NovelToon NovelToon
Secercah Kasih Dari Timor

Secercah Kasih Dari Timor

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Dulu Renes berkenalan sejak masih kecil bahkan saat Valia melaksanakan pendidikan, renes selalu ada. Tapi sayang saat akan bertunangan, Valia kabur memilih menjadi istri senior yang notabene adalah duda satu anak. Luka hati tersebut membuatnya sulit menerima hadirnya wanita lain di dalam hidupnya.


Namun di waktu berganti, siapa yang menyangka Tuhan mengirimkan gadis pecicilan, kekanakan, ceroboh dan keras kepala hingga kecerobohan gadis itu membuat Renes harus bertanggung jawab dan menikahi gadis tersebut, gadis yang juga adalah adik dari suami mantan kekasihnya.

Belum cukup dengan itu, sulitnya mengatakan cinta membuat sahabatnya Aria, masuk ke tengah hubungan mereka dan membuat Renes meradang. Apakah sebenarnya Renes mencintai gadis itu.

Saat bunga rasa mulai bermekaran, ujian cinta datang. Kehilangan kekasih hati membuat guncangan batin yang hebat pada diri Renes, hingga Tuhan kembali mengirim satu cinta yang sebenarnya ia pendam dalam diamnya sejak lama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Siapa gadis menggatal ini??

Kali ini Letnan Renes Dhean Sidiq sangat benci hari Senin. Bukan karena harus kerja tapi dirinya sudah telat rapat pagi untuk kegiatan penilikan Kompi apalagi laporan keuangan yang membuatnya ingin menjedukkan kepala ke meja. Sebagai seorang perwira muda yang gagah dan berwibawa, Renes terbiasa menghadapi tekanan. Tapi hari ini, kesabarannya benar-benar diuji.

"Kuletakkan dimana map itu??? B*****t, sudah telat nih." gumamnya jengkel.

Jam sudah berputar ke arah kanan semakin cepat. Bang Renes pun memilih meninggalkan ruangan mengambil segala konsekuensi yang mungkin akan terjadi nanti.

~

Braaaakk...

"Aaaawwhh.. es kuuu..!!!!" pekik seorang gadis.

Bang Renes mendongak. Seorang gadis dengan rambut dikuncir asal dan kacamata yang melorot di hidung menatapnya panik. Di tangannya ada segelas plastik berisi es mocc yang sudah kosong melompong. Kemeja seragam Bang Renes basah kuyup oleh cairan manis berwarna cokelat itu. Sebagai seorang perwira, Bang Renes selalu menjaga penampilannya, kejadian ini benar-benar merusak citranya.

"Ya Allah Gustiii.. darimana datangnya kutu beras ini?????" Gerutunya semakin jengkel.

"Kutu???? Om tidak lihat gadis secantik ini?????" suara gadis itu sungguh memekkan telinga.

"Cantik darimananya??? Kalau mau cantik minimal tinggi, Neng. Badan hanya sebesar karet ban dalam saja bangga." Bang Renes pun berlalu meninggalkan gadis itu.

Tapi siapa sangka gadis itu tidak terima dengan hinaan pria yang jujur memang memiliki tubuh tinggi tegap.

Bang Renes mengibaskan pakaiannya berharap warna dan aroma kopi segera lenyap dari tubuhnya.

Gadis yang kesal itu lalu menghadang langkah Bang Renes, ia memegang kedua pundak pria itu lalu melompat hingga keningnya menghantam kening pria muda di hadapannya.

duuuggg..

"Aaahh.."

Tak hanya itu, gadis itu mencubit dua tombol rahasia di balik pakaian seragam loreng Bang Renes.

Geram dengan tingkah bocah itu, Bang Renes refleks berniat membalas tapi apa daya, dirinya tidak mungkin membalas hal yang sama pada seorang wanita karena jatuhnya akan menjadi hukum pelecehan.

"Apa?? Apaaa?? Mau balas?? nggak berani ya?? Nih kalau mau." Gadis itu sengaja menyodorkan dadanya.

Seketika Bang Renes menjadi salah tingkah dan panas dingin menghadapi gadis kecil itu.

"Gila..!!" umpat Bang Renes dalam hati. Gadis di hadapannya benar-benar tidak tau malu. Dengan cepat Bang Renes memalingkan wajahnya, berusaha menetralkan ekspresinya yang mulai memerah. Jelas tidak mungkin tidak ada rasa sedangkan dirinya sudah matang dengan interaksi antara pria dan wanita.

"Kamu ini siapa sih? Kenapa tiba-tiba menghadang saya dan berbuat kurang ajar seperti ini?" tanya Bang Renes dengan nada suara yang berusaha dikendalikan sekuatnya.

Gadis itu menyeringai. "Kenalan dulu dong, Om. Nama saya Raras. Kelas dua belas, sudah mau lulus dan ambil jurusan hukum. Kebetulan, Raras benci banget sama orang yang sombong dan merendahkan orang lain." ujar gadis tersebut panjang lebar.

Bang Renes mengernyit. "Jadi, ini alasan kamu melakukan semua ini? Kamu pikir dengan melakukan tindakan seperti ini, kamu bisa membuat saya merasa bersalah?"

"Tentu saja tidak, Om. Raras cuma ingin memberi pelajaran. Biar Om tau, kalau ucapan Om itu bisa menyakiti hati orang lain," jawab Raras dengan nada sinis.

Bang Renes menghela napas panjang. "Baiklah, saya minta maaf kalau ucapan saya tadi menyakiti kamu. Tapi, apa yang kamu lakukan ini juga tidak bisa dibenarkan. Kamu sudah melakukan tindakan yang tidak sopan dan bisa dianggap sebagai pelecehan."

Raras tertawa sinis. "Pelecehan? Ya ampun.. Raras hanya bercanda, Om. Raras cuma menguji keteguhan iman Om saja. Lagian, Om juga kelihatan menikmati kok."

Bang Renes terkejut mendengar ucapan Raras. "Sembarangan. Apa maksud kamu?"

"Sudahlah, Om. Nggak usah pura-pura polos. Raras tau kok, Om juga tertarik sama Raras." goda Raras sambil mengedipkan sebelah matanya.

Darah Bang Renes rasanya mendidih. Gadis ini benar-benar sudah keterlaluan. Namun, sebagai seorang perwira, ia harus bisa mengendalikan emosinya utamanya menjaga sikap. Teringat bahwa tentara harus menjujung tinggi kehormatan wanita.

"Sudah cukup..!!! Saya tidak mau berdebat dengan kamu lagi. Saya harus segera pergi. Permisi..!!" ucap Bang Renes sambil berusaha melewati Raras.

Namun, Keisha kembali menghadang langkahnya. "Nggak semudah itu, Om. Raras belum selesai memberi pelajaran."

"Apa lagi yang kamu inginkan?" tanya Bang Renes dengan nada frustrasi.

Raras mendekat ke arah Bang Renes, lalu berbisik di telinganya, "Raras mau, Om mengakui kalau Raras ini cantik dan menarik."

Bang Renes terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia menelan ludah dengan kasar menahan diri, bagaimana pun juga Raras adalah lawan jenisnya. Di satu sisi, ia merasa jijik dengan tingkah gadis ini. Namun, di sisi lain, ia juga tidak bisa memungkiri, kalau Raras memang memiliki daya tarik tersendiri, cantik dan sangat cantik lebih dari sekedar kata cantik.

Bang Renes tertegun mendengar bisikan Raras. Jantungnya berdegup kencang, bukan karena tertarik, tapi lebih karena merasa terkejut dan kesal. Bagaimana bisa gadis ini begitu percaya diri dan tanpa malu meminta hal seperti itu pada seorang pria yang baru saja di temuinya satu kali.

"Kamu benar-benar..." Bang Renes menggantungkan kalimatnya, mencari kata yang tepat untuk menggambarkan kekesalannya. "Tidak tau malu..!!!!!"

Keisha tertawa kecil. "Ooomm.. Itu kan cuma sebuah pengakuan. Apa salahnya?? Nggak akan bikin Om kehabisan uang juga."

"Saya tidak akan mengatakan hal yang tidak sesuai dengan kenyataan," jawab Bang Renes tegas tanpa menatap mata Raras.

"Begitu ya??? Jadi menurut Om..........." Raras mengusap nama dada Bang Renes lalu melanjutkan katanya. "Sidiq. Saya ini jelek dan tidak menarik?" tanya Raras dengan nada menantang setelah melihat nama dada R. D. SIDIQ.

Bang Renes menghela napas. Ia merasa terjebak dalam situasi yang konyol. "Saya tidak mengatakan seperti itu. Tapi, saya juga tidak akan mengatakan apa yang kamu inginkan."

"Oooomm." Raras mulai bertingkah membuat jemari Bang Renes mengepal kuat.

"Berhentilah menggatal, sebelum saya..........."

"Saya apa????" Senyum Raras tersungging kemudian berkedip-kedip menggoda Bang Renes.

'Ya Tuhan, apa sih ini??? Kenapa ada godaan setan di siang bolong.'

"Ijin, Danton...!!"

Seorang pria berkepala plontos menyapa. Seketika Raras menggamit lengan Bang Renes dan terus menempel padanya.

"Ada apa, Rud??"

Pratu Rudi terus menatap Raras. Seakan paham ada sesuatu yang tidak beres, Bang Renes menggenggam jemari Raras. Ia merasakan Raras begitu gemetar, wajahnya mendadak memucat.

"Ijin.. Kapten Zeni meminta berkas laporan."

"Nanti saya antar sendiri, silakan kembali kerjakan tugasmu..!!" perintah Bang Renes.

Pratu Rudi berlalu, tapi Raras masih gemetar bersandar pada bahunya.

"Kamu kenal dia??" Tanya Bang Renes.

"Ng_gak, Om." jawab Raras.

"Betul?? kamu tidak kenal??" kata Bang Renes menegaskan.

"Kenapa Om jadi baik?? Sudah cinta sama Raras??"

.

.

.

.

1
dyah EkaPratiwi
semangat pak mil
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah
Maysuri
pasti si utuh ngerjain bapaknya 🤣🤣🤣
cipa
🤣🤣🤣
bagus detun, kerjain ayahmu biar gak emosian terus, bang Renes mabok sekalian ngidam disusul bang David jg kebobolan 😂😂😂
cipa
wkwkwkwk
awas tumbuh benih² sayang eh cinta 😂😂😂
Ros Miati
seperti biasa bagus banget
Ros Miati
ya Allah akhirnya bisa baca karya mbaknara lagi semangat thooor 😘😘😘😘
Sri I
kerennnnnn euyyyyy... nggak pernah gagal cerita nya
dyah EkaPratiwi
sat set nie bang hara
cipa
ayo kak buat bang David cpt nikah jg biar ngrasain pengantin baru dan bawelnya istri ngidam 😄
dyah EkaPratiwi
hahaha sabar bang renes
Lendra malayu
iya pah,, readers jg pengen tau nih /Joyful//Joyful/
dyah EkaPratiwi
hahaha ayoo jelaskan papa ren
cipa
dasar temen kompor 🤣🤣🤣🤣
Maysuri
klw damai kan enak liatnya,lanjut thor.....
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah bahagia selalu
Jero Rina
jangan lama lama kak nara
Jero Rina: sudah candu kali baca semua cerita kak nara
total 1 replies
Ella
bahagia sll Bang Renes😘
Maysuri
y allah.....sekali celup langsung tekdung aj,top cer bener bang ren....🤣🤣
Septi Astuti
/Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!