NovelToon NovelToon
Benih Kakak Iparku

Benih Kakak Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Anak Genius / Konflik etika / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:757.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Baby Ara

"Hentikan gerakanmu, Bella," ucap Leo berat sambil mencengkram pinggang Bella. Bulu halus di tubuh Bella meremang, napas mint Leo memburu dengan kepalanya tenggelam di perpotongan leher Bella membuat gerakan menyusuri.

"kak, jangan seperti ini."

"Bantu aku, Bella."

"Maksudnya bantu apa?"

"Dia terbangun. Tolong, ambil alih. aku tidak sanggup menahannya lebih lama," ucap Leo memangku Bella di kursi rodanya dalam lift dengan keadaan gelap gulita.

Leo Devano Galaxy adalah pewaris sah Sky Corp. 2 tahun lalu, Leo menolak menikahi Bella Samira, wanita berusia 23 tahun yang berasal dari desa. Kecelakaan mobil empat tahun lalu membuat Leo mengalami lumpuh permanen dan kepergian misterius tunangannya adalah penyumbang terbesar sifat kaku Leo.

Hingga Bella berakhir menikah dengan Adam Galaxy, anak dari istri kedua papa Leo yang kala itu masih SMA dan sangat membenci Leo.

Sebenarnya Apa yang terjadi pada Leo hingga ingin menyentuh Bella yang jelas-jelas ia tolak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby Ara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1. Kejadian dalam lift

"Bagaimana dok, apa istri saya hamil?"

Mendengar pertanyaan Adam, Bella duduk di kursi samping suaminya itu menunduk seraya saling meremas tangannya di atas paha.

Ini sudah ke sepuluh kali, mereka mendatangi dokter kandungan berbagai rumah sakit. Hanya untuk memastikan, apakah Bella sudah berbadan dua atau belum.

Mertua Bella berdiri di belakang kursi keduanya ikut buka suara.

"Pasti hamil kan, Dok? Soalnya, beberapa hari ini, menantu saya ini. Sering mengalami mual dan pusing, iya kan Bella?"

Bella ditanya menelan ludahnya. Sorot tajam mata mertuanya ter-poles shadow gelap dengan eyeliner melengkung tajam, khas ibu-ibu konglomerat membuatnya semakin takut.

"Iya, Ma tapi ...."

Bella ragu melanjutkan kata-katanya, takut mertuanya itu kecewa. Bella memang belum haid bulan ini namun mual yang sering ia rasakan, mungkin juga karena Bella memang memiliki maag akut.

"Diam lah kalian! Biar dokter membacakan hasilnya," sahut Adam pada Bella dan ibunya.

"Baiklah, Bapak, Ibu, saya ijin membuka suratnya."

"Silahkan, Dok," balas Adam.

Bella terus memperhatikan wajah sang dokter perempuan. Keringat dingin mulai membuat kening mulus Bella mengkilap.

Dokter tersenyum tipis pada Bella dan Adam.

"Dengan berat hati saya katakan, tuan Adam dan nyonya Bella harus mencoba lebih keras lagi. Bayi tabung bisa menjadi solusi."

Mendengar itu, Adam berdiri kasar disusul Bella yang ketakutan. Adam menarik tangan Bella dengan mencengkeramnya menuju pintu keluar. Mertua Bella, Devita. Mendengus sekilas lalu tersenyum anggun kembali pada sang dokter.

"Akan kami pikirkan, Dok. Kami permisi ya."

Di luar, Bella terhempas di samping pintu mobil di parkiran. Adam tidak segan membentak Bella habis-habisan. Orang-orang yang berada di sana hanya memperhatikan dengan bingung.

"Dasar istri tidak berguna! Apa lo itu mandul sebenarnya? Buat apa perawan kalo hamil aja susah! Asal lo tahu Bella, gue nikahin lo buat menghasilkan anak! Gue gak mau kalah start sama si lumpuh itu!" bentak Adam mencengkram kedua pipi Bella.

"Mas, sakit ...," rintih Bella mulai menangis.

"Alah! Cengeng banget lo! Ini yang gue gak suka sama lo, dikit-dikit nangis! Di ranjang juga, bisanya nangis!"

Kesal mendengar kata Adam, Bella mendorong dada suaminya kuat. Wajah Bella memerah malu.

"Mas, jaga omonganmu!" balas Bella membentak.

"Harusnya, kamu jaga Sikap! Wanita miskin tidak tahu diri! Mandul lagi!" timpal Devita datang dengan aura angkuhnya.

"Adam, Ayo pulang! Tinggalkan saja wanita tidak berguna ini!"

"Ma, Ma, maafin Bella. Mas adam seharusnya juga tidak berbicara kasar pada Bella. Bella juga belum tentu mandul karena kita belum sekalipun periksa kesuburan."

Plak!

Ucapan lembut Bella di balas tamparan keras di pipi kirinya. Bahkan kuku panjang bercat merah itu meninggalkan goresan di pipi putih Bella.

"Tuan."

Seseorang duduk di kursi roda dengan satu pengawal setia di belakangnya berada di sudut rumah sakit menyaksikan pertengkaran itu.

Mata tajam ber-iris abu-abu dan rahang tegas serta aura dingin penuh karisma darinya itu membuat siapapun ingin berlama-lama menatap ke arahnya.

"Biarkan saja," bibir merah si pria membalas acuh.

"Kau menuduh putraku mandul? Bukannya kata Adam kau yang selalu menolak di ajak periksa, hah?!"

Bella menatap Adam dengan linangan air mata namun suaminya itu seakan tidak perduli.

'Mas Adam, tega sekali memfitnahku,' batin Bella nelangsa.

"Ma, itu--"

Adam segera memotong perkataan Bella. Takut istrinya mengatakan sejujurnya.

"Tidak perlu di dengar, Ma. Ayo pulang."

"Benar! Buang-buang waktu berbicara dengan udik ini!"

Keduanya memasuki mobil dimana Adam yang menyetir. Seiring mobil berjalan pelan hingga melaju kencang, Bella berusaha berlari mengejar dengan tak henti mengetuk kaca mobil.

"Mas! Ma! Tunggu!"

Bukannya berhenti, mobil itu semakin tancap gas hingga Bella tersungkur di aspal menyebabkan kedua lututnya lecet dan nyaris tertabrak mobil Porsche di belakangnya.

Tin!!

"Maaf, maaf ...."

Bella menangkupkan tangan di dada lalu menyeret kakinya tertatih ke bahu jalan.

Mobil itu melaju kembali. Bella mendudukkan diri di halte sambil membuka sendal flat ber-talinya yang putus karena berlari tadi. Bella mulai menangis terisak.

"Aku tahu pernikahan kita terpaksa mas, tapi sedikit saja, kasihani aku selayaknya istrimu. Aku memang gadis bodoh, tidak bisa apa-apa. 2 tahun aku berusaha menerima sikap kasar mu mas tapi sampai kapan?"

"Tuan, maaf. Kenapa nona Bella tidak kita berikan tumpangan? Nyonya Devita pasti tidak memberinya sepeser uang," tanya sang Bodyguard merangkap jadi sopir itu.

Dia tahu, tuannya di kursi belakang setia menatap Bella dari kaca spion.

"Bukan urusanku! Jangan pernah kau panggil jalang itu nyonya atau ku potong lidahmu," suara datar penuh ancaman tersebut membuat sang bodyguard bergidik.

"B-baik Tuan ...."

***

Bella tiba di rumah pukul delapan malam. Perut lapar dan kehausan parah dengan kondisi basah kuyup membuat Bella baru melangkah masuk dalam lift tidak melihat orang yang berada di dalamnya.

Bella terjatuh di pangkuan pria yang setia menatap Bella datar dari kursi rodanya itu. Bella merasa suhu hangat, menempel erat membuat basah kaos putih pria tersebut.

"Begitu nyaman kah di pelukanku?"

Alarm berbahaya berbunyi di kepala Bella mendengar suara berat itu. Menyadarkan wanita berusia dua puluh tiga tahun tersebut. Bella segera melompat lalu berdiri kaku.

"Kak Leo ...."

Bella menelan ludahnya gugup.

Leo Devano Galaxy adalah pewaris sah Sky Corp. Usia hampir kepala tiga malah membuat laki-laki berdarah campuran tiga negara Korea, Rusia, dan Indonesia itu semakin menawan.

Kakek Leo berasal dari Rusia sedangkan neneknya dari Korea dan ibu kandung Leo asli orang indonesia.

Kecelakaan mobil empat tahun lalu berhasil membuat kaki Leo berhenti berfungsi. Leo dinyatakan lumpuh permanen. Tunangan Leo bersamanya di nyatakan meninggal namun Leo tidak sekalipun tahu dimana kuburan kekasihnya itu.

"Maaf kak, baju kakak basah karena aku."

"Kau baru pulang?"

Bella tertegun, ini kali pertama Leo berbicara dengannya. Biasanya, laki-laki lulusan magister manajemen di Harvard dan menyandang predikat mahasiswa terbaik itu terlihat acuh pada Bella.

"Iya kak." Bella mengangguk.

Ia tidak teliti melihat wajah seputih kapas Leo yang memerah seperti menahan sesuatu.

"Naik apa?"

"Naik taksi," bohong Bella.

Sepeser uang saja dia tidak memegangnya bahkan tas selempang dan ponsel miliknya tertinggal dalam mobil Adam, suaminya.

"Lalu kenapa bisa basah? Kakimu juga lecet."

Bella menatap arah telunjuk Leo. Kakinya memang memerah dan perih. Sepertinya, Leo tahu Bella berbohong. Beberapa menit terdiam. Bella keheranan mendengar geraman aneh Leo.

"Kakak kenapa?" Bella menyentuh sebelah lengan berotot Leo namun ditepis kasar oleh pria itu.

"Menjauh. Keluar lah dari sini sekarang juga!"

"Tidak kak. Jawab dulu, kakak kenapa?" Bella bersikeras bertanya.

"Keluar, Bella!" bentak Leo hingga urat kehijauan menonjol di lehernya.

Bukannya pergi, Bella tetap bertahan di tempatnya.

"Pergi!!" Teriak Leo membahana akhirnya sampai membuat Bella menutup kedua telinganya. Tangan Leo di atas paha saling mengepal hingga memutih.

"Iya kak, iya. Aku pergi," ucap Bella gemetar menahan dingin dan ketakutan.

Padahal Bella hanya ingin membantu Leo, tapi laki-laki itu sepertinya kembali menciptakan jarak.

Saat Bella akan keluar, lampu lift mati dan pintu besi itu spontan menutup.

Bella yang memang takut kegelapan berlari kembali dan masuk ke pelukan Leo. Napas Leo semakin memburu bagai predator karena ulahnya. Tubuh pria tersebut yang memang sudah panas tambah semakin panas.

"Kak, Aku takut kak. Aku phobia gelap. Tolong jangan usir aku, kak ...."

Bella tidak sadar menangis di pangkuan Leo.

"Emmm ...."

"kakak kenapa? Apa aku berat? Ini kok ada keras-kerasnya. Tadi, perasaan nggak ada."

Bella keheranan, ditengah kegelapan bokongnya bergerak tidak nyaman di atas paha Leo.

"Hentikan gerakanmu, Bella ...," ucap Leo serak mencengkram kiri-kanan pinggang Bella.

Bulu halus di tubuh Bella merinding seketika, napas mint kakak iparnya itu memburu. Wajahnya tenggelam di perpotongan leher jenjang Bella bergerak menyusuri. Mengendus aroma mawar menguar dari sana.

"Kak, jangan seperti ini."

"Bantu aku, Bella."

"Ba-Bantu apa kak?" Bella semakin gugup.

"Dia terbangun. Tolong ambil alih. Aku tidak bisa menahannya karena posisi ini. Aku harap kau tidak keberatan ...."

Belum sempat Bella menjawab, bibir hangat nan basah milik kakak iparnya itu mendarat di bibirnya.

Cup!

Mata Bella membulat sempurna. lumatan menuntut diikuti tangan berurat Leo di bawah sana menapak tanpa sungkan di area milik Adam seorang.

Bella memberontak namun kekuatan Leo begitu memenjaranya. Bunyi robekan kain mengisi ruangan itu disertai tangis pilu Bella.

Dua orang di luar lift, tersenyum penuh kemenangan.

"Rencana kita berhasil!"

1
👸 Naf 👸
wahh Brian musuh dlm selimut nee.
yg bantu Kanara kayaknya Brian, duh tertipu nee aku 🤦🏻‍♀️
👸 Naf 👸
Ya udh ama Brian ajaaa deh, dia tulus sm kamu, dan kekuasaan Brian samaa besar dgn Leo, jd Brian bs melindungi kamu Bella
👸 Naf 👸
Mak lampir Devita
Muhtar Okong
kak kapan di lanjut lagi ceritanya??
Nurulhikmah Hikmah
mana up nya thor
Uum Uum
lanjut ka lg seru nih
sarah shen
bodoh lo bela mana mungkin penjahat mau nolong lo 😬
Muji Lestari
lama sangat Tor up nya
Muji Lestari
lama sangat up nya thor
Umi kalsum
Thor semangat tak tunggu updatenya
Ken L
othor lama banget ga upload ceritanya
ˢ⍣⃟ₛ𝓙𝓲𝓫𝓻𝓲𝓵 ᴬᴰᴵᴻᴰᴬɯɐɨʈ🎧
jika kau turuti kemauan kanara kamu pasti akan menyesal Sam
ˢ⍣⃟ₛ𝓙𝓲𝓫𝓻𝓲𝓵 ᴬᴰᴵᴻᴰᴬɯɐɨʈ🎧
bagus Setelah di ambil darahnya siksa tu kanara bikin dia takut untuk mati
Asih Rahmadhani Bohara
g niat lanjutin thor?
Aurora
Luar biasa
Astrina Maulina
thor up lagi dong
Leak Essence
kok nggak lanjut² ya thor
AResha
mana outhor dah lama gak up kangen bella leo🤣
Raimah Ime
blum di lanjut ka
Rilla Amini
ayooo kak crazy up. keburu lupa alur crtanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!