Sandiwara Cinta
“Jika kau suka dia katakan saja!!” ujar seseorang di ujung sana. Ternyata dia adalah Angel sahabat sekaligus pacar dari Brayen sahabatku. Gubrak tak sengaja aku yang sedari tadi memperhatikan mereka,
0
0
Hadiah Terindah
Mungkin senja tidak ingin menunjukan keindahannya lagi. Mungkin pelangi pun juga begitu. Sudah 3 hari hujan turun di Solo. Ini hari pernikahanku. Namaku Reni. Tidak banyak yang menarik dariku. Hanya b
0
0
Caution With Your Friend
Apa yang lebih sakit daripada ditinggalkan seseorang yang paling kau sayang? Tentu saja ada. Ada yang lebih sakit daripada itu. Mencintai seseorang yang begitu dekat, tapi cinta yang selalu bertumbuh
0
0
Partner Senja (Part 1)
Angin sore itu lembut menyapanya, Ia menikmati suasana sore yang begitu romansa dalam indera penglihatannya. Ia selalu jatuh cinta pada suasana sore hari, saat mentari yang lelah bergelayut manja pada
0
0
Pagi, Maaf Kuselingkuh Dengan Hujan
Dulu, aku cukup setia menyukai pagi. Wujud harapan baru yang mendekap hangat setelah gelap. Ia tak pernah ingkar janji untuk datang. Tapi, setiaku runtuh sebab aku mulai selingkuh karenamu. Iya, kamu
0
0
Perkawinan Cincin Berkarat
“Sudah cukup, sekarang kau boleh pergi” dengan berbalik arah, Linggar berkata lembut. “Tapi mengapa? Ini adalah kesalahan, dan tiap kesalahan pasti ada cara pembenarannya” Indah menyela. “Kesalahan ak
0
0
Saat Bersama Pandu
Alamat terlambat. Pandu sialan! Motor saja boleh terlihat gagah berani, merah mengkilap. Baru berjalan beberapa ratus meter, sudah mogok di tengah jalan sepi antah berantah. Lagi-lagi aku menjadi jasa
0
0
Tuhan… Aku Mau Yang Itu (Part 1)
“Saya terima nikah dan kawinnya Naniya Asya binti Raysan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai…” “Sah?” “Saahh!!” “Sah?” “Saahh!!” “Alhamdulillah hirabbil’alamin…” Seruan lega terdengar dari seluruh
0
0
Tuhan… Aku Mau Yang Itu (Part 2)
“Naniyaaa!!” Teriakan tepat di telingaku membuatku terlonjak kaget bangun dari tidurku. Aku membuka setengah mataku yang benar-benar masih berat karena merasa baru tidur. Wajah Davin tampak tepat di d
0
0
Tuhan… Aku Mau Yang Itu (Part 3)
3 minggu menjelang pembukaan pabrik di Malang, Davin mulai menunjukan perubahan, dia full time di kantor dan mulai serius mempelajari apa-apa yang aku ajarkan, hampir setiap hari kami pulang kerja ber
0
0
Hanya Kamu
Hari itu, hari Minggu, pukul sembilan tepat, aku bertemu dengannya di taman. Seseorang yang kini menjadi bagian dari kenangan hidupku, sedang kurindukan. Mataku bergulir melihat jalanan pekarangan rum
0
0
Dilema Berakhir Indah
“Vo, tadi aku ketemu sama kak Al”. Aku hanya membalasnya dengan senyuman manisku. “Kamu mau nolongin aku nggak?”. “Emang mau nolongin apa?” tanyaku tanpa mengalihkan pandangan dari novel yang tengah k
0
0
Rapuh
Beribu kali ucapan cinta terdengar. Hantaman kuat bak kilat menyambar menerobos jauh ke dalam relung hati. Menyayat serpihan hati yang tersisa. Kali ini aku mundur. Aku membiarkanmu memilih bunga yang
0
0
Apakah itu Aku?
“Setiap hari kamu selalu memberiku perhatian, tapi mengapa saat ini semua perhatianmu lenyap begitu saja? apakah aku ada di hatimu, apakah yang kamu sebut dalam doamu itu aku? semua itu adalah sebuah
0
0
Sepotong Hati
Nila tak tahan jika harus berpisah dari suaminya, Mas Pram. Sudah setahun ini mereka menjalani hubungan jarak jauh. Sejak 10 bulan lalu Nila mengajukan pindah pada instansi tempatnya bekerja. Selama i
0
0
Sang Pengkhianat
Kuingat semua yang terjadi, ingin kulupakan namun kejadian itu masih saja terbayang, kejadian dimana aku dan dia akan segera menikah, ketika aku dan dia akan menjadi sah tiba tiba terdengar teriakan s
0
0
Sang Pemanah Hati
“Dan pada akhirnya, para pemanah pun akan merasakan sakit dari anak panah yang telah mereka lontarkan, mampukah kalian menahan rasa sakitnya” Bbbuughhh… Dengan sadar tian pun telah melesatkan pukulann
0
0
Adik Atau Kakaknya
Teeeettt… Denteng bel sekolah terdengar nyaring di telingaku, yahh, jam istirahat pertama telah tiba. Waktu yang tepat untuk pergi ke kantin untuk membeli makanan ringan. Aku dan Ozi melangkahkan kaki
0
0
Khianat Cinta Dan Sahabat
Pagi yang cerah ini nadia berangkat dengan wajah tak bersemangat, mata merah dan bengkak, hidung mancungnya pun memerah, siapa saja yang melihatnya akan merasa iba. “nadia.. kamu gak sarapan sayang” T
0
0
Di Sini
Laki-laki itu kembali tersenyum. Masih sama seperti tiga tahun lalu sejak aku pertama kali menemuinya. Namun senyuman itu bukan untukku, melainkan untuk perempuan yang dicintainya. Mereka berdua sanga
0
0