"Kak Leo, Tata? kalian sudah rujuk?" Tanya Nita yang kini duduk bersama mereka.
"Tidak, kami hanya tidak sengaja bertemu." Jawab Tata mendahului Leo yang hendak menjawab.
"Iya kami hanya tidak sengaja bertemu." Sahut Leo menyambung ucapan Tata.
"Aku permisi dulu ya." Ucap Leo yang kemudian pergi meninggalkan keduanya yang tengah asik berbincang.
Tata menatap punggung Leo hingga tak terlihat lagi tertelan jarak pandang dan bangunan. Sementara Leo menitikan air mata dengan ratapan di dalam hatinya.
"Kamu masih sangat mencintainya Ta?"Ucap Nita tiba tiba memecah lamunan Tata.
"Aku tidak tau Nit!" jawab Tata sambil mengusap perlahan perutnya.
"Dari semua curhatan mu selama ini, aku masih bisa melihat Kilauan cinta kalian." Kata Nita sambil meminum kopi yang sudah di pesan Tata terlebih dahulu.
"Kamu tau, Kak Leo ternyata teman bisnis papaku. Kak Leo terkenal sangat disiplin dan loyal di kalangan generasi penerus perusahaan. Prestasinya sangat bagus, sehingga banyak teman teman Papa yang ingin menikahkan putrinya dengan kak Leo." Ucap Nita.
"Masa?" Jawab Tata cuek.
"Ta, aku serius. Kamu itu beruntung bisa mendapatkan dia. Tapi, kamu juga harus lebih kuat dan berjuang keras. Dia Ayah dari bayimu, Kamu mau mencari sosok laki laki seperti apa yang bisa dengan tulus menyayangi anak anakmu kelak?"
"Rujuk sajalah Ta. Buang Gengsi mu dan ego mu jauh jauh." Ucap Nita.
"Kok kamu jadi belain dia sih?" Ketus Tata.
"Ga belain dong sayang. Aku cuma bilang yang seharusnya." Jawab Nita.
"Kamu dan ibu sama saja! Malah belain Mas Leo." Gerutu Tata dengan kesal.
"Udah, jangan marah marah. Ga bagus buat ibu hamil." Kata Nita sambil tersenyum menggoda Tata.
Mereka lantas berjalan berdua dan melewati Leo yang ternyata masih duduk di bangku yang berada di bawah pohon dekat dengan Cafe. Entah apa yang ada di kepala Nita, tetapi tiba tiba saja dia berlari menghampiri Leo.
"Kak, bisa minta tolong." Ucap Nita mengagetkan Leo.
"Apa ada apa? Apa Tata merasakan kontraksi?" Ucap Leo dengan nada khawatir.
"Tidak kak, tapi aku ada urusan mendadak. Kakak bisa kan temani dia untuk periksa kehamilan?" Ucap Nita.
Tata hanya bisa memperhatikan mereka dari kejauhan karena akhir akhir ini Tata sering merasakan sakit di pinggangnya. Tak jarang Tata menitikan air mata ketika ingin bangkit dari duduknya. Terasa amat sakit hingga menusuk dan seperti tertarik urat urat yang ada di pinggangnya.
Tata berjalan perlahan sambil sesekali berhenti dan mengusap perut besarnya.
"Aku rasa dia yang tidak mau Nit. Aku tidak mau memaksakannya lagi Nit." Jawab Leo seperti enggan memaksa kehendak Tata kembali.
"Tidak kak, aku yakin Tidak. Sudahlah jangan takut, Kakak juga masih punya hak atas dia. Terutama dua bayi di dalam perut besarnya itu. Apa kakak tidak kasihan melihat dia yang kesusahan berkalan?" Tanya Nita yang sengaja memancing empati Leo.
Wajah Leo terlihat sendu dan hampir saja menitikkan air mata. Leo berbalik dan kini memsang senyum di wajahnya.
"Baiklah akan aku coba." Kata Leo dengan gurat senyum simpul.
Nita berlari lagi menghampiri Tata dengan wajah bahagia.
"Ta, Maaf ya Ini Cecil badannya panas. Jhon sedang ada meeting. Jadi aku ga bisa temenin kamu Ta. Kamu sama Kak Leo ya?" Ucap Nita menerangkan.
"Apa? Enggaklah aku sendiri saja." Ucap Tata menolak.
"Jangan keras kepala Ta. Dia Ayah dari anakmu, Dia juga punyak hak yang sama denganmu atas mereka. Ta, sama Kak Leo ya!" Bujuk Nita.
"Pokoknya ia, bye Ta! aku buru buru." Kata Nita sambil berlari meninggalkan Tata.
"Nit! Nit!" Teriak Tata memanggil Nita yang sudah menghilang.
"Kalau kamu ga mau ga Papa Ta. Aku suruh pak Eko saja yang temani kamu ya." Ucap Leo dengan lembut.
"Ingin sekali aku memelukmu Ta." Batin Leo yang kini menatap Tata penuh dengan kasih.
"Ga papa, sama Mas Leo aja." Jawab Tata lirih.
Leo sangat berbahagia mendengar ucapan Tata. Dengan spontan, Leo mendekap erat tubuh Tata dan mengecup kening Tata.
"Makasih sayang, Makasih!" Seru Leo dengan gembira masih dengan memeluk erat tubuh Tata.
Tata hanya bisa terdiam saat Leo memeluknya. Ada kebahagian besar yang di sembunyikannya.
"Mas,Lepas. ingat, kita sudah bukan suami istri lagi." Kata Tata dengan wajah datar.
Perlahan Leo merenggangkan pelukannya tapi masih melingkarkan tangannya di pinggang Tata.
"Anak anak Papa, Tolong bujuk Mama kalian ya. Papa ingin berkumpul lagi bersama dengan kalian. Papa ingin menemani Mama dalam proses kelahiran kalian nanti. Papa ingin mengadzani kalian Nak."
"Kalau kalian sayang Papa coba gerak sekarang, Papa mau lihat." Ucap Leo sambil menghadap ke perut Tata.
Tata tersipu mendengar ucapan Leo.
"Lihat mereka saja masih marah sama kamu Mas." Ucap Tata dengan rasa kemenangan.
Tapi tiba tiba, Ada sesuatu yang bergerak di bawah lapisan kulit perut Tata yang membuncit. Leo merasakannya karena tangan Leo kini menempel di perut Tata.
"Sayang, coba lihat ini. Kamu merasakannya kan? Mereka udah ga marah, mereka mau kita bersama lagi sayang!" Ucap Leo dengan antusias.
"Udah ah, Lepas!" Seru Tata yang kemudian berjalan mendahului Leo.
Tata menyembunyikan wajah bahagianya di hadapan Leo.
🐇🐇❤️❤️🐇🐇
"Bell, tolong hubungi Leo. Aku ingin berbicara kepadanya. Aku ingin meminta maaf dengannya." Ucap Tiara dengan suara merintih.
"Iya kak, iya." Jawab Bella dengan menangis tersedu.
Tiara terbangun dari koma dan mulai mengingat semua kejadian yang sudah di alaminya bersama Leo. Tiara juga mengingat saat dia menyembunyikan surat panggilan sidang cerai dari pengadilan agama untuk Leo.
Tiara juga yang selalu berusaha menghalang-halangi Leo untuk menemui Tata. Sebenarnya Tiara tidak berada dalam fase gangguan ingatan pada saat itu. Tapi kelicikannya, membuatnya ingin memiliki Leo kembali setelah tau Leo adalah laki laki yang benar benar baik.
Tiara memanfaatkan keadaan dan penyakitnya untuk mendapatkan simpatik dari Leo. Tapi seiring berjalannya waktu, Tiara mulai benar benar kritis dan Leo berhasil mengungkap kelicikan Tiara.
Bella selalu menjadi alat yang di manfaatkan oleh Tiara dalam meraih beberapa hal. termasuk soal Leo. Sebenarnya, Bella yang terlebih dahulu mengenal dan menyukai Leo. Tapi dengan akal bulus Tiara, Bella Berbah menjadi membenci Leo. Bahkan sampai saat ini.
"Hallo, Leo. Bisa kamu ke rumah sakit sekarang? Kak Tiara kritis, mungkin ini saat saat terakhirnya."Ucap Bella melalui sambungan telepon seluler.
"Maaf, Mas Leo sedang sholat."Jawab Tata.
"Ini, mbak Tata ya? Mbak, tolong bawa Mas Leo ke rumah sakit sekarang bisa? Kak Tiara sudah kritis dan mungkin sudah tidak lama lagi." Ucap Bella menjelaskan.
"Emm,..." Ucap Tata terputus karena Leo menyambar ponsel lalu memutus panggilan.
"Ga usah ledenin lagi Ta, aku ga mau kamu salah paham dan kita bertengkar lagi." Ucap Leo setelah memeriksa panggilan masuk.
"Tapi Mas, Tiara sedang menemui waktu akhirnya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments