Ketika mimpi tidak sesuai dengan realita!
Kaira, seorang gadis sederhana, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis ketika dinikahi oleh pria kaya keturunan bangsawan terhormat, Kairo Archipelago Attar. Pria yang selama ini tampak ramah dan penuh pesona justru menunjukkan wajah aslinya setelah mereka menikah.
Bagi Kairo, Kaira bukanlah istri—melainkan pion. Tujuannya hanya satu: membuka kedok para pengkhianat dalam keluarga bangsawan Archipelago Attar, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Namun, pernikahan itu menyeret Kaira ke dalam pusaran intrik, politik, dan dendam. Ia menerima penghinaan dan perlakuan kasar dari keluarga bangsawan yang membencinya. Di tengah kekacauan itu, hanya satu pertanyaan yang terus menghantui:
Apakah Kairo akhirnya akan membuka mata dan melindungi istrinya?
Atau tetap memilih mengorbankannya demi rencana yang sudah ia bangun?
“Aku menikahi mu untuk menghancurkan mereka… tapi justru aku yang hancur karena mencinta mu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Royals — BAB 23
AMPLOP MERAH
Saat Kairo tengah asik berdiri di teras sendirian, tiba-tiba matanya melirik ke arah sosok wanita yang mengenakan jaket hitam dengan rambut terkuncir ekor kuda dan berjalan ke arah mobil beserta sopir.
Ya, Kairo melihat keberadaan Kaira yang baru saja masuk ke dalam mobil dan pergi, hingga dia ingin istrinya akan pergi menemui ibu dan neneknya. Dan ucapan Caesar masih menggentayangi pikirannya.
“Astaga.... aku tidak menemukan apapun, di mana surat itu?” gerutu lelah Raka yang masih mencoba mencarinya dengan serius, sehingga para pelayan yang berjaga tak jauh dari sana pun ikut menatap nya heran.
“Apa yang kalian lihat? PERGI DARI SINI!” gertak Raka kepada para pelayan yang berjaga-jaga di sekitar kamar Kusuma.
Mereka tahu kalau Raka adalah pelayan setia Kalindi, sehingga mereka memilih menurut dan pergi. Karena mereka tahu bagaimana Kalindi menghukum para pekerja yang bersalah.
“Dasar, tukang gosip. Cih” gerutu Raka yang kini wajahnya kembali cemas dan panik saat tak kunjung menemukan surat yang Dimau oleh Kalindi.
Ia kembali membungkuk dan mencari menyusuri lorong tersebut. Hingga tepat di depannya, ia melihat sepasang kaki Dnegan balutan celana hitam dan sepatu hitam kulit. Secara perlahan, Raka mulai melihat dari kaki ke atas dan terkejut saat ia berhadapan dengan Kairo di sana.
Tentu dia tersenyum lebar dan berdiri tegap menatap Kairo yang masih dengan tatapan datar dan tajam. “Apa yang kau cari?” tanya nya.
“Hahaha... Tidak ada Tuan, hanya mencari tikus. Em... Bentuk hukuman yang nyonya Kalindi berikan!” jawab Raka benar-benar sama seperti bos-nya.
Kairo melirik sinis Raka, hingga ia berjalan melewati nya dan membuat Raka lega.
“Hampir saja...” Gumamnya yang mengelap keringat di wajahnya dan kembali mencari dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.
...***...
Sebuah mobil hitam dengan lambang Garuda di ujung kap mobil, tentu menjadi pusat perhatian di daerah kampung tempat tinggal Kaira sebelum menikah. Mata memandang ke arah mobil yang tak asing bagi mereka, hingga para tetangga berbisik ketika Kaira turun dari mobil dengan senyuman lebar saat ia melihat ibu dan neneknya sudah menyambutnya di luar.
“Ibu... Nenek!” sapa Kaira yang segera menghampiri nya dan memeluk keduanya dengan senang.
Linda nampak bahagia saat melihat putrinya baik-baik saja. Dia tak bisa mengutarakan kebahagiaan nya hingga kekhawatirannya terhadap Kaira, namun Kaira dapat melihat dan merasakan sendiri bahwa ibunya sedang khawatir dengannya.
Tak ingin berlama-lama di luar, kini di dalam rumah. Linda baru saja menyuguhkan segelas minuman dingin. “Ayo, minumlah. Kau suka dengan sinom dingin bukan!” kata Linda tersenyum lebar, begitu juga dengan Kaira.
“Ibu... Terima kasih!” balas wanita itu yang segera meneguk nya dan menikmatinya.
“Ibu sangat senang kau baik-baik saja. Melihat berita yang kemarin membuatku terkejut, tapi syukurlah karena Kairo meluruskan nya dengan baik!” ujar Linda yang terlihat sangat percaya kepada Kairo.
Mendengar itu Kaira hanya diam.
“Dia benar-benar pria yang baik!”
“Tidak sebaik yang Ibu kira.” Gumam pelan Kaira yang hampir didengar oleh Linda.
“Apa? Kau mengatakan sesuatu?” tanya Linda menatap ke putrinya yang seketika tersenyum lebar dan menggeleng. “Tidak. Sinom nya enak!” kata Kaira.
Saat Kaira meneguk lagi minumannya, ia menghentikan nya dan mengingat akan kejadian ibu Kusuma. Sejenak, Kaira menatap ke sinom yang ia minum tadi, lalu mengingat ucapan Kairo pagi tadi.
“Ibu! sinom juga jamu bukan.”
“Tentu saja. Kenapa?”
“Apakah jamu yang kadaluarsa bisa menimbulkan orang sampai meninggal?” tanah Kaira yang membuat Linda dan juga neneknya terheran.
“Tidak, tapi bisa membuat orang sakit-sakitan. Kenapa kau tiba-tiba bertanya soal itu?” tanya heran Linda yang langsung membuat Kaira menggeleng serah tersenyum kecil.
“Tidak ada. Hanya bertanya saja!” balasnya yang kembali meminum sinom tadi secara perlahan dengan tatapan serius. -‘Membuat orang sakit-sakitan? Apa mungkin seseorang sengaja memberikan jamu itu kepada ibu Kusuma setiap hari? Tapi jika setiap hari, tidak mungkin. Siapa yang membunuh pelayan itu? Dan siapa yang mengirim jamu itu?’ batin Kaira yang bertanya-tanya hingga dia tersadar saat mendengar suara ibunya menyambut tamu lain yang baru saja datang.
“Masuklah dan ayo duduk. Duduk di sebelah Kaira!” kata Linda yang kini membuat Kaira terkejut. Bukan ibunya yang membuatnya terkejut, melainkan tamu yang datang dan duduk di sampingnya saat ini.
Kairo duduk santai tanpa menoleh ke istrinya dan hanya menatap lurus saat Linda memberikan minuman yang sama seperti yang dia berikan kepada Kaira.
“Semoga kau menyukainya! Dan terima kasih atas pertolongan mu untuk Kaira. Aku yakin, kau akan melindunginya dan Kaira ku tidak mungkin seorang pembunuh!” kata Linda yang hanya dibalas senyuman kecil oleh Kairo.
“Aku harap kedatangan ku di sini, tidak mengganggu kebersamaan kalian.” Kata Kairo yang masih menunjukkan senyuman ramahnya sehingga Linda dan nenek Kaira sama sekali tidak keberatan akan kehadirannya.
Berbeda dengan Kaira yang sebenarnya keberatan, karena dia tak bisa bertanya-tanya kepada ibunya dan bercerita mengenai kejadian di Archipelago Attar.
“Oh, Ibu sampai lupa. Bagaimana keadaan di sana? Apa kau nyaman tinggal di rumah besar itu?! Ah, maaf.” Kata Linda merasa malu saat mengatakannya di depan Kairo.
Kaira tersenyum kecil. “Iya. Aku hanya terkejut saja karena tinggal di sana!” balas Kaira yang seolah ia ingin memberitahukan sesuatu tentang keadaan di sana. Saking terkejutnya dia, Kaira sampai tak ingin lagi mengidolakan para keturunan kerajaan itu.
Sementara Kairo sendiri tahu kalau istrinya sedang belajar berbohong.
Sementara di kamar, Kalindi baru saja selesai bercinta nikmat dengan pria kekar, dan kini dengan mengenakan bathrobe putih, ia memberikan segepok uang tambahan kepada pria yang baru saja mengenakan jaketnya.
“Ini tambahan untukmu karena aku menyukai permainan mu!” kata Kalindi benar-benar tak tahu malu.
Tentu saja pria itu menerimanya dengan senang hati, lalu pergi tak banyak bicara.
Kepergian nya membuat Kalindi mulai tenang dan duduk santai di sofa, sampai Raka datang dan membuat senyuman Kalindi hilang menjadi keseriusan.
“Bagaimana? Sudah menemukannya?” tanya Kalindi seraya memutar gelas kaca yang berisi wine.
“Em... Maafkan aku Nyonya, surat itu tidak ketemu.” Ucap Raka dengan takut.
Ekspresi wajah Kalindi sudah tidak enak, hingga dia menyiram wine tadi ke arah Raka, laku berdiri dan menatap marah. “Mencari surat saja tidak becus. Tanya kepada para pelayan atau paksa wanita sialan itu membuka mulut agar dia mau menyerahkan surat itu sebelum ada yang menemukannya!” kesal Kalindi yang hanya membuat Raka menunduk takut.
“Ak-aku rasa.... Surat itu sudah ada yang mengambilnya Nyonya. Karena mansion selalu bersih dan aku tidak melihat tanda-tandanya...”
Kalindi menggeram dan mencoba tidak terpancing marah akan ucapan Raka barusan. Tentu, karena pria itu langsung pergi dan berniat mencari ataupun memaksa wanita yang dimaksud oleh Kalindi tadi untuk membuka mulut soal keberadaan surat yang seharusnya berada di Kairo.
“Hah... Sialan!” umpat kesal Kalindi yang kembali duduk dengan frustasi.
.
.
.
Sementara di kamar Caesar, Yoona merogoh jaket panjangnya dengan wajah heran di tengah perjalanan nya yang sedang shopping santai di mall sendirian.
“Ini surat apa ya? Aku lupa.” Gumamnya terheran saat ia menatap surat beramplop merah yang dia temu malam itu, namun tak sempat dia buka karena terburu-buru ingin bertemu Caesar.
Trus u Kaira jg dibiat menye2 lah karakternya. Calon istri sultan harus badas dan cerdik bukan malah senyum2 sendiri blm2 bayangin anak sultan
apakah kalindi memenjarakan seseorang..
jd musuh yg sebenarnya kalindi & raziq anggota keraja,an sendirikah???
kaira mencari tahu krn merasa di sudutkan oleh kelg suaminya & bahkan suami nya jg menyuruh nya mencari dalang kematian ibu nya ..
kaira itu sebenarnya tegas & pemberani..
cuman dia kesal karena merasa kairo memanfa,atkan nya 🙂🤣😂😍🫢🤭
isi amlop nya masih teka-teki yah guys 🤣😄
apakah kairo tahu klu caesar itu anak raziq..