Terkadang semua itu terasa berharga ketika mulai sirna. Seperti layaknya cinta, terkadang kita tidak bisa menyadari keberadaanya tapi kita teramat kehilangan saat kepergiannya.
🐇🐇❤️🐇❤️❤️❤️
Setelah perdebatan malam itu. Leo dan Mama Elfa kembali pulang ke kota. Tata dan keluarganya tetap melanjutkan kegiatan mereka seperti biasa.
Tata lebih sering melamun dan menikmati kesendiriannya. Sudah dua bulan sejak malam itu. Setiap bulannya Leo tetap mengirimkan sejumlah uang dan barang barang kebutuhan Tata, Seperti Susu ibu hamil dan Vitamin ibu hamil.
"Ta, Kamu benar benar tidak ingin menemui Leo Nak?"Tanya ibu Dewi sambil membelai rambut Tata.
Tata menitikkan air mata dan mulai duduk lalu menenggelamkan kepalanya ke dekapan ibu Dewi.
"Bu, sebenarnya aku masih membencinya. Tapi di sisi lain, aku merindukannya." Ucap Tata sembari menangis terisak.
"Jangan bohongi hatimu Nak, Jangan juga siksa batinku sendiri. Kesalahannya adalah terlalu baik kepada orang lain. Dia hanya mau meninggalkan penyesalan ketika Tiara pergi."
"Memang, Di dalam kehidupan rumah tangga itu selalu ada masalah sebagai anak tangga. Semakin kita ingin berada di puncak, semakin banyak juga anak tangga yang harus kita pijak."
"Apakah kamu masih mau rujuk dengan suamimu?" Tanya ibu Dewi setelah memberikan nasihat.
Tata masih terdiam dalam tangisnya.
"Aku tidak tau Bu." Jawab Tata dengan tatapan kosong.
"Pikirkan mereka juga, mereka membutuhkan sosok Ayah. Leo itu adalah lelaki baik, sangat baik."
"Ibu ingat waktu dia masih menjadi suamimu. Dia sering menyempatkan mampir ke rumah ibu hanya untuk memberikan uang saku untuk adik adikmu."
"Ingat Nak, Allah akan mempermudah segala urusan kita jika kita tidak mempersulit keadaan orang lain."Ucap ibu Dewi sambil tersenyum menatap mata Tata.
"Ibu....!" Ucap Tata sembari memeluk erat ibunya.
"Apakah aku terlalu egois bu?" Tanya Tata.
"Tidak, Wanita memang harus menunjukkan sisi tegar dan mandirinya. Tapi wanita juga harus berjiwa lapang dan memiliki seribu lapus kesabaran untuk menghadapi lelakinya selagi tidak ada kekerasan yang mengancam jiwa."
"Dan Leo jauh dari itu, dia mencintaimu Ta dan bertanggung jawab penuh kepadamu. Lihatlah wanita lain yang lebih menderita daripada kamu. Kamu harus banyak banyak bersyukur karena mendapat lelaki baik." Kata ibu Dewi.
🐇🐇❤️❤️🐇❤️
"Leo, kamu dimana? gue udah di loby nih." Ucap Farhan melalui sambungan telepon seluler.
"Ya di kantor gue lah. Naik aja, gue lagi sibuk." Kata Leo.
"Masih betah aja tu anak tidur di kantor." Kata Dika sambil berjalan menyusuri loby.
"Gimana lah, Tau sendiri kan dia itu gila kerja. Tambah lagi stres, semakin ngebut aja kerjanya."Ucap Farhan.
Farhan dan Dika sampai di kantor Leo. Dengan hanya memakai kaus dalam dan celana kolor pendek Leo masih sibuk bekerja. Ruang kerja Leo sungguh sudah mirip kamar kost, Dimana lemari besar berdiri di pojokan yang biasanya untuk menyimpan berkas digunakannya untuk menyimpan baju.
Cadangan makanan juga tertata rapi di lemari. Dari semenjak keributan itu, Leo memutuskan untuk tidur di kantor. Setelah melihat bagaimana tempat Tata tidur di rumah kayu yang pas Pasan Leo merasa tidak bisa menikmati kemewahan yang ada di rumahnya seorang diri.
"Pulang lah Le, Ngapain sih tidur di sini?" Tanya Farhan.
"Mana bisa gue, enak enakan tidur di ranjang empuk pakai AC sedangkan istri gue yang lagi hamil tidur di tempat yang begitu. Lu tau kan Han?" Ucap Leo.
Tangan Farhan mulai aktif dengan ponselnya. Farhan melakukan video call dengan Tata tapi menghilangkan suaranya. Tata mengangkat panggilan VC Farhan. Tata hendak menutupnya, tetapi ketika terlihat wajah Leo di video. Sontak jari jemari Tata terhenti. Mata Tata fokus pada gambar yang di lihatnya.
"Terus, lu tidurnya di Mana?" Tanya Dika sambil membuka buka lemari Leo.
"Di Bawah lah, pakai kasur angin itu." Jawab Leo sambil menunjuk kasur angin yang berada di lemari paling bawah.
"Lu ga pengen balik Le?" Tanya Dika.
"Pengen lah. Gue pengen balik dan kumpul lagi sama istri gue. Nyesek gue di rumah sendirian keinget dia dan calon anak anak gue." Jawab Leo jujur yang kini menutup laptopnya.
"Jelek lu sekarang Le!" Ejek Farhan.
"Jelas lah. Ga ada yang ngurus gue, ga tau juga gue jadi males ngapa ngapain apa lagi mandi. Terus belum lagi bau minyak wangi. Huh....! udah, langsung pengen muntah gue. Kadang suka ga enak kalau ketemu sama client." Kata Leo bercerita tentang keanehannya.
"Udah ke dokter tapi katanya gue sehat sehat aja." Sambung Leo.
"Ngidam itu Le. Sama kayak kakak gue dulu. Yang hamil istrinya, yang ribet dia. Segala setiap makan maunya di bungkus pakai daun pisang. Kalau ga gitu ga selera katanya. Heran gue." Ucap Dika.
"Eh, iyakah?"Sahut Leo dengan wajah gembira.
Dika mengangguk.
"Tapi gue bener bener sedih. Gue pengen pas nanti anak gue lahir, gue yang adzanin, gue yang temenin proses persalinannya. Gue mau ada di sebelah ibu dari anak anak gue saat dia berjuang." Ungkap Leo mengutarakan keinginannya.
Tata menangis dan tidak bisa membendung rasa haru mendengar ucapan Leo. Panggilan itu di akhiri oleh Tata yang kini tengah menangis dan merenung seorang diri sambil mengusap lembut perutnya.
"Apakah Mama terlalu egois nak?"
"Apakah Mama memberi jeda terlalu lama untuk niat baik Papa kalian?"
"Apakah Mama masih terlalu menjaga gengsi untuk mengakui perasaan Mama terhadap Papa kalian?"
❤️❤️🐇🐇❤️❤️
Tata kembali ke kota untuk melakukan pemeriksaan kehamilan rutin. Tata sengaja untuk meluangkan waktu untuk mampir ke cafe paman Lukman. Banyak Nasihat yang di dapatkan dari pertemuannya dengan paman Lukman.
Tata juga memutuskan untuk menginap di rumah Paman Lukman dan ingin bertemu dengan Nita. Mereka berjanji untuk bertemu di Cafe.
Tata duduk menghadap jendela besar yang menghadap ke jalanan. Tata melamun dan tidak mengetahui jika Leo juga datang berkunjung untuk membeli 4 buah cangkir kopi.
Saat Leo tengah berbalik, secara tidak sengaja mereka saling beradu pandang. Seketika Leo langsung menghampiri meja Tata. Bukan tanpa alasan, tapi paman Lukman yang memberitahukan kepada Leo tentang keberadaan Tata melalui secuil kertas kecil yang menempel di cup kopi.
Leo langsung menghampiri meja Tata, Matanya berkaca kaca.
"Sayang, Kamu di sini?" Ucap Leo sambil duduk di sebelah Tata.
Tata hanya diam.
"Sedang apa kamu di sini?" Tanya Leo lagi.
Batin Leo sudah meledak ledak. ingin sekali dia memeluk erat dan menciumi wajah Tata. Kerinduannya teramat besar, Rasa cintanya menyelimuti seluruh angannya. Namun apa daya Leo harus menahan semua hasratnya. Leo tidak ingin Tata berlari menjauh atau bahkan tertekan karena kehadirannya. Jeda yang di berikan oleh Tata teramat menyiksa bagi Leo.
"Beli kopi banyak banget?" Tanya Tata tiba tiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Anggra
nyesek dech😔😔
2021-03-10
1