Jangan pernah berhenti berdoa, karena dalam lelapmu ada doa doamu yang masih menggantung di atas sana. Berbaris rapi menunggu giliran untuk terkabul. Jangan meremehkan dan jangan pernah meragukan.
🍄🍄🍄🍄
Sinar matahari menembus tirai jendela yang menerawang. Hangat sinarnya perlahan membangunkan Leo, dipandangnya dengan lekat wajah Jelita yang tepat berada dihadapannya. Perlahan tangan Leo mengusap lembut wajah dan pipi Jelita sambil mengecup pipi, mata, kening, hidung dan dagunya.
"Mas, ah ga mau!" Rengek Jelita sambil mengusap bekas kecupan Leo di wajahnya.
Leo mengernyitkan dahi dan memandang aneh Jelita.
"Kenapasih ga mau? huh? huh?" Kata Leo sambil kembali menciumi wajah Jelita.
"Mas ah, bau jigong!" Keluh Jelita dengan bibir yang mengerucut.
"Bau? huh? Ta, bau kayak gini nih seperti bau wangi surga." Ledek Leo sambil terkekeh geli.
Jelita memanyunkan bibirnya dan mengikat asal rambutnya. Masih hanya dengan mengguakan bra dan celana pendek, terlihat perut buncit Jelita semakin menonjol.
"Sayang, kamu semenjak hamil jadi tambah seksi deh." Ucap Leo merayu Jelita.
"Mas, ga usah bikin kesel pagi pagi deh ya." Ucap Jelita yang tengah beranjak berdiri.
"Sini dulu geh, Mas kasih tau." ucap Leo sambil menarik tangan Jelita dan membuat Jelita terduduk di pangkuan Leo.
"Apa? Bapak Leo Anggara yang tamvan gagah dan berwibawa?" Ucap Jelita menekankan kata berwibawa sambil memasang senyum paksa di wajahnya.
"Inget, kegiatan kerja kelompok kita setelah sholat subuh tadi?" Tanya Leo.
"Ingetlah. Jangan bilang kalau kali mau nambah lagi sayang?" Tandas jelita sembari mengerutkan alisnya.
"Enggak sayang, aku tau kalian capek. Cuman aku masih pengen manja manjaan." Rengek Leo sambil menciumi leher Jelita.
"Geli Mas. Oh, kirain mau nambah lagi. Mas bisa usapin pinggang belakang aku? Nyeri!" Keluh Jelita sambil meletakkan satu tangan Leo di pinggangnya.
Leo tersenyum Manis sambil mengangguk dan mengusap lembut pinggang Jelita. Tangan Jelita pun mengusap lembut kepala Leo dan menciuminya.
"Akhirnya doa Mas terkabul juga. Mas bahagia bisa berkumpul lagi dengan kalian." Ucap Leo sembari berbicara menghadap ke perut buncit Jelita.
"Memang, apa doamu mas?" Tanya Jelita yang penasaran.
"Waktu kamu pergi, dan aku menyadari bahwa apa yang sudah aku lakukan adalah salah. Aku sempat terpuruk dan jarang Masuk kerja. Kadang aku minum minuman, terkadang aku tidur seharian. Sampai entah kenapa, tiba tiba aku merasakan hal aneh dan mulai sering memimpikan kamu membawa dua ekor burung yang cantik. Kedua burung itu mengikutimu kemanapun kamu pergi."
"Wajahmu bahagia saat itu, dan tiba tiba kamu menggandeng tanganku dan kita duduk bersama di sebuah taman. Lalu aku terbangun tepat pukul 3 pagi. Hatiku tiba tiba bergetar aku tiba tiba tergerak untuk melakukan sholat tahajud." Kata Leo sambil mengambil nafas panjang untuk melanjutkan ceritanya.
"Dari semenjak saat itu, aku menjadi lebih dekat dengan Nya dan sering berdoa di sepertiga malam. Aku selalu berdoa agar aku di beri kesempatan untuk menjadi Ayah dan suami yang baik. Aku ingin berkumpul bersama keluarga kecilku. Dan sekarang doaku terkabul." Ucap Leo masih dengan wajahnya yang berada di dekapan Jelita tepat di dada.
"Mas, aku juga tidak tau sejak kapan aku mulai mencintaimu. Tapi entah kenapa aku memiliki keyakinan jika kamu adalah lelaki yang baik. Aku jatuh cinta pada kesungguhanmu Mas." Ucap Jelita sambil menciumi pucuk kepala suaminya.
"Tapi Mas, besok libur dua malam ya. Malam ini sudah habis kamu borong semua. Ingat kata dokter, jangan keseringan!" Ucap Jelita mengulangi pesan dokter.
Flashback on.
"Sudah sana, kalian pulang. ini sudah malam, kami mau melanjutkan kerja kelompok." Kata Leo sambil mendorong tubuh Dika dan Farhan menuju pintu utama.
"Dasar, teman durhaka kamu ya le! Habis manis sepah di injek!" Ketus Farhan sambil berjalan keluar dengan terpaksa.
"Iya, awas kalau hasil kerja kelompoknya jelek. Ga kita akuin sebagai ponakan pokoknya." Sambung Dika mengikuti langkah Farhan dan Leo.
"Makanya cepat sana, keburu habis jam belajarnya!" Ucap Leo sambil mendorong tubuh Dika dan Farhan keluar lalu menutup pintu.
Dika dan Farhan berdiri di depan pintu sambil mengomel.
"Dasar, kelamaan ga di keluarin tuh ya gitu. Jadinya beku, mampet di otak." Celetuk Dika kesal.
"Enggak, aku tebak pasti udah jadi ingus di jidat. Makanya kayak gitu." Sambung Farhan.
"Kalau dia ga di keluarin berapa bulan jadi gitu efeknya. Apa kabar kita yang keluarnya cuma seadanya?" Kata Farhan.
"Seadanya? Punya kita udah ngegumpel jadi mentega putih di dalem. Besok besok kalau mau keluar di lumerin dulu yang lama. Hahaha! " Ucap Dika ngawur.
"Hahaha, mulut lu Dik!" kata Farhan.
Obrolan yang tidak berfaedah antar dua orang pria yang belum menemukan pasangan hidup. Farhan dan Dika sama sama melajang dan belum menemukan pasangan untuk menyalurkan kesenangan batin mereka.
Di kamar.
Pergulatan panas sudah terjadi. Desahan demi desahan terus meluncur dari bibir Leo dan Jelita. Kenikmatan yang sekian lama tidak mereka rasakan, kini akhirnya bisa tersalurkan.
Leo melakukannya dengan epic dan lembut sesuai arahan dokter dengan tempo yang perlahan. Jelita menikmati permainan yang di suguhkan oleh Leo meskipun bercampur rasa nyeri di pinggang yang semakin terasa.
Satu centi pun tubuh jelita tidak ada yang lolos dari jamahan jari jemari Leo. Tangganya menggerayangi dengan lembut. Bibir Leo tidak henti hentinya memberikan kecupan di manapun dia mendarat. Terasa hangat dan nikmat.
Tidak hanya sekali, Tapi berlangsung hingga 3 kali. Permainan kedua berlangsung setelah Leo terbangun dan melakukan sholat malam. Matanya melihat tubuh mulus istrinya yang tersibak dari selimut. Entah mengapa semenjak hamil, bagi Leo jelita terlihat begitu menggoda. Tapi Jelita yang merasa tidak percaya diri semenjak hamil, membuatnya tidak suka ketika Leo memujinya.
Kerja kelompok itu terjadi lagi tanpa penolakan. Sampai yang ketiga kalinya terjadi lagi sebelum adzan subuh. Setelah menunaikan kewajiban suami istri mereka lantas menunaikan kewajiban kepada Tuhannya.
Flashback off.
"Iya, ga papa besok libur yang penting masih bisa ngedusel gini sama kamu Ma!" Jawab Leo sambil membenamkan kepalanya ke buah dada istrinya.
"Mah" Tanya Jelita yang tidak mengerti.
"Iya, aku mau kita latihan panggil kamu dengan sebutan Mama" Ucap Leo yang memasang wajah manisnya.
"Iya, terserah kamu ajalah Mas. Mas ga kerja? udah jam 7 loh." Kata Jelita sambil mengaktifkan ponselnya.
"Enggak." jawab Leo singkat.
"Ih kok males malesan? Yang rajin dong." Kata Jelita yang sebenarnya mencari alsan agar bisa berada di rumah sendirian.
"Ga mau. Aku belum puas kangen kangen sama Kamu Ma." Kata Leo dengan manja.
Jelita mendengus kesal dan memutar bola matanya dengan malas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Butet Sianturi
Dika& Farhan🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 mentega pula Iyah Khan ahhaahaahhhahahahabahahhaha
2021-04-09
1
Anggra
ada" aja Dika ma Farhan lama ga dikeluarin ntar jd mentega🤣🤣😜😜😜
2021-03-10
1