NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Pacar Pura-Pura

Menikah Dengan Pacar Pura-Pura

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:202
Nilai: 5
Nama Author: arfour

Andini kesal karena sang ayah tidak menghadiri acara kelulusannya, ia memilih jalan sendiri dari pada naik mobil jemputannya
sialnya lagi karena keisengannya dia menendang sebuah kaleng minuman kosong dan tepat mengenai kening Levin.
"matamu kau taruh dimana?" omel Levin yang sejak tadi kesal karena dia dijebak kedua orang tua dan adik kembarnya agar mau dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arfour, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari yang menyebalkan

Levin diam ketika dia dijebak oleh adiknya untuk datang kerumah orang tuanya dengan alasan ibunya sakit. Sebagai seorang anak tentu saja hal itu membuatnya cemas, ditambah ada beberapa mobil berbaris didepan rumah orang tuanya, tentu saja kecemasan semakin menjadi.

“Dimana Mami?” Tanya Levin ketika dia menemukan pembantunya yang sedang membawa minuman.

“Eh Aden, ibu ada di ruang tamu den.“ belum selesai pembantunya bicara, Levin bergegas ke ruang tamu.

“Nah itu orangnya, sini Mas duduk,” pinta ibunya yang ternyata baik-baik saja.

“Duduk Vin,” pinta Danu yang membuat Levin tidak bisa membantah.

“Kenalkan ini Clara, anak om dan Tante David,” ujar Danu mengenalkan anak gadis temannya itu.

“Kau kenal Om David kan?” Ujar Danu, namun Levin hanya tersenyum karena dia tidak kenal sama sekali dengan tamu yang sekarang berhadapan dengannya.

“Maaf, aku tidak ingat,” membuat wajah David terlihat kesal.

“Masa lupa Vin, kemarin kamu kan jadi pembicara di kantor Om David dalam acara workshop, itu yang ngadain kantor Om David,” ujar Danu menjelaskan panjang lebar.

“Oh… tap aku hanya mengenal Pak Fadel direktur disana, beliau yang mengundang aku sebagai pembicara, setelah selesai aku pulang, karena harus ketemu Pak menteri,“ ujar Levin menjelaskan. Levin adalah pengusaha yang sukses dibidang teknologi IT, dia juga sering menjadi pembicara dimana-mana untuk ilmu teknologi komputer dia juga memiliki provider internet dengan pelanggan yang hampir mencakup seluruh pelosok negeri .

“Tapi saya sempat salaman lho dengan kamu,” ujar David mengingatkan.

“Oh… begitu, maaf ya Om saya tidak ingat, yang salaman dengan saya banyak,” ujar Levin berkata apa adanya. Kali ini Danu menarik nafas panjang. Putranya sama sekali tidak bisa berbasa-basi bahkan cenderung kaku.

“Ya sudah kalau begitu, mereka sengaja Papah undang untuk berkenalan denganmu, siapa tau kalau kalian sudah saling mengenal ada kecocokan diantara kalian,” ujar Danu terus terang. Levin sudah mengerti maksudnya, tapi jebakan ini membuat dia malah tidak suka.

“Kenalan gimana ya Pah, masalahnya aku sudah punya pacar. Baru seminggu sih masih penjajakan,” ujar Levin menjawab permintaan Papahnya, walaupun itu bohong tapi dia tidak peduli, temannya Ayahnya itu tersinggung atau tidak, siapa suruh menyodor-nyodorkan anaknya,itu yang ada dalam pikiran Levin.

“Maaf Pah, Mam, aku masih harus ke kantor ada hal yang harus aku kerjakan, sehat-sehat ya Mam, soalnya anak perempuannya doain Mami sakit,” ujar Levin sambil berdiri dari duduknya.

“Clara ini sudah S2 management lho Mas,” ujar Tante David mempromosikan putrinya.

“Wah hebat dong, tapi saya cari yang jurusan masak memasak, biar kalau pulang kantor saya gak kelaparan, “ ujarnya lagi membuat Tante David diam tidak bisa membalas karena putrinya yang memang paling anti di dapur.

“Mas kok gitu sih, maaf ya jeng,” ujar Ririn mendengar perkataan anaknya.

“Sudah ya Mam, aku harus ke kantor,” ujar bersiap untuk meninggalkan ruang tamu orang tuanya.

“Memangnya hari sabtu kerja juga?” tanya David yang berpikir kalau Levin hanya ingin menghindar darinya.

“Saya bukan ASN Om yang bekerja senin sampai jumat dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore,” ujar Levin mengingatkan David, kalau dia bukan ASN tapi seorang pengusaha.

“Memangnya pengusaha tidak ada waktu istirahatnya?” Tanya David membalikan perkataan Levin.

“Tentu saja ada karena saya bukan robot Om, hanya saja tidak harus weekend. Jadi lain kali Mam kalau mau memperkenalkan orang seperti ini tanya aku dulu, kapan waktu aku libur, karena ribuan orang bergantung padaku?” Ujar Levin, karena itu Levin tidak bisa setiap akhir pekan kembali ke rumah, dia pasti akan mengunjungi orang tuanya kala waktu luang.

“Apakah orang tuamu bukan prioritas untukmu?” Kali ini Danu yang bicara.

“Apakah aku terlihat mengabaikan kalian? Intinya jangan pernah menjebakku untuk hal konyol seperti ini, bagaimana kalau sangking paniknya aku karena mendengar orang tuaku sakit padahal bohong, aku sampai kecelakaan? Apa itu yang kalian mau?” Kali ini Levin sudah mulai kehilangan kesabaran namun dia masih ingat yang diajak bicara adalah orang tua.

Mendengar perkataan Levin, Danu tidak bisa berkata apa-apa karena apa yang dikatakan Levin benar, kalau dia tidak pernah sekalipun mengabaikan keluarganya termasuk kedua adik perempuannya.

“Aku permisi Pah, Mam, Tante, om,” setelah menyalami kedua orang tuanya Levin masuk kedalam untuk keluar dari pintu belakang karena mobilnya parkir di halaman samping rumah.

“Untuk kalian berdua tidak ada uang jajan untuk satu bulan dariku,” ujar Levin ketika melewati adiknya yang sedang duduk di kursi meja makan.

“Kak kenapa kami yang harus menanggung akibatnya?” Ujar Duna tidak terima.

“Karena kalian sudah berani membohongiku, apa kalian tidak sadar, kalau perkataan kalian bisa menjadi doa,” ujar Levin sambil keluar dari rumah.

“Kau sih kak apa kubilang,” ujar Dina menyalahkan saudara kembarnya. Sementara Duna hanya bisa menggaruk kepalanya.

“Tapi aku juga gak mau punya kakak ipar kaya gitu, pasti cuma ngabisin uang Kak Levin,” ujar Duna sambil berjalan ke arah tangga.

Sementara Levin sepanjang jalan menuju perusahaannya masih saja mengomel karena dia tidak menyangka, kedua orang tuanya malah menjebaknya.

“Sepertinya aku butuh kopi yang strong,” ujar Levin pada dirinya sendiri.

***

“Sudah kuduga, papi pasti ingkar janji,” ujar seorang gadis dengan wajah kesal.

Andini hari ini wisuda. Dia merupakan anak seorang pengusaha tambang, ibunya sudah lama tiada, ketika dia masih duduk dibangku sekolah dasar karena cancer payudara.

“Percuma banyak uang, barang branded, kalau ayahmu tidak sayang padamu,” ujar Lita orang yang dulu pernah jadi teman baiknya, namun pertemanannya bubar ketika Lita ternyata malah merebut kekasih Andini, yaitu Leo.

“Tidak apa, tapi paling tidak Papiku sudah mendidikku dengan benar, tidak menjadikan aku seorang pelakor dan perempuan yang iri pada orang lain,” ujar Andini menjawab perkataan Lita dengan sangat pedas.

“Kau yang iri, Leo memang mencintaiku karena denganmu hidupnya tertekan,” ujar Lita emosi.

“Ya kau memang patut mendapatkannya, penghianat cocok berpasangan dengan sesama penghianat,” kembali perkataan Andini membuat Lita bertambah kesal.

“Kau menang manusia menyebalkan,” teriak Lita emosi, padahal dia yang memulai.

“Sudah tau menyebalkan mengapa kau memulai bicara denganku, apa kau rindu aku belikan barang mahal, sehingga kau memulai percakapan denganku,” ujar Andini menusuk namun santai. Selama berteman dengan Lita, tidak jarang Andini membelikan barang mahal untuk Lita, walaupun lebih banyak Lita yang meminta dari pada Andini yang memberi tanpa diminta.

Lita tidak bisa berkata apa-apa lagi dia balik badan lalu pergi, mungkin memang karena dia yang memulai, berharap Andini kesal dan emosi seperti biasa, kali ini dia yang malah terpancing emosi sendiri.

Andini lalu keluar dari gerbang sekolah masih menggunakan kebaya modern karena hari ini adalah hari dia wisuda dan kelulusan dari sekolah menengah atas dan dia sudah diterima di salah satu kampus terkenal, bulan depan dia sudah mulai perkenalan kampus.

“Non mau kemana,” seorang pria tua mengejarnya, karena Andini tidak masuk mobil dia malah berjalan ke arah berbeda dimana mobil yang mengantarnya ke sekolah parkir disana.

“Aku mau cari angin, Bapak pulang saja,” ujar Andini sambil terus berjalan.

“Nanti kalau Papi Non bertanya bagaimana?” Tanya pria tua itu sambil mensejajarkan langkahnya dengan Andini.

“Dia tidak akan bertanya, lagipula dia tidak akan peduli aku mau kemana juga,” ujar Andini tidak peduli.

“Jangan gitu donk neng, Papi Non sayang kok sama Non,” ujar pria tua itu berkata, membuat langkah Andini terhenti.

“Kalau dia sayang harusnya dia datang Pak, ini salah satu bukti kalau dia tidak peduli. Sekarang Pak Maman pulang atau aku alan berteriak kalau bapak menggangguku,” ancam Lita tidak main-main.

“Baiklah Non, tapi beritahu Bapak, Non mau kemana?” Tanya Pria yang ternyata bernama Maman itu.

“Ke taman kota, cari udara segar kalau bosen saya pulang pake taxi, bapak gak usah takut. Saya udah mau mahasiswa Pak, bukan anak kecil,” ujar Anduni mengingatkan, karena sejak duduk di bangku tk Pak Maman lah yang selalu menemani dia kesekolah.

“Baiklah, tapi kabari Bapak kalau ada apa-apa. Pulangnya jangan terlalu malam ya Non,” ujar Maman mengingatkan Andini yang hanya dijawab dengan acungan jempol, Andini tahu juga ia membuat ayahnya bingung, pasti Pak Maman yang akan disalahkan.

Andini lalu berjalan trotoar besar dengan pohon rindang membuatnya bisa menikmati jalanan dengan tenang.

“Ternyata lapar juga, sepertinya aku harus mengisi perutku dulu, haus pula, untung saja aku pakai sepatu kets jadi kakiku tidak terlalu pegal,” ujar Andini sambil berjalan menuju sebuah kafe yang tidak terlalu jauh dari dia berjalan. Langkahnya terhenti ketika ponselnya berbunyi.

“Papi, buat apa dia menelepon? Biarkan saja lah pasti dia akan bilang kalau dia ada rapat dadakan jadi tak bisa datang. Alasan basi,” ujar Andini setelah menggeser ke tanda menolak panggilan.

Namun kembali telepon berdering dan Andini kali ini mengabaikan.

“Menyebalkan,” ujarnya sambil menendang sebuah kaleng bekas dengan kencang.

“Aduh,” terdengar suara orang berteriak karena kesakitan, membuat Andini menghentikan langkahnya karena terkejut dan sialnya orang itu langsung menatap ke arah Andini dengan wajah marah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!