Jeratan Cinta Sang Pewaris

Jeratan Cinta Sang Pewaris

Cinta yang tetap ada

Xander Rey Lergan menatap pada cermin, menatap dirinya dengan tatapan dingin. Pria dengan tinggi 180 cm, dengan otot-otot yang terbentuk dengan baik berkat rutinitas olahraga yang baik. Rambut kecoklatan gelapnya tertata dengan rapih, menambah kesan tampan pada wajahnya yang tegas. Matanya yang hitam tajam, menambah aura kepercayaan dirinya yang kuat.

Dirinya memakai kaos putih yang di padukan dengan kemeja hitam, memberikan kesan elegan dan stylish sekaligus kasual. Setelah memastikan penampilannya sempurna, Xander meraih ponselnya yang ada di atas ranjang dan gegas keluar dari kamarnya.

Para pelayan yang berpapasan dengannya menunduk hormat, Xander hanya membalas dengan anggukan. Dia terus melangkah dengan tubuh yang tegap, lalu menuruni tangga langkah pasti. Memasuki ruang makan, mata tajamnya menatap pada anggota keluarganya yang sejak tadi menunggu kedatangannya.

"Selamat pagi sayang, duduklah dan kita sarapan bersama." Titah Diah pada putranya yang baru datang.

Xander hanya mengangguk singkat sebelum mengambil tempat duduknya. Suasana pagi yang begitu ceria, semua anggota keluarganya tampak terlihat senang. Namun, Xander membayangkan hari yang akan dia lalui dan keputusan besar yang harus dia buat sebagai pewaris keluarga Lergan. Hari ini, akan membawa perubahan besar dalam kehidupannya.

"Abang Centel itu kayak Tuan putli, banyak kaliiii belgaya depan celmin. Nda akan belubah juga mukanya jadi telol acin." Ucap seorang bocah laki-laki berusia empat tahun yang duduk berhadapan dengan Xander.

"Kayden!" Tegur Diah, dia tidak mau mood putranya memburuk hari ini.

Xander hanya diam, dia sudah biasa mendengar sindiran dari bocah luar biasa itu. Kayden Julian Pradipta, anak dari sepupunya. Mereka sedang berkunjung di kediaman Lergan dan menginap sejak semalam. Tapi, pagi ini mereka berencana akan pulang.

"Xander, Oma minta kamu untuk libur hari ini bukan? Kenapa, pakaianmu ....,"

"Aku ada urusan ke rumah sakit Oma." Ucap Xander sambil melahap sarapannya tanpa menatap wanita tua yang sedang mengajaknya berbicara.

Erina menghela nafas pelan, dia menatap suaminya yang terlihat pura-pura tidak tahu. Padahal, kemarin dia sudah mengatakan untuk memberikanya cucunya libur sehari. Di karenakan ada hal penting yang akan terjadi hari ini. Tapi lihat, Xander masih saja tetap akan ke kantor.

"Kamu tidak memberinya libur, Austin?" Tuduh Erina.

"Aku? Aku sudah memberikan cuti padanya, tapi cucumu sendiri itu tidak mau." Jawab Tuan Austin.

Erina menghela nafas pelan, dia kembali menatap Xander. Kali ini, tatapannya terlihat tajam dan tegas. "Xander, Oma minta kamu libur sehari untuk hari ini. Oma enggak mau kamu terlambat untuk acara nanti malam. Jangan lupa, malam ini adalah malam kamu bertunangan."

Xander menghentikan kegiatannya, pria itu diam mematung dan pandangannya terlihat kosong. Diah dan Reza yang melihat putra mereka seperti itu sedikit khawatir. Pasalnya, Xander pernah mengalami gagal menikah dua tahun lalu. Hal itu, membuat trauma sendiri untuknya. Tapi sebagai pewaris tunggal, menikah adalah sebuah tuntutan untuk memberikan seorang penerus.

Xander tiba-tiba membersihkan bibirnya dan beranjak berdiri. Semua orang menatapnya, menunggu pria itu berbicara dengan perasaan cemas.

"Aku enggak akan lupa, Oma." Ucap Xander dan beranjak pergi begitu.

"Xander ...." Diah akan menyusul putranya, tapi suaminya Reza Lergan menghentikannya.

Suasana yang tadinya ceria berubah hening dan terasa mencekam. Bahkan, Kayden yang akan berbicara langsung di tutup mulutnya oleh sang mama. Tak ingin ada keributan tambahan, apalagi dengan ocehan bocah menggemaskan itu.

"Diah."

"Ya Ma." Sahut Diah setelah ibu mertuanya memanggilnya. Namun, saat melihat tatapan mertuanya itu padanya membuatnya merasa sedikit takut.

"Didik putramu dengan baik! Jika kamu tidak bisa mendidiknya, biar Mama saja. Kamu tahu? Xander adalah satu-satunya penerus keluarga yang dapat kamu berikan untuk keluarga ini. Sehingga, mau tidak mau, suka tidak suka, dia harus menikah dengan pilihan Mama dan memberikan penerus untuk keluarga ini."

Erina menatap dengan mata tajam, pentingnya menekankan keputusan yang harus di ambil demi masa depan keluarga. Diah tahu, mertuanya hanya memiliki dua orang anak. Reza Lergan, dan Keyra Amora Lergan. Hanya keturunan dari suaminya lah yang dapat melanjutkan marga keluarga ini, tak lain adalah Xander.

"Ma, Pa, aku dan Mas Fariz berangkat dulu. Kami takut ketinggalan pesawat nantinya " Pamit Keyra yang merasa situasi sudah tak terasa tenang lagi. Dia menggandeng tangan putranya pergi menyusul suaminya yang sudah pergi lebih dulu.

Reza yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara, "Ma, istriku sudah mendidik putra kami dengan sangat baik. Xander sudah dewasa, dia tahu mana yang terbaik untuk dirinya."

"Terbaik katamu?!" Suara Erina meninggi, dia begitu emosi mendengar perkataan putranya yang dengan entengnya mengatakan hal seperti itu.

"Dua tahun lalu, putramu akan menikah dengan janda! Dengan segala bujuk rayunya, akhirnya kami menerima keputusannya. Kamu enggak akan lupa bukan? Bagaimana putramu mempermalukan keluarga kita? Keputusannya yang katamu dewasa itu sudah membuat keluarga ini malu!"

Reza dan Diah diam tak berkutik, keduanya teringat kembali dengan kejadian yang tak terlupakan. Putra mereka jatuh jati dengan seorang janda anak satu. Begitu mencintai wanita itu, tapi di hari pernikahan wanita tersebut membatalkannya. Karena suami yang di kira meninggal, justru kembali di hari itu. Apa yang terjadi saat itu, membuat Xander dan keluarganya merasa di permalukan.

Melihat Reza dan Diah yang hanya diam, Erina mendengus di buatnya. "Alasan Cinta, justru mempermalukan dirinya sendiri. Sekarang apa? Xander masih dengan keterpurukannya sementara wanita itu? Pasti sudah bahagia. Putramu saja yang b0doh, sama seperti ayahnya dulu!"

Erina beranjak berdiri dengan kasar hingga menimbulkan gesekan kursi yang cukup nyaring. Setelahnya, dia melenggang pergi begitu saja. Ketiga orang yang masih bearda di meja makan, hanya saling tatap sambil menghela nafas pelan.

"Diah," Austin memanggil menantu perempuannya yang menunduk sedih.

"Jangan di pikirkan perkataan mertuamu, dia hanya sedang marah. Kamu tahu bagaimana sifatnya bukan?" Ucap Austin menenangkan sang menantu.

"Iya Pa, aku paham."

.

.

.

Di tempat lain, terlihat wanita cantik tengah memakai antingnya di depan cermin. Dirinya menatap pantulan wajahnya, memastikan polesan make upnya terlihat natural. Kedua sudut bibirnya terangkat, membentuk sebuah senyuman kala melihat tampilannya yang sudah sempurna.

"Kak Raisa,"

Raisa menoleh, menatap Naya—adik iparnya yang datang menghampirinya dengan bocah laki-laki di gendongannya. Dia lekas mengambil tas dan juga ponselnya, dia mengajak wanita itu keluar kamar. Hari ini dia berencana pergi untuk sebuah tugas sebagai seorang dokter.

"Titip Zira yah selama beberapa hari kedepan. Kalau dia susah di atur, tak apa kamu tegur saja dia." Ucap Raisa sambil menggandeng tangan adik iparnya itu.

"Tenanglah Kak, Zira adalah anak yang penurut." Balas Naya dan keduanya saling melempar senyum. Hubungan antara ipar itu sangat baik, keduanya juga tinggal bersama dan tak ada masalah perdebatan.

Raisa membuka pintu kamar putrinya, tapi di lihat gadis kecil itu masih tertidur pulas. Jadilah, dirinya mengurungkan niatnya dan tak mau mengganggu waktu liburnya. Naya gegas mengantar nya kedepan, di temani dengan putranya yang selalu menemplok dengannya.

"Ayo Kak, aku antar." Langkah Raisa terhenti saat melihat pria berkaca mata hitam yang sudah menunggunya di dekat pintu mobil.

"Enggak usah, aku akan naik taksi." Tolak Raisa.

"Sudah tidak apa-apa Kak, lagian Mas Zion juga sekalian ingin beli susu anak-anak." Terang Naya.

Zionathan Axelo, adik sekaligus kembaran Raisa itu membukakan pintu mobil untuknya. Terpaksa, Raisa menurut. Dia sebenarnya tak enak dengan adik iparnya, tetapi keduanya pun memiliki pengertian yang luar biasa sebagai ipar.

Sepanjang jalan Zion terlihat fokus menyetir, sesekali dia melirik spion mobilnya. Sampai, dirinya membuka suara karena merasa suasana mobilnya terasa begitu hening dan sepi.

"Kak, sudah dua tahun. Apa kakak tidak berniat menikah?" Tanya Zion yang mana membuat kegiatan Raisa pada ponselnya terhenti.

Raisa menikah dengan seorang abdi negara di usianya yang masih muda. Tapi saat dirinya hamil, suaminya di kabarkan gugur dalam bertugas. Dirinya masih merasa denial dengan kem4tian suaminya yang sangat cepat. Hingga akhirnya, di umur putrinya yang ke 8 tahun Raisa memutuskan untuk kembali menikah dengan pria yang tak lain adalah Xander Rey Lergan.

Sayangnya, di hari pernikahan—suaminya yang di kira sudah meninggal justru kembali. Menampakkan diri di tengah acara dengan keadaan yang belum lama terbangun dari komanya. Pernikahannya yang akan di laksanakan batal, Raisa memilih kembali dengan suaminya. Namun, di saat kebahagiaan baru saja kembali, suaminya justru meninggal di 6 bulan kemudian akibat serangan jantung yang mendadak.

"Tidak, aku tidak akan menikah lagi." Lirih Raisa dengan sorot kata penuh kepedihan.

Zion mengangguk, ia tak banyak lagi bicara dan membuka luka yang sedang berusaha Raisa sembuhkan. Sampai tiba mereka di lampu merah, Zion pun menghentikan mobilnya. Dia menunggu lampu kembali hijau setelah beberapa detik.

"Sudah hijau " Ucap Raisa.

Zion kembali melanjukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Namun, tiba-tiba dari arah kanan muncul sebuah mobil dengan kecepatan tinggi. Tabrakan tak terelakkan, keduanya pun saling menabrak dengan kencang dan menimbulkan kecelakaan pada kendaraan lain.

Raisa terbatuk, matanya menatap Zion yang sedang memeluknya. Pria itu sempat membuka sabuk pengaman untuk memeluknya agar terlindung dari benturan. Sayangnya, hal itu membuat Zion mengalami luka yang parah.

"Kak ...,"

"Zi—Zion, Zion!"

.

.

.

Xander memasuki sebuah rumah sakit milik keluarganya. Dia merasa ada yang perlu di bahas dengan direktur rumah sakit. Kedatangannya, di sambut baik oleh seorang pria paruh baya dengan jas putihnya. Xander gegas duduk di sofa yang ada di ruangan khusus setelah di persilahkan untuk duduk.

"Tuan Xander, saya sungguh merasa senang melihat langsung penerus Lergan." Ucap direktur rumah sakit tersebut.

Xander menegakkan tubuhnya, memandang datar pada pria di hadapannya. "Saya dengar, ada permintaan biaya tambahan untuk pembangunan rumah sakit. Bukankah bulan lalu sudah Papa saya berikan sisanya? Itu nominal yang sangat besar, untuk apa uang tambahan itu?"

Direktur tampak gugup, dia mencoba menjelaskan tapi dengan cara bicara yang berantakan. Xander merasa semakin curiga, raut wajahnya berubah penuh selidik.

"Ja-jadi begini, rumah sakit ...,"

BRAK!

Mereka di kejutkan dengan pintu yang terbuka secara kuat oleh seorang dokter. Dia datang dengan raut wajah yang panik, di jas dokternya juga terdapat bercak darah. Xander merasa, ada sesuatu yang gawat akan di sampaikan olehnya.

"Rumah sakit kedatangan korban kecelakanan beruntun, kami kekurangan tenaga medis!"

"Apa?" Direktur kaget, dia beralih menatap Xander. "Tuan Xander, maaf saya tinggal sebentar!"

Xander akan berbicara, tetapi ponselnya berdering. jadilah, dia memutuskan untuk mengangkatnya lebih dulu setelah tahu jika yang menghubunginya adalah sang mama. Dia tak pernah menolak panggilan dari wanita yang telah melahirkannya itu.

"Ya Ma? Aku sedang di rumah sakit, ada apa?" Tanya Xander.

"Kamu ada di rumah sakit? Xander, cek keadaan tantemu dan keluarganya. Mobilnya terlibat tabrakan beruntun!" Mata Xander membulat sempurna, dia ingat dengan jelas apa yang dokter tadi katakan. Segera, Xander berlari keluar dari ruangan itu. Ponsel masih tertempel di telinganya, kakinya tetap berlari di antara keramaian tenaga medis yang panik.

Banyak sekali korban yang berusaha di selamatkan, dan berbagai macam luka yang di dapat. Di antara keramaian, Xander mencari keberadaan keluarganya yang terlibat kecelakaan itu. Namun, tatapannya justru jatuh pada seorang wanita dengan pelipis terluka tengah menangis sambil mendorong sebuah brankar.

Ponsel yang Xander pegang jatuh begitu saja, jantungnya terasa berhenti berdetak. Suara bising tadi tiba-tiba senyap, waktu seolah berhenti berputar. Dirinya kembali bertemu dengan cinta pertama, mantan calon istrinya—Raisa.

"TOLONG SELAMATKAN ADIKKU! TOLONG SELAMATKAN DIA! AKU DOKTER RAISA DARI RUMAH SAKIT HARAPAN, SELAMATKAN ADIKKU! KU MOHON!"

Kepala Xander bergerak, mengikuti kemana wanita itu pergi mendorong brankar bersama dua orang tenaga medis. Hatinya membawanya bergerak mengikuti wanita itu, tapi tiba-tiba lengannya di raih oleh seseorang. Saat menoleh, ternyata Diah lah yang menariknya.

"Ma ....,"

"Tante dan sepupumu sudah di temukan, ayo!" Diah menarik Xander, tapi rasa penasaran Xander tetap pada Raisa yang menghilang di sebuah lorong. Kericuhan yang terjadi, membuatnya kehilangan jejak wanita itu.

"Ma sebentar! Ponselku tertinggal!"

_______

Hai Hai Haiiii

Pada nunggu cerita Xander yah😆 Rilis nih, siapin banyak tisu dan keadaan hati. Sudah sampai disini, harap baca sampai tamat yah kawan🫶 Semisal kalian kecewa kenapa kok Xander balik sama Raisa. Di cerita ini jawabannya😍

Terpopuler

Comments

Adhe Fitria

Adhe Fitria

padahal ngarepin xander jodohnya denganku😣😣😁😁🤭🤭🤭🤣🤣🤣apalah daya othor jodohin xander dengan raisa lagi🤭🤭

2025-07-01

22

🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀

🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀

Iya kok bisa balikan lagi, harusnya Xander dapat yang ting² dulu

2025-07-01

9

宣宣( 𝓧𝓾𝓪𝓷 𝓧𝓾𝓪𝓷 )

宣宣( 𝓧𝓾𝓪𝓷 𝓧𝓾𝓪𝓷 )

kalau Xander balik ama Raisa gx pa2 aku daftar jadi yg kedua aja....😜😜😂😂😂

2025-07-01

7

lihat semua
Episodes
1 Cinta yang tetap ada
2 Antara cinta dan obsesi
3 Aku sudah menikah!
4 Kemarahan keluarga Lergan
5 Masuk ke dalam keluarga Lergan
6 Satu kamar?
7 Makan malam penuh sindiran
8 Kita bercerai saja
9 Air mata Zira
10 Sup ajaib
11 Uang jajan yang berarti
12 Panggilan baru
13 Gengsinya Nyonya Erina
14 Suapan mesra
15 Cemburu kah?
16 Aku hanya ingin kamu!
17 Membekas
18 Impianku, memiliki anak denganmu
19 Obrolan malam
20 Jantung hati mama
21 Survei rumah
22 Bunga yang cantik untuk si cantik
23 Pindahan
24 Rumah baru, kisah baru
25 Bahagianya Zira
26 Taman hiburan
27 Kehangatan malam
28 Ayo buat bayi!
29 Usaha Dokter Gavin
30 Bertemu dengan kembar G
31 Sambutan hangat dari istri tercinta
32 Hadiah di pagi hari
33 Saran Naya
34 Hampir saja
35 Kemajuan yang baik
36 Kerinduan Raisa
37 Sekolah Zira
38 Kamu udah cinta kan?
39 Pesan godaan suami
40 Terbakar cemburu
41 Ini bentuk permintaan maafmu?
42 Malam pertama yang sempat tertunda
43 Kedatangan Diah
44 Perhatian mertua
45 Tingkah Kay
46 Istri pewaris keluarga Lergan
47 Lagi-lagi si Piton
48 Apa sudah jadi?
49 Ganti cuami baluuuu!
50 Testpack
51 Bagaimana hasilnya?
52 Apa aku yang bermasalah?
53 Gara-gara jus toge
54 Teman lama
55 Zevan rindu daddy
56 Kamu yang katakan, atau aku?
57 Kejujuran Xander
58 Keributan dua bocah
59 Pemeriksaan
60 Agar, cinta kita lebih kuat
61 Kesalnya Nyonya Erina
62 Kisah yang di wariskan
63 Usulan Reza
64 Kecurigaan Diah
65 Aku hanya mencintaimu
66 Bahasa yang berbeda
67 Sadarnya Zion
68 Permintaan Xander
69 Tindakan
70 Terima kasih, Sayang
71 Video Call
72 Malam spesial yang berantakan
73 Kerinduan seorang ibu
74 Kejutan
75 Pembelaan Diah
76 Hadiah dari mertua
77 Cetobeli Kay
78 Kembali
79 Sikap aneh Xander
80 Kemarahan Xander
81 Kamu tidak pernah mencintaiku!
82 Kedatangan Zion di kediaman Lergan
83 Kemarahan Diah
84 Rasa kehilangan
85 Aku merindukanmu
86 Antar aku ke sana!
87 Perkataan pedas Xander
88 Akhirnya pulang
89 Perhatiannya di balik sikap dingin
90 Triple baby
91 Kasih ayah
92 Kekhawatiran Xander
93 Larangan Xander
94 Rasa bersalah calon ayah
95 Mie ayam
96 Terselamatkan
97 Masalah Kay
98 Tangis Kayden
99 Duka yang mendalam
100 Demam
101 Keadaan Nyonya Erina
102 Permintaan maaf Nyonya Erina
103 Tak di inginkan
104 Saling memahami
105 Bertamu setelah menikah
106 Tak di sangka
107 Ulah calon bapak
108 Kejutan untuk Kayden
109 8 bulan
110 Mendadak operasi
111 Triple X
112 Sikap aneh Xavier
113 Kehebohan ketiga bayi
114 Keramaian kediaman Lergan
115 Tingkah Kayden
116 Tingkah yang berbeda
117 Siapa Zeta Mas?
118 Cemburunya Raisa
119 Keributan keluarga kecil
120 Resepsi pernikahan
121 Kado istimewa
122 Hasil testpack
123 Kelegaan Xander
124 Tingkah Xavira
125 Bayi cantik
126 Cinta yang sempurna
127 Bonchap
128 Bonchap 2
129 Cerita baru bulan ini
130 Bonchap
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Cinta yang tetap ada
2
Antara cinta dan obsesi
3
Aku sudah menikah!
4
Kemarahan keluarga Lergan
5
Masuk ke dalam keluarga Lergan
6
Satu kamar?
7
Makan malam penuh sindiran
8
Kita bercerai saja
9
Air mata Zira
10
Sup ajaib
11
Uang jajan yang berarti
12
Panggilan baru
13
Gengsinya Nyonya Erina
14
Suapan mesra
15
Cemburu kah?
16
Aku hanya ingin kamu!
17
Membekas
18
Impianku, memiliki anak denganmu
19
Obrolan malam
20
Jantung hati mama
21
Survei rumah
22
Bunga yang cantik untuk si cantik
23
Pindahan
24
Rumah baru, kisah baru
25
Bahagianya Zira
26
Taman hiburan
27
Kehangatan malam
28
Ayo buat bayi!
29
Usaha Dokter Gavin
30
Bertemu dengan kembar G
31
Sambutan hangat dari istri tercinta
32
Hadiah di pagi hari
33
Saran Naya
34
Hampir saja
35
Kemajuan yang baik
36
Kerinduan Raisa
37
Sekolah Zira
38
Kamu udah cinta kan?
39
Pesan godaan suami
40
Terbakar cemburu
41
Ini bentuk permintaan maafmu?
42
Malam pertama yang sempat tertunda
43
Kedatangan Diah
44
Perhatian mertua
45
Tingkah Kay
46
Istri pewaris keluarga Lergan
47
Lagi-lagi si Piton
48
Apa sudah jadi?
49
Ganti cuami baluuuu!
50
Testpack
51
Bagaimana hasilnya?
52
Apa aku yang bermasalah?
53
Gara-gara jus toge
54
Teman lama
55
Zevan rindu daddy
56
Kamu yang katakan, atau aku?
57
Kejujuran Xander
58
Keributan dua bocah
59
Pemeriksaan
60
Agar, cinta kita lebih kuat
61
Kesalnya Nyonya Erina
62
Kisah yang di wariskan
63
Usulan Reza
64
Kecurigaan Diah
65
Aku hanya mencintaimu
66
Bahasa yang berbeda
67
Sadarnya Zion
68
Permintaan Xander
69
Tindakan
70
Terima kasih, Sayang
71
Video Call
72
Malam spesial yang berantakan
73
Kerinduan seorang ibu
74
Kejutan
75
Pembelaan Diah
76
Hadiah dari mertua
77
Cetobeli Kay
78
Kembali
79
Sikap aneh Xander
80
Kemarahan Xander
81
Kamu tidak pernah mencintaiku!
82
Kedatangan Zion di kediaman Lergan
83
Kemarahan Diah
84
Rasa kehilangan
85
Aku merindukanmu
86
Antar aku ke sana!
87
Perkataan pedas Xander
88
Akhirnya pulang
89
Perhatiannya di balik sikap dingin
90
Triple baby
91
Kasih ayah
92
Kekhawatiran Xander
93
Larangan Xander
94
Rasa bersalah calon ayah
95
Mie ayam
96
Terselamatkan
97
Masalah Kay
98
Tangis Kayden
99
Duka yang mendalam
100
Demam
101
Keadaan Nyonya Erina
102
Permintaan maaf Nyonya Erina
103
Tak di inginkan
104
Saling memahami
105
Bertamu setelah menikah
106
Tak di sangka
107
Ulah calon bapak
108
Kejutan untuk Kayden
109
8 bulan
110
Mendadak operasi
111
Triple X
112
Sikap aneh Xavier
113
Kehebohan ketiga bayi
114
Keramaian kediaman Lergan
115
Tingkah Kayden
116
Tingkah yang berbeda
117
Siapa Zeta Mas?
118
Cemburunya Raisa
119
Keributan keluarga kecil
120
Resepsi pernikahan
121
Kado istimewa
122
Hasil testpack
123
Kelegaan Xander
124
Tingkah Xavira
125
Bayi cantik
126
Cinta yang sempurna
127
Bonchap
128
Bonchap 2
129
Cerita baru bulan ini
130
Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!