Beberapa bulan berlalu dan kini Leo sudah menjadi pelanggan tetap di Cafe tempat Jelita bekerja.
Bisa dibilang sekarang mereka menjalin hubungan pertemanan. Leo adalah orang yang ramah dan baik. Sementara Tata adalah pribadi yang ceria dan suka bergaul dengan banyak orang.
Malam ini Leo datang bersama teman lamanya. Mereka tidak sengaja bertemu di jalan sepulang bekerja.
Mereka asik berbincang bersama. Tata malam ini masuk sif malam sehingga dari tadi Leo tidak melihat keberadaan Tata.
Sudah berbulan bulan mereka sering bertegur sapa tetapi Leo maupun Tata masih belum punya nomor telepon satu sama lain.
"Sibuk apa sekarang? kamu udah nilah?" Tanya Leo kepada Farhan.
"Belum, lah. Masih betah jomblo aja ini." Jawab Farhan sambil menikmati ice coffee.
"Sama." sahut Leo dengan tawa kecilnya.
"Loh, bukannya waktu itu. Tiara?" Kata Farhan mencoba mengais masa lalu.
"Ah, jangan di bahas Han. Muak aku sama dia." Ketus Leo sambil memasang raut kusam.
"Kenapa?" tanya Farhan menelisik.
"Ah, udahlah. Aku sedang mendekati gadis kecil sekarang. Sepertinya aku mulai menyukainya." Kata Leo dengan suara lembut.
"Uhuk.... uhuk...! Kamu pedophilia sekarang Le?"Cletuk Farhan ngawur.
"Enak aja. Maksudku selisih umur yang jauh. Bukan gadis kecil anak TK ya." Jawab Leo dengan nada kesal.
"Hahaha....! kirain." kata Farhan yang mulai fokus pada pandangan lain.
"Tata!" Seru Farhan memanggil Jelita.
Jelita yang baru saja masuk kerja langsung menoleh dan menghampiri meja tempat Farhan dan Leo berbincang. Sementara itu Leo mengerutkan dahinya karena bingung. Bagaimana Farhan bisa mengenal Jelita.
"Eh, Bapak!" Seru Lita sambil menjabat tangan dan mencium punggung tangan Farhan.
"Kamu bekerja di sini?" Tanya Farhan.
"Iya pak. Bapak sudah lama di sini?" Tanya Tata.
Sementara mereka berbincang hangat, Leo malah pura pura sibuk dengan ponselnya. Wajahnya terlihat tidak suka melihat keakraban mereka berdua.
"Lumayan, kenalkan ini teman Bapak." Kata Farhan.
"Oh, pak Leo?" sapa Tata dengan tersenyum manis menyapa Leo.
"Kalian sudah saling kenal?"tanya Farhan sambil menatap Leo Seperti meminta jawaban.
"Iya. Aku pelanggan tetap di sini." kata Leo.
"Ketemu kiyai apa, pake cium tangan segala. Huh!!" Batin Leo kesal.
"Khusus untuk hari ini, Bapak saya yang traktir." Kata Tata dengan tersenyum.
"Eh, ga usah Ta. Biar kami bayar sendiri." Ucap Farhan yang merasa tidak enak.
"Ga apa apa pak. Bapak kan mantan guru saya, jarang jarang kita bisa ketemu seperti ini. Jangan di tolak ya pak!" Kata Tata.
"Ya, sudah kalau kamu memaksa." Balas Farhan.
Jelita kembali bekerja dan Leo kembali berbincang dengan Farhan. Mereka saling mengingat memori lama mereka.
🐇🐇🐇🐇
"Hallo, Leo." kata Mama Elfa di ujung panggilan telepon seluler.
"Iya Ma. " jawab Leo.
"Leo, sebenarnya kamu ini niat mau menikah enggak sih? Mama capek ya, kamu selalu membuat alasan alasan yang berbelit-belit."
"Kenapa itu kemarin kamu pakai acara naik kursi roda segala?" Tanya Mama Elfa.
"Leo habis jatuh dari tangga waktu itu Ma. Lumayan parah sih, tulang kering Leo retak."Jawab Leo.
"Kamu ini ya, terus kenapa ga kasih kabar ke Mama? Pokoknya hari ini Mama mau pulang."Kata Mama Elfa.
"Leo tau kalau Mama bakal panik dan berlebihan. Leo udah pulih Ma. Leo baik baik saja."Jawab Leo.
"Ga mau tau, pokoknya Mama mau pulang. Mama udah ga tahan mau ngomelin kamu. Tunggu aja!"Kata Mama Elfa dan menutup panggilan telepon.
"Ah...! Mama balik? Bakalan ribet semua ini urusan." Kata Leo.
"Pasti istri lagi, istri lagi yang di bahas." Keluh Leo sambil duduk di ranjang dengan rambut yang berantakan.
"Kudu gimana ini Ya Rabb?!" Teriak Leo sambil mengusap kasar wajahnya.
🐇🐇🐇🐇
"Ta, kamu saya antar ya?" Kata Farhan yang berdiri menunggu Tata di depan Cafe.
"Loh, Bapak belum pulang?" tanya Tata.
"Belum, Tadi ada urusan. Tapi, balik lagi kesini karena kita kan se arah."Kata Farhan mencari Alasan.
"Yasudah, Ayok!" Kata Tata dengan wajah yang manis.
"Ah, senyum itu. Tetap sama, Bisakah sekarang? Ah, tidak... tidak ...! aku harus bersabar dan pelan pelan." Batin Farhan ketika berjalan bersama dengan Tata.
Sementara dari kejauhan sepasang mata mengawasi dua orang yang sedang berjalan bersama sambil berbincang ini.
"Farhan, dia? apa dia juga, dengan Tata?" Gumam Leo dengan pandangan yang fokus mengamati keduanya.
"Baru saja aku ingin membuka hati. Apa iya aku juga harus bersaing dengan teman dekatku sendiri?"Batin Leo yang memutar balik mobilnya.
🐇🐇🐇🐇🐇
"Eh, tunggu tadi Tata bilang jika Farhan adalah mantan gurunya. Atau jangan jangan Farhan sudah dari lama memiliki perasaan kepadanya? Atau aku saja yang terlalu berlebihan?"
"Shehh... ! Semua ini membingungkan." Gumam Leo sambil mengemudi.
Tin.....! Tin....!
Brugh!
Leo menabrak pesepeda, Tubuh mungil pesepeda itu tersungkur ke taman. Leo sontak berhenti dan memeriksa keadaan pesepeda itu. Anak SD perempuan sekitar umur 10 tahun.
Kecemasan nampak di wajah Leo. Sementara anak itu meringis kesakitan memegangi kakinya. Dengan sigap Leo membopong dan membawa anak itu kerumah sakit.
Kepanikan semakin bertambah ketika anak itu pingsan. Leo menjadi semakin kebingungan.
🐇🐇🐇🐇
"Bu, Tata pulang!" Seru Tata yang baru saja pulang.
"Iya, kamu tadi ada ketemu Caca enggak kak di jalan?" Tanya ibu Dewi panik.
"Tidak, Bu. memang kemana Caca?" tanya Tata sambil melepas sepatunya.
"Tadi adek nganterin pesanan Bu Yuli kak. Tapi kok belum pulang. ibu takut kalau adek ada apa apa kak." Jawab Nana yang juga ikut panik.
Sudah jam 10 malam, Mereka masih menunggu Caca. Belum juga ada kabar. Tanpa berlama lama, Tata mulai menyusuri rute kerumah Bu Yuli.
Tidak di temukan jejak apapun. Tata duduk di tepi taman dan mengusap air matanya. Badannya juga terasa sangat lelah. Tak lama ponselnya berdering, Ibu Dewi menelpon Tata.
Tata bergegas pulang sambil berlari,. Tata terengah engah ketika sampai di rumah. Di lihatnya Rumah sudah penuh dengan para tetangga dan ada mobil sedan hitam yang terparkir di depan rumahnya.
Tata berlari masuk kedalam rumah dan betapa terkejutnya dia melihat Caca. Tata mulai melemas dan ambruk begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments