5. Kedatangan Mama Elfa

Malam ini Leo datang berkunjung ke Cafe tempat Tata bekerja sebelumnya. Berjam-jam sudah Leo duduk disana menunggu kedatangan Tata tetapi tidak juga nampak batang hidungnya.

Leo semakin gusar hingga akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada pelayan yang sedang bekerja.

"Mas, permisi. Pelayan Atas nama Tata kenapa tidak hadir ya malam ini?" Tanya Leo dengan serius.

"Oh, maksud om Jelita? Dia sudah tidak bekerja di tempat ini lagi. Sudah di terima mengajar katanya di sekolah SMA." jawab pelayan cafe.

"Mengajar di sekolah SMA? Farhan, dia...." Kata Leo yang kemudian beranjak pergi.

Satu hal pasti yang menggelayuti pikiran Leo saat itu adalah Farhan yang memberi peluang kepada Tata untuk menjadi guru.

Flashback on.

"Han, sejak kapan kamu menyukai gadis itu?" Cletuk Leo tiba tiba.

"Maksudmu Le?" Jawab Farhan.

"Aku tau kamu menyukai Tata kan?" Kata Leo dengan wajah serius.

"Hem iya." jawab Farhan jujur.

"Sama, aku juga. Bagaimana kalau kita bersaing secara sehat?" Usul Leo sekaligus menantang Farhan.

"Oh, jadi kamu juga.... Oh, I see. Oke!" Jawab Farhan dengan nada tinggi.

Flashback off.

Tetapi yang terjadi setelah itu adalah Leo mendapat pekerjaan keluar kota hingga membuatnya kalah start. Farhan sudah menunjukkan banyak perkembangan. Bahkan saat ini Tata mengajar di sekolah yang sama dengan Farhan.

"Sial, Sial! goblok!!!" Seru Leo meluapkan emosi.

Leo bergegas menuju ke kediaman Tata.

Di rumah Tata.

"Ca, tolong tutup pintunya dek. Kakak kedinginan." Perintah Tata yang masih sibuk membaca beberapa buku.

"Enggak ah kak, Caca gerah." Jawab Caca.

"Bilang gerah kok pakai jaket. Kamu sehat dek?"Tanya Tata yang mulai khawatir dengan sikap Caca.

"Eh, iya. Gimana ga dingin orang masih gerimis gini. Kalau ga demi Kak Leo, aku males bukain pintu lebar lebar gini." Batin Caca.

"Enggak kak, lagi pengen ngangin aja aku." Ucap Caca berkilah.

Sementara itu Nana sudah tertidur pulas bersama ibu di kamar dan Tata masih mengerjakan tugasnya sedang Caca masih asik menonton TV.

Tiba tiba Leo sudah berdiri di depan pintu. Nafasnya tersengal sengal dan tidak beraturan.

"Tata!" Panggil Leo.

"Astaga, hoah! ngagetin aja ini orang." Gerutu Tata kesal.

"Pak, Ini malam ya. Bapak Dateng Dateng teriak aja. ngagetin tau." Keluh Tata sambil berdiri menghampiri Leo.

Terlihat ruang tamu Tata kini juga penuh bertambah sempit dengan adanya satu lemari belajar milik Caca.

"Aku ingin bicara. Penting!" Kata Leo langsung pada inti.

"Iya, tapi jangan di sini. Kita ke sana saja." Tata menunjuk teras rumahnya.

Mereka duduk berhadap hadapan.

"Kenapa nomor ku kamu block?" Tanya Leo dengan nada kesal.

" Sejak kapan dia pakai aku kamu?" Batin Tata bingung.

"Maaf pak. Tapi saya cuma ingin bapak berhenti mengirim barang barang kebutuhan kami setiap hari. Saya malu pak sama tetangga." Jawab Tata dengan jujur.

"Kenapa kamu selalu berusaha menolak kebaikan ku. Tapi, kamu justru menerima kebaikan Farhan?" Ucap Leo.

"Apa sih bapak ini. Pak Tau tidak kalau saya ini malu. Malu menghadapi bapak yang setiap hari selalu memberikan keluarga saya segala kebutuhan."

"Saya hanya berharap, jika saya bekerja merangkap sebagai guru honorer dan juga buruh di cafe lain maka akan ada sedikit peningkatan. Paling tidak saya bisa mencicil semua yang sudah bapak berikan." Kata Tata dengan meluapkan emosinya.

"Baik, jika kamu ingin membalas. Maka turuti satu hal yang aku minta." Kata Leo

" Katakan apa itu." Ucap Tata mendesak Leo.

"Tapi aku tidak ingin ada penolakan." Kata Leo tegas.

" Apapun itu, akan saya turuti asalkan tidak merendahkan harga diri dan martabat keluarga saya." Jawab Tata dengan lugas.

" Aku ingin, kamu menjadi istriku." Kata Leo tiba tiba.

Tata yang terkejut dan tidak habis pikir hanya bisa diam tertegun dan membeku.

"Istri? apa maksudnya?" Batin Tata heran.

"Kenapa, kamu bahagia sekali ya. Sampai tidak bisa berkata-kata?" Ledek Leo kepada Tata.

"Pernikahan itu bukan hal yang pantas untuk di permainkan. Janji suci dan sakral." Kata Tata memberikan penjelasan.

"Aku sudah tau, untuk itu aku sudah meminta ijin dari ibumu dan beliau juga setuju. Juga kedua adikmu." Kata Leo.

Tata semakin tidak bisa berkata apa-apa. Lidahnya kelu dan membeku tubuhnya diam mematung.

"Pakai ini, Malam ini kamu sudah resmi menjadi tunangan ku." Kata Leo sambil menyematkan cincin di jari manis Tata.

"Menikah denganku tidak akan merendahkan harga diri dan martabat keluargamu." Kata Leo yang sengaja memancing amarah Tata.

Tata hanya diam tanpa ekspresi. Wajah datarnya sendu menatap Leo. Leo bergegas pergi setelah berhasil melamar Tata.

🐇🐇🐇🐇

"Bu, sejak kapan ibu menjalin komunikasi dengan pak Leo?" tanya Tata dengan tatapan kosongnya.

"Sejak dia menyerempet Caca. Bukan hanya ibu, tapi Ki semua. Dia calon menantu yang baik." Puji ibu Dewi kepada Leo.

"Kalian semua penghianat! Bu, aku masih ingin menikmati masa sendiri ku Bu." Rajuk Tata yang tidak siap dengan permintaan Leo.

"Lihat ibu, Semua akan lebih baik jika kamu menemukan pasanganmu. Terkadang Tuhan itu memberikan kita jodoh melalui jalur instan. Jadi kamu terima ya."

"Ibu sangat setuju jika kalian segera menikah. Telinga ibu sudah tidak kuat mendengar cibiran tetangga. Paling tidak jika kamu menikah dengan dia itu akan mengangkat derajat keluarga kita." Kata ibu Dewi membujuk Tata.

"Entahlah, aku pusing!" kata Tata sembari berjalan masuk kedalam kamarnya.

🐇🐇🐇🐇❤️❤️

"Bersiaplah, berdandan secantik mungkin. Persiapkan mentalmu. Malam ini kamu akan menemui calon ibu mertuamu." Isi pesan dari Leo.

Tata menanggapi dengan cuek. Bahkan dia sengaja tidak merias diri atau berpakaian rapi. Itu semua agar Calon Mama mertuanya.

'Apa semua ini aku baru mengenalnya 8 bulan yang lalu. Tiba tiba dia melamar dan mengajak serius? Kita tidak pacaran atau apapun itu. Tidak, tidak!! Aku tidak bisa terjebak dalam situasi yang membingungkan seperti ini.'

'Baik, ya memang baik. Tapi maksud tersembunyi apa yang ada di kepalanya?'

'Kenapa ibu dan adik adikku sekarang lebih menakutkan daripada mata mata?'

'Omelannya tadi tentang pak Farhan. Apa dia mencemburui ku?'

'Ah....! Aku hampir gila!!' Pikir Tata yang masih tidak bisa percaya dengan semua yang terjadi.

Jelita masih berdiri mematung bersandar di pintu.

Pagi ini, Hari Minggu. Leo sudah siap menjemput Tata dengan mobil mewahnya. Tangannya terus saja sibuk mengotak atik ponselnya.

Di dalam rumahnya, Tata sudah bersiap untuk pergi. Ibu Dewi yang masih sibuk memasak tidak mengetahui keberangkatan Tata yang di jemput oleh Leo. Hanya Nana dan Caca yang mengintip dari jendela kamar mereka.

"Gimana? Siap ketemu calon mertua?" Kata Leo tiba tiba di tengah perjalanan.

Episodes
1 1. Awal jumpa
2 2. Kencan Buta
3 3. Pak Guru
4 4. Bertukar Nomor
5 5. Kedatangan Mama Elfa
6 6. Kedatangan Mama Elfa 2.
7 7. Awal yang sunyi.
8 8. Pagi yang indah.
9 9. Bayang bayang masa lalu
10 10. Membiasakan diri tanpamu.
11 11. Tidak enak badan.
12 12. Bukti kuat.
13 13. Sosok penolong
14 14. Sosok penolong 2.
15 15. Pertengkaran ini sudah tidak berarti.
16 16. Jeda
17 17. Cek kehamilan
18 18. Kesungguhannya
19 19. Awali semuanya dengan doa.
20 20. Menahan sakit.
21 21. Bahagiaku.
22 22. Mengulas masa lalu.
23 23. Keraguan baru
24 24. Kecemburuan Leo.
25 25. Mode senyap
26 26. Petis mangga muda.
27 27. Ayam Bakar.
28 27. Ayam bakar 2.
29 28. Manja sekali
30 30. Memilih nama
31 31. Di atap cafe.
32 32. Mulas mulas
33 33. Pecah
34 34. Tiup tiup
35 35. Kecelakaan beruntun
36 36. Peluk aku cinta
37 37. Lamaran Reza
38 38. Mengunjungi Aira.
39 39. Yes or No.
40 40. Rahasia Jelita
41 41. Rambut siapa ini
42 42. Aku jelek
43 43. Emosi di kamar mandi.
44 44. Hadiah dari Stevie
45 45. Kejutan
46 46. Kejutan 2
47 47. Pernikahan Nana dan Reza.
48 48. Senyuman tanpa pesan.
49 49. Senyuman tanpa pesan 2
50 Papa
51 51. Teman Masa SMP
52 52. Bulan madu yang aneh
53 53. Ucapan belasungkawa dari Farhan
54 54. Sheila
55 55. Tiga bayi
56 56. Lebih sulit dari yang di bayangkan
57 57. Kejujuran Sheila
58 58. Pengasuh baru untuk Leon dan Adine
59 59. Penolakan Sheila
60 60. Perkelahian seru
61 61. K.O
62 62. Menjenguk Dika
63 63. Menjenguk Dika 2
64 64. Tamu tidak terduga
65 65. Duel
66 66. Pengakuan Reza
67 67. Alkohol
68 68. Biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya
69 69. Amukan Farhan.
70 70. Terimakasih Papa
71 71. Mencari waktu yang tepat.
72 72. Luka tembak
73 73. Peranan Beno
74 74. Tatapan Maut
75 75. Wanita selalu benar
76 76. Karya pertama Leon
77 78. Plesetan kata
78 79. Bantuan di pinggir jalan
79 80. Semakin banyak, semakin hangat ( Nia & Reza)
80 81. Sekarung beras
81 Bagian 82.
82 Bagian 83.
83 Bagian 84.
84 Bagian 85.
85 Bagian 86.
86 Bagian 87.
87 Bagian 88.
88 Bagian 89.
89 Ulangan bagian 88.
90 Ulangan bagian 89. Maaf lama dear.
91 Bagian 90. Gunjingan tetangga
92 Bagian 91. Makian dari Katrin
93 Bagian 92. Kepergiannya
94 Bagian 93. Meeting bersama
95 Bagian 94. Mati bukan meninggal
96 Bagian 95. Curahan hati Leon.
97 Bagian 96. Pengakuan Delano.
98 Bagian 97. Jawaban Jelita.
99 bagian 98. Lemas tak berdaya
100 Bagian 99. Siksaan dini hari
101 Bagian 100. akan ku pastikan hidupmu menderita.
102 Bag 101 seperti seorang istri yang ngambek terhadap suaminya.
103 Bagian 102. Kita akhiri saja. Aku menyerah
104 Bagian 103. Menata hati di sana
105 Bagian 104. Mungkin kita memang tidak berjodoh.
106 Bagian 106. Bagasi banyak tapi ringan?
107 Bagian 107. Reseh banget sih
108 Bagian 108. Darimana aku harus memulai semua ini.
109 Bagian 109. Cinta pertamaku, kamu tetap cantik meski seperti itu.
110 Bagian 110. Takdir dari pertemuan adalah perpisahan.
111 Bagian 111. Perdebatan sebelum pesta.
112 Bagian 112. Gelang mahal.
113 Bagian 113. Resepsi
114 Bagian 114. " Kamu sungguh tidak mengenaliku?"
115 Bagian 115. Aku insyaAllah, siap sekarang.
116 Bagian 116. Akulah Keendo
117 Bagian 117. Jadwal produksi
118 Bagian 118. Menggelinding seperti kelereng.
119 Bagian 119. Pelataran rumah sakit
120 Bagian 120. Ketempelan
121 Bagian 121. Selalu salah
122 Bagian 122. Pengen di peluk.
123 Bagian 123. Ngidam hot nampol
124 Bagian 124. Dia yang hamil aku yang gendut.
125 Bagian 125. Kabar gembira untuk Papa Leo.
126 Bagian 126. Mood swing-nya benar-benar menjengkelkan!
127 Bagian 127.
128 Bagian 128. Gangguan teknis.
129 Bagian 129. Was was
130 Bagian 130. Kartika sang mantan
131 Bagian 131. Pertemuan dengan Leo.
132 Bagian 132.
133 Bagian 133.
134 Bagian 134.
135 Bagian 135.
136 Bagian 136.
137 Bagian 137. Bukti belanja
138 Bagian 138. Dingin dan kaku
139 bagian 139. Tukar saja dengan nyawaku.
140 Bagian 140.
141 Bagian 141.
142 Bagian 142
143 Bagian 143.
144 Bagian 144. Apa sakit
145 Bagian 145. Restu dari Leo
146 Bagian 146. Jelita Koma
147 Bagian 147. Suara mendengung
148 Bagian 148. Kamu tetap cantik
149 Bagian 149. Tersadar
150 Bagian 150. Rapuh
151 Bagian 151. Melahapmu
152 Bagian 152. END
Episodes

Updated 152 Episodes

1
1. Awal jumpa
2
2. Kencan Buta
3
3. Pak Guru
4
4. Bertukar Nomor
5
5. Kedatangan Mama Elfa
6
6. Kedatangan Mama Elfa 2.
7
7. Awal yang sunyi.
8
8. Pagi yang indah.
9
9. Bayang bayang masa lalu
10
10. Membiasakan diri tanpamu.
11
11. Tidak enak badan.
12
12. Bukti kuat.
13
13. Sosok penolong
14
14. Sosok penolong 2.
15
15. Pertengkaran ini sudah tidak berarti.
16
16. Jeda
17
17. Cek kehamilan
18
18. Kesungguhannya
19
19. Awali semuanya dengan doa.
20
20. Menahan sakit.
21
21. Bahagiaku.
22
22. Mengulas masa lalu.
23
23. Keraguan baru
24
24. Kecemburuan Leo.
25
25. Mode senyap
26
26. Petis mangga muda.
27
27. Ayam Bakar.
28
27. Ayam bakar 2.
29
28. Manja sekali
30
30. Memilih nama
31
31. Di atap cafe.
32
32. Mulas mulas
33
33. Pecah
34
34. Tiup tiup
35
35. Kecelakaan beruntun
36
36. Peluk aku cinta
37
37. Lamaran Reza
38
38. Mengunjungi Aira.
39
39. Yes or No.
40
40. Rahasia Jelita
41
41. Rambut siapa ini
42
42. Aku jelek
43
43. Emosi di kamar mandi.
44
44. Hadiah dari Stevie
45
45. Kejutan
46
46. Kejutan 2
47
47. Pernikahan Nana dan Reza.
48
48. Senyuman tanpa pesan.
49
49. Senyuman tanpa pesan 2
50
Papa
51
51. Teman Masa SMP
52
52. Bulan madu yang aneh
53
53. Ucapan belasungkawa dari Farhan
54
54. Sheila
55
55. Tiga bayi
56
56. Lebih sulit dari yang di bayangkan
57
57. Kejujuran Sheila
58
58. Pengasuh baru untuk Leon dan Adine
59
59. Penolakan Sheila
60
60. Perkelahian seru
61
61. K.O
62
62. Menjenguk Dika
63
63. Menjenguk Dika 2
64
64. Tamu tidak terduga
65
65. Duel
66
66. Pengakuan Reza
67
67. Alkohol
68
68. Biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya
69
69. Amukan Farhan.
70
70. Terimakasih Papa
71
71. Mencari waktu yang tepat.
72
72. Luka tembak
73
73. Peranan Beno
74
74. Tatapan Maut
75
75. Wanita selalu benar
76
76. Karya pertama Leon
77
78. Plesetan kata
78
79. Bantuan di pinggir jalan
79
80. Semakin banyak, semakin hangat ( Nia & Reza)
80
81. Sekarung beras
81
Bagian 82.
82
Bagian 83.
83
Bagian 84.
84
Bagian 85.
85
Bagian 86.
86
Bagian 87.
87
Bagian 88.
88
Bagian 89.
89
Ulangan bagian 88.
90
Ulangan bagian 89. Maaf lama dear.
91
Bagian 90. Gunjingan tetangga
92
Bagian 91. Makian dari Katrin
93
Bagian 92. Kepergiannya
94
Bagian 93. Meeting bersama
95
Bagian 94. Mati bukan meninggal
96
Bagian 95. Curahan hati Leon.
97
Bagian 96. Pengakuan Delano.
98
Bagian 97. Jawaban Jelita.
99
bagian 98. Lemas tak berdaya
100
Bagian 99. Siksaan dini hari
101
Bagian 100. akan ku pastikan hidupmu menderita.
102
Bag 101 seperti seorang istri yang ngambek terhadap suaminya.
103
Bagian 102. Kita akhiri saja. Aku menyerah
104
Bagian 103. Menata hati di sana
105
Bagian 104. Mungkin kita memang tidak berjodoh.
106
Bagian 106. Bagasi banyak tapi ringan?
107
Bagian 107. Reseh banget sih
108
Bagian 108. Darimana aku harus memulai semua ini.
109
Bagian 109. Cinta pertamaku, kamu tetap cantik meski seperti itu.
110
Bagian 110. Takdir dari pertemuan adalah perpisahan.
111
Bagian 111. Perdebatan sebelum pesta.
112
Bagian 112. Gelang mahal.
113
Bagian 113. Resepsi
114
Bagian 114. " Kamu sungguh tidak mengenaliku?"
115
Bagian 115. Aku insyaAllah, siap sekarang.
116
Bagian 116. Akulah Keendo
117
Bagian 117. Jadwal produksi
118
Bagian 118. Menggelinding seperti kelereng.
119
Bagian 119. Pelataran rumah sakit
120
Bagian 120. Ketempelan
121
Bagian 121. Selalu salah
122
Bagian 122. Pengen di peluk.
123
Bagian 123. Ngidam hot nampol
124
Bagian 124. Dia yang hamil aku yang gendut.
125
Bagian 125. Kabar gembira untuk Papa Leo.
126
Bagian 126. Mood swing-nya benar-benar menjengkelkan!
127
Bagian 127.
128
Bagian 128. Gangguan teknis.
129
Bagian 129. Was was
130
Bagian 130. Kartika sang mantan
131
Bagian 131. Pertemuan dengan Leo.
132
Bagian 132.
133
Bagian 133.
134
Bagian 134.
135
Bagian 135.
136
Bagian 136.
137
Bagian 137. Bukti belanja
138
Bagian 138. Dingin dan kaku
139
bagian 139. Tukar saja dengan nyawaku.
140
Bagian 140.
141
Bagian 141.
142
Bagian 142
143
Bagian 143.
144
Bagian 144. Apa sakit
145
Bagian 145. Restu dari Leo
146
Bagian 146. Jelita Koma
147
Bagian 147. Suara mendengung
148
Bagian 148. Kamu tetap cantik
149
Bagian 149. Tersadar
150
Bagian 150. Rapuh
151
Bagian 151. Melahapmu
152
Bagian 152. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!