Teeeettt… Denteng bel sekolah terdengar nyaring di telingaku, yahh, jam istirahat pertama telah tiba. Waktu yang tepat untuk pergi ke kantin untuk membeli makanan ringan. Aku dan Ozi melangkahkan kaki keluar dari kelas menuju kantin. Sesampainya di sana aku tak bisa memesan makanan yang ingin aku beli hari ini. Aku hanya melihat puluhan orang yang memenuhi kantin dan saling mengantri di stand stand yang tersedia di kantin.
Waktu ku duduk di kursi kantin tiba-tiba dua orang perempuan menghampiriku dan, “Haii Di mau makan nih ya?” sapa mereka hangat kepadaku “Ehh cuma Ardi doang yang di sapa nih? Aku” Celetus Ozi sambil menunjuk dirinya sendiri “Ngapain nyapa kamu aku gak kenal, Hehehehe” Jawab keduanya bebarengan. Yahh, Rana dan Rani dua saudara kembar yang ke mana mana selalu bersama. Rana adalah kakak Rani, dia Cantik dengan rambut panjang yang terurai dan mata yang sayu. Begitu juga dengan Rani sang Adik.
“Eh di nanti kamu acaranya mau ke mana nih?” tanya si Rani kepadaku dengan wajah kepo dengan cerocosnya si Ozi menjawab “Ih Ardi mulu yang ditanyain dari tadi, aku cemburu nih Ni” “Ngarep banget ya ditanyain adiku” goda Rana terhadap Ozi “Dasarr Ozii kayak ikan lele aja gampang nyamber” godaku “Nanti malem ya? Kayaknya aku mau ngedate sama seseorang nih” dengan mata genit terhadap Rani “Okke Finee” Rani langsung pergi meninggalkan kami bertiga. Rana kebingungan melihat adiknya, akhirnya dia menyusul adiknya tadi.
Plakk pukulan kecil di kepalaku “Ehhh emang kamu nanti mau ke mana?” tanya ozi penuh penasaran “kamu kok kepo sihhh” jawabku “Ohhh gitu ya udah punya pacar gak mau bilang bilang sekarang” dengan wajah judes yang dilempar kepadaku “Ihhh pacar, Sepikan aja gak punya, Yaaaa keluar sama kamu lah. kan kita nanti malem mau ke kedai yang kemaren, bego banget sihh” “emang kita janjian ya sayy?” ngedipin mata sambil menjulurkan lidahnya maju mundur serta memelukku “Najissss” aku lari darinya.
Malam harinya aku pun menjemput Ozi dan berangkat menuju kedai tersebut. Tiba tiba di kedai tanpa sengaja aku bertemu Rana dan Rani. “Ehhh Kalian juga di sini to?” sapaku terhadap mereka. “Kok kalian ke sini? ngikutin kita ya? ohhh iya duduk dulu sini jangan berdiri gitu” pintanya “Gee eeR BANGET kamu Ran, kita berdua lagi kencan, Ya kan Di?” Cerocos Ozi yang aku iyakan. “Ohhh jadi kalian kencan? terus mana ceweknya? dengan muka judes Rani bertanya dan dia meninggalkan kami lagi untuk kedua kalinya. “Oziii mulutnya dijaga dong, kejar tuh adek aku” dengan gemas Rana menyuruh Ozi
Ketika kita duduk berdua dan hanya ditemani minuman Rana dan Rani karena aku belum pesen apapun. dan tiba tiba Rana bicara gak jelas terhadapku “Di jujur ini memalukan tapi aku gak bisa nahan perasaanku lagi, sebenarnya Aku suka sama kamu. Tapi aku tahu kalo Rani adikku juga suka sama kamu.” tittttt tiba tiba hatiku berhenti berdetak. Uhhh sial kenapa dia menyatakan perasaan terhadapku? gerutuku di dalam hati “Maaf Ran sebenernya aku juga suka sihh. Tapiiii. belum usai perkataanku terucap tiba tiba seseorang membalas perkataanku “Tapi APA?!” dengan nada keras Kutengok ada Ozi dan Rani yang mungkin sudah tau pembicaraan kita. mereka berdua saling menatap kami dengan sinis sampai akhirya mereka meninggalkan kami berdua.
Setelah Rani dan Ozi meninggalkan kami berdua di kedai. Aku dan Rana saling merasa bersalah atas kesalah pahaman ini. “Na.. sebenarnya aku juga suka sama kamu, tapi Ozi juga menyukaimu” jelasku terhadap Rana “Iya di aku ngerti kok tapi cinta kan gak bisa disalahkan, aku itu baru suka cowok ya sama kamu aja” dengan mata yang berbinar binar
terakhir kutatap mata indahmu di bawah bintang bintang terbelah hatiku antara cinta dan rahasia ku cinta padamu namun kau milik sahabatku dilema hatiku andai ku bisa berkata sejujurnya jangan kau pilih dia pilihlah aku yang mampu mencintamu lebih dari dia bukan ku ingin merebutmu dari sahabatku namun kau tahu cinta tak bisa tak bisa kau salahkan
Pas banget pelayan kedai memutar lagu ini. Setelah kita saling berbincang dan menyelesaikan perasaan kita yang lama terpendam dan terhalang persahabatan maupun persaudaraan. “Naa nanti kalo kamu nyampe rumah bilangin ke Adikmu aku minta maaf soal malam ini” “Iya aku juga minta maaf sama Ozi ya Di”
Kami berdua berdiri dan meninggalkan kedai. Rana yang kebingungan karena takut pulang sendiri dan aku juga bingung kana motorku dipake sama Ozi tadi. Aku pun memberanikan diri untuk mengajak pulang Rani berdua. “Ran, sepeda motor aku dipake Ozi nih salah aku juga lupa kalo dompet aku ada di jok sepeda, boleh nebeng gak. rumah kita kan searah” “Emmm gimana yaa, ya udah deh lagian aku juga takut kalo pulang sendiri. di sana kan serem kalo jam segini” “Kunci motor itu diberikannya kepadaku dan aku mulai mengambil motor Rani. Setelah Rana naik di jok belakang motornya aku mulai menjalankan motor ini dengan kecepatan sedang
“ngomong-ngomong tadi kamu bilang kalo kamu baru suka cowok, yaitu aku” dengan berani tapi malu Sambil nyubit samping perut aku “Emmm gimana yaa, iya sih aku itu suka kamu waktu baru penerimaan Murid baru 5 bulan yang lalu. Ahhh susah jelasinnya aku bingung” sambil memukul mukul pundakku
Setelah 15 menit akhirnya aku sampai di depan rumah Rana, dan kulihat sepedaku terparkir di depan rumah Rana juga. tiba tiba keluar Rani dari dalam rumahnya dan disusul oleh Ozi. mereka yang berdua melihat kita berdua langsung cuek dan pergi begitu saja. Rani masuk ke dalam rumah dan Ozi menghampiriku sambil memberikan kontak sepeda motorku. Dia pun berjalan pergi pulang dengan jalan kaki meninggalkanku.
Cerpen Karangan: Ardi M. Wahid Blog / Facebook: ardidihaw.blogspot.co.id / Ardi M. Dihaw