Di daratan yang sangat luas, terbentang lima benua besar yang memiliki ratusan penguasa. Masa dimana peperangan antar kerajaan di mulai, masa dimana penguasa berambisi menguasai daratan. Perang, politik, birokrasi, kekuatan, kekuasaan, romance, dan sejarah peradapan menyatu dalam kisah ini.
ini hanya cerita fiksi belaka, imajinasi yang beradu dengan sejarah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps - 18
Senjata yang disiapkan hanya ada ratusan, sedangkan prajurit baru ada ribuan. beberapa ada yang memegang senjata, dan beberapa orang pergi dengan tangan kosong, termasuk Rudy.
"Berbaris." teriak kapten disana.
Semua prajurit pun berbaris asal asalan dan berdiri tegap tanpa berbicara.
"Mulai hari ini, kita semua langsung berangkat ke medan perang. Bagi yang tidak punya senjata, kalian berbaris paling belakang. Semunya berangkat."
Mereka semua berjalan kaki mengikuti kapten di belakang. Bahkan beberapa orang mulai ragu untuk ikut ke medan perang, dan ada juga yang berselisih untuk mendapatkan senjata. Itu membuat Rudy semakin gelisah.
"Kenapa tidak ada pelatihan.? atau setidaknya pembagian tim. Bagaimana cara untuk memberikan komando, jika pasukan tidak mengerti apapun tentang perang.?"
Berhari-hari mereka berjalan menyusuri bukit dan lembah, dan mereka hanya di berikan makanan satu kali setiap hari. Bahkan mereka kekurangan air bersih.
Dalam perjalanan itu, beberapa orang ada yang pingsan dan langsung ditinggalkan begitu saja. Ada jaga yang gugur dalam perjalanan.
Sistem militer Andorra benar-benar sangat kacau, bahkan mereka tidak sempat berkenalan dengan teman seperjuangannya.
Dan dimalam hari, mereka sampai di camp perbatasan. Banyak prajurit yang terluka berkeliaran di mana-mana. Ada tempat eksekusi prajurit, dan tempat pembuangan mayat.
"Tempat ini, apa benar ini camp militer.? mayat ada di mana-mana dan tidak di bersihkan. Bukankah tempat ini banyak penyakitnya.?" kata Rudy dan langsung menutup hidungnya dengan kain.
"Apa ini kuburan.?"
"Aku juga merasa seperti itu. Dan kenapa banyak sekali mayat disini."
"Katanya, ini masih belum seberapa jika di bandingkan dengan medan perang sesungguhnya."
"Apa kita akan bernasib sama seperti mereka.?"
"Ini medan perang, tentu saja kalian harus siap mati."
"Aku tidak berniat untuk mati."
Desas-desus prajurit baru disana. Hanya melihat camp itu saja, moral prajurit turun drastis. Rasa pesimis mulai tumbuh di dalam hati para prajurit.
"Perhatian." teriak kapten.
"Lihat gerbang itu, jika kalian keluar dari gerbang itu, kalian akan melihat pasukan musuh. Dan disanalah tempat kita bertarung. Persiapkan diri kalian, karena perang akan terjadi begitu saja."
Lalu, ada satu orang yang memberanikan diri mengangkat tangannya.
"Kapten, apa mayat-mayat ini akan di biarkan begitu saja. Setidaknya kita harus membakarnya." kata Rudy.
"Apa yang kau katakan, memang seperti inilah medan perang, kalian tidak di perbolehkan menghabiskan tenaga hanya untuk membakar mayat. Yang boleh kalian lakukan hanyalah mempersiapkan diri.
Rudy pun hanya terdiam dan menatap kapten itu dengan serius.
"Tidak ada aturan militer, tidak diperbolehkan bersuara. Ini sudah mendekati kehancuran bagi Andorra. Tinggal menunggu waktu saja."
....
Mereka semua pun mencari tempat untuk beristirahat disana, tapi hampir semua tempat disana ada mayat. Beberapa orang menyingkirkan mayat itu dan dijadikan tempat istirahat.
Sampai malam hari, Tiba-tiba sebuah Batalion datang dari luar gerbang.
"Lihat, itu prajurit Kerajaan yang datang dari medan perang."
"Itu terlihat bukan medan perang, sepertinya mereka datang dari neraka."
Kondisi prajurit disana benar-benar di luar nalar Rudy. Para prajurit datang dengan wajah yang suram, kondisi tak bertenaga, bahkan sebagian prajurit datang dalam kondisi cacat fisik.
"Apa yang terjadi di luar sana.? inikah perang.? dan apakah musuh juga mengalami hal yang sama.? ini sudah di luar perkiraan ku."
Tiba-tiba, suara ledakan terdengar, dan suara teriakan ada di mana-mana.
DRMM, BRARRSS.
"Suara apa itu.?"
"Itu terdengar cukup dekat, apa musuh sudah sampai disini.?"
Kapten Batalion pun langsung keluar dari tenda dan menaiki kudanya.
"Perhatian." teriak kapten.
Semua prajurit pun langsung berkumpul di tengah-tengah sana.
"Musuh mulai datang. persiapkan diri kalian. Yang tidak punya senjata, carilah senjata di tempat ini. Dan sekarang waktunya kita merebut kembali wilayah kerajaan."
"HOOOOO" teriakan para prajurit.
Beberapa prajurit mulai mencari senjata mereka masing-masing. Rudy hanya menemukan sebuah tombak disana dan ia mengambilnya.
"Aku belum pernah sparing dengan tombak, tapi ya sudahlah. lebih baik punya senjata dari pada pergi dengan tangan kosong."
SIUUT. BREMM.
Sebuah ledakan terjadi tepat di depan gerbang, bahkan hampir menjatuhkan gerbang itu. Meskipun begitu, moral prajurit sudah turun duluan, dan mereka tidak yakin selamat jika keluar dari sana.
"MAJUUUU, BUNUH MEREKA SEMUA." teriak kapten disana.
beberapa orang langsung berlari menuju medan perang. dan panah-panah menghujani mereka.
PIU PIU PIU. "argh". " Uharg".
Hanya dalam beberapa detik saja, ratusan prajurit mati sebelum keluar dari gerbang. Tapi masih ada juga prajurit yang mencoba melawan mereka.
"Ini perintah yang tidak jelas, harus kemana kita pergi, dan apa yang harus kami lakukan." kata Rudy dalam hati sambil melihat Kaptennya yang hanya duduk di atas kuda.
Tiba-tiba, "Mundur, Mundur semua" teriak kapten itu sambil menunggangi kuda dan bergerak kebelakang.
"Sialan, apa maksudnya ini, tadi dia bilang maju, sekarang mundur. Apa hanya seperti ini perintah nya.?" teriak Rudy dengan kebingungan.
Semua prajurit pun langsung melangkah mundur dari sana. Dan prajurit musuh mulai masuk kedalam camp mereka. Rudy masih berdiam diri sambil memejamkan matanya.
"Mundur, atau maju, mundur atau maju."
Lalu ia mendengar sebuah goresan pedang, dan teriakan didepannya.
SRAK. "Argh", " Uahraag", Bajingan kecil, mati kau Argh"
Rudy melihat seorang bocah seusianya sedang bertarung disana seorang diri. Ia juga melihat prajurit Andorra yang tidak bisa kabur langsung dibunuh begitu saja.
Bahkan bisa dipastikan, tidak ada prajurit Andorra yang hidup disana, hanya dia dan seorang bocah yang sedang bertaruh nyawa.
SRAK SRAK SRING. SLASSH.
Bocah itu bertarung dengan sangat lihai, bahkan ia seperti seorang prajurit veteran yang sudah mengalami banyak hal di medan perang.
"HOOOOOAAAA" DM, SLASSH.
Sebuah kuda berlari kearahnya, lalu sebuah pedang di arahkan ke lehernya. "Mati kau"
JLEB. musuh itu pun tiba-tiba tertusuk tombak dan jatuh dari kudanya. Bocah itu pun menoleh kebelakang, dan melihat Rudy sedang berpose melemparkan tombak.
"Aku membunuh orang, aku, aku membunuh."
Itu pertama kalinya ia membunuh dalam hidupnya. Bahkan Rudy sampai tidak bisa bergerak dari sana. Sampai akhirnya, bocah itu berteriak,
"AWAS, PERGI DARI SANA"
Prajurit Kavaleri dengan armor lengkap sudah siap membelah leher Rudy, tapi...
BROAKK. "Aarrgh" Rudy menghindar lalu meloncat dan memukul kepala prajurit itu sampai mati.
"huh huh. ini adalah medan perang, dibunuh atau membunuh. Hanya ada satu pilihan, menyelamatkan diri."
SRING, ia mengambil pedang dari atas tanah, lalu maju kedepan dengan kekuatan aura.
"HOAAAAA".
SRAK SRAK SRING. SLASSH.
Dua bocah membantai prajurit musuh disana. Bahkan mereka berdua paham kerja sama, dan saling menutupi kekurangan.
Sedikit demi sedikit, prajurit musuh tumbang disana, sampai akhirnya musuh memutuskan untuk mundur.
"Huh huh huh" Rudy menghempaskan nafas berkali-kali. Lalu...
KLANG. dan bocah di sebelahnya menjatuhkan pedangnya, dan jatuh pingsan.
....