15. Pertengkaran ini sudah tidak berarti.

***Kalau tidak suka, jangan di paksakan untuk membaca ya. Silahkan cari cerita lain🙏.

Jangan lupa tetap jaga kesehatan, pakai masker dan cuci tangan***.

Sungguh di luar dugaan ternyata walaupun Farhan di dalam hatinya masih mencintai Tata. Tapi dia tidak memanfaatkan keadaan sulit Tata. Farhan masih ingin melihat Tata bersama orang yang di cintainya.

"Ta, Maafkan aku. Tapi bayimu juga berhak tau siapa Ayahnya." Batin Farhan sambil menatap awan dan duduk merenung di taman.

Sedangkan Leo sudah meluncur mencari keberadaan mantan istrinya.

Dua jam perjalanan, Leo melaju dengan cepat hingga akhirnya sampai di sebuah rumah Papan kecil di tengah Perkebunan sayuran. Ada banyak rumah yang berjejer tetapi dengan jarak yang cukup jauh.

Tata sedang duduk di bawah pohon dengan memakai baju daster. Tata sedang menikmati semilir angin sambil melahap rujak mangga. Ibu Dewi dan Caca masih pergi ke pasar untuk berbelanja kebutuhan mingguan mereka. Sesekali tangannya mengelus Elus perutnya dan berbicara dengan jabang bayinya.

Leo tadinya berhenti dan berniat untuk menanyakan alamat. Tetapi Leo masih hapal betul dengan postur tubuh mantan istrinya.

Dari dalam mobil Leo memperhatikan Tata. Perlahan Leo turun dan berjalan menghampiri Tata. Tiba tiba Leo menarik tangan Tata dengan kuat dan memasukkannya kedalam mobilnya.

Tata yang masih syok hanya bisa diam dan mlongo mengamati wajah di hadapannya. Dengan sigap Leo langsung mengunci pintu mobilnya. Tata yang sudah tersadar kini berusaha untuk keluar.

"Mas? buka pintunya! Buka Mas!" Teriak Tata.

Leo tidak berbicara tapi hanya melihat wajah dan beralih melihat perut Tata.

"Ta, sayang! Aku mohon kamu jangan berteriak. Jangan buat anak kita stress." Kata Leo dengan lembut.

"Anak kita? Anak kita kamu bilang? Ini Anak aku Mas." Ucap Tata dengan nada kesal.

"iya, iya Maafin Mas Ta. Mas sudah benar benar bodoh menelantarkan kalian selama ini." Ucap Leo penuh sesal.

"Cih! Baru bilang seperti ini sekarang? kemarin kemarin kemana kamu Mas? Dimasa awal aku mulai hamil, Di saat aku butuh kamu, Di saat masa mediasi sidang kita?" Tandas Tata penuh amarah.

"Ta, saat itu aku tidak bisa memilih. Tiara saat itu sedang sakit keras. Dia dalam keadaan lemah, Yang dia ingat adalah aku sebagai pacarnya. Dia terkena tumor otak ganas Ta." Ucap Leo mencoba menjelaskan.

"Aku tau, aku tau Mas. Apapun itu dia sudah bukan tanggung jawabmu lagi. Dia masa lalumu sedang aku dan kedua anakmu ini adalah masa depanmu. Tapi apa? Jangankan waktu, perhatian pun kamu sudah tidak ada."

"Kamu tau, berapa banyak makanan yang setiap hari aku buang karena kamu selalu tidak ada waktu hanya untuk sekedar menemaniku sarapan. Tapi kamu selalu ada waktu untuk dia. Semuanya sudah cukup jelas Mas." Kata Tata dengan terisak.

"Ta, Maaf! Maafkan aku Ta. Beri aku kesempatan. Aku tidak ingin kehilangan kalian." Seru Leo yang kini menangis.

"Tidak, hubungan kita sudah berakhir. Kamu bilang dia lemah dan sakit keras. Bagaimana dengan aku dan anak ini. Apa kamu tau masa sulitku di awal kehamilan?"

"Aku sering jatuh pingsan karena menahan sakit kepala dan mual." Ujar Tata dengan emosi.

"Kenapa kamu tidak kasih tau Mas sayang." Ucap Leo dengan suara yang bergetar.

"Untuk apa? toh aku cuma hamil kan dan tidak sakit keras ataupun mau mati. Sekarang kamu kesini dan mencariku ketika dia sudah hilang ingatan akan memori kalian? Bagimu aku ini apa? Tong sampah?!" Seru Tata dengan mata yang sembab.

"Ta, Sayang. Dengarkan Mas. Mas berjanji akan menjadi suami dan Ayah yang baik. Beri Mas kesempatan, tolong!" Kata Leo mengiba di selingi tetes air mata yang jatuh.

"Cukup Mas cukup! Aku sudah mulai menata hati di sini. Aku mulai mendapatkan ketenangan disini. Aku mulai menyusun hati yang remuk ini. Jadi tolong, jangan buat aku semakin tertekan akan hal ini. Perdebatan ini sudah tidak ada gunanya lagi." Kata Tata dengan tegas.

"Ta, Maafkan Mas." Ucap Leo sambil menangkup wajah Tata.

"Mas, to..." Kata kata Tata terputus.

Leo tiba tiba mencium dan ******* bibir Tata dengan paksa yang bercampur asinnya air mata. Tata berusaha menolak dan mengelak. Tapi tenaga Tata tak sebanding dengan tenaga Leo.

"Aku sungguh merindukan kalian!" Ucap Leo yang kini beralih menghadap ke perut buncit Tata.

"Nak, Maafkan Papa ya. Papa sudah menyakiti Mama dan Kalian. Kalian boleh menghukum Papa, tapi tolong jangan berada jauh dari Papa." Kata Leo sambil sesenggukan dan mencium perut Tata berkali kali.

Tata sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya Kelu Seperti terkunci rapat. Mereka berdua sama-sama menangis sedih akan keadaan mereka.

Tata perlahan membuka kunci pintu mobil lalu turun dengan satu kaki. Kali ini Leo sudah tidak menahannya. Tata menatap kearah Leo tetapi Leo hanya terdiam.

"Keluarlah, aku sadar sekarang aku sudah banyak menyakiti kalian. Kamu berhak untuk bahagia, dan untuk anak anak kita aku tetap akan memenuhi tanggung jawabku sebagai Papa." Kata Leo dengan wajah menunduk dan suara parau karena tangisan.

Tata turun dan berjalan memasuki rumah. Sedangkan Leo masih terus saja berada di dalam mobilnya dan menangis sendirian di sana.

Tata pun melakukan hal yang sama, Dia menangis tersedu sedu di dalam kamarnya.

"Kalian sudah ketemu Papa kan? Kalian lihat betapa keras kepalanya Papa kalian. Maafkan Mama ya yang tidak bisa menuruti keinginan kalian." Ucap Tata sambil mengelus-elus perutnya.

Tiba tiba Mama Elfa datang bersama Pak Eko dan juga Bella. Mama Elfa langsung mengetuk pintu rumah Tata. Tata keluar dengan mata sembab dan menghapus air matanya.

Mama Elfa mencoba menjelaskan semuanya kepada Tata. Tata tidak menjawab dan hanya menangis. Semua yang terjadi salah kesalahpahaman karena kurangnya keterbukaan Anatar pasangan.

Pak Eko menarik tangan majikannya dan mengajaknya masuk. Ibu Dewi yang baru saja pulang dari pasar juga ikut duduk dan mendengarkan keseluruhan dan awal mula kesalah ini bermula.

Bella juga mulai berbicara sekaligus bersaksi dan menjelaskan keadaan yang sebenarnya.

"Sekarang semuanya terserah sama kamu Nak. Suamimu mengajak rujuk. Pikirkanlah baik baik, ingat anak anakmu." Kata ibu Dewi.

"Tidak Bu, semuanya sudah berakhir. Perdebatan atau apapun ini tidak akan merubah fakta jika hatiku pernah terluka. Aku hanya ingin menjalani hidup yang tenang."

"Biarkan aku memikirkan ini sendiri" Kata Tata sambil berlalu pergi menuju ke kamar tidurnya.

Episodes
1 1. Awal jumpa
2 2. Kencan Buta
3 3. Pak Guru
4 4. Bertukar Nomor
5 5. Kedatangan Mama Elfa
6 6. Kedatangan Mama Elfa 2.
7 7. Awal yang sunyi.
8 8. Pagi yang indah.
9 9. Bayang bayang masa lalu
10 10. Membiasakan diri tanpamu.
11 11. Tidak enak badan.
12 12. Bukti kuat.
13 13. Sosok penolong
14 14. Sosok penolong 2.
15 15. Pertengkaran ini sudah tidak berarti.
16 16. Jeda
17 17. Cek kehamilan
18 18. Kesungguhannya
19 19. Awali semuanya dengan doa.
20 20. Menahan sakit.
21 21. Bahagiaku.
22 22. Mengulas masa lalu.
23 23. Keraguan baru
24 24. Kecemburuan Leo.
25 25. Mode senyap
26 26. Petis mangga muda.
27 27. Ayam Bakar.
28 27. Ayam bakar 2.
29 28. Manja sekali
30 30. Memilih nama
31 31. Di atap cafe.
32 32. Mulas mulas
33 33. Pecah
34 34. Tiup tiup
35 35. Kecelakaan beruntun
36 36. Peluk aku cinta
37 37. Lamaran Reza
38 38. Mengunjungi Aira.
39 39. Yes or No.
40 40. Rahasia Jelita
41 41. Rambut siapa ini
42 42. Aku jelek
43 43. Emosi di kamar mandi.
44 44. Hadiah dari Stevie
45 45. Kejutan
46 46. Kejutan 2
47 47. Pernikahan Nana dan Reza.
48 48. Senyuman tanpa pesan.
49 49. Senyuman tanpa pesan 2
50 Papa
51 51. Teman Masa SMP
52 52. Bulan madu yang aneh
53 53. Ucapan belasungkawa dari Farhan
54 54. Sheila
55 55. Tiga bayi
56 56. Lebih sulit dari yang di bayangkan
57 57. Kejujuran Sheila
58 58. Pengasuh baru untuk Leon dan Adine
59 59. Penolakan Sheila
60 60. Perkelahian seru
61 61. K.O
62 62. Menjenguk Dika
63 63. Menjenguk Dika 2
64 64. Tamu tidak terduga
65 65. Duel
66 66. Pengakuan Reza
67 67. Alkohol
68 68. Biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya
69 69. Amukan Farhan.
70 70. Terimakasih Papa
71 71. Mencari waktu yang tepat.
72 72. Luka tembak
73 73. Peranan Beno
74 74. Tatapan Maut
75 75. Wanita selalu benar
76 76. Karya pertama Leon
77 78. Plesetan kata
78 79. Bantuan di pinggir jalan
79 80. Semakin banyak, semakin hangat ( Nia & Reza)
80 81. Sekarung beras
81 Bagian 82.
82 Bagian 83.
83 Bagian 84.
84 Bagian 85.
85 Bagian 86.
86 Bagian 87.
87 Bagian 88.
88 Bagian 89.
89 Ulangan bagian 88.
90 Ulangan bagian 89. Maaf lama dear.
91 Bagian 90. Gunjingan tetangga
92 Bagian 91. Makian dari Katrin
93 Bagian 92. Kepergiannya
94 Bagian 93. Meeting bersama
95 Bagian 94. Mati bukan meninggal
96 Bagian 95. Curahan hati Leon.
97 Bagian 96. Pengakuan Delano.
98 Bagian 97. Jawaban Jelita.
99 bagian 98. Lemas tak berdaya
100 Bagian 99. Siksaan dini hari
101 Bagian 100. akan ku pastikan hidupmu menderita.
102 Bag 101 seperti seorang istri yang ngambek terhadap suaminya.
103 Bagian 102. Kita akhiri saja. Aku menyerah
104 Bagian 103. Menata hati di sana
105 Bagian 104. Mungkin kita memang tidak berjodoh.
106 Bagian 106. Bagasi banyak tapi ringan?
107 Bagian 107. Reseh banget sih
108 Bagian 108. Darimana aku harus memulai semua ini.
109 Bagian 109. Cinta pertamaku, kamu tetap cantik meski seperti itu.
110 Bagian 110. Takdir dari pertemuan adalah perpisahan.
111 Bagian 111. Perdebatan sebelum pesta.
112 Bagian 112. Gelang mahal.
113 Bagian 113. Resepsi
114 Bagian 114. " Kamu sungguh tidak mengenaliku?"
115 Bagian 115. Aku insyaAllah, siap sekarang.
116 Bagian 116. Akulah Keendo
117 Bagian 117. Jadwal produksi
118 Bagian 118. Menggelinding seperti kelereng.
119 Bagian 119. Pelataran rumah sakit
120 Bagian 120. Ketempelan
121 Bagian 121. Selalu salah
122 Bagian 122. Pengen di peluk.
123 Bagian 123. Ngidam hot nampol
124 Bagian 124. Dia yang hamil aku yang gendut.
125 Bagian 125. Kabar gembira untuk Papa Leo.
126 Bagian 126. Mood swing-nya benar-benar menjengkelkan!
127 Bagian 127.
128 Bagian 128. Gangguan teknis.
129 Bagian 129. Was was
130 Bagian 130. Kartika sang mantan
131 Bagian 131. Pertemuan dengan Leo.
132 Bagian 132.
133 Bagian 133.
134 Bagian 134.
135 Bagian 135.
136 Bagian 136.
137 Bagian 137. Bukti belanja
138 Bagian 138. Dingin dan kaku
139 bagian 139. Tukar saja dengan nyawaku.
140 Bagian 140.
141 Bagian 141.
142 Bagian 142
143 Bagian 143.
144 Bagian 144. Apa sakit
145 Bagian 145. Restu dari Leo
146 Bagian 146. Jelita Koma
147 Bagian 147. Suara mendengung
148 Bagian 148. Kamu tetap cantik
149 Bagian 149. Tersadar
150 Bagian 150. Rapuh
151 Bagian 151. Melahapmu
152 Bagian 152. END
Episodes

Updated 152 Episodes

1
1. Awal jumpa
2
2. Kencan Buta
3
3. Pak Guru
4
4. Bertukar Nomor
5
5. Kedatangan Mama Elfa
6
6. Kedatangan Mama Elfa 2.
7
7. Awal yang sunyi.
8
8. Pagi yang indah.
9
9. Bayang bayang masa lalu
10
10. Membiasakan diri tanpamu.
11
11. Tidak enak badan.
12
12. Bukti kuat.
13
13. Sosok penolong
14
14. Sosok penolong 2.
15
15. Pertengkaran ini sudah tidak berarti.
16
16. Jeda
17
17. Cek kehamilan
18
18. Kesungguhannya
19
19. Awali semuanya dengan doa.
20
20. Menahan sakit.
21
21. Bahagiaku.
22
22. Mengulas masa lalu.
23
23. Keraguan baru
24
24. Kecemburuan Leo.
25
25. Mode senyap
26
26. Petis mangga muda.
27
27. Ayam Bakar.
28
27. Ayam bakar 2.
29
28. Manja sekali
30
30. Memilih nama
31
31. Di atap cafe.
32
32. Mulas mulas
33
33. Pecah
34
34. Tiup tiup
35
35. Kecelakaan beruntun
36
36. Peluk aku cinta
37
37. Lamaran Reza
38
38. Mengunjungi Aira.
39
39. Yes or No.
40
40. Rahasia Jelita
41
41. Rambut siapa ini
42
42. Aku jelek
43
43. Emosi di kamar mandi.
44
44. Hadiah dari Stevie
45
45. Kejutan
46
46. Kejutan 2
47
47. Pernikahan Nana dan Reza.
48
48. Senyuman tanpa pesan.
49
49. Senyuman tanpa pesan 2
50
Papa
51
51. Teman Masa SMP
52
52. Bulan madu yang aneh
53
53. Ucapan belasungkawa dari Farhan
54
54. Sheila
55
55. Tiga bayi
56
56. Lebih sulit dari yang di bayangkan
57
57. Kejujuran Sheila
58
58. Pengasuh baru untuk Leon dan Adine
59
59. Penolakan Sheila
60
60. Perkelahian seru
61
61. K.O
62
62. Menjenguk Dika
63
63. Menjenguk Dika 2
64
64. Tamu tidak terduga
65
65. Duel
66
66. Pengakuan Reza
67
67. Alkohol
68
68. Biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya
69
69. Amukan Farhan.
70
70. Terimakasih Papa
71
71. Mencari waktu yang tepat.
72
72. Luka tembak
73
73. Peranan Beno
74
74. Tatapan Maut
75
75. Wanita selalu benar
76
76. Karya pertama Leon
77
78. Plesetan kata
78
79. Bantuan di pinggir jalan
79
80. Semakin banyak, semakin hangat ( Nia & Reza)
80
81. Sekarung beras
81
Bagian 82.
82
Bagian 83.
83
Bagian 84.
84
Bagian 85.
85
Bagian 86.
86
Bagian 87.
87
Bagian 88.
88
Bagian 89.
89
Ulangan bagian 88.
90
Ulangan bagian 89. Maaf lama dear.
91
Bagian 90. Gunjingan tetangga
92
Bagian 91. Makian dari Katrin
93
Bagian 92. Kepergiannya
94
Bagian 93. Meeting bersama
95
Bagian 94. Mati bukan meninggal
96
Bagian 95. Curahan hati Leon.
97
Bagian 96. Pengakuan Delano.
98
Bagian 97. Jawaban Jelita.
99
bagian 98. Lemas tak berdaya
100
Bagian 99. Siksaan dini hari
101
Bagian 100. akan ku pastikan hidupmu menderita.
102
Bag 101 seperti seorang istri yang ngambek terhadap suaminya.
103
Bagian 102. Kita akhiri saja. Aku menyerah
104
Bagian 103. Menata hati di sana
105
Bagian 104. Mungkin kita memang tidak berjodoh.
106
Bagian 106. Bagasi banyak tapi ringan?
107
Bagian 107. Reseh banget sih
108
Bagian 108. Darimana aku harus memulai semua ini.
109
Bagian 109. Cinta pertamaku, kamu tetap cantik meski seperti itu.
110
Bagian 110. Takdir dari pertemuan adalah perpisahan.
111
Bagian 111. Perdebatan sebelum pesta.
112
Bagian 112. Gelang mahal.
113
Bagian 113. Resepsi
114
Bagian 114. " Kamu sungguh tidak mengenaliku?"
115
Bagian 115. Aku insyaAllah, siap sekarang.
116
Bagian 116. Akulah Keendo
117
Bagian 117. Jadwal produksi
118
Bagian 118. Menggelinding seperti kelereng.
119
Bagian 119. Pelataran rumah sakit
120
Bagian 120. Ketempelan
121
Bagian 121. Selalu salah
122
Bagian 122. Pengen di peluk.
123
Bagian 123. Ngidam hot nampol
124
Bagian 124. Dia yang hamil aku yang gendut.
125
Bagian 125. Kabar gembira untuk Papa Leo.
126
Bagian 126. Mood swing-nya benar-benar menjengkelkan!
127
Bagian 127.
128
Bagian 128. Gangguan teknis.
129
Bagian 129. Was was
130
Bagian 130. Kartika sang mantan
131
Bagian 131. Pertemuan dengan Leo.
132
Bagian 132.
133
Bagian 133.
134
Bagian 134.
135
Bagian 135.
136
Bagian 136.
137
Bagian 137. Bukti belanja
138
Bagian 138. Dingin dan kaku
139
bagian 139. Tukar saja dengan nyawaku.
140
Bagian 140.
141
Bagian 141.
142
Bagian 142
143
Bagian 143.
144
Bagian 144. Apa sakit
145
Bagian 145. Restu dari Leo
146
Bagian 146. Jelita Koma
147
Bagian 147. Suara mendengung
148
Bagian 148. Kamu tetap cantik
149
Bagian 149. Tersadar
150
Bagian 150. Rapuh
151
Bagian 151. Melahapmu
152
Bagian 152. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!