Kematian mendadak Gandawasa Natadharma, miliuner pemilik perusahaan game terbesar asal Indonesia yang bermukim di San Fransisco, Amerika Serikat, menimbulkan kecurigaan bahwa kematiannya tidak wajar.
Istrinya yang berbeda lima belas tahun lebih muda, Lily Kanissa Natadharma, tentu saja menjadi orang pertama yang paling dicurigai. Wanita yang pernah dikenal sebagai “Gadis Teh Botol”, sejak fotonya yang sedang minum teh botol di kelas ketika remaja, pernah viral. Gadis manis bermata indah dengan wajah polos bagai malaikat pada waktu itu, kini telah menjelma menjadi wanita yang luar biasa cantik menawan dan sangat berkelas.
Ketika digiring ke luar mansionnya yang mewah dengan tangan diborgol, para wartawan menghujani Lily dengan pertanyaan. Ia hanya melontarkan satu kata dengan wajah dingin, “Bodoh.” Lalu ia menundukkan kepala dan masuk ke mobil polisi tanpa mengatakan apa-apa lagi.
Detektif Maxmillian Anderson diuji kemampuannya untuk menguak fakta, mencari bukti-bukti serta menyelidiki motif yang membuat janda miliuner itu melakukan tindakan kriminal. Demi harta? Atau karena orang ketiga?
Benarkah dia pembunuhnya, atau ada orang lain yang melakukannya?
Namun, yang lebih penting adalah, mampukah Max menepis daya tarik Lily, yang dengan keanggunannya yang dingin, justru telah membuat hati Max terbakar sejak matanya singgah di wajah wanita itu, bahkan dari jauh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Sang Miliuner Telah Mati
Malam telah turun, kegelapan menyelimuti seantero negeri, hanya lampu jalan yang masih menyala. Seluruh gedung-gedung tinggi di Financial District San Francisco telah mematikan lampu, kecuali satu.
Gedung berlantai dua belas itu masih menyala. Seluruh jendelanya yang terbuat dari kaca masih menyorotkan cahaya lampu di dalamnya. Dari kejauhan, tampak masih ada bayangan orang sibuk hilir mudik di dalam gedung. Ini telah hampir tengah malam, tetapi seluruh karyawan masih belum ada yang pulang sedari siang, dan sayup-sayup terdengar telepon berdering tanpa henti. Semuanya sibuk, seluruhnya panik.
Itu gedung Silver Fox Game, Inc., perusahaan game terbesar di Amerika. Selama sepuluh tahun terakhir, harga sahamnya yang terdaftar di bursa saham Nasdaq di New York, telah meningkat dari $14 menjadi $60. Hampir lima kali lipat dari sejak pertama kali melenggang di bursa, bahkan hampir mengalahkan Intel, Corp., perusahaan multinasional Amerika yang bergerak di bidang teknologi dan korporasi, baik dari segi harga maupun secara persentase.
Sepuluh hari yang lalu, suara nyaring sirene ambulan membelah keheningan pagi kota San Francisco. Ambulan itu melaju menuju Presidio Heights. Jelas, yang sedang dalam keadaan darurat adalah salah satu orang terkaya yang bermukim di sana.
Pagi-pagi buta, Gandawasa Natadharma, pemilik Silver Fox Game, Inc., terbangun di rumahnya dengan kepala berputar. Ia terhuyung-huyung berjalan ke pintu kamar mandi dengan perut bagai diaduk-aduk, sebelum pingsan tanpa sempat mencapai pintu.
Ia ditemukan istrinya, yang tampaknya tertidur pulas, satu jam kemudian. Bibir suaminya telah membiru dan tubuhnya dingin. Istrinya menelepon 911 yang segera mengirim ambulan dan melarikan miliuner itu ke rumah sakit.
Setelah pemeriksaan menyeluruh, dan seluruh isi perutnya dikuras, nyawa sang miliuner berhasil diselamatkan.
“Bagaimana kondisi suami saya, Dokter?” Istri sang miliuner, Lily Kanissa Natadharma, yang menunggu seharian tanpa beranjak walau satu menit, bertanya begitu dokter selesai melakukan segala tindakan medis.
“Yang membuat suami Nyonya tidak sadarkan diri adalah keracunan.” Dokter memulai kalimat, yang langsung disambar istri sang miliuner.
“Keracunan? Tapi kami baru pulang dari pesta semalam, mengapa hanya dia yang keracunan?”
Dokter menatap wanita itu sejenak. Wanita yang tampak jauh lebih muda, cantik dan anggun. Wajah tanpa polesan dengan hidung kecil dan bibir kemerahan alami, serta bermata tajam, keseluruhan penampilannya tampak cerdas.
“Pesta apa?”
“Kami baru menghadiri undangan makan malam Presiden John Baker di Washington DC. Suami saya baru mendapat penghargaan Fifty Most Influential Young Entrepreneur -Lima Puluh Pengusaha Muda Paling Berpengaruh, yang ketiga kalinya.”
“Pesta itu selesai hampir tengah malam. Kami baru mendarat kembali di San Francisco tadi subuh, setelah hampir enam jam perjalanan dengan jet pribadi. Itulah sebabnya saya terlambat menemukannya, karena saya tertidur sangat pulas. Awalnya saya pikir dia kelelahan, atau terkena serangan jantung, tapi juga tidak mungkin. Suami saya tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Pemeriksaan terakhir EKG-nya sangat bagus. Kami rutin jogging setiap pagi.”
Dokter mengangguk-angguk, agak merenung.
“Hm… kalau begitu sepertinya bukan dari makanan semalam, karena Anda baik-baik saja. Masih harus dipastikan, seluruh isi perutnya telah dipompa dan sampel cairan telah dikirim ke laboratorium untuk diteliti. Sekarang dia sudah stabil tapi masih belum sadar, Anda boleh masuk menemuinya.”
“Baiklah, terima kasih Dokter, mohon lakukan yang terbaik.”
Lily menjabat tangan sang dokter, lalu memasuki ruangan dimana suaminya terbaring dikelilingi selang dan jarum infus yang menusuk pembuluh darah di tangannya.
Hasil lab keluar sore hari itu juga, dan tindakan lanjutan segera dilakukan.
Diperkirakan racun telah menyebar ke seluruh tubuh sang miliuner, sehingga seluruh darah yang mengalir di tubuhnya harus dicuci. Volume darah dalam tubuh manusia kira-kira berjumlah 7% dari berat badan mereka. Berat tubuh Gandawasa adalah 80 kilogram, sehingga volume darah di dalam tubuhnya sekitar 5,5 liter.
Bukan hanya dicuci dan dialirkan kembali, Gandawasa diberi darah utuh sebagai pengganti darah aslinya. Dia menghabiskan 10 kantong darah berisi 500 ml, atau hampir seluruh darah di dalam tubuhnya diganti. Ini untuk mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari sisa racun dan bakteri yang sangat berbahaya dan risiko kematian.
Setelah satu minggu, kondisi sang miliuner tampak stabil. Dia telah sadar dan bisa membuka mata, meskipun masih lemah dan belum bisa bersuara.
Namun, kondisi itu tidak berlangsung lama. Keesokan paginya, kondisinya kembali menurun cepat. Tampaknya tubuhnya merespon berlebihan terhadap infeksi atau zat racun yang belum bersih tuntas, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan dan kegagalan organ-organ tubuh.
Setelah koma tiga hari, tadi sore, miliuner asal Indonesia yang telah bermukim lama di negara bagian California itu, dinyatakan meninggal dunia setelah sepuluh hari dirawat di rumah sakit.
Saham Silver Fox Game, Inc. seketika terjun bebas begitu berita itu bocor ke media. Langsung meluncur tanpa hambatan ke tingkat terendahnya, bagaikan air terjun Salto Angel di Venezuela, air terjun tertinggi di dunia setinggi 979 meter. Saham senilai $60 itu kini hanya diperdagangkan di harga $12, bahkan lebih rendah dari nilai ketika pertama kali terdaftar di bursa. Dan masih belum berhenti bergerak turun. Grafiknya per menit menunjukkan lilin-lilin penuh berwarna merah.
Dalam dunia keuangan dan investasi, terutama ketika sahamnya telah menjadi milik publik, adalah wajar jika harganya naik turun di bursa, tergantung dari sentimen dan tren. Namun, berita besar tentang sosok kunci biasanya sangat berpengaruh. Misalnya seseorang penting tiba-tiba mengundurkan diri atau melepaskan jabatan, akan menjadi sentimen negatif yang membuat investor melepaskan saham. Apalagi berita kematian.
Dan kali ini, yang meninggal bukan sosok sembarangan. Ini adalah sang CEO, pemilik perusahaan tersebut. Sehingga hampir seluruh orang yang memiliki saham Silver Fox Game, Inc., yang diperdagangkan dengan kode SFGI di bursa, beramai-ramai melepaskannya dengan panik.
Karena, itu bukan kematian yang wajar. Diduga, kematiannya akibat dibunuh.
tapi ini Lily loh Max, ntah bisa tertarik atw tak yaak, Gandawasa orang satu negara sama Lily.
kok Aku curiga Kenneth ada kerjasama sama Lily bwt membunuh Ganda yaak🤔 ntah ada motif apa. mungkin yaak. Kenneth orang Asia kan? sama-sama Asia sama Lily.
Aku tadi sempet lieur ini karya apa, ehh baca Napen nya ternyata cover Lily Gandawasa gantiii
Ganbatte kak Dela... next yaak
lanjut thor...
" Wanjiruu orang yang cerdas klo iya dia yang membunuh Gandawasa pantas wae gituu caranya juga unik, alon alon tapi pasti."
tapi ehh di paragraf ini kak Dela udah dibuka😁
next kak
next kak
lanjutkan kak, semangat.
terimakasih udah update.
next kak Dela
setelah kmaren ada kecurigaan Ganda tewas kna salah sasaran yg seharusnya bwt calon presiden itu, aku skrng curiga ke mungkin seseorang yg mencintai Lily?
ini racun efeknya perlahan kan yaak?
ahh ntahlah masih blom teraba. bisa jadi juga pelaku nya ada dirumah Ganda itu juga selain Lily.
next kak up lagi yaaak
tak salah nemu bacaan nih, keren juga sama kek Damar dan Qing Qing.
ditunggu next up nya kak Dela
Ganbatte...