"Papa, papa lagi cibuk ya?" Jelita berbicara dengan gaya cadel seperti bayi sambil menggendong Leon.
"Tidak sayang, jagoan papa sini. Sebentar lagi sudah." Kata Leo yang kemudian mematikan laptop.
Jelita nampaknya ingin menyampaikan sesuatu, tetapi di urungkannya. Jam di dinding terus berdenging perlahan, menunjukkan pukul 24 : 00. Mungkin ini merupakan hal baru bagi Leon untuk menyesuaikan diri di tempat yang asing. Leon terus saja mengajak Leo bermain dengan terus berceloteh riang dan melonjak lonjak di atas pangkuan Leo.
"Ma, Leon sepertinya mau ngajak begadang papa deh. Sedari tadi belum tidur juga." Keluh Leo tentang Leon yang masih riang bermain.
Jelita meregangkan tubuhnya dan merebah di atas ranjang miliknya dulu. Kini mereka menginap di rumah ibu Dewi di desa karena tidak mungkin Leo akan pulang begitu saja, Leo sangat ingin menjadi bagian penting untuk acara pernikahan Nana. Di dalam lubuk hati Leo, dirinya masih merasa jika semua yang bersangkutan dengan keluarga istrinya adalah tanggungjawabnya. Meski begitu Leo tetap senang dan ikhlas menjalaninya.
"Nak, tidur ya. Ini sudah malam, coba bawa sini Pa. Biar Mama nenenin." Ucap Jelita sambil mengikat asal rambutnya dan mengulurkan tangannya.
"Iya ini coba Ma, Papa juga udah ngantuk banget." Keluh Leo yang memang terlihat letih.
Seharian ini, Leo tidak ada jeda untuk beristirahat. Nia sudah tidak bekerja dengannya lagi, jadi mengurus Leon dan Leoni adalah pekerjaan full time bagi Jelita dan Leo. Leoni masih lebih mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan tempat dan suasana baru. Malam ini Leoni tidur dengan neneknya sedangkan Leon sedari tadi terus saja menempel dengan Papanya.
"Nak, nenen ya. Terus bobok, besok kita jalan jalan pagi sama Papa. Kita main bareng ya." Ucap Leo sambil mengusap lembut pucuk kepala Leon.
Tanpa suara Leo terus saja berkomat kamit membacakan doa sambil terus membelai lembut kepala kecil Leon. Perlahan Leon mau tertidur pulas dengan satu tangan yang masih menggenggam tangan sang Papa. Entah mengapa malam ini Leon yang lebih dominan.
Jelita menatap lekat wajah suaminya yang sudah terlelap. Diciumnya perlahan kening dan bibir Leo dan Leon. Kedua lelaki pemilik hati jelita ini sungguh tampan. Mereka tertidur pulas dan damai.
Terimakasih ya Allah, engkau telah menurunkan kedua malaikat ini sebagai pelengkap hingga akhir hayatku. Terimakasih ya Allah atas segala nikmat dan karunia- Mu. Gumam jelita mengucap syukur kepada Allah SWT.
" Makasih juga Pa untuk hari ini. I love you Pa." Bisik Jelita lirih di telinga suaminya.
"I love you too Mama sayang." Jawab Leo lirih yang ternyata mendengar ungkapan sayang istrinya.
Jelita tersenyum senang dan memeluk erat kedua malaikatnya itu. Hatinya sungguh bahagia dan mensyukuri nikmat Allah SWT. Pernikahan Nana dan Reza tidak hanya menyatukan Nana Daan Reza tetapi juga membangun perasaan cinta lebih dalam antara jelita dan Leo. Di titik seperti inilah baik Leo maupun jelita bisa merasakan CINTA yang BERHARGA dalam denyut nadi mereka, Bukan hanya sekedar bahagia di dunia. Tetapi Jelita dan Leo punya misi hingga bersama menuju ke surga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lilyreum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CINTA Yang BERHARGA Komentar