***Kalau tidak suka, jangan di paksakan untuk membaca ya. Silahkan cari cerita lain🙏.
Jangan lupa tetap jaga kesehatan, pakai masker dan cuci tangan***.
Sungguh di luar dugaan ternyata walaupun Farhan di dalam hatinya masih mencintai Tata. Tapi dia tidak memanfaatkan keadaan sulit Tata. Farhan masih ingin melihat Tata bersama orang yang di cintainya.
"Ta, Maafkan aku. Tapi bayimu juga berhak tau siapa Ayahnya." Batin Farhan sambil menatap awan dan duduk merenung di taman.
Sedangkan Leo sudah meluncur mencari keberadaan mantan istrinya.
Dua jam perjalanan, Leo melaju dengan cepat hingga akhirnya sampai di sebuah rumah Papan kecil di tengah Perkebunan sayuran. Ada banyak rumah yang berjejer tetapi dengan jarak yang cukup jauh.
Tata sedang duduk di bawah pohon dengan memakai baju daster. Tata sedang menikmati semilir angin sambil melahap rujak mangga. Ibu Dewi dan Caca masih pergi ke pasar untuk berbelanja kebutuhan mingguan mereka. Sesekali tangannya mengelus Elus perutnya dan berbicara dengan jabang bayinya.
Leo tadinya berhenti dan berniat untuk menanyakan alamat. Tetapi Leo masih hapal betul dengan postur tubuh mantan istrinya.
Dari dalam mobil Leo memperhatikan Tata. Perlahan Leo turun dan berjalan menghampiri Tata. Tiba tiba Leo menarik tangan Tata dengan kuat dan memasukkannya kedalam mobilnya.
Tata yang masih syok hanya bisa diam dan mlongo mengamati wajah di hadapannya. Dengan sigap Leo langsung mengunci pintu mobilnya. Tata yang sudah tersadar kini berusaha untuk keluar.
"Mas? buka pintunya! Buka Mas!" Teriak Tata.
Leo tidak berbicara tapi hanya melihat wajah dan beralih melihat perut Tata.
"Ta, sayang! Aku mohon kamu jangan berteriak. Jangan buat anak kita stress." Kata Leo dengan lembut.
"Anak kita? Anak kita kamu bilang? Ini Anak aku Mas." Ucap Tata dengan nada kesal.
"iya, iya Maafin Mas Ta. Mas sudah benar benar bodoh menelantarkan kalian selama ini." Ucap Leo penuh sesal.
"Cih! Baru bilang seperti ini sekarang? kemarin kemarin kemana kamu Mas? Dimasa awal aku mulai hamil, Di saat aku butuh kamu, Di saat masa mediasi sidang kita?" Tandas Tata penuh amarah.
"Ta, saat itu aku tidak bisa memilih. Tiara saat itu sedang sakit keras. Dia dalam keadaan lemah, Yang dia ingat adalah aku sebagai pacarnya. Dia terkena tumor otak ganas Ta." Ucap Leo mencoba menjelaskan.
"Aku tau, aku tau Mas. Apapun itu dia sudah bukan tanggung jawabmu lagi. Dia masa lalumu sedang aku dan kedua anakmu ini adalah masa depanmu. Tapi apa? Jangankan waktu, perhatian pun kamu sudah tidak ada."
"Kamu tau, berapa banyak makanan yang setiap hari aku buang karena kamu selalu tidak ada waktu hanya untuk sekedar menemaniku sarapan. Tapi kamu selalu ada waktu untuk dia. Semuanya sudah cukup jelas Mas." Kata Tata dengan terisak.
"Ta, Maaf! Maafkan aku Ta. Beri aku kesempatan. Aku tidak ingin kehilangan kalian." Seru Leo yang kini menangis.
"Tidak, hubungan kita sudah berakhir. Kamu bilang dia lemah dan sakit keras. Bagaimana dengan aku dan anak ini. Apa kamu tau masa sulitku di awal kehamilan?"
"Aku sering jatuh pingsan karena menahan sakit kepala dan mual." Ujar Tata dengan emosi.
"Kenapa kamu tidak kasih tau Mas sayang." Ucap Leo dengan suara yang bergetar.
"Untuk apa? toh aku cuma hamil kan dan tidak sakit keras ataupun mau mati. Sekarang kamu kesini dan mencariku ketika dia sudah hilang ingatan akan memori kalian? Bagimu aku ini apa? Tong sampah?!" Seru Tata dengan mata yang sembab.
"Ta, Sayang. Dengarkan Mas. Mas berjanji akan menjadi suami dan Ayah yang baik. Beri Mas kesempatan, tolong!" Kata Leo mengiba di selingi tetes air mata yang jatuh.
"Cukup Mas cukup! Aku sudah mulai menata hati di sini. Aku mulai mendapatkan ketenangan disini. Aku mulai menyusun hati yang remuk ini. Jadi tolong, jangan buat aku semakin tertekan akan hal ini. Perdebatan ini sudah tidak ada gunanya lagi." Kata Tata dengan tegas.
"Ta, Maafkan Mas." Ucap Leo sambil menangkup wajah Tata.
"Mas, to..." Kata kata Tata terputus.
Leo tiba tiba mencium dan ******* bibir Tata dengan paksa yang bercampur asinnya air mata. Tata berusaha menolak dan mengelak. Tapi tenaga Tata tak sebanding dengan tenaga Leo.
"Aku sungguh merindukan kalian!" Ucap Leo yang kini beralih menghadap ke perut buncit Tata.
"Nak, Maafkan Papa ya. Papa sudah menyakiti Mama dan Kalian. Kalian boleh menghukum Papa, tapi tolong jangan berada jauh dari Papa." Kata Leo sambil sesenggukan dan mencium perut Tata berkali kali.
Tata sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya Kelu Seperti terkunci rapat. Mereka berdua sama-sama menangis sedih akan keadaan mereka.
Tata perlahan membuka kunci pintu mobil lalu turun dengan satu kaki. Kali ini Leo sudah tidak menahannya. Tata menatap kearah Leo tetapi Leo hanya terdiam.
"Keluarlah, aku sadar sekarang aku sudah banyak menyakiti kalian. Kamu berhak untuk bahagia, dan untuk anak anak kita aku tetap akan memenuhi tanggung jawabku sebagai Papa." Kata Leo dengan wajah menunduk dan suara parau karena tangisan.
Tata turun dan berjalan memasuki rumah. Sedangkan Leo masih terus saja berada di dalam mobilnya dan menangis sendirian di sana.
Tata pun melakukan hal yang sama, Dia menangis tersedu sedu di dalam kamarnya.
"Kalian sudah ketemu Papa kan? Kalian lihat betapa keras kepalanya Papa kalian. Maafkan Mama ya yang tidak bisa menuruti keinginan kalian." Ucap Tata sambil mengelus-elus perutnya.
Tiba tiba Mama Elfa datang bersama Pak Eko dan juga Bella. Mama Elfa langsung mengetuk pintu rumah Tata. Tata keluar dengan mata sembab dan menghapus air matanya.
Mama Elfa mencoba menjelaskan semuanya kepada Tata. Tata tidak menjawab dan hanya menangis. Semua yang terjadi salah kesalahpahaman karena kurangnya keterbukaan Anatar pasangan.
Pak Eko menarik tangan majikannya dan mengajaknya masuk. Ibu Dewi yang baru saja pulang dari pasar juga ikut duduk dan mendengarkan keseluruhan dan awal mula kesalah ini bermula.
Bella juga mulai berbicara sekaligus bersaksi dan menjelaskan keadaan yang sebenarnya.
"Sekarang semuanya terserah sama kamu Nak. Suamimu mengajak rujuk. Pikirkanlah baik baik, ingat anak anakmu." Kata ibu Dewi.
"Tidak Bu, semuanya sudah berakhir. Perdebatan atau apapun ini tidak akan merubah fakta jika hatiku pernah terluka. Aku hanya ingin menjalani hidup yang tenang."
"Biarkan aku memikirkan ini sendiri" Kata Tata sambil berlalu pergi menuju ke kamar tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments