bukan uangku juga jadi ngapain aku harus memikirkannya?"

Jati memberikan uang hasil pemberian temannya yang masih stay di Blood Moon. Lalu dia memutuskan beristirahat setelah seharian berjalan lontang lanting dijalanan.

1
MARDONI
dari namanya saja Blood Moon, pasti pemimpin nya berkharisma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!